Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam Rangka Merayakan Hari HAM Internasional yang ke-76 -
Memperkuat Harmoni Dalam Keberagaman Melalui Pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya
UNDANGAN :
Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam Rangka Merayakan Hari HAM Internasional yang ke-76
Memperkuat Harmoni Dalam Keberagaman Melalui Pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya
Diselenggarakan oleh :
Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Institut Leimena
Didukung oleh :
Templeton Religion Trust
Hadirilah :
JUMAT, 6 DESEMBER 2024
Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Disiapkan terjemahan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Kata Sambutan (Welcoming Remarks)
Matius Ho
Direktur Eksekutif, Institut Leimena
Pembicara Kunci & Sambutan Pembuka / Keynote Speakers & Welcoming Remarks
Mugiyanto
Wakil Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Pembicara/Panelis (Speakers/Panelists) :
Dr. Harniati, S.H., LLM.
Plt. Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan HAM Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Duta Besar Achsanul Habib
Deputi Wakil Tetap I, Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa
Duta Besar Rashad Hussain
Duta Besar untuk Kantor Kebebasan Beragama Internasional, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
Prof. Dr. Hj. Siti Ruhaini Dzuhayatin
Guru Besar bidang Hak Asasi Manusia dan Gender Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nadine Maenza
Presiden, International Religious Freedom (IRF) Secretariat
Febby Cipta
Aktivis Muda di Bidang Sosial dan Pendidikan
Moderator :
Ibrahim Reza
Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Jenderal HAM, Kementerian HAM Republik Indonesia
Keberagaman adalah pondasi utama bagi terciptanya masyarakat yang inklusif dan damai. Indonesia dengan berbagai suku, agama, bahasa, budaya, dan adat istiadat, harus menjaga keberagaman ini sebagai kekuatan strategis untuk menjaga keutuhan, harmoni, dan daya saing di kancah global. Dalam Pencanangan Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia ke-76 pada 25 September 2024, Bapak Dr. Supratman Andi Agtas, S.H., M.H., Menteri Hukum dan HAM RI, memaparkan bahwa sebagai bangsa yang hidup dalam keberagaman, impian Indonesia di masa depan adalah menjadi negara yang damai dan inklusif, hidup dalam harmoni, saling menghargai, dan hak asasi mereka dijamin sepenuhnya oleh negara.
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi keberagaman, termasuk dalam hal agama. Pengakuan terhadap keberagaman ini tercermin dalam konstitusi, yang secara tegas menjamin hak setiap individu untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan mereka. Namun, meski hak ini sudah diatur, masih ada tantangan dalam penerapannya, seperti xenofobia, diskriminasi berbasis agama atau keyakinan, etnisitas, dan lainnya terus meningkat.
Dr. Volker Turk, UN High Commissioner for Human Rights dalam pidatonya pada 55th session of the Human Rights Council, 2024 menjelaskan bahwa serangan yang dipicu oleh kebencian, mulai dari ujaran kebencian hingga tindakan penghinaan simbolis dan kekerasan fisik, mengalami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Kebencian berdasarkan agama itu merusak kohesi sosial masyarakat. Di tingkat global, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membahas strategi mengatasi kebencian berbasis agama dan pentingnya kebijakan Hak Asasi Manusia untuk mendukung keberagaman agama dan budaya, yang juga tertuang di dalam Annual report of the United Nations High Commissioner for Human Rights (A/HRC/55/74). Turk juga menambahkan untuk membangun masyarakat sosial yang kohesif dan inklusif serta anti terhadap ekspresi kebencian, diperlukan literasi agama yang inklusif, dan pandangan yang lebih holistik tentang pendidikan Hak Asasi Manusia.
Senada dengan itu, Duta Besar Achsanul Habib, Deputi I Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-bangsa, Organisasi Perdagangan Dunia, dan Organisasi Lainnya di Jenewa pada side event 55th session of the Human Rights Council, 2024 memaparkan Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) dan Pendidikan Hak Asasi Manusia adalah upaya dalam mendukung kolaborasi untuk melawan intoleransi, stereotip negatif, stigmatisasi, serta diskriminasi dan kekerasan berbasis agama atau kepercayaan.
