Buku Biografi Soeharto
Biografi Soeharto mencatat perjalanannya sebagai Presiden Indonesia kedua selama 31 tahun, dikenal sebagai "Bapak Pembangunan" namun juga dikelilingi kontroversi seputar kekuasaannya di era Orde Baru. Lahir di Bantul, Yogyakarta, 8 Juni 1921, ia meniti karier militer sebelum menjadi presiden. Soeharto berperan penting dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Komando Mandala, serta mendapat pangkat Jenderal Besar. Masa kepresidenannya ditandai dengan industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi, namun juga diwarnai masalah utang dan kesengsaraan rakyat, yang berujung pada pengunduran dirinya pada 1998 akibat krisis ekonomi. Ia meninggal pada 27 Januari 2008 dan dimakamkan di Karanganyar, Jawa Tengah.
Masa Kecil dan Awal Kehidupan
- Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di desa Kemusuk, Yogyakarta.
- Ia berasal dari keluarga yang tidak terlalu mampu dan sempat dititipkan kepada saudara orang tuanya.
Karier Militer
- Ia mulai karier militernya di masa penjajahan Belanda dan menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.
- Soeharto berperan dalam beberapa episode penting sejarah Indonesia, seperti Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.
- Ia adalah salah satu dari tiga figur Indonesia yang dianugerahi pangkat Jenderal Besar.
Masa Kepresidenan Orde Baru
- Soeharto dilantik sebagai Presiden RI kedua pada tahun 1968, setelah menjabat sebagai presiden sejak 1966.
- Masa jabatannya yang panjang menjadikannya presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Indonesia.
- Pemerintahannya sering disebut sebagai era Orde Baru, yang fokus pada pembangunan infrastruktur dan industrialisasi.
- Ia dijuluki "Bapak Pembangunan" karena dianggap berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan taraf pendidikan.
- Ia juga memprakarsai fusi partai politik tahun 1973, menyisakan tiga partai: PDI, PPP, dan Golkar.
- Kontroversi dan Pengunduran Diri
- Meskipun dianggap sebagai pemimpin yang sukses, pemerintahan Soeharto juga kontroversial dan dikaitkan dengan penyalahgunaan kekuasaan.
- Ia juga dikaitkan dengan isu korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta masalah utang negara.
- Pengunduran dirinya pada tahun 1998 dipicu oleh krisis ekonomi yang melanda Asia, yang berdampak besar pada Indonesia.
Biografi Soeharto
Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.
Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Perkimpoian Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Berikut Buku Buku Biografi Soeharto :
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad,
Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.
Presiden RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.
Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ.
Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana, mengakibatkan seorang wartawati televisi tertabrak.
Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1).
Seementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad Soeharto.



