GENERASI Z
(gENERASI ALFA)
(lahir tahun1995 hingga 2014)
(lahir tahun1995 hingga 2014)
Generasi Z adalah generasi setelah
Generasi Y, yang didefenisikan sebagai orang-orang yang lahir dalam rentang
tahun kelahiran 1995 sampai 2014.
Definisi rentang umur Generasi Z.
Pada 2012, ketika jurnalis Bruce
Horovitz mengenalkan Generasi Z, rentang umur yang digunakan masih belum jelas.
Tapi istilah itu mulai sering dipakai usai presentasi dari agen pemasaran
Sparks and Honey viral pada 2014. Di sana, rentang umur yang dipakai mendeskripsikan
Generasi Z adalah anak-anak yang lahir 1995 hingga 2014.
Badan statistik Kanada menghitung
Generasi Z mulai dari anak-anak yang lahir pada 1993 sampai 2011. McCrindle
Research Centre di Australia menyebut Generasi Z sebagai orang-orang yang lahir
pada 1995 sampai 2009. MTV lain lagi: mendefinisikan generasi itu sebagai
orang-orang yang lahir selepas Desember 2000.
Terlepas perbedaan tahun tersebut,
mereka semua sepakat kalau Generasi Z adalah orang-orang yang lahir di generasi
internet generasi yang sudah menikmati keajaiban teknologi usai kelahiran
internet.
Bagaimana Generasi Z di Indonesia
Internet hadir di Indonesia pada 1990.
Baru pada 1994, Indonet hadir sebagai Penyelenggara Jasa Internet komersial
perdana di negeri ini. Jadi, mari kita anggap Generasi Z Indonesia adalah
mereka yang lahir pada pertengahan 1990-an sampai medio 2000-an.
Jika Generasi Z pertama adalah mereka
yang lahir pada 1995, artinya orang yang paling tua dari Generasi Z Indonesia
sudah berumur 21 tahun: mereka sudah beranjak dewasa, sudah ikut pemilu,
mencari atau sudah punya pekerjaan, dan hal-hal lain yang bisa memengaruhi
ekonomi, politik, dan kehidupan sosial dunia kini.
Pada dekade terakhir, Generasi Z terus
diteliti. Dari preferensi politik, ekonomi, hingga gaya hidup. Sebab, di dunia
ini, belum pernah ada generasi yang sejak lahir sudah akrab dengan
teknologi—seperti mereka.
Menurut Hellen Katherina dari Nielsen
Indonesia, Generasi Z adalah masa depan.
Karakteristik Generasi Z
Generasi milenial atau generasi Y sudah
sering dibahas, kini saatnya bicara tentang generasi selanjutnya, yaitu
generasi Z. Generasi yang lahir pada tahun 1995 dan seterusnya ini juga disebut
Generasi NET.
Generasi ini lahir saat internet telah
berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Mereka lahir tanpa mengetahui masa
kehidupan tanpa internet, komputer, dan telepon genggam. Dengan kata lain,
generasi ini lahir di era digital.
Psikolog Elizabeth T. Santosa dalam
bukunya yang berjudul "Raising Children in Digital Era" mencatat ada
7 karakteristik generasi yang lahir di era digital ini.
7 karakteristik generasi
1. Memiliki ambisi besar untuk sukses.
Kids zaman now ini cenderung memiliki
ambisi besar untuk sukses, dikarenakan semakin banyaknya role model yang mereka
idolakan. Ambisi untuk menggapai mimpi ini juga didukung oleh kondisi dunia
yang lebih baik, dan kondisi orang tua yang mayoritas jauh lebih mapan.
Sebenarnya ambisi atau goals inilah yang
diperlukan anak sedari dini. Jadi tugas orang tua itu mendefisinikan goals atau
cita-cita anaknya dengan jelas. Misalnya, mau jadi penyanyi terkenal. Apakah
itu terkenal se-Indonesia ataukah internasional? Lalu, ingin menjadi penyanyi
dengan lagu genre seperti apa, saat berbincang dengan kumparan.
2. Berperilaku instan
Generasi Z menyukai pemecahan masalah
yang lebih praktis. Mereka enggan meluangkan proses panjang untuk mencermati
suatu masalah. Hal ini disebabkan karena mereka lahir di dalam dunia yang serba
instan.
“Coba deh perhatiin dari mulai bangun
tidur, makan, ke sekolah, belajar, semua serba instan. Misalnya aja saat
sarapan pagi sudah tersedia sarapan dan kopi instan siap saji bagi mereka.
Simpel banget kan? Perlu diperhatikan, dalam menjalani hidup itu manusia dapat
berperilaku praktis saat memecahkan permasalahan, namun ada juga proses yang terkadang menghabiskan waktu
yang tidak cepat. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya perlu mendidik anak
tentang konsep proses, daya tahan, dan komitmen dalam menyelesaikan masalah.
