Emisi Karbon (CO2)
Emisi karbon adalah proses lepasnya karbon dioksida (CO2) ke atmosfer bumi yang disebabkan oleh berbagai faktor alami maupun aktivitas manusia.
Rumus kimia untuk emisi karbon adalah CO2, yang merupakan singkatan dari karbon dioksida. Emisi karbon adalah pelepasan gas karbon dioksida ke atmosfer Bumi.
Karbon dioksida merupakan senyawa yang terbentuk dari 1 atom karbon dan 2 atom oksigen. Emisi karbon dapat dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, pembakaran bensin, solar, kayu, daun, dan gas LPG.
Emisi karbon merupakan salah satu kontributor terbesar dalam perubahan iklim global yang berdampak buruk pada lingkungan dan kelangsungan hidup manusia.
Untuk menghitung emisi karbon, pembaca yang Budiman dapat menggunakan rumus E = A x EF x (1-ER/100), di mana :
E = emisi
A = tingkat aktivitas
EF = faktor emisi
ER = efisiensi pengurangan emisi secara keseluruhan, %
Pelepasan gas karbon ini memicu dampak yang membahayakan lingkungan, seperti iklim ekstrem, rusaknya lingkungan, mempengaruhi kesehatan manusia, pemanasan global (global warming), serta dampak berbahaya lainnya.
Gas karbon dioksida ini juga dapat disebut dengan gas rumah kaca atau GRK. Jumlah emisi karbon yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, baik dari individu, perusahaan, produk, maupun aktivitas lainnya, dapat diukur menggunakan indikator jejak karbon atau carbon footprint.
Hal tersebut menjadi suatu kekhawatiran yang serius bagi masyarakat indonesia. Maka dari itu, diperlukan upaya untuk mengurangi produksi dari gas karbon dioksida dimulai dari diri sendiri.
Pengurangan emisi gas karbon menjadi salah satu bagian penting dari upaya global dalam menyelamatkan bumi yang terus menghangat.
Dengan melakukan peralihan energi ke energi
terbarukan, menanam pohon, serta upaya lainnya dapat membantu mengurangi
produksi emisi gas karbon.
Emisi karbon adalah pelepasan gas karbon dioksida
(CO2) dan gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer bumi. Emisi karbon dapat terjadi
secara alami, seperti melalui pembusukan dan pernapasan manusia, maupun akibat
aktivitas manusia, seperti :
·
Pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara,
minyak, dan gas alam
·
Deforestasi
·
Pertanian
·
Industri
·
Konsumsi listrik
Emisi karbon dapat menyebabkan berbagai dampak yang
membahayakan lingkungan dan manusia, di antaranya :
- Perubahan iklim, seperti peningkatan suhu rata-rata global, mencairnya es di kutub, dan kenaikan permukaan laut
- Kerusakan ekosistem laut dan daratan, seperti kebakaran hutan dan hilangnya keanekaragaman hayati
- Bencana alam, seperti banjir, kekeringan, dan badai
- Masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan kanker
- Penipisnya ketersediaan air dan makanan
- Migrasi paksa manusia dan hewan
- Perubahan sosial dan ekonomi
- Kerusakan infrastruktur
Untuk mengurangi emisi karbon, Kita dapat :
·
Beralih ke sumber energi terbarukan, seperti matahari,
angin, dan hidroelektrik
·
Menghemat penggunaan energi
·
Beralih ke transportasi umum, sepeda, mobil/motor
listrik, atau berjalan kaki
·
Menghentikan deforestasi dan menanam pohon
Penyebab Emisi Karbon
Emisi karbon dapat disebabkan oleh berbagai aktivitas,
baik secara alami maupun dari kegiatan manusia.
Namun, kegiatan manusia memberikan dampak yang lebih
besar sehingga hal tersebut menjadi faktor utama tingginya kuantitas gas CO2
yang dilepaskan ke atmosfer.
Pelepasan gas karbon secara alami dapat merupakan
hasil dari letusan gunung berapi, pembusukan, hingga pernapasan hewan dan
manusia.
Sementara, contoh emisi karbon yang dihasilkan oleh
kegiatan manusia dapat bersumber dari kendaraan bermotor, pembakaran sampah,
penebangan hutan, pembakaran bahan bakar fosil, serta kegiatan industri
lainnya.
