Pentingnya Attitude
Attitude adalah sikap terhadap objek tertentu dan seringkali disertai dengan tindakan. Dalam bahasa Indonesia, attitude sering diartikan sebagai sikap.
Attitude adalah sikap atau perilaku yang ditunjukkan seseorang sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan orang lain maupun terhadap suatu hal.
Attitude dapat mencerminkan apa yang dipikirkan seseorang, dan dapat memengaruhi kesuksesan seseorang.
Attitude dapat diartikan sebagai :
- Bentuk perilaku, sikap, atau tingkah laku seseorang
- Cara seseorang berpikir atau merasa tentang orang lain atau suatu hal
- Predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons segala konsisten terhadap suatu objek
- Kecenderungan seseorang berpikir, berpandangan, merasakan, serta bertindak
Attitude yang baik dapat mencakup :
- Sopan santun
- Perhatian pada orang lain
- Bersikap tenang dan sabar
- Suka membantu
- Dapat diandalkan
- Berpikir positif
- Bertanggung jawab
- Terorganisasi
Pengertian Attitude Menurut Pakar
Ada beberapa pengertian attitude yang dikenal dalam ilmu psikologi menurut para pakar dan ahli sebagai berikut :
1. WA Gerungan
Attitude adalah sikap terhadap objek tertentu yang cenderung disertai tindakan sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut. Gerungan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Sosial menyimpulkan, attitude adalah sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal.
2. Abu Ahmadi
Pendapat lain dikemukakan oleh Abu Ahmadi dalam buku Psikologi Sosial karyanya. Attitude atau sikap disebut sebagai kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata yang akan terjadi. Attitude dianggap menentukan suatu sikap, serta hakikat dari sebuah perbuatan baik sekarang maupun nanti.
3. WJ Thomas
Pemikiran WJ Thomas menjadi landasan bagi Abu Ahmadi untuk merumuskan apa itu attitude. Menurut Thomas sendiri, attitude atau sikap adalah suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata yang mungkin akan terjadi dalam kehidupan atau kegiatan sosial.
Setelah memahami apa itu attitude, sekarang detikcom akan membahas tingkatan dalam penerapannya.
Tingkatan Attitude dalam Penerapannya.
Setiap manusia pasti menunjukkan attitude. Tetapi ada tingkatan yang berbeda-beda. Hal ini dipelajari oleh para ahli dan dikenal dengan istilah taksonomi.
Salah satu ahli yang melakukan studi terhadap tingkatan attitude atau sikap adalah David R Krathwohl. Mengutip Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu Amikom Purwokerto, Krathwohl membagi tingkatan ranah afektif atau attitude ke dalam lima bagian.
1. Penerimaan (Receiving/Attending)
Pada tingkatan ini, seseorang mengenal dan bersedia menerima serta memperhatikan berbagai stimulus. Namun, sikap orang tersebut masih pasif, hanya sebatas mendengarkan atau memperhatikan saja.
2. Tanggapan (Responding)
Pada tingkatan ini, seseorang mulai memiliki keinginan berbuat sesuatu. Hal itu muncul sebagai reaksi atas suatu gagasan, benda, atau sistem nilai yang telah mereka terima. Orang tersebut sudah mulai berpartisipasi pada tingkatan ini.
3. Penghargaan (Valuing)
Pada tingkatan ini, seseorang telah memberikan nilai pada gagasan, benda, hingga cara berpikir. Nilai tersebut ditunjukkan lewat perasaan, keyakinan, atau tanggapan. Nilainya bisa positif maupun negatif.
4. Organisasi (Organization)
Pada tingkatan ini, seseorang melakukan pengorganisasian nilai-nilai yang diterima atau diketahui dalam suatu sistem nilai dan saling berhubungan. Mereka mulai memilih dan memilah mana nilai yang lebih prioritas.
5. Karakteristik Berdasarkan Nilai-nilai
Pada tingkatan ini, seseorang memperlihatkan perilaku yang konsisten dengan sistem nilai yang telah diyakini. Perilaku tersebut terbentuk dari pengalaman yang berhubungan dengan pengorganisasi dan integrasi nilai-nilai dari luar ke dalam sistem nilai pribadi orang tersebut.
Selain memiliki tingkatan, attitude juga memiliki karakteristik. Mari pelajari apa saja karakteristik attitude menurut pakar.
