BUDI
PEKERTI
Budi pekerti terdiri dari dua kata yaitu
Budi dan Pekerti. Budi yang berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat
kesadaran. pekerti berarti kelakuan.
secara etimologi Jawa budi berarti
nalar, pikiran atau watak. sedangkan pekerti berarti penggawean, watak, tabiat
atau akhlak.
dalam bahasa Sanskerta Budi berasal dari
kata Budha yaitu kata kerja yang berarti sadar, bangun , bangkit (kejiwaan).
Budi adalah penyadar, pembangun, pembangkit. budi adalah ide-ide. Pekerti dari
akar kata kr yang berati bekerja, berkarya, berlaku, bertindak (keragaan).
pekerti adalah tindakan- tindakan.
Budi pekerti dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah tingkah laku, perangai, akhlak. Budi pekerti mengandung
makna perilaku yang baik, bijaksana, serta manusiawi. Di dalam perkataan itu
tercermin sifat, watak seseorang dalam perbuatan sehari-hari. Budi pekerti
sendiri mengandung pengertian yang positif, namun mungkin pelaksanaannya yang
negatif. Penerapannya tergantung pada manusia. Budi pekerti didorong oleh
kekuatan rohani manusia yakni pemikiran, rasa , dan karsa yang akhirnya muncul
menjadi perilaku yang dapat terukur dan menjadi kenyataan dalam kehiduapan.
Ada juga yang berpendapat bahwa budi pekerti atau moral dalam
pengartian yang terluas adalah pendidikan. dengan kata lain budi pekerti
mempelajari arti diri sendiri (kesadaran diri) dan penarapan dari arti itu
dalam bentuk tindakan. penerapan tindakan berarti memperoleh pengalaman dunia nyata atau lingkungan hidup yang dangat
berperan dalam pembelajaran budi pekerti.
Menjadi seseorang yang memiliki sifat
dan perilaku yang berbudi pekerti, merupakan sering kita dengar. Namun, apa itu
budi pekerti, bagaimana itu budi pekerti, dan seperti apa itu budi pekerti yang
sebenarnya?.
Hal ini menjadi kalang kabur ketika
lingkungan kita semakin berbeda dengan lingkungan orang lain. Banyak di antara
masyarakat yang sulit beradaptasi atau menyesuikan diri dengan lingkungan
sekitar untuk dapat menelaah atau mengetahui bagaimana karakteristik dari
perilaku mereka. Hingga sebagian dari orang lain di lingkungan tersebut
menganggap orang ini berbeda.
Seperti halnya dengan budi pekerti. Jika
seseorang memiliki perilaku yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya maka, seseorang
dianggap berbeda dan tak jarang di cemooh oleh kelompok tersebut. Namun
sebaliknya, jika salah seorang dari kelompok tersebut berada di lingkungan
orang yang di cemooh, maka ia pun dianggap berbeda dan tentu saja akan dicemooh
dan dianggap memiliki perilaku yang berbeda.
Maksud penulis memberikan sebuah
analogi-analogi diatas bukan untuk memusingkan teman-teman, melainkan
memberikan informasi kepada teman-teman bahwa dalam dunia ini memiliki
perbedaan perilaku di setiap daerah atau kelompok. Perbedaan tersebut yang
membuat dalam mendefinisikan budi pekerti menjadi rumit dan memusingkan.
Jika memberikan sebuah ukuran tentang
baik dan buruk terhadap perilaku seseorang, tentu tidaklah semudah isapan
jempol, atau semudah mengucapkannya. Sehingga untuk mendefinisikan budi pekerti
atau memberikan pengertian budi pekerti, perlu analisis mendalam dan terkadang,
perbedaan-perbedaan setiap perilaku dalam kelompok atau daerah, tak jarang
memberikan perbedaan pengertian terhadap budi pekerti, tujuan dan macam-macam
budi pekerti serta contoh-contoh budi pekerti yang harus digunakan dalam
lingkungan demikian.
Olehnya itu, beberapa dari definisi para
ahli atau pengertian budi pekerti membuat penulis untuk menggali lebih dalam
mengenai budi pekerti dan memusingkan penulis untuk mencari sesuatu definisi
atau konsep budi pekerti yang sesuai dengan budaya Indonesia yang juga memiliki
keanekaragaman atau meiliki banyak budaya didalamnya.
Sehingga, penulis mengambil sebuah
kesimbpulan dalam memberikan konsep atau informasi kepada teman-teman pada kali
ini, adalah memfilteralisasi atau menyaring konsep budi pekerti sesuai dengan
bangsa dan negara Indonesia.
Sederhananya, budi pekerti yang
dipandang oleh orang barat tentu berbeda dengan budi pekerti menurut pandangan
timur. Maka dari itu, penulis memilih jalan tengah dalam hal ini yakni
memberikan konsep umum juga, tidak hanya sesuai dengan budi pekerti yang di
pandang oleh budaya Indonesia melainkan budi pekerti yang dapat mencakup
seluruh negara, bangsa dan daerah baik pengertian budi pekerti, tujuan,
macam-macam, contoh dan definisi budi pekerti menurut para ahli. Informasi
tersebut dapat anda lihat di bawah ini...
