JANGAN ADA SUSU
by Zeng Wei Jian
Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) ga ada susu. Jadi bahan bully haters. Infonya; suplai susu kurang. Ga mau import. Bagus.
Pemerintah sebaiknya fokus standar menu. Bukan pada jumlah cakupan wilayah. Nasi & tumis 5 jenis sayur. Daging sapi, ayam, ikan, dan telor. Plus 2 macam buah. Anggaran kecil, Kurangin wilayah non prioritas. Bukan mengorbankan menu yang hanya jadi bahan ledekan haters.
Pemerintah harus berani cari terobosan pendapatan. Jangan rakyat mulu dibebani pajak. Buka Kasino. Pake model Genting highlang. Legalisasi Ganja Medis. Sehingga bisa export cannabis oil & bahan mentahnya bisa digenjot. Indonesia semakin tertinggal jauh di riset extraksi cannabis oil dari Thailand.
President Prabowo sebaiknya menugaskan 1 orang untuk mengkonsolidasi kekuatan. Secara diam-diam. "Pemerintah Kuat" is the key.
Sebaiknya MBG ga pake susu. Ngejar kalsium & protein pake 2 sendok teh daun basil. Plus telor rebus. Setara 1 gelas susu.
Susu masi kontroversi di kalangan ahli gizi anti-mainstream. Riset menyatakan susu is no benefit for bone health.
Susu & produknya adalah bisnis seperti Coca-Cola. In general, we don’t think Coke is out to better the world. Di China, Coca-Cola masuk kategori pembersih toilet. Ilusi susu coklat sebagai "recovery food" juga merupakan industry-supported idea.
Hanya balita yang butuh susu. Mereka punya enzim mencerna & menyerap susu. Enzim lenyap pada anak kecil & dewasa.
Historians catat praktek minum susu sapi berusia 8000-10.000 tahun. Konsumsi susu species lain ga perna jadi instink. Badan ga butuh secara alamiah. Species A ga perna minum susu dari species B. Rusa ya nyusu ke indukan rusa. Ga perna ke ibu babi.
As the milks of different species contain different amounts of fat, protein, and sugar, leading some to question their healthfulness.
Human milk mengandung 4.5% lemak. Bayi pasti hanya butuh sekian. Susu Onta 2.5% lemak ga ideal buat bayi. Susu ikan paus lebi gawat. Lemaknya 34.8%.
Karakter diturunkan via susu. Wet nurses & breastfeeding memperlihatkan hasil anak punya moral baik, cerdas, dan other desirable attributes.
Sekitar 68% orang di bumi & 42% warga Amerika diperkirakan mengidap Lactose intolerance. Symptoms include stomach cramps, diarrhea, and gas.
Amerika mulai program "milk in school" di WW-1. Mereka butuh menaikan produksi product susu. Dikirim sebagai makan prajurit yang bertugas di luar negeri.
Tapi produksi susu petani kurang. Karena upah rendah. Jadi Pemerintah berpikir, ciptakan demand untuk dibagikan ke school kids. Jadi ada demand untuk "fluid milk" yang akan diproses sebagai makaman tentara.
Feed prices went up. Artificial feeding diiklankan secara besar-besaran & bombastic. Propaganda gila. Didasari Power, corruption, greed, mass manipulation. Slogan "Eat more MILK" dibunyikan. Karena frase "Minum Susu" ngga dikenal & terasa lucu di telinga orang dewasa.
Di Era Progressive, proganda susu tetap ada, dan di-recycled selama WW-2. The soon-to-rot milk was homogenized into ‘government cheese’.
Tahun 1946 President Truman rilis National School Lunch Act. Mengharuskan adanya susu. Orang tua ogah beli. Maka Pemerintah Federal memaksa susu masuk sekolah dengan anggaran negara.
Slogan Propaganda "Milk Does a Body Good", "Milk Mustache" & "Got Milk?" terdengar lagi di Era 90an. Dibiayain oleh perusahaan besar seperti California Milk Processor Board, Goodby, Silverstein & Partners, MilkPEP dan Pro-milk lobbyist groups. Semuamya diorkestrasi United States Department of Agriculture (USDA).
THE END
Sumber referensi :
https://www.facebook.com/share/v/15vawa9T5A/
Ditulis ulang oleh POINT Consultant