RIWAYAT TURUNNYA SURAH AN NAS
Surat An-Nas berisi petunjuk mengenai tempat berlindungnya manusia dari berbagai godaan. Surat An Nas adalah surat terakhir dalam Al Quran. Surat An Nas ini merupakan surah penutup sekaligus menjadi surat ke-114. Surat An Nas diturunkan bersamaan dengan surat Al Falaq.
Surat An Nas terdiri dari enam ayat dan tergolong surat Makkiyah. Pada dasarnya, surat An-Nas berisi petunjuk mengenai tempat berlindungnya manusia dari berbagai godaan, yaitu kepada Allah SWT. Selain itu, juga menjelaskan bahwa godaan tersebut tidak hanya yang berasal dari bisikan syetan saja, namun juga manusia.
Terkait keutamaannya, menurut Abu Hamid Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Bidayatul Hidayah, surat An Nas ini bisa dibaca ketika hendak menjalankan sholat. Tujuannya adalah demi berlindung dari segala macam godaan saat akan memulai sholat tersebut.
Sejarah diturunkannya surat An Nas diceritakan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Nu'aim dari Abi Jakfat Ar-Razai Ar-Rabi' bin Anas dari Anas bin Malik dalam Kitab 'Ad-Dalail.
Suatu hari, Rasulullah SAW menderita sakit yang cukup parah dan 2 malaikat utusan Allah SWT datang untuk menjenguknya. Salah satu malaikat duduk di sebelah kepala. Sedangkan malaikat lainnya duduk di bagian kaki.
Malaikat yang berada di sebelah kaki lalu bertanya kepada yang disebelah kepala, " Apa yang terjadi padanya" . Malaikat di sebelah kepala pun menjawab, " Disihir orang" .
Malaikat pada sebelah kaki bertanya kembali, " Siapa yang menyihir ?" . " Labid Ibnul-A’sham, seorang Yahudi," jawab malaikat lainnya.
Kemudian, malaikat di sebelah kaki bertanya lagi, " Dimana diletakkan (sihirnya itu)?" . Malaikat di sebelah kepala menjawab, " Di sebuah sumur milik si fulan, pada bagian bawah batu. Hendaklah Muhammad pergi ke sumur tersebut, keringkanlah airnya, lalu angkat batunya. Terdapat sebuah kotak yang berada di bawahnya dan bakarlah kotak itu" .
Pagi harinya, Rasulullah SAW mengutus Ammar bin Yasir serta beberapa sahabat untuk pergi ke sumur tersebut. Sesampainya di sana, mereka melihat air sumur berwarna merah kecoklatan seperti air pacar/inai.
Mereka lalu menimba airnya, mengangkat batunya, mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalamnya, dan membakarnya. Ternyata, di dalamnya terdapat seutas tali yang memiliki 11 simpul.
Selanjutnya, Allah SWT menurunkan kedua surat ini (Al-Falaq dan An-Nas). Setiap kali Rasulullah SAW membaca satu ayat maka terurailah 1 simpul.
Kedua surat pendek tersebut kemudian disebut sebagai Al-Mu'awwidzatain karena telah mampu mengobati penyakit/sihir Rasulullah SAW.
Surat An Nas mengandung isti’aadzah (permintaan perlindungan) kepada Allah SWT dari segala kejahatan iblis dan bala tentaranya yang dapat melalaikan manusia dengan menebarkan was-was pada diri mereka.
Tiga ayat pertama Surat An Nas menunjukkan tiga sifat bagi Allah SWT yakni rububiyah, mulkiyah dan uluhiyah. Sifat rububiyah didahulukan karena mengandung makna penjagaan dan pemeliharaan, tepat untuk al isti’aadzah (permintaan pertolongan). Lalu mulkiyah menunjukkan bahwa tidak ada pertolongan kecuali dari pemilikNya. Setelah itu Allah menyebutkan uluhiyah untuk menjelaskan bahwa Dialah yang berhak disembah.
Tiga sifat ini sekaligus menunjukkan bahwa hanya Allah-lah Tuhan pemelihara dan pencipta, Dialah yang merajai dan menguasai manusia, serta hanya Dialah yang berhak diibadahi oleh manusia.
Surat An Nas menjelaskan bahwa waswas, adakalanya dari jin dan adakalanya dari manusia. Surat An Nas juga memberikan penjelasan kepada kita bahwa setan itu bisa dari golongan jin dan bisa dari golongan manusia.
