SKEMA PONZI / INVESTASI BODONG
Skema Ponzi adalah modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan operasi ini.
Tawaran investasi dengan imbal hasil yang besar dalam waktu singkat, seringkali membuat orang gelap mata dan akhirnya menyesal. Tidak main-main, kerugian dari manisnya tawaran investasi bodong bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Masyarakat perlu mencurigai setiap penawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat.
Jika ingin aman, disarankan masyarakat untuk berinvestasi hanya di lembaga keuangan resmi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Untuk produk keuangan (perbankan, asuransi, reksadana, obligasi, sukuk, dan lain-lain) hanya bisa dijual oleh perusahaan yang terdaftar OJK sesuai dengan izinnya.
Sementara itu, investasi di sektor riil seperti emas dan investasi usaha, tidak diatur OJK. Disarankan ada baiknya hanya berhubungan dengan pihak yang bisa dipercaya, misalnya saat akan berinvestasi usaha.
Skema Ponzi
Salah satu penipuan investasi yang marak terjadi dan memakan banyak korban adalah skema Ponzi.
Pengamat Ekonomi A Prasetyantoko menjelaskan, istilah ponzi mengambil nama mafioso Italia yang menetap di AS, yakni Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi atau Charles Ponzi.
Dia menjalankan usaha dengan cara kotor melalui tipu muslihat untuk menumpuk keuntungan.
Pemikir ekonomi beraliran strukturalis, Hyman Minsky, memaparkan secara teoretis perilaku agen ekonomi. Ada tiga karakteristik, yaitu mereka yang tergolong :
1. Hedge.
2. Speculative.
3. Ponzi.
Mereka digolongkan hedge jika dalam mengelola usaha atau portofolio kekayaannya cenderung hati-hati dan menghindari risiko berlebihan.
Jika cenderung berani dalam investasi ekonomi keuangan investasi bodong skema ponzi arisan online penipuan investasi skema ponzi adalah apa itu skema ponzi penipuan skema ponzi investasi bodong skema ponzi.
Salah satu jenis investasi bodong yang perlu diwaspadai adalah investasi dengan skema Ponzi.
Apa itu skema Ponzi ? Istilah ini berasal dari seorang warga negara Italia bernama Charles Ponzi.
Dia merupakan orang pertama yang menemukan konsep “investasi bodong” yang terus dipakai hingga kini.
Jenis investasi ini adalah investasi palsu atau tipu-tipu yang menawarkan keuntungan besar pada awalnya.
Namun, lama-lama terlihat tanda-tanda tidak beres dari investasi ini misalnya sulitnya menarik dana investasi.
Bagi Anda, terutama yang baru ingin menjadi investor, kenali ciri-ciri investasi skema Ponzi berikut agar terhindar dari kerugian.
1. Keuntungan Besar dalam Waktu Singkat
Jangan Mudah Percaya dengan Investasi yang Memberi Untung Besar dalam Waktu Singkat.
Apa ada jenis investasi yang demikian ? Boleh dibilang tawaran tersebut adalah omong kosong. Pada dasarnya, kenaikan dari investasi yang kita tanamkan memakan waktu yang tidak sebentar alias sedikit lebih lama.
Semakin lama waktu aset ditanamkan maka kemungkinan imbal hasil yang diperoleh semakin besar. Iming-iming cepat kaya dengan keuntungan besar membuat para investor gadungan semakin lihai menjalankan aksinya.
Dengan sedikit racikan kata-kata manis, bisa saja satu atau dua orang tertipu.
Telitilah dalam meneliti jenis perusahaan investasi.
Adapun jenis investasi dengan keuntungan besar dalam waktu singkat adalah investasi saham gorengan.
Saham gorengan ini nantinya dibeli investor A secara terus-menerus sehingga nilainya naik. Dengan begitu, investor lain akan tergiur karena kenaikannya yang signifikan. Investor lain tersebut tidak tahu bahwa saham tersebut sedang dipermainkan investor A.
Banyaknya investor yang bergabung akan membuat nilai saham semakin naik. Sampai akhirnya investor A menjual seluruh saham yang dimilikinya sehingga harganya menjadi turun di pasar. Atas kejadian tersebut, investor-investor yang membeli saham gorengan tersebut menderita kerugian yang sangat besar.