Karakteristik Attitude
Psikolog Muzafer Sherif merumuskan karakteristik attitude dari hasil studinya. Dalam bukunya yang berjudul Psychology of Ego Involvements Social Attitudes, Sherif menyebutkan setidaknya ada 5 karakteristik attitude.
1. Tidak Dibawa Sejak Lahir
Sikap atau attitude menurut Sherif bukan merupakan faktor hereditas. Maksudnya, sikap tidak dibawa manusia sejak dilahirkan. Sikap baru terbentuk lewat proses pembelajaran yang diterima manusia seiring perkembangan hidup serta hubungan manusia dengan objek yang memunculkan attitude-nya.
2. Bisa Berubah-ubah
Faktor non herediter di atas membuat attitude bersifat cair alias bisa berubah-ubah, tergantung syarat-syarat yang mendukung perubahan tersebut. Perubahan sikap atau attitude dapat dipelajari.
3. Tidak Berdiri Sendiri
Attitude baru ada jika ada objek yang menyebabkan munculnya suatu sikap. Attitude tidak bisa berdiri sendiri tanpa objek. Keduanya saling berhubungan dan perubahan attitude selalu dipengaruhi oleh objek.
4. Pengaruh Sosial
Munculnya suatu attitude tidak hanya dipengaruhi satu objek saja. Sering kali attitude muncul karena adanya kumpulan objek yang memungkinkan attitude terjadi secara masif. Misalnya si A menjadi berani bukan semata-mata karena ada objek yang membuatnya berani, melainkan orang-orang di sekitarnya dan yang sebangsa dengan A juga memiliki sikap berani.
5. Ada Motivasi
Attitude muncul karena adanya segi motivasi serta emosi atau perasaan pada seseorang. Segi motivasi inilah yang membedakan attitude dengan kecakapan dan pengetahuan. Ketiganya dimiliki seseorang lewat proses belajar, tetapi attitude pasti memiliki motivasi berupa emosi.
Manfaat Attitude dalam Kehidupan
Attitude atau sikap tak bisa dipisahkan atau dihilangkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Attitude sendiri memiliki beberapa manfaat. Mengutip situs Disnakertrans NTB, berikut manfaat attitude dalam kehidupan sehari-hari.
1. Mampu Menerima Kritik
Attitude memungkinkan seseorang menerima kritik, khususnya kritik yang membangun dan berdampak positif, bukan dengan maksud menjatuhkan.
2. Menghargai Waktu Sehingga Menguntungkan Diri Sendiri dan Orang Lain
Attitude memungkinkan seseorang memiliki kesadaran untuk menghargai waktu. Dengan menghargai waktu, dia akan merasakan manfaat positif untuk dirinya sendiri. Dia juga akan mempermudah kehidupan orang lain.
3. Menghormati Rekan Kerja
Dengan attitude, seseorang dapat menunjukkan penghargaan dan penghormatan terhadap orang lain, khususnya orang yang sering bersinggungan dengannya dalam rutinitas sehari-hari. Misalnya rekan kerja.
4. Berkomitmen pada Pekerjaan
Attitude memungkinkan seseorang menunjukkan komitmen pada pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Faktor-faktor Pembentukan Attitude
Menurut Bimo Walgito dalam Psikologi Sosial, attitude ditentukan oleh dua faktor.
1. Faktor Internal
Faktor yang datang dari dalam diri individu, yakni cara individu menanggapi dunia luar. Hal ini memungkinkan seseorang memilah-milah apa yang akan diterima dan disikapi.
2. Faktor Eksternal
Faktor yang datang dari luar, yakni keadaan di luar individu dan berperan sebagai stimulus sehingga individu menunjukkan atau mengubah sikap.
Komponen Pembentukan Attitude
Psikolog Amerika Gordon Allport, dikutip oleh Saifuddin Azwar, membagi komponen attitude atau sikap menjadi 3 komponen, yakni :
- Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu konsep.
- Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
- Kecenderungan untuk bertindak.
- Ketiga komponen tersebut membentuk sikap utuh atau dikenal dengan istilah total attitude.
Cara Menerapkan Attitude
Attitude biasanya otomatis muncul ketika seseorang menerima stimulus dari objek. Namun, attitude juga harus diatur agar tidak menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun orang lain ke depannya. Mengutip situs Inc, berikut cara-cara menerapkan attitude yang baik dan benar.