LKLB adalah sebuah pendekatan kreatif dalam menciptakan masyarakat yang toleran dan inklusif. Dengan mendalami pemahaman tentang agama dan budaya lain, masyarakat dapat mengembangkan apresiasi yang mendalam terhadap keberagaman dan membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan orang lain. Melalui Webinar bertemakan “Memperkuat Harmoni Dalam Keberagaman Melalui Pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya” dalam rangka memperingati Hari HAM Internasional ke-76 ini diharapkan menjadi forum diskusi yang memperkuat toleransi, membangun kohesi sosial, dan mendorong inisiatif sosial yang efektif. Kolaborasi lintas agama dan budaya merupakan elemen kunci dalam menciptakan masyarakat yang kohesif, inklusif, damai dan bebas dari ekspresi kebencian.
Mugiyanto akan menjelaskan pentingnya pemahaman hak asasi manusia sebagai strategi nasional untuk mewujudkan harmoni dalam keberagaman sebuah bangsa. Dr. Harniati, S.H., LLM. akan memaparkan pentingnya peran multipihak untuk memperkukuh kebebasan beragama dan supremasi hukum dalam mewujudkan harmoni sosial di lingkungan masyarakat majemuk. Duta Besar Achsanul Habib akan memberikan perspektif internasional tentang pentingnya peran pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya sebagai implementasi "inclusive faith literacy" dalam membangun harmoni dalam keberagaman, memperkuat kohesi sosial dalam masyarakat yang majemuk, dan mengatasi masalah ujaran kebencian berbasis agama. Duta Besar Rashad Hussain akan menjelaskan pentingnya pendidikan hak asasi manusia dan literasi keagamaan dalam membangun masyarakat yang kohesif dan inklusif di dunia yang semakin terpolarisasi. Prof. Dr. Hj. Siti Ruhaini Dzuhayatin akan mendiskusikan pentingnya supremasi hukum dan literasi keagamaan lintas budaya dalam mewujudkan pemahaman kebebasan beragama dan berkeyakinan untuk menciptakan harmoni dalam keberagaman di Indonesia. Nadine Maenza akan memaparkan peran penting Literasi Keagamaan Lintas Budaya untuk mengatasi perpecahan dan polarisasi yang semakin berkembang di dunia serta mendorong kohesi dan inklusivitas sosial dalam masyarakat yang beragam. Dan Febby Cipta akan menjelaskan perspektif anak muda dalam membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama untuk harmoni sosial yang berkelanjutan.
DAFTAR DI SINI :
Copyright © 2024 Institut Leimena, All rights reserved.
Publikasi ini dipersembahkan oleh Institut Leimena, lembaga non profit dengan misi: “Mengembangkan peradaban Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan peradaban dunia yang menjunjung tinggi harkat manusia, melalui kerjasama dalam masyarakat yang majemuk.”
This email was sent to syehhakediri@gmail.com
Unsubscribe
FORMULIR REGISTRASI
Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya
dalam Rangka Merayakan Hari HAM Internasional yang ke-76
Memperkuat Harmoni Dalam Keberagaman Melalui Pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya
Diselenggarakan oleh :
Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dan Institut Leimena
Didukung oleh :
Templeton Religion Trust
JUMAT, 6 Desember 2024
Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Disiapkan terjemahan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Terima kasih atas pendaftaran Bapak/Ibu R. Tri Priyo Nugroho S.Sos mengikuti Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam Rangka Merayakan Hari HAM Internasional yang ke-76:
Memperkuat Harmoni Dalam Keberagaman Melalui Pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya
Strengthening Harmony in Diversity Through Human Rights Education and Cross-Cultural Religious Literacy pada hari Jumat, 6 Desember 2024 pukul 19.00-21.00 WIB (Via ZOOM)
Link Zoom Webinar Internasional telah kami kirim ke email Bapak/Ibu di tripriyonugroho@gmail.com.
Silakan cek inbox dan spam folder.
Dengan hadir 5-10 menit sebelumnya, Bapak/Ibu bisa memastikan diri telah tersambung ke Zoom Webinar dengan baik.
