Sakau Narkoba (Drug Withdrawal)
Drug withdrawal is a physiological response to the sudden quitting or slowing of use of a substance to which the body has grown dependent on. The various types of drug withdrawal syndromes may involve different combinations of physical, mental, and emotional symptoms—some of which can prove dangerous if left unmanaged.
Tantangan terberat bagi seorang pecandu narkoba adalah saat berusaha lepas dari zat berbahaya tersebut karena efeknya pasti sakau. Sakau atau drug withdrawal adalah kondisi saat seseorang mengalami penderitaan fisik dan mental akibat berhenti mengkonsumsi zat tertentu seperti narkotika.
Kenapa Orang Bisa Sakau ?
Sakau terjadi karena seseorang berhenti mengonsumsi zat narkotika yang menimbulkan adiksi atau ketergantungan. Berikut beberapa zat narkotika yang membuat seseorang sakau yaitu :
- Heroin
- Kokain
- Benzodiazepin
- Metamfetamin atau sabu
- Nikotin
Adiksi terhadap salah satu zat di atas membuat dopamin dalam otak berproduksi berlebihan. Dopamin adalah zat dalam otak yang berfungsi dalam memengaruhi emosi dan dapat meningkat jika mengalami sensasi yang membuat senang.
Efek dopamin berlebihan tentunya membuat emosi yang dirasakan, baik senang maupun sedih menjadi tidak normal. Jika tidak mengkonsumsi zat narkotika lagi, maka dopamin tentu menjadi tumpul, akibatnya mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan kenikmatan dari hal-hal yang terjadi secara alamiah seperti makan atau berolahraga.
Gejala Sakau
Berikut ciri-ciri orang saat sakau, di antaranya :
- Tremor atau merasa bergetar sekujur tubuh
- Nyeri otot atau pegal-pegal
- Kehilangan nafsu makan
- Kelelahan yang berlebih
- Berkeringat
- Iritabilitas dan agitasi
- Depresi
- Mengalami gangguan kecemasan
- Mual atau muntah
- Insomnia
- Gangguan paranoid
- Mengalami kejang dan pupil melebar
Durasi dan Intensitas Sakau
Durasi atau waktu sakau setiap orang tergantung dari seberapa lama mereka mengkonsumsi zat tersebut dan tergantung zat yang dipakai.
Salah satu contohnya pada pemakai sabu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa intensitas sakau cenderung memuncak sesaat setelah penghentian dan secara bertahap menurun selama beberapa minggu.
Biasanya pada fase ini, seseorang akan mengalami depresi, anhedonia, atau ketidakmampuan untuk merasakan kenikmatan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah penggunaan terakhir.
Periode depresi yang dialami oleh pengguna metamfetamin atau sabu lebih lama dan mungkin lebih intens daripada depresi yang dialami selama putus zat lainnya seperti kokain.
Cara Mengatasi Orang Sakau
Pada prinsipnya, tidak ada obat khusus untuk mengatasi orang sakau. Obat yang diberikan hanya bersifat simptomatis sesuai dengan gejala yang didapat. Namun beberapa cara di bawah ini dapat membantu mengurangi gejala saat sakau atau supaya sakau tidak kambuh kembali.
Pada Saat Terjadi Sakau
- Temani dan beri ketenangan. Jangan lupa untuk meletakkan di tempat tenang dan terus dipantau kondisinya !
- Buatlah orang tersebut sibuk sehingga mereka tidak punya waktu untuk memikirkan perasaannya. Ingatlah bahwa mereka memiliki rentang konsentrasi yang pendek dan ingatan mereka mungkin tidak berfungsi dengan baik! Jadi, Anda bisa mengajaknya untuk menonton film atau berjalan-jalan sebentar.
- Bantu orang yang sedang sakau untuk mengelola stres dengan menggunakan teknik dasar seperti ajak berbicara, berolahraga, atau dipijat.
- Dampingi orang tersebut tetap terhidrasi dengan minum air putih. Jangan beri minuman seperti soda karena mengandung zat yang menimbulkan adiksi!
- Segera hubungi tenaga medis jika terjadi kondisi yang membahayakan.
Sesudah Sakau Terjadi
Berikut contoh beberapa dukungan yang tepat kepada orang yang sedang berusaha bangkit dari fase tersebut :
- Membawanya ke dokter spesialis kesehatan jiwa untuk melakukan konseling
- Mengajak ke tempat rehabilitasi agar dapat dipantau setiap harinya oleh tenaga medis.
- Mengajarkan untuk mengikuti kegiatan positif seperti mengikuti pelatihan atau bekerja sesuai skill yang diminati.
- Pendamping harus memastikan agar pecandu tidak berkomunikasi sementara dengan sesama pecandu narkoba yang lain sampai dinyatakan terbebas dari ketergantungan zat terlarang tersebut.
Kapan Harus ke Dokter ?
- Saat Anda atau orang yang Anda cintai mengalami sakau, segera konsultasi dengan Dokter Spesialis Kesehatan terdekat.
- Pasalnya, terdapat beberapa gejala sakau yang berpotensi mengancam nyawa. Apabila Anda atau orang yang Anda cintai mengalami gejala di bawah ini, segera hubungi layanan kesehatan terdekat :
- Delusi
- Kesulitan bernapas
- Halusinasi
- Kehilangan kesadaran
- Detak jantung berdegup lebih cepat
- Kejang
_______
Mengenali Tanda dan Gejala Orang Sakau Narkoba
Orang yang sedang mengalami sakau biasanya sering diabaikan atau malah dijauhi. Padahal, setiap orang yang sudah ketergantungan narkoba juga pasti akan melalui tahap sakau jika ingin “bersih’ dan berhenti menjadi pemakai.
