POLITIK INSTAN
Saat ini banyak politisi yang muncul secara instan itu tidak disertai persiapan yang matang. Kebayakan Politisi yang muncul pasca reformasi adalah politisi instan karena kurang ilmu dan minim persiapan yang nantinya akan berpengaruh terhadap moral bangsa Indonesia.
Bahwa beberapa penyebab dari ketidaksiapan para politisi adalah pembentukan kultur bangsa yang belum selesai. Hal itu ditandai dengan belum dijadikannya kebudayaan nasional sebagai salah satu pedoman dalam berpolitik, selain itu adanya partai islam pun tidak bisa membuat moral bangsa kita semakin baik.
Harapan bangsa dan negara bahwa politisi harus berpihak kepada masyarakat mana politisi yang bermoral dan yang tidak, yang terdidik dan yang tidak sehingga masyarakat bisa memilih politisi yang diharapkan.
Agar politisi yang terjun ke dunia politik untuk lebih mempersiapkan diri dengan baik dan memiliki visi jauh kedepan. Lidah harus dilatih supaya tangkas agar tidak kalah dan harus memiliki visi karena kekuasaan tanpa visi adalah destruktif.
Sebagai contoh dalam 2 hari puncak ketua umum salah satu partai begitu mudah diberikan tanpa proses mekanisme perpolitikan pada umumnya. Bahkan pilpres pun bisa bergulir dengan mudahnya dicalonkan sebagai capres maupun cawapres seperti mirip gaya monarki di alam demokrasi ini. Negara dan bangsa Indonesia ini secara sadar akan diarahkan ke politik dadakan tentunya Jer Basuki Mawa Bea semua pada dasarnya adalah kapital untuk menyelesaikan politik.
Suka tidak suka itulah fenomena politik di negeri kita Indonesia. Mau protes ada jalurnya, Monggo (jw: silahkan) ?
Lantas ? Bagaimana masyarakat apakah sebagai penonton saja.
Suara rakyat adalah suara Tuhan.