Pastikan masuk menggunakan nama dan email sesuai pendaftaran untuk verifikasi kehadiran. Panitia berhak tidak memberikan e-certificate bila peserta masuk menggunakan nama dan alamat email yang berbeda.
Jika terverifikasi hadir, sertifikat akan dikirim maksimal 14 hari kerja setelah Webinar berakhir ke email terdaftar tripriyonugroho@gmail.com
Pastikan audio dan speaker Bapak/Ibu berfungsi dengan baik.
Untuk mendengar Webinar dalam Bahasa Indonesia, silakan pilih menu Interpretation dan pilih BAHASA INDONESIA.
Klik tautan ini untuk memulai https://us06web.zoom.us/j/89429160477
Meeting ID Webinar: 894 2916 0477 (tanpa password)
Bila ada kendala teknis, silakan WhatsApp ke nomor 081222229561
Selamat ber-Webinar!
Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Institut Leimena
Keberagaman adalah pondasi utama bagi terciptanya masyarakat yang inklusif dan damai. Indonesia dengan berbagai suku, agama, bahasa, budaya, dan adat istiadat, harus menjaga keberagaman ini sebagai kekuatan strategis untuk menjaga keutuhan, harmoni, dan daya saing di kancah global. Dalam Pencanangan Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia ke-76 pada 25 September 2024, Bapak Dr. Supratman Andi Agtas, S.H., M.H., Menteri Hukum dan HAM RI, memaparkan bahwa sebagai bangsa yang hidup dalam keberagaman, impian Indonesia di masa depan adalah menjadi negara yang damai dan inklusif, hidup dalam harmoni, saling menghargai, dan hak asasi mereka dijamin sepenuhnya oleh negara.
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi keberagaman, termasuk dalam hal agama. Pengakuan terhadap keberagaman ini tercermin dalam konstitusi, yang secara tegas menjamin hak setiap individu untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan mereka. Namun, meski hak ini sudah diatur, masih ada tantangan dalam penerapannya, seperti xenofobia, diskriminasi berbasis agama atau keyakinan, etnisitas, dan lainnya terus meningkat.
Dr. Volker Turk, UN High Commissioner for Human Rights dalam pidatonya pada 55th session of the Human Rights Council, 2024 menjelaskan bahwa serangan yang dipicu oleh kebencian, mulai dari ujaran kebencian hingga tindakan penghinaan simbolis dan kekerasan fisik, mengalami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Kebencian berdasarkan agama itu merusak kohesi sosial masyarakat. Di tingkat global, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membahas strategi mengatasi kebencian berbasis agama dan pentingnya kebijakan Hak Asasi Manusia untuk mendukung keberagaman agama dan budaya, yang juga tertuang di dalam Annual report of the United Nations High Commissioner for Human Rights (A/HRC/55/74). Turk juga menambahkan untuk membangun masyarakat sosial yang kohesif dan inklusif serta anti terhadap ekspresi kebencian, diperlukan literasi agama yang inklusif, dan pandangan yang lebih holistik tentang pendidikan Hak Asasi Manusia.
Senada dengan itu, Duta Besar Achsanul Habib, Deputi I Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-bangsa, Organisasi Perdagangan Dunia, dan Organisasi Lainnya di Jenewa pada side event 55th session of the Human Rights Council, 2024 memaparkan Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) dan Pendidikan Hak Asasi Manusia adalah upaya dalam mendukung kolaborasi untuk melawan intoleransi, stereotip negatif, stigmatisasi, serta diskriminasi dan kekerasan berbasis agama atau kepercayaan.
LKLB adalah sebuah pendekatan kreatif dalam menciptakan masyarakat yang toleran dan inklusif. Dengan mendalami pemahaman tentang agama dan budaya lain, masyarakat dapat mengembangkan apresiasi yang mendalam terhadap keberagaman dan membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan orang lain. Melalui Webinar bertemakan “Memperkuat Harmoni Dalam Keberagaman Melalui Pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya” dalam rangka memperingati Hari HAM Internasional ke-76 ini diharapkan menjadi forum diskusi yang memperkuat toleransi, membangun kohesi sosial, dan mendorong inisiatif sosial yang efektif. Kolaborasi lintas agama dan budaya merupakan elemen kunci dalam menciptakan masyarakat yang kohesif, inklusif, damai dan bebas dari ekspresi kebencian.