3. Cinta kebebasan
Generasi Z suka dengan kebebasan, baik
itu kebebasan berpendapat, kebebasan berkreasi, kebebasan berekspresi, dan lain
sebagainya. Bagaimana tidak, mereka ini lahir di dunia modern, saat rezim
tirani otoriter tidak memiliki kekuasaan lagi untuk mengontrol penduduknya.
“Dalam peraturan di rumah, anak-anak ini
tidak suka diberi perintah tanpa ada penjelasan yang logis. Oleh sebab itu,
para orang tua perlu banget memberikan penjelasan logis terhadap peraturan yang
berlaku di rumah.
4. Percaya diri
Karakteristik generasi Z yang keempat
adalah percaya diri. Tak dapat dipungkiri, anak-anak yang lahir di generasi ini
mayoritas memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Mereka juga memiliki
sikap optimistis dalam banyak hal. Mental positif yang seperti ini memang hal
yang utama dalam hidup, yaitu bisa melihat permasalahan dari segi positif.
Namun orang tua perlu berhati-hati
jangan sampai menjatuhkan rasa percaya diri mereka saat memberi masukan. “Orang
tua perlu memberikan lingkungan kondusif agar kepercayaan diri dan kompetensi
diri anak tumbuh subur. Misalnya, mendampingi anak saat belajar di rumah saat
ujian, sampai mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga dapat meningkatkan
kompetensi anak dalam bidang akademik..
5. Menyukai hal yang detail
Tak hanya memiliki kepercayaan diri yang
tinggi, anak-anak yang lahir di era ini juga menyukai hal yang detail. Generasi
Z termasuk generasi yang cenderung
kritis dalam berpikir dan detail mencermati suatu permasalahan.
Di zaman sekarang, nyari informasi gampang
banget kan, tinggal mengklik tombol search engine. Dengan menulis topik yang
ingin ditelusuri melalui google engine, terbukalah jendela dunia yang berisi
segala informasi dan gambar yang berkaitan dengan topik tersebut. Makanya,
enggak heran kan kenapa anak-anak zaman sekarang itu kritis banget.
6. Keinginan untuk mendapatkan pengakuan
Pada dasarnya setiap orang pasti
memililki keinginan agar diakui atas kerja keras, usaha, dan kompetensi yang
telah didedikasikannya. Namun, anak-anak yang lahir di generasi ini cenderung
ingin diberikan pengakuan dalam bentuk reward (pujian, hadiah, sertifikat, dan
penghargaan), karena kemampuan dan eksistensinya sebagai individu yang unik.
Mereka
kan sering menganggap bahwa diri mereka unik dan istimewa. Makanya, mereka itu
membutuhkan justifikasi sebagai bentuk pengakuan terhadap keistimewaan mereka.
7. Digital dan teknologi informasi
Sesuai dengan namanya, generasi Z atau
NET lahir saat dunia digital mulai merambah dan berkembang pesat di dunia.
Generasi ini sangat mahir dalam menggunakan segala macam gadget yang ada, dan
menggunakan teknologi dalam keseluruhan apsek serta fungsi sehari-hari.
“Mereka ini lebih memilih berkomunikasi
melalui dunia maya dan media sosial dibanding menghabiskan waktu bertatap muka
dengan orang lain. Sisi positifnya, mereka ini menjadi bagian dari komunitas
berskala besar dalam sebuah jaringan media dan teknologi tanpa mengenal satu
sama lain melalui internet. Namun, sisi negatifnya mereka memiliki kemampuan
komunikasi publik yang cukup rendah.
Istilah Generasi Milenial. Meski tak
terlalu paham artinya, istilah itu nyatanya sudah masuk dalam percakapan
sehari-hari.
Sebagai gambaran singkat, Generasi
Milenial, yang juga punya nama lain Generasi Y, adalah kelompok manusia yang
lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Mereka disebut milenial karena
satu-satunya generasi yang pernah melewati milenium kedua sejak teori generasi
ini diembuskan pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923.
Dalam esai berjudul The Problem of
Generation, sosiolog Mannheim mengenalkan teorinya tentang generasi.
Menurutnya, manusia-manusia di dunia ini akan saling memengaruhi dan membentuk
karakter yang sama karena melewati masa sosio-sejarah yang sama. Maksudnya,
manusia-manusia zaman Perang Dunia II dan manusia pasca-PD II pasti memiliki
karakter yang berbeda, meski saling memengaruhi.
Berdasarkan teori itu, para
sosiolog—yang bias Amerika Serikat—membagi manusia menjadi sejumlah generasi:
Generasi Era Depresi, Generasi Perang Dunia II, Generasi Pasca-PD II, Generasi
Baby Boomer I, Generasi Baby Boomer II, Generasi X, Generasi Y alias Milenial,
lalu Generasi Z.
Pembagian ini biasanya berdasarkan
rentang tahun kelahiran. Namun, rentang tahun didefinisikan berbeda-beda
menurut sejumlah pakar, tapi tak terlalu jauh.