SILENT IS GOLD
(Diam adalah emas)
Diam adalah Makna Emas
Istilah diam adalah emas mengacu pada fakta bahwa dalam beberapa situasi tidak mengatakan apa-apa adalah pilihan terbaik.s
Berbicara itu Perak, Diam itu Emas. Berbicara harus melihat situasi dan suasana.
Ungkapan 'diam itu emas merupakan Pepatah, sering digunakan dalam keadaan di mana dianggap tidak mengatakan apa-apa lebih baik daripada berbicara.
Ada pepatah lama bahwa “Diam itu Emas, Bicara itu Perak”, pepatah ini menggambarkan kondisi seseorang yang lebih baik tidak terlalu banyak bicara hal yang tidak penting untuk diutarakan. Pepatah ini juga dapat digambarkan sebagai kontrol diri atas perkataan agar tidak menimbulkan persepsi berbeda dengan lawan bicara yang justru dapat menimbulkan konflik baru yang mendatangi diri kita sendiri.
Namun, ternyata tidak selamanya pepatah “diam itu emas” dapat diterapakan ke semua aspek kehidupan dalam diri kita. Ada pula saatnya kita harus berbicara untuk menegaskan sesuatu atau menyelesaikan masalah secara baik-baik. Kali ini kita akan sedikit mengulas beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai “diam yang bukan emas”. Tentunya hal ini perlu kamu ketahui dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
1. Diam Karena Takut Konflik.
Mungkin hal ini adalah salah satu alasan kuat seseorang lebih memilih diam daripada terjun langsung ke dalam suatu konflik atau membuat sebuah konflik. Akan tetapi, kamu perlu membedakan antara menghindari sebuah drama yang tidak terlalu penting dengan dengan menghindari konflik. Menghindari drama dalam sebuah konflik dapat dimaksudkan sebagai meminimalisir hal-hal yang kurang seharusnya menjadi ‘bumbu’ dalam sebuah permasalahan.
2. Memilih Diam Karena Merasa Dirinya Kurang Penting.
Ada pula beberapa orang yang memilih diam karena merasa dirinya kurang penting dalan sebuah hal atau kelompok tertentu. Hal ini biasanya terjadi dalam ruang lingkup pekerjaan atau organisasi. Seseorang terkadang enggan atau kurang berani berbicara menyampaikan isi pikiran atau pendapatnya ke khalayak umum dikarenakan khawatir dianggap kurang penting dalam organisasi atau hal tersebut.
3. Diam Dengan Tujuan Melakukan Silent Treatment.
Salah satu tipe diam yang bukan emas adalah sengaja diam dengan tujuan melakukan silent treatment. Silent treatment adalah sebuah hal yang lazimnya mendiamkan seseorang yang sedang berkonflik dengan kita. Umumnya hal ini dilakukan untuk memberikan efek jera terhadap orang tersebut dengan cara mengacuhkan atau mendiamkannya. Lazimnya ini dilakukan oleh pasangan kekasih atau bahkan suami-istri yang sedang memiliki permasalahan.
Semua orang pasti bisa diam. Namun, diam dengan alasan dan dalam waktu yang tepat--memerlukan kepekaan.
Momen kecerdasan dan kedewasaan mental seseorang akan teruji manakala ia tahu hakikat diam dan berbicara. Rasulullah SAW mengingatkan, "Di antara tanda kecerdasan seseorang adalah sedikit berbicara dalam perkara yang tidak berguna baginya."
Ahli hikmah Abul Qasim Al Qusyairi mengatakan, diam pada saat yang tepat merupakan karakteristik orang-orang besar. Begitu pula, berbicara mereka pada saat yang tepat adalah contoh tabiat mulia.
Diam pun bisa berubah menjadi sesuatu yang buruk bila dilakukan pada saat tidak tepat dan tidak mendasarkannya pada ilmu. Diamnya seorang pemimpin ketika mengetahui penderitaan rakyatnya termasuk keburukan. Diamnya orang saat kejahatan terjadi di depannya juga tak dapat dibenarkan.
Abu Ali Al-Daqqaq mengungkapkan, orang yang tidak mau mengatakan yang benar adalah "setan yang bisu." Na'udzubillah.
Caranya agar kita bisa diam secara tepat atau berbicara secara tepat.
Imam Syafi'i memberikan jalan keluar. "Apabila seseorang akan bicara, maka ia harus berpikir terlebih dulu. Apabila telah jelas bahwa ucapannya tidak akan memudharatkan, maka berbicaralah. Dan apabila telah jelas bahwa ucapannya akan membawa kemudharatan, atau dia ragu tentang bahaya tidaknya, maka diamlah."
Jadi, berbicara atau diamnya kita harus disandarkan pada aspek kemanfaatan dan kemudharatan. Bila itu bernilai baik, bicaralah. Bila bernilai buruk, maka diam lebih utama. Di sinilah kualitas keimanan seorang Muslim akan terlihat.
Sebab di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak berguna. Rasul bersabda, "Di antara (ciri) sempurnanya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya." (HR Tirmidzi).