Strategi Menghadapi Wartawan-LSM Nakal
Sebelum mengulas Strategi Menghadapi Wartawan-LSM Nakal penulis memaparkan, Apa itu sekilas LSM. Berikut pemaparannya :
LSM adalah singkatan dari Lembaga Swadaya Masyarakat, yaitu organisasi non-pemerintah yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum. LSM biasanya bercirikan nirlaba, tidak berafiliasi dengan pemerintah, dan bekerja secara sukarela.
LSM memiliki beberapa prinsip, di antaranya :
- LSM didirikan untuk kepentingan publik, bukan untuk kepentingan sendiri
- Sisa hasil usaha LSM diinvestasikan untuk mencapai tujuan organisasi, bukan dibagi-bagikan kepada pendiri atau pengurus
- Pendiri LSM bekerja secara sukarela, dan orang lain menyumbangkan pemikiran, tenaga, dan waktu mereka secara sukarela
- LSM tidak berafiliasi dengan partai-partai politik dan tidak menjalankan politik praktis
- LSM dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti advokasi, peningkatan kesadaran, dan pemberian layanan. Beberapa contoh LSM di Indonesia, antara lain :
- YLBHI (Legal Aid Indonesia)
- Kontras (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan)
- Elsam (Lembaga Penelitian dan Advokasi Masyarakat)
- PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia)
- GMPK (Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi)
- HIMNI (Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia)
- Masih mana-mana LSM keren bisa juga jumlahnya ratusan ribu bahkan jutaan sesuai tupoksi LSM masing-masing.
Menjelang tahun 2020an, ada paradigma perubahan dalam perwujudannya di masyarakat menjadi kearah lembaga yang bersifat bukan represif namun mengarah kegiatan persuasif dan edukatif hingga berubah menjadi sayap partai bahkan partai politik. Misalnya : konsultan, lembaga survei, center hingga Institute atau collage. Sepertinya masyarakat lebih menerima dan lebih fleksibel familier sesuai bidang visi dan misi suatu organisasi tersebut.
Hari LSM Sedunia diperingati setiap tanggal 27 Februari untuk menghormati peran dan kontribusi LSM terhadap dunia.
Oknum LSM jahat tak beda jauh dengan premanisme berkedok organisasi.
Beberapa kasus pemerasan yang melibatkan LSM di Indonesia antara lain :
- LSM Konsumen Telekomunikasi Indonesia (KTI) pernah ditangkap karena diduga melakukan pemerasan terhadap operator
- Oknum LSM di Wajo pernah menjadi tersangka pemerasan setelah sejumlah kades melapor
- Tiga oknum LSM di Bojonegoro pernah ditangkap setelah diduga memeras seorang kepala desa
- Oknum anggota LSM pernah terlibat dalam kasus pemerasan di Pringsewu, Lampung
Pemerasan merupakan tindak pidana yang dapat dijerat dengan Pasal 368 KUHP dan/atau 369 KUHP Jo Pasal 55 Jo 56 KUHP.
Wartawan jahat atau wartawan abal-abal adalah wartawan yang tidak terdaftar di organisasi pers, tidak memiliki akreditasi, dan berperilaku tidak profesional. Mereka mungkin memaksa, mengancam, atau berperilaku tidak sopan untuk mendapatkan informasi atau keuntungan pribadi.
Ciri-ciri wartawan abal-abal :
- Registrasi = Tidak terdaftar di organisasi pers
- Akreditasi = Tidak memiliki akreditasi
- Perilaku = Perilaku tidak sopan, memaksa, atau mengancam
Kekerasan terhadap jurnalis juga merupakan masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian. Jurnalis seharusnya dilindungi oleh hukum, namun kenyataannya, banyak yang masih menghadapi risiko tinggi saat menjalankan tugas mereka.
BACA DISINI (KLIK) :
https://www.rri.co.id/daerah/403481/oknum-lsm-peras-kepala-sekolah-ditangkap-polisi-kadisdikbud-saya-prihatin
__________
Strategi Menghadapi Wartawan-LSM Nakal (By : Government Learning Centre, September 11, 2024)
Oleh : Dr. Drs. M. Solihin Bahari, Msi
Di tengah derasnya arus informasi saat ini, interaksi dengan media dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) adalah hal yang tidak dapat terhindarkan. Namun, sering kali kita dihadapkan pada situasi yang menantang ketika Wartawan-LSM memiliki agenda tersembunyi atau tidak mengikuti kode etik yang seharusnya. Situasi semacam ini bisa memunculkan berbagai risiko, mulai dari informasi yang tidak akurat hingga distorsi fakta yang dapat merugikan reputasi.
Untuk mengatasi tantangan semacam ini dengan efektif, perlunya memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan wartawan atau LSM nakal. Mereka mungkin tidak selalu mengikuti prinsip-prinsip jurnalisme yang baik, atau bisa saja memiliki tujuan tertentu yang tidak transparan. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri dan pola perilaku wartawan-lsm adalah langkah awal yang krusial.
Perlunya mempersiapkan diri dan organisasi untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk. Persiapan yang baik dapat membantu agar tidak hanya menghindari masalah, tetapi juga menjaga reputasi yang lebih efektif. Dalam hal ini, strategi komunikasi yang matang menjadi sangat penting. Berkomunikasi dengan cara yang jelas dan tegas, serta mampu mengatasi segala bentuk manipulasi atau distorsi informasi dengan cara yang profesional.
Tentu saja, menghadapi situasi di mana informasi yang salah sudah menyebar luas. Dalam kondisi seperti ini, penanganan krisis menjadi hal yang sangat penting. Perlunya mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk menangani situasi semacam ini agar dapat meminimalisir dampak negatif dan melindungi citra.
Di samping itu, membangun hubungan yang positif dengan media dan LSM yang mendukung etika dan transparansi adalah strategi jangka panjang yang tidak kalah penting. Hubungan yang baik dapat mempermudah komunikasi dan memberikan keuntungan ketika menghadapi situasi sulit.
Dengan memahami dan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan dapat menghadapi berbagai tantangan dengan lebih percaya diri, serta menjaga dan melindungi reputasi baik organisasi atau individu yang kita wakili. Mari kita mulai dengan membahas bagaimana cara mengenali dan menghadapi wartawan serta LSM yang mungkin tidak beroperasi dengan cara yang etis.
Sumber Artikel :
https://www.governmentlearningcentre.id/2024/09/strategi-menghadapi-wartawan-lsm-nakal.html
Ditulis ulang oleh POINT Consultant
Berikut dokumentasi pemaparan dalam sebuah forum diskusi :