Dalam Surat An Nas, kita menyebut tiga sifat Allah (Rabb, Malik dan Ilah) hanya untuk meminta perlindungan dari satu hal yakni waswas.
Keutamaan Membaca Surat An Nas.
1. Sebagai Pelidung Diri
Mengamalkan surat An Nas dapat menjadi pelindung diri. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah, “ Wahai Ibnu Abbas, maukah kamu aku beritahu sesuatu yang paling baik digunakan untuk berlindung?”
Ibnu Abbas menjawab, “ Iya wahai Rasulullah.” Beliapun bersabda: “ Qul a’udzu birabbil falaq dan Qul a’udzu birabbin nas, dua surat ini.” (HR. An-Nasa’i)
Orang yang membaca kedua surah tersebut akan dilindungi Allah dari segala kejahatan makhluk. Selain itu, kedua surah ini merupakan surah terbaik untuk melindungi diri.
“ Tidakkah kamu melihat ayat-ayat yang diturunkan di waktu malam dan tidak ada bandingannya sama sekali; Surat Al Falaq dan Surat An Nas.” (HR. Muslim)
2. Sebagai Obat.
Surah An-Nas juga memiliki keutamaan sebagai obat. Terutama bila diamalkan sebelum tidur. Seperti yang dikatakan Rasulullah dalam sebuah hadits.
Disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila menghampiri tempat tidurnya, beliau menyatukan kedua telapak tangannya kemudian meniupnya, lalu membacakan pada keduanya, “ Qul huwallahu ahad, Qul a’udzu birobbil falaq, Qul a’udzu birobbin naas.” Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangannya ke seluruh tubuhnya yang dapat ia jangkau. Beliau mulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukan itu tiga kali. [HR. Bukhari dan Muslim)
3. Terlindung dari Ain dan Sihir.
Pada zaman Nabi, kaum kafir Quraisy selalu berusaha untuk menyakiti Nabi. Salah satunya dengan menggunakan ‘ain, yaitu upaya menyakiti orang lain melalui pandangan mata.
Kemudian Allah SWT mengajarkan kepada Nabi untuk membaca surat Al Falaq dan An Nas sebagai penangkalnya.
Rasulullah perah disihir oleh seorang Yahudi bernama Lubaid bin Asham. Ia menggunakan media pelepah kurma yang berisi rambut Rasulullah SAW. Didalamnya juga terdapat beberapa gigi sisir dan 11 ikatan yang ditusuk jarum.
Kemudian, Rasulullah SAW membaca surat Al Falaq dan surat An Nas. Setiap satu ayat dibacakan, terlepaslah satu ikatan hingga Rasulullah merasa lebih ringan. Ketika seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan tersebut.
Betapa banyak keutamaan membaca dan mengamalkan surat Al Falaq dan An Nas. Baik untuk melindungi dari 'ain, kejahatan di malam hari, sihir, hasad maupun waswas yang dihembuskan oleh setan.
KANDUNGAN SURAH AN NAS
Sebagai surat terakhir yang terdapat dalam alquran, kandungan surah An Nas memiliki banyak sekali hikmah untuk umat Islam.
Surah An Nas sendiri merupakan surat ke-114 dalam Al Quran. Namun dari urutan turunnya, Surah An Nas merupakan surah ke-21 setelah surah Al Falaq, sebelum surat Al Ikhlas.
Bersama Surah Al Falaq, Surah An Nas juga dinamakan ‘Al-Muqasyqisyatain’, yakni dua surat yang membebaskan manusia dari kemunafikan. Jadi, apa saja isi kandungan surah An Nas itu ?
Berikut ini penjelasannya.
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ
مَلِكِ النَّاسِۙ
اِلٰهِ النَّاسِۙ
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Qul a'ụżu birabbin-nās
Malikin-nās
Ilāhin-nās
Min syarril-waswāsil-khannās
Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās
Minal-jinnati wan-nās
Artinya: “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhannya manusia.
Raja manusia,
sembahan manusia,
dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
dari (golongan) jin dan manusia.”
Tafsir Surah An Nas
Sebelum mengetahui kandungan surat An Nas, ada baiknya untuk mengetahui tafsir dari salah satu surat di dalam Alquran tersebut.
