Raden Ayu Anjasmoro
![]() |
Foto : Makam Pesarean Raden Ayu Anjasmoro, terletak sekitar 350 meter dari kompleks makam Troloyo, Mojokerto, Jawa Timur |
Raden Ayu Anjasmoro adalah Putri Kerajaan Majapahit yang dipersunting menjadi garwo Selir Raja Damarwulan. Terletak sekitar 350 meter dari kompleks makam Troloyo, Mojokerto, Jawa Timur.
Di dalamnya ada 2 (dua) makam yang berdampingan yakni Makam Gusti Ratu Ayu Kencono Wungu dan Makam Raden Ayu Anjasmoro. Sama dengan sebutannya, berada di tengah area makam umum, bangunan Makam Ratu Ayu Kencono Wungu dicat berwarna ungu.
.
Anjasmoro adalah tokoh legendaris seorang putri dari kerajaan Majapahit. Anjasmoro adalah nama dari Putri Patih Logender, putri yang amat cantik jelita, mustikaning putri tetengguling para widodari, bebasan sugih rupa kurang chandra
Putri Patih Logender ini adalah putri yang berjiwa agung bersama dengan Raden Damarwulan ia telah mewariskan keteladanan. Dan atas keagungan serta keteladanan Sang Putri Anjasmoro, maka kemudian masyarakat kerajaan Majapahit mengabadikan namanya menjadi nama sebuah gunung yaitu Gunung Anjasmoro.
Diceritakan, sebelum Raden Ayu Anjasmoro dipersunting Damarwulan (Damar Sasongko), ia sempat menjadi selir dari Minak Jinggo atau Adipati Blambangan. Adipati Blambangan adalah salah satu orang yang tewas dalam peperangan karena memperebutkan tahta raja dan ingin menjadi suami Ratu Kencana Wungu.
Raden Ayu Anjasmoro memang merupakan selir Adipati Blambangan. Namun diam-diam, di tengah cerita itu, Raja Damarwulan rupanya telah membuat janji dengan Raden Ayu Anjasmoro untuk menikahinya. Dengan harapan mendapatkan pusaka gada andalan Adipati Blambangan.
Setelah Raden Ayu Anjasmoro mengkhianati Adipati Blambangan ia pun menjadi istri dari Damarwulan. Tepatnya, pasca perang Adipati Blambangan dengan Damarwulan terjadi.
Di mana perang tersebut akhirnya dimenangkan oleh Damarwulan. Kini Raden Ayu Anjasmoro dimakamkan di kompleks pemakaman umum Troloyo, berdampingan dengan Makam Ratu Majapahit terakhir, yakni Gusti Ayu Kencana Wungu.
Sosok Anjasmoro, disebutkan dalam sepenggal cerita tentang perjuangan Ksatria Damarwulan kebanggaan Mojopahit. Meski bukan dari Serat Damarwulan dan kisah Sang Ksatria sendiri masih simpang siur, setidaknya ada setitik unsur kuno dalam tembang klasik yang termaktub dalam budaya Jawa. Dari tembang ini, bisa menjadi petunjuk kecil :
Dalam Bahasa Jawa
Terjemahan dalam bahasa Indonesia
Asmaradana
Anjasmara ari mami
Mas mirah kulaka warta
Dasihmu lan wurung layon
Aneng kutha Prabalingga
Prang tandhing Wurungbhisma
Karia mukti wong ayu
Pun kakang pamit palastra
Terjemahan dalam bahasa Indonesia
Asmaradana
Anjasmara ari mami
Mas mirah kulaka warta
Dasihmu lan wurung layon
Aneng kutha Prabalingga
Prang tandhing Wurungbhisma
Karia mukti wong ayu
Pun kakang pamit palastra
Kasmaran
Wahai Anjasmara Adindaku
Permata hati carilah berita
Kekasihmu tak urung jadi mayat
Berada di kota Probolinggo
Bertempur melawan Wurubhisma
Tinggallah berbahagia wahai kekasihku yang cantik
Kakanda memohon diri untuk mati.