1. Tunjukkan Attitude dengan Tujuan
Attitude yang dimunculkan sebaiknya memiliki tujuan yang lebih besar daripada hanya sekadar menunjukkan reaksi semata. Misalnya untuk mengeratkan koneksi dengan orang lain atau mendapat persetujuan dari orang lain.
2. Bertindak Tanpa Mengharapkan Hasil Sesuai Harapan
Tidak semua tindakan yang kita lakukan akan menghasilkan sesuatu sesuai harapan kita. Kendati demikian, kita tetap harus bertindak jika diperlukan. Lakukan sesuatu sebaik mungkin tanpa mengharapkan hasil seperti yang kita harapkan.
3. Lampaui Batas Setiap Hari
Perumpamaan ini sama seperti kalimat 'tiada hari tanpa belajar'. Lakukan sesuatu yang baru setiap hari, tantang diri dengan tantangan dan situasi baru, sehingga kita bisa melampaui batas diri setiap hari dan berkembang menjadi lebih baik.
4. Dekat dengan Orang yang Memiliki Attitude Positif
Attitude tidak berdiri sendiri. Dia bisa menular dan ditularkan. Jadi, sebaiknya kita dekat dengan orang yang memiliki attitude positif supaya kita juga bisa menunjukkan sikap serupa.
5. Menyikapi Kegagalan dengan Bijak
Kegagalan memang pahit dan tidak ada orang yang ingin gagal. Namun, putus asa dan bersedih bukan satu-satunya attitude yang bisa kita tunjukkan. Jadikan kegagalan atau kemunduran yang dialami sebagai suatu kesempatan untuk introspeksi.
6. Maklumi Batas Orang Lain
Kita memang harus melampaui batas diri setiap hari untuk menjadi lebih baik. Namun, setiap orang memiliki batas dan kemampuan masing-masing. Sebaiknya jangan memaksakan standar kita pada orang lain atau kita akan menunjukkan attitude yang kurang menyenangkan terhadap orang lain.
7. Tidak Mudah Tersinggung
Kritik dan cemooh mungkin kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jangan jadikan hal tersebut membuat kita menunjukkan attitude buruk.
8. Berterima Kasih
Ucapan terima kasih bukan hanya membuat orang lain senang, tetapi juga membuat diri kita sendiri lebih bersyukur dan menunjukkan attitude yang positif.
Contoh Attitude yang Baik dalam Kehidupan Sehari-hari
Menyambung dari cara menerapkan attitude yang baik, berikut contoh attitude yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti dikutip dari When In Work.
1. Berbahasa yang Baik
Menggunakan kata-kata yang baik menunjukkan kita memiliki attitude yang baik. Bukan hanya itu, kata-kata yang kita gunakan juga menjadi cerminan tentang cara berpikir dan pengetahuan kita. Semakin kita berpikiran terbuka dan berwawasan luas, semakin tertata dan baik bahasa yang kita gunakan.
2. Menciptakan Rutinitas
Hidup bebas memang menyenangkan. Tetapi rutinitas bisa membentuk attitude yang baik. Menciptakan rutinitas bisa membantu kita menyelesaikan pekerjaan sesuai prioritas serta mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
3. Bersikap Sopan dan Ramah pada Siapa Pun
Tidak peduli latar belakangnya atau pakaian apa yang ia kenakan, kita perlu bersikap sopan dan ramah pada siapa pun. Sebuah studi dari Journal of Social Psychology menemukan bahwa berbuat baik dapat menimbulkan perasaan gembira.
4. Ciptakan Sikap Positif dari Diri Sendiri
Apakah kita hanya senang ketika situasi sekitar baik-baik saja, sementara ketika situasi tidak baik-baik saja maka attitude kita memburuk? Nah, sebaiknya sikap atau attitude positif tidak semata-mata dipengaruhi eksternal, tetapi datang dari dalam diri sendiri.
5. Kurangi Mengeluh
Hari yang buruk membuat seseorang ingin mengeluh dan itu wajar. Tetapi terus-menerus mengeluh bisa membentuk attitude yang kurang menyenangkan. Belajar untuk tidak terlalu banyak mengeluh dan fokus menunjukkan attitude yang baik.
Semoga bermanfaat
By, POINT Consultant