Menurut tafsir Jalalain, Imam Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah berkata: “Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia’, maksudnya yang mencipta mereka, memiliki mereka.
Di sini manusia disebutkan secara khusus sebagai bentuk pemuliaan kepada mereka dan sekaligus untuk menyesuaikan dengan pengertian kejahatan waswas setan dalam hati mereka.
‘Raja manusia’. ‘Sembahan manusia’ ini sebagai badal atau sifat atau athaf bayan. Tambahan mudhaf ilaih dengan kata manusia sebagai penjelasan.
‘Dari kejahatan bisikan setan (syarril waswaas)’ disebutkan bisikan setan karena kebanyakan godaan yang dilancarkannya itu melalui bisikan. ‘Yang bersembunyi (al-khannaas) maksudnya setan itu bersembunyi dan meninggalkan hati manusia apabila hati manusia ingat kepada Allah SWT.
‘Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia’ ke dalam kalbu manusia di kala mereka lalai mengingat Allah.
‘Dari jin dan manusia’, lafaz ayat ini menjelaskan pengertian setan yang menggoda itu, yaitu terdiri dari jenis jin dan manusia, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya.
‘yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin.’ (QS Al-An’am: 112)
Atau lafaz ‘minal jinnati’ menjadi bayan (penjelasan) dari lafad al-waswaasil khannaas. Sedangkan lafad ‘an-naas’ di’athafkan kepada lafaz ‘al-waswas’. Tetapi pada garis besarnya telah mencakup kejahatan yang dilakukan oleh Labid bin Al-A’sham dan putrinya yang telah disebutkan sebelumnya.
Pendapat pertama yang menyatakan bahwa di antara yang menggoda hati manusia di samping setan adalah manusia, pendapat tersebut disanggah dengan kenyataan, bahwa yang dapat menggoda hati manusia hanyalah jin.
Ini dapat dijawab dengan pernyataan bahwa manusia juga bisa memberikan waswas (godaan) dari sisi lahiriyah, akhirnya masuk dalam kalbu dan menjadi mantap di dalamnya, yaitu melalui cara yang dapat menjurus ke arah itu.”
Makna dan Kandungan Surah An Nas
Ada beberapa makna dan kandungan surat An Nas.
Kandungan surah An Nas salah satunya adalah memiliki konsep tauhid., yakni menyebutkan tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma wa shifat.
Allah SWT itu Rabb manusia, yaitu Allah sebagai pencipta dan yang menguasai manusia.
Disebut Rabb manusia dalam surah An-Naas ini karena nantinya yang dibicarakan adalah godaan pada hati manusia.
Manusia dikhususkan dalam ayat ini sehingga disebut Rabbin Naas, karena manusia itu sangat mulia.
Allah SWT itu Raja manusia.
Allah SWT itu sesembahan manusia. Allah SWT sebagai Rabb dan sebagai Malik dari manusia, itulah yang layak disembah dan diibadahi.
Sifat setan memberikan waswas (godaan) dan al-khannaas (bersembunyi) kala seseorang mengingat Allah SWT.
Setan menggoda manusia ketika ia lalai. Ada dua pengertian yakni: setan yang menggoda ada dari kalangan jin dan manusia dan setan yang menggoda dalam hati hanya dari kalangan jin. Namun, yang lebih tepat adalah setan yang menggoda bisa dari kalangan jin dan manusia.
Setan bisa menggoda lahiriyah, akhirnya masuk ke dalam kalbu (hati).
Surat An Nas mengandung Isti’aadzah (permintaan perlindungan) kepada Allah SWT dari segala kejahatan iblis dan bala tentaranya yang dapat melalaikan manusia dengan menebarkan was-was pada diri
Surat An Nas menjelaskan bahwa waswas, bisa juga dari jin dan juga dari manusia. Surat An Nas juga memberikan penjelasan bahwa setan bisa dari golongan jin dan bisa dari golongan manusia.
Dalam Surat An Nas, disebutkan tiga sifat Allah SWT, yakni Rabb, Malik dan Ilah hanya untuk meminta perlindungan dari satu hal yakni waswas. Demikian ini karena pentingnya keselamatan agama, jauh lebih penting daripada keselamatan jiwa dan raga.
Demikianlah kandungan Surat An Nas. Semoga dengan mengetahuinya dapat menambah keimanan serta ketaqwaan umat muslim kepada Allah SWT.