Dampak Emisi Karbon
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, emisi karbon
membawa dampak negatif bagi lingkungan. Berikut ini diantaranya:
1. Perubahan iklim dan bencana alam
Emisi karbon dapat menyebabkan meningkatnya suhu bumi
dari rata-rata global yang telah dialami oleh bumi setahun ke belakang dengan
kenaikan suhu mencapai 1,5 celcius.
Perubahan iklim ini juga dapat menyebabkan bencana
alam seperti badai, kekeringan, banjir dan lainnya.
2. Perubahan ragam hayati
Peningkatan suhu bumi yang disebabkan oleh emisi gas
karbon mempengaruhi cara bertahan hidup hewan dan tumbuhan.
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang tidak bisa
beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi dari rata-rata akan sulit untuk
bertahan, sehingga spesies tersebut akan terancam punah.
3. Pencemaran dan kerusakan lingkungan
Gas karbon yang diserap oleh lingkungan dapat
menyebabkan pencemaran ekosistem. Hal tersebut mulai dari rusaknya ekosistem
laut, mencairnya es di kutub yang disebabkan oleh naiknya suhu bumi, hingga
kurangnya persediaan air bersih akibat jejak karbon yang mencemari air laut.
4. Tersebarnya penyakit
Polusi dan cuaca yang ekstrem menyebabkan turunnya
imun pada tubuh manusia. Tercemarnya lingkungan juga dapat menyebarkan bakteri,
virus, hingga parasit yang dapat menjangkit tubuh manusia, seperti masalah
pernapasan, malaria, hingga penyakit lainnya.
5. Kurangnya ketersediaan pangan
Cuaca ekstrem seperti hujan badai ataupun kekeringan
tentunya dapat mempengaruhi hasil panen dari pertanian. Kemudian, kurangnya
hasil pertanian juga akan berpengaruh pada sektor peternakan.
Kurangnya ketersediaan air bersih juga dapat
menghambat kebutuhan pada sektor perikanan dan peternakan. Hal tersebut dapat
memberikan dampak besar terhadap ketersediaan pangan manusia.
Cara Mengurangi Emisi Karbon
Mengingat dampaknya yang berbahaya, sebaiknya kita
mulai melakukan langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon. Lalu apa saja
yang bisa dilakukan?
Gunakan transportasi umum atau kendaraan
ramah lingkungan
Dengan mengurangi penggunaan transportasi pribadi
bermotor, kita dapat mengurangi pembakaran bahan bakar fosil yang dapat
menyumbang gas karbon dioksida ke atmosfer.
Selain transportasi umum, kamu juga dapat menggunakan
kendaraan ramah lingkungan, seperti mobil/motor listrik, sepeda, ataupun
berjalan kaki.
Menghemat energi atau listrik
Kita bisa menghemat listrik mulai dari rumah. Beberapa
cara yang bisa Anda lakukan yaitu :
·
Mematikan lampu atau elektronik lainnya apabila sedang
tidak digunakan
·
Menggunakan lampu LED
·
Memilih penyedia listrik dengan sumber energi
terbarukan.
Menanam pohon
Deforestasi menjadi salah satu penyumbang gas emisi
yang besar. Maka dari itu, kita dapat menanam pohon sebagai penyerap gas karbon
dioksida, sehingga dapat mengurangi kuantitas CO2 yang dilepas ke udara.
Mendaur ulang sampah
Kita dapat memilah sampah yang kita hasilkan menjadi
sampah organik dan non-organik agar dapat didaur ulang untuk mengurangi jumlah
sampah yang kita setorkan ke pembuangan akhir.
Selain itu, kita juga dapat mengurangi penggunaan
plastik, seperti membawa tas belanja sendiri, botol minum sendiri, serta
peralatan makan sendiri. Cara tersebut dapat dilakukan untuk mengurangi sampah
plastik yang sulit terurai.
Pembaca artikel yang Budiman Mari, mulai lakukan
langkah-langkah ini demi memberikan kenyamanan hidup dan lingkungan yang lebih
sehat.
Salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan,
Bank Mega Syariah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbonnya sendiri,
termasuk penggunaan teknologi hemat energi di kantor pusat maupun cabang, untuk
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan langkah ini, tidak hanya mendukung
keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan contoh positif bagi sektor
perbankan dan masyarakat luas.
Data yang dikeluarkan World Meteorological
Organization (WMO) perihal WMO Global Annual to Decadal Climate Update
2022-2026 menunjukkan bahwa ada kemungkinan besar lonjakan tinggi suhu
permukaan Bumi. Diperkirakan jika suhu Bumi akan naik lebih dari 1,5 derajat
Celsius dalam rentang waktu 2022-2026.
Mengapa ini bisa terjadi ?
Naiknya suhu Bumi tersebut sedikit-banyaknya
dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida. Tidak
muluk-muluk sampai kepada pencairan es di kutub, dalam skala lebih kecil,
peningkatan emisi karbon menuntun peningkatan suhu yang menyebabkan hari
menjadi semakin panas.
Berikut ini kami telah merangkum berbagai informasi
yang perlu Kita ketahui tentang emisi karbon, mulai dari pengertian, penyebab,
dampak, hingga cara menguranginya. Simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Emisi Karbon
Ada banyak pengertian emisi. Menurut KBBI, kata emisi
bisa diterjemahkan sebagai “kandungan gas mesin yang dibuang ke udara”. Dalam
hal ini, emisi karbon, atau emisi karbon dioksida (CO2), merujuk pada pelepasan
gas karbon dioksida ke atmosfer Bumi.
Berbagai kegiatan manusia, misalnya pembakaran bahan
bakar fosil, menjadi penyumbang besar lepasnya gas CO2 ke atmosfer. Besarnya
karbon dioksida yang dihasilkan tersebut dapat dihitung melalui carbon
footprint atau jejak karbon.
Berdasarkan buku Advances in Agronomy (2022), jejak
karbon adalah jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang terlepas ke atmosfer, baik
karena perorangan, organisasi, proses, produk, maupun kejadian, dalam satu
lingkup tertentu.
Penyebab Emisi Karbon
Perlu Kita ketahui, emisi karbon sebenarnya tidak
semata-mata disebabkan oleh aktivitas manusia. Sejumlah proses di alam juga
melepaskan gas karbon, contohnya adalah proses pembusukan.
Ketika manusia bernapas pun, ada gas CO2 yang
dilepaskan ke udara. Hanya saja, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer
semakin meningkat dan diperparah oleh aktivitas manusia.
Laman CO2 Human Emissions menyatakan, sumber emisi
global yang menghasilkan gas karbon dioksida terbesar adalah pembakaran bahan
bakar fosil, seperti minyak, batu bara, dan gas. Aktivitas tersebut
berkontribusi sebanyak 87 persen terkait melonjaknya kuantitas CO2 di udara.
Di samping itu, deforestasi dan penebangan hutan juga
punya andil dalam peningkatan emisi karbon. Ketika pepohonan ditebang, maka
hilanglah agen yang bertugas sebagai penyerap alami CO2 dari atmosfer.
Lebih lanjut, proses industri, seperti produksi semen,
pembuangan limbah, hingga penggunaan pupuk nitrogen juga secara signifikan
menghasilkan emisi CO2.
Dampak dari Emisi Karbon
Emisi karbon memiliki dampak serius pada lingkungan
dan manusia. Merujuk laman National Geographic dan situs resmi PBB, beberapa
dampak emisi karbon adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Iklim
Emisi karbon adalah penyebab utama perubahan iklim
global. Ini menyebabkan peningkatan suhu rata-rata di seluruh dunia, yang dapat
mengakibatkan cuaca yang lebih ekstrem, naiknya permukaan laut, dan kerusakan
ekosistem.
Dijelaskan dalam National Geographic, GRK mampu
menyebabkan peningkatan suhu bumi karena gas tersebut mampu menyerap dan
memperangkapkan energi panas dari Matahari. Panas yang terperangkap tersebut
lantas menyebabkan suhu Bumi meningkat.
2. Kerusakan Lingkungan
Perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon
dapat merusak ekosistem laut dan daratan, seperti terjadinya kebakaran hutan
dan melelehnya es di kutub.
3. Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Ketika habitat di darat maupun laut rusak karena
peningkatan suhu bumi, keberlangsungan hidup berbagai hewan dan tumbuhan
terancam punah. Sejumlah spesies mungkin mampu untuk berpindah ke habitat yang
baru, tetapi spesies lain bisa saja tidak dapat melakukannya.
4. Terjadinya Bencana Alam
Salah satu dampak perubahan iklim adalah meningkatnya
frekuensi badai. Ketika suhu meningkat, banyak uap air yang menguap. Hal ini
mengakibatkan curah hujan ekstrem dan banjir dan akhirnya menimbulkan badai
yang bersifat lebih merusak.
5. Menipisnya Ketersediaan Air dan Makanan
Perubahan iklim dapat mempengaruhi siklus air,
mengancam pasokan air bersih dan keberlanjutan pertanian. Selain itu, sektor
perikanan dan peternakan juga turut terdampak sehingga memicu penurunan pasokan
makanan bagi manusia.
6. Kesehatan Manusia
Perubahan lingkungan juga punya pengaruh terhadap
kesehatan manusia. Polusi udara hingga cuaca ekstrem tentu punya pengaruh
terhadap imun tubuh. Selain itu, perubahan cuaca juga mendorong penyebaran
bakteri, virus, hingga peningkatan populasi nyamuk.
Cara Mengurangi Emisi Karbon
1. Menghemat Penggunaan Energi
Cara paling mudah untuk mengurangi emisi karbon adalah
dengan menghemat energi. Listrik yang Kita gunakan bisa bekerja berkat suplai
pembakaran bahan bakar, seperti batu bara atau minyak.
Untuk menekan jumlah batu bara atau bahan bakar fosil
lainnya dibakar untuk kebutuhan energi, maka Kita dapat menghemat listrik
dengan mematikan lampu atau perangkat elektronik jika tidak digunakan.
2. Beralih ke Transportasi Umum
Kendaraan, seperti mobil dan motor, juga melepas
karbon dioksida ke udara. Hal ini bisa diatasi dengan Kita menggunakan
transportasi umum.
Ketika orang-orang lebih memilih transportasi umum,
jumlah kendaraan pribadi di jalan pun akan menurun. Jalan menjadi tidak macet
dan udara pun menjadi lebih besar.
Alternatif lain, Kita juga bisa menggunakan
transportasi lain yang lebih bersih, misalnya mengendarai sepeda, mobil/motor
listrik, atau dengan berjalan kaki.
3. Menanam Pohon
Menghentikan deforestasi dan menanam pohon dapat
membantu mengurangi emisi karbon dengan menjaga kemampuan hutan untuk menyerap
CO2.
5. Menggunakan Energi Terbarukan
Beralih ke sumber energi terbarukan, seperti matahari,
angin, dan air, dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Mengurangi Emisi Karbon dengan Menggunakan LNG dari PT
PGN LNG Indonesia
Liquefied Natural Gas (LNG) merupakan salah satu bahan
bakar alternatif yang dapat membantu mengurangi emisi karbon. LNG sendiri
adalah gas alam yang didinginkan hingga mencapai suhu -162 derajat Celsius
sehingga bentuknya berubah menjadi cair.
Ada banyak keuntungan yang didapat dari pemakaian LNG
sebagai bahan bakar. Dari segi lingkungan, emisi CO2 dari LNG 25 persen jauh
lebih sedikit dibandingkan bahan bakar lain.
Sementara itu, jika melihat efeknya terhadap kesehatan
mesin, gas alam cair ini mampu mengurangi frekuensi perawatan sehingga biaya
yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit. Ini karena pembakaran LNG lebih sedikit
dan minim jelaga.
Sebagai produsen LNG, kami, PT PGN LNG Indonesia, juga
berkomitmen untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas dan infrastruktur LNG
di seluruh Indonesia dengan tujuan mendukung program pemerintah dalam
mengurangi konsumsi bahan bakar minyak.
Jangan ragu untuk menghubungi kontak PGN LNG yang
tersedia di situs web untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana Kita dapat
berperan dalam menjaga lingkungan dan energi yang lebih bersih.
Artikel
by, POINT Consultant