Apa itu sakau ?
Apa yang akan terjadi pada tubuh pengguna narkoba saat sedang sakaw ?
Dan bagaimana cara kita membantu meringankan penderitaan saat sakau narkoba ?
Kenapa orang bisa kecanduan narkoba ?
Narkoba membuat penggunanya merasa sangat bahagia hingga ‘teler’. Ini adalah akibat dari lonjakan dopamin dan serotonin yang dilepaskan otak di luar batas toleransi, sebagai reaksi rangsangan narkotika. Secara otomatis, efek nagih ini akan membuat tubuh membutuhkan penggunaan obat yang berulang demi memuaskan kebutuhan akan kebahagiaan ekstrem tersebut.
Penyalahgunaan obat dan zat terlarang yang berkepanjangan akan merusak sistem dan sirkuit reseptor motivasi dan penghargaan otak, menyebabkan ketergantungan.
Dilansir dari Kompas, kasus penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang di Indonesia tahun 2015 hampir mencapai 6 juta jiwa. Lebih lanjut menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), diperkirakan 50 orang meninggal setiap harinya akibat penyalahgunaan narkotika.
Apa itu sakau dan apa penyebab sakau ?
Sakau, atau sakaw, alias putus obat, adalah gejala tubuh yang terjadi akibat pemberhentian pemakaian obat secara mendadak, atau akibat penurunan dosis obat secara drastis sekaligus.
Gejala sakau narkoba meliputi gejala emosional dan fisik, yaitu :
- Gejala emosional yang akan dialami orang sakau
- Kecemasan
- Gelisah
- Mudah marah
- Insomnia
- Sakit kepala
- Sulit berkonsentrasi
- Depresi
- Pengasingan diri
Gejala fisik yang akan dialami orang sakaw :
- Berkeringat
- Jantung berdebar
- Detak jantung keras
- Otot menegang
- Dada terasa sesak
- Kesulitan bernapas
- Tremor
- Mual, muntah, atau diare
Kenapa tingkat keparahan sakau berbeda-beda pada tiap pengguna narkoba ?
Gejala dan kronologis waktu dari sakaw akan berbeda untuk setiap obat, tergantung dari bagaimana mereka berinteraksi dengan otak dan fungsi tubuh. Narkoba diserap oleh tubuh dan bisa tetap aktif dalam jangka waktu yang berbeda pula.
Tingkat keparahan dan durasi sakaw dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan pada zat tersebut dan beberapa faktor lain, termasuk :
- Jangka waktu penggunaan obat
- Jenis obat yang digunakan
- Cara penggunaan obat (melalui suntik, dihirup oleh hidung, rokok, atau ditelan)
- Dosis setiap kali menggunakan obat
- Riwayat keluarga dan genetik
- Faktor kesehatan medis dan jiwa
Misalnya, seseorang yang telah bertahun-tahun menggunakan heroin suntik dengan riwayat ketergantungan di keluarga dan masalah kejiwaan, lebih mungkin untuk mengalami sakaw dalam waktu lama dengan gejala yang lebih kuat daripada seseorang yang menggunakan heroin dalam dosis kecil dalam periode singkat.
Detoksifikasi sebagai jalan keluar utama ketergantungan narkoba.
Karena sakaw umumnya memuncak setelah beberapa hari dari dosis terakhir, detoksifikasi adalah metode utama pemulihan diri dari ketergantungan dan gejala sakau, serta mencegah potensi kambuh menyandu, dengan membuang sisa obat-obatan terlarang dalam tubuh.
Program detoksifikasi bisa dilakukan dengan rawat jalan atau rawat inap di pusat rehabilitasi narkoba. Namun, rehab rawat inap adalah pilihan yang paling cocok agar pasien bisa mengontrol dan mengelola gejala sakau dan ngidam, yang akan jadi sangat kuat selama detoks, dengan pengawasan ketat tim medis profesional. Program ini menawarkan pemantauan medis atas sakau, membantu pasien tetap aman, dan senyaman mungkin selama menjalani rehabilitasi.
Detoks dimulai sebelum obat sepenuhnya keluar dari sistem tubuh, dan biasanya akan berjalan selama 5-7 hari. Untuk pengguna kronis, detoks dapat berjalan lebih lama, hingga 10 hari.
Tekanan darah, denyut jantung, pernapasan, dan suhu tubuh akan dipantau untuk menjaga pasien tetap aman sepanjang proses detoksifikasi, termasuk memastikan gejala yang dialami akibat sakau bisa ditanggulangi dengan baik.
Sumber referensi :
- American addiction center.2024.Meth Withdrawal Symptoms, Timeline and Addiction Treatment
- Adf.2024.Home-based withdrawal
- McGregor, C.,et al.2005. The nature, time course and severity of methamphetamine withdrawal. Addiction, (9), 1320-9.
- Zorick, T. et al.2010. Withdrawal symptoms in abstinent methamphetamine-dependent subjects. Addiction: (10), 1809-18.
- Center for Substance Abuse Treatment.2006. Detoxification and substance abuse treatment. Treatment improvement protocol (TIP) series 45. Rockville, MD: Center for Substance Abuse Treatment.
- Verywelllmind.2024.Understanding Withdrawal and Its Effects
Artikel by, POINT Consultant