Rupanya, penggalan tembang macapat ini adalah bagian dari kisah Ksatria Damarwulan yang akan berangkat berperang melawan Raja Blambangan. Sebelum berangkat, Sang Ksatria andalan Wilwatikta ini berpamitan dengan istrinya, Dewi Anjasmoro.
Keduanya berada dalam lingkaran bangsawan kerajaan, yang sering berinteraksi satu sama lain karena kegiatan ayahanda mereka yang tak jauh dari urusan istana. Damarwulan merupakan putra dari Patih Maudoro sedangkan Anjasmoro merupakan putri dari Patih Lohgender. Singkat cerita, Anjasmoro dan Damarwulan yang kasmaran merupakan pasutri yang baru saja menikah. Keduanya masih berada di masa bulan madu dan masih hanyut dimabuk cinta dalam biduk rumah tangga yang baru saja mereka bangun.
Sebagai pasangan yang baru saja menikah, tentunya Sang Istri selalu ingin berada dekat dengan suaminya. Sang Suami pun didapuk membela negara untuk menumpas pemberontakan kerajaan bawahan. Anjasmoro tak rela melepas suaminya pergi berperang, meski itu merupakan tugas Negara. Dia bahkan ingin mengikuti kemanapun suaminya pergi, meski dalam medan perang yang penuh mara bahaya sekalipun.
Suatu hari, Damarwulan mengajak istri tercintanya kemanapun Anjasmoro inginkan. Seharian mengajak istrinya bersenang-senang kemudian Anjasmoro pun lelah dan tertidur. Kesempatan ini pun digunakan Damarwulan untuk pergi berperang, karena jelas saat istrinya terbangun pasti dia tak akan tega meninggalkannya. Sedangkan, istrinya pasti tak akan mengizinkan suaminya pergi. Kemudian Damarwulan pun menuliskan surat untuk Anjasmoro yang berisi tembang Asmaradana penuh ungkapan cinta yang ditinggalkan di samping istrinya yang lelap tertidur.
Damarwulan pun berangkat berperang ke Probolinggo melawan Raja Blambangan yang katanya dipimpin oleh Minakjinggo. Blambangan sendiri, merupakan kerajaan bawahan Majapahit yang membelot karena Minakjinggo menyatakan perang karena janji lamarannya diingkari oleh Ratu Kencono Wungu. Blambangan adalah daerah Banyuwangi, sedangkan Probolinggo adalah perbatasan antara wilayah pusat Majapahit dan Blambangan.
Singkat cerita, akhirnya Damarwulan berhasil mengalahkan Minakjinggo dan Ratu Kencono Wungu malah menjadi istri baru Damarwulan. Karena Kencono Wungu seorang ratu, sehingga posisi Anjasmoro sebagai istri pertama pun tergeser sehingga Sang Ratu pun menjadi permaisuri. Cukup tidak adil ya?
Meski demikian, Damarwulan sejatinya tak terlalu tertarik dengan Kenconowungu dan tetap menempatkan Anjasmoro di tempat tertinggi di hatinya. Di sinilah peran Anjasmoro yang setia pada suaminya, menanti kekasihnya pulang membawa kabar gembira. Seorang wanita yang tangguh, dimana pengabdiannya pada orang terkasihnya menjadikan suaminya punya posisi yang tinggi, meski dirinya akhirnya harus merelakan berbagi suami, aaaaarrrgh!!!
Lupakan tentang Kenconowungu. Kisah tembang Asmaradana jelas hanya tentang Anjasmoro dan Damarwulan yang sedang kasmaran namun harus berpisah. Entah darimana kedua pasangan ini berasal, yang jelas nama dua sejoli di zaman modern ini kedengarannya agak terbalik. Damarwulan terdengar seperti nama perempuan, sedangkan Anjasmoro malah kerap dipakai sebagai nama laki-laki.
Artikel Point Consultant