Indonesia 0-2 Australia (minimal) & Persamaan Mafia Pertamina dan Mafia Sepakbola
*Indonesia 0-2 Australia (minimal) & Persamaan Mafia Pertamina dan Mafia Sepakbola*
______________________________________
Melihat cacatan perjudian sepakbola, Indonesia selalu dikorbankan oleh para mafia. Di sinilah Presiden Prabowo berharap Indonesia masuk Piala Dunia. Rakyat Indonesia ditipu mafia minyak pimpinan Muhammad Riza Chalid, dan begundal di Pertamina. Prabowo bersih-bersih Pertamina?
Praktik rente ala Petral sudah ada sejak zaman Pak Harto; pelaku pentolannya juga sama, satu geng dengan Muhammad Reza Chalid. MRC ini memiliki kekuatan tanpa batas. Dia bisa menyikat siapa pun. Karena uang.
Mendiang ekonom Faisal Basri, yarhamukallah, memimpin investigasi Petral. Petral dibubarkan, namum praktik rente tetap dijalankannya. Rekomendasi tata-niaga pengadaan minyak Pertamina yang disampaikan oleh Faisal Basri tidak dijakankan.
Yang terjadi malah lebih parah. MRC merancang kejahatan lebih kuat lagi, karena uangnya sudah tidak terbatas. MRC menguasai pengadaan minyak mentah dan BBM jadi, mengoplos dan menipu konsumen.
Keserakahan yang menyengsarakan rakyat sebagai konsumen. Berpuluh tahun, ribuan triliun dikeruk oleh MRC dan para gangster Pertamina; uangnya ada di Singapura dan luar negeri.
Kekuatan uang MRC dan jaringan pengadaan minyak dia kuasai: seluruhnya. Dengan duitnya, MRC bisa membayar di depan, ijon minyak.
Aramco, Socar, BP PLC, Equinor ASA, Total SA, Chevron, Cepsa, pun telah dikunci. Untuk lebih gilanya lagi MRC mengendalikan lewat kebijakan di Pertamina.
Riva Siahaan, Sani Dinar Saefuddin, Agus Purnomo, mengatur kebijakan agar impor minyak mentah dan BBM Ron 92 dan 90 dilakukan, lalu dioplos. Yoki Firnandi mengatur shipping yang sudah dikuasai oleh MRC.
Semua kebijakan Pertamina ini diatur, dan dikendalikan oleh dan untuk menguntungkan mafia anak Muhammad Riza Chalid, Muhammad Kerry Adrianto Riza. Per tahun, kerugian negara mencapai hampir 200 triliun.
Karena kuatnya MRC, tak ada satu pun orang yang berani melawan MRC ini. MRC mengendalikan pasokan. Ancamannya, jika tidak lewat dia, maka pasokan nol. Krisis BBM menghantui Indonesia.
Maka, pilihannya cuma satu: membiarkan MRC lewat anaknya, Kerry merampok Pertamina bersama para pejabatnya.
Prabowo melakukan pembersihan di Pertamina? Jika ya, keberpihakan terhadap rakyat. Indonesia bisa menikmati harga BBM sama dengan Malaysia.
Kondisi sama terjadi di sepakbola. Shin Tae-yong melakukan pembersihan; melawan mafia dan perjudian bola. Prestasi U-23 yang nyaris lolos ke Olimpiade Paris, adalah dagelan permainan mafia yang tidak dipahami publik.
Bayangkan. Kalah lawan Uzbek. Disikat Iraq. Keok lawan Guinea. Sama dengan Asian Games 1986, Indonesia gagal di semifinal. Mafia menang.
Shin Tae-yong belum paham. Kesadaran Shin Tae-yong, tentang permainan mafia, membuat mafia gusar.
Kekalahan Timnas Indonesia di China membuat bandar judi mafia untung besar. Sebaliknya, kemenangan Indonesia atas Arab Saudi 2-0 membuat bandar judi mafia bangkrut.
Tak ada jalan lain, Shin Tae-yong disingkirkan. Caranya? Indonesia dibuat babak belur di Piala AFF.
Hahaha. Muncul Patrick Kluivert, tentu perjudian baru PSSI dimulai. Peta kemenangan dan kekalahan realistis tergambar dengan strategi Shin Tae-yong. Kalah lawan Australia dan Jepang, menang lawan Bahrain dan China.
Patrick pernah hutang dengan gangster perjudian. Kini boss Timnas Indonesia. Dengan pola perjudian normal, seperti prediski jika ditangani oleh Shin Tae-yong, menguntungkan buat Patrick. Mafia happy.
Jika Patrick bisa membuat Indonesia kalah 2 kali, draw dua kali, atau kalah empat kali, nol menang, mafia perjudian bola berpesta. Patrick jadi pahlawan. Buat mafia.
Prediksi kekalahan Indonesia di Sydney hari ini akan terjadi. Indonesia akan kalah dengan selisih minimal 2. Ini sesuai dengan kemauan bandar perjudian sepakbola, termasuk Indonesia. Indonesia di-voor 1,85, nyaris dua.
Euforia harapan kemenangan di Sydney, jika terbukti, harus dibayar dengan minimal imbang atau kekalahan lawan Bahrain dan China. Lawan Jepang, Indonesia kalah 4 gol tanpa balas.
Jadi, Pertamina dan PSSI dibayangi mafia minyak dan mafia perjudian bola. Riza Chalid mencengkeram ekonomi; mafia bola mengorbankan kehormatan negara dan nasionalisme.
Penulis: Ninoy Karundeng
Ditulis ulang oleh POINT Consultant