2. Produk Investasi Tidak Jelas.
Cermati Investasi Sebelum Memutuskannya
Saat Anda hendak berinvestasi, perusahaan investasi secara rinci akan menjelaskan produk investasi yang akan Anda pilih. Lain halnya dengan investasi skema Ponzi, investornya tidak terlalu paham betul apa itu investasi sebenarnya.
Mereka pun mudah diperdaya karena dibuai keuntungan-keuntungan yang akan didapat. Terlebih investasinya ditawarkan dengan harga rendah.
Telitilah dalam memilih jenis investasi. Ketahui secara mendetail investasi yang Anda minati. Verifikasi informasi investasi tersebut untuk meyakinkan Anda bahwa investasi tersebut benar dan legal.
Anda bisa bertanya kepada orang-orang yang kompeten soal investasi. Jangan langsung percaya bila keuntungan yang dihasilkan di atas investasi pada umumnya. Ini penting sebab tanda yang paling terlihat dari investasi skema Ponzi ini adalah tawaran untung yang besar.
3. Pengembalian Untung yang Besar di Awal, tetapi Macet Kemudian
Investasi Bodong Hanya Beres di Awal.
Investasi skema Ponzi awalnya berjalan dengan lancar dan pengembalian keuntungan sesuai yang dijanjikan.
Setelah dana yang terkumpul menjadi besar karena bertambahnya jumlah investor, jangan heran kalau nantinya pengelola investasi bodong ini akan sulit ditemui. Bahkan, menghilang tanpa jejak dan tentunya membawa lari sejumlah uang yang telah diinvestasikan.
Atau bisa juga dana investasi digunakan untuk membayar investor gadungan lainnya yang sudah lama bergabung dan membayar orang-orang yang berhasil merekrut para nasabah baru.
Uang tersebut akan diputar secara terus-menerus seperti itu sebagai modal untuk mengembangkan aksi penipuan. Sementara kenyataannya tidak ada bisnis yang dijalankan dengan jelas oleh investor.
4. Tidak Diketahui dan Diawasi OJK
Tanggung Jawab OJK Mengawasi Aktivitas Jasa Keuangan
Saat ada seorang investor yang menawarkan produk investasi dan berusaha untuk mengajak Anda bergabung, tanyakan terlebih dahulu apakah perusahaan investasinya telah diketahui setidaknya oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK).
Jika perusahaan tersebut tidak diketahui dengan jelas oleh OJK dan izin usahanya juga tidak jelas, sudah bisa dipastikan bahwa investor tersebut adalah investor gadungan yang bekerja sama dengan perusahaan pengelola investasi bodong untuk menipu Anda. Apabila Anda mendapati tanda-tanda demikian, batalkan langsung niat berinvestasi Anda.
5. Mengundang Investor Baru dalam Acara Mewah
Banyak jalan menuju Roma. Begitu juga dengan perusahaan investasi yang menggunakan skema Ponzi. Banyak cara yang ditempuhnya untuk bisa menarik investor baru untuk bergabung. Salah satunya dengan mengundang calon investor pada acara mewah yang perusahaan ini selenggarakan.
Acara tersebut disuguhkan dengan sangat mewah dengan menampilkan kekayaan dan keberhasilan perusahaan serta kesuksesan orang-orang yang telah bergabung di dalamnya. Nyatanya, pada acara tersebut, orang yang hadir telah disewa terlebih dahulu demi mensukseskan dan melancarkan aksi penipuannya ini.
Cermati dan Verifikasi Investasi yang Ditawarkan
Produk-produk investasi yang beredar menarik banyak orang untuk menanamkan uangnya. Kelebihan yang berbeda-beda antara produk investasi yang satu dan lainnya memberi pilihan bagi calon investor ke mana uangnya ingin ditanam. Minat orang inilah yang dilihat sebagai peluang oleh oknum-oknum yang mengaku bisa memberi untung besar dibanding lembaga keuangan semisal bank.
Banyak yang kemudian tertarik bukan hanya karena proyeksi keuntungan yang dipaparkan, melainkan testimoni mereka yang telah merasakan keuntungan. Bisa saja semua itu hanya tipuan belaka demi menyakinkan calon investor. Karena itu, cermati perusahaan investasi atau investor yang melulu bicara untung investasi. Paling mudah verifikasi keberadaannya di OJK.