Mugiyanto akan menjelaskan pentingnya pemahaman hak asasi manusia sebagai strategi nasional untuk mewujudkan harmoni dalam keberagaman sebuah bangsa. Dr. Harniati, S.H., LLM. akan memaparkan pentingnya peran multipihak untuk memperkukuh kebebasan beragama dan supremasi hukum dalam mewujudkan harmoni sosial di lingkungan masyarakat majemuk. Duta Besar Achsanul Habib akan memberikan perspektif internasional tentang pentingnya peran pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya sebagai implementasi “inclusive faith literacy” dalam membangun harmoni dalam keberagaman, memperkuat kohesi sosial dalam masyarakat yang majemuk, dan mengatasi masalah ujaran kebencian berbasis agama. Duta Besar Rashad Hussain akan menjelaskan pentingnya pendidikan hak asasi manusia dan literasi keagamaan dalam membangun masyarakat yang kohesif dan inklusif di dunia yang semakin terpolarisasi. Prof. Dr. Hj. Siti Ruhaini Dzuhayatin akan mendiskusikan pentingnya supremasi hukum dan literasi keagamaan lintas budaya dalam mewujudkan pemahaman kebebasan beragama dan berkeyakinan untuk menciptakan harmoni dalam keberagaman di Indonesia. Nadine Maenza akan memaparkan peran penting Literasi Keagamaan Lintas Budaya untuk mengatasi perpecahan dan polarisasi yang semakin berkembang di dunia serta mendorong kohesi dan inklusivitas sosial dalam masyarakat yang beragam. Dan Febby Cipta akan menjelaskan perspektif anak muda dalam membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama untuk harmoni sosial yang berkelanjutan.
Sambutan Pembuka :
Matius Ho
Direktur Eksekutif, Institut Leimena
Pembicara Kunci & Sambutan Pembuka :
Mugiyanto
Wakil Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Pembicara :
Dr. Harniati, S.H., LLM.
Plt. Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan HAM Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Duta Besar Achsanul Habib
Deputi Wakil Tetap I, Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa
Duta Besar Rashad Hussain
Duta Besar untuk Kantor Kebebasan Beragama Internasional, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
Prof. Dr. Hj. Siti Ruhaini Dzuhayatin
Guru Besar bidang Hak Asasi Manusia dan Gender Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nadine Maenza
Presiden, International Religious Freedom (IRF) Secretariat
Febby Cipta
Aktivis Muda di Bidang Sosial dan Pendidikan
Moderator :
Ibrahim Reza
Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Jenderal HAM, Kementerian HAM Republik Indonesia
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena*
Kirim
@institutleimena
Follow
Warganegara.org
Follow
info@leimena.org
+62 811 1088 854
© Institut Leimena 2024 | All rights reserved
Terima kasih atas pendaftaran Bapak/Ibu mengikuti Webinar Internasional seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya:
*“Memperkuat Harmoni Dalam Keberagaman Melalui Pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya”*
*Jumat, 6 Desember 2024 pukul 19.00-21.00 WIB*
- Pastikan masuk menggunakan *nama dan email sesuai pendaftaran* untuk verifikasi kehadiran.
- Pastikan audio dan speaker Bapak/Ibu berfungsi dengan baik.
- Untuk mendengar Webinar dalam Bahasa Indonesia, silakan pilih menu *Interpretation* dan pilih *BAHASA INDONESIA*.
Klik tautan ini untuk memulai https://leimena-org.zoom.us/j/89429160477
Meeting ID Webinar: *89429160477* (tanpa password)
Bila ada kendala teknis, silakan WhatsApp ke nomor 081222229561 atau klik link ini https://wa.me/6281222229561
Selamat ber-Webinar!
Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Institut Leimena
Berikut dokumentasi kegiatan webinar tersebut :