Saat ini, fokus pembicaraan mengenai
pendidikan moral atau budi pekerti atau aklak hingga saat ini masih menjadi
fokus yang selalu dikaji dan dicari akan solusinya. Demikian adanya karena
sampai saat ini bangsa Indonesia masih saja mendapati berbagai permasalahan
sosial dan moral seperti:
Masih tingginya kasus tindakan
kekerasan, baik yang terjadi antar rekan pelajar atau mahasiswa, antar
masyarakat, dalam keluarga, maupun kekerasan yang dilakukan oleh preman atau
juga oknum penguasa
Perampokan secara sadis yang disertai
pemerkosaan atau pembunuhan,
Meningkatnya dekandensi moral,
etika/sopan santun para pelajar.
Meningkatnya ketidakjujuran pelajar,
seperti menyontek, suka bolos, suka mengambil barang milik orang lain.
Berkurangnya rasa hormat terhadap orang
tua, guru, dan terhadap figur-figur yang seharusnya dihormati,
Timbulnya gelombang perilaku yang
merusak diri sendiri seperti perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan
perilaku bunuh diri,
Smakin lunturnya sikap saling
hormat-menghormati dan rasa kasih sayang diantara manusia, serta semakin
meningkatnya sifat kejam dan bengis terhadap sesama.
Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme
serta berbagai persoalan lainnya yang mengarah pada terjadinya dekadensi moral
bangsa
Pengertian
Budi Pekerti
Pengertian Budi Pekerti secara
etimologi, dimana istilah budi bekerti yang dalam bahasa jawa disebut dengan
budi pakerti, yang di maknai dan didefinisikan sebagai budi berarti pikir
sedangkan pakerti berarti perbuatan. Berangkat dari kedua makna dan pengertian
budi dan pakerti tersebut sehingga didasarkan bahwa pengertian budi pekerti
adalah sikap dan perilaku seseorang, keluarga, maupun masyarakat erat kaitannya
dengan norma dan etika.
Dalam membicarakan budi pekerti yang didefinisikan
atau pengertian budi pekerti secara terminologi adalah nilai-nilai perilaku
manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui ukuran norma
agama, norma hukum, tata krama, dan sopan santun, atau norma budaya/adat
istiadat suatu masyarakat atau suatu bangsa.
Budi juga sering diartikan sebagai
nalar, pikiran, akal. Budi tersebut yang menyatukan kita semua sebagai manusia,
entah mereka itu dari suku, golongan, kelompok atau umur apapun. Sejauh mereka
adalah manusia, mereka tentu juga memiliki kesamaan budi. Dengan nalar
demikianlah, orang ber pekerti= bertindak baik. Maka pelajaran budi budi
pekerti, merupakan pejalaran tentang etika hidup bersama dengan bertindak baik
yang berdasarkan nalar. Adapun unsur kesadaran, dan unsur melaksanakan
kesadaran tersebut.
Pengertian
Budi Pekerti Menurut Para Ahli
Pengertian budi pekerti, juga tidak
hanya berhenti di situ saja. Ada banyak para ahli yang juga mendefinisikan budi
pekerti dan memberikan arah dan konsep mengenai budi pekerti. Beberapa pengertian budi pekerti menurut
para ahli adalah sebagai berikut...
1.
Ki Sugeng Subagya
Ki Sugeng Subagya (Februari 2010)
mengartikan istilah budi pakerti sebagai perbuatan yang dibimbing oleh pikiran;
perbuatan yang merupakan realisasi dari isi pikiran; atau perbuatan yang
dikendalikan oleh pikiran.
2.
Ensiklopedia Pendidikan
Menurut Ensiklopedia Pendidikan, budi
pekerti diartikan sebagai kesusilaan yang mencakup segi-segi kejiwaan dan
perbuatan manusia; sedangkan manusia susila adalah manusia yang sikap lahiriyah
dan batiniyahnya sesuai dengan norma etik dan moral. Dalam konteks yang lebih
luas,
3,
Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional
Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional
(1997) mengartikan istilah budi pekerti sebagai sikap dan prilaku sehari-hari,
baik individu, keluarga, masyarakat, maupun bangsa yang mengandung nilai-nilai
yang berlaku dan dianut dalam bentuk jati diri, nilai persatuan dan kesatuan,
integritas, dan kesinambungan masa depan dalam suatu sistem moral, dan yang
menjadi pedoman prilaku manusia Indonesia untuk bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan bersumber pada falsafah Pancasila dan diilhami oleh ajaran
agama serta budaya Indonesia.
Tujuan
Pendidikan Budi Pekerti
Tujuan budi pekerti atau pendidikan budi
pekerti adalah sesuatu yang dituju atau sesuatu yang akan dicapai, ia merupakan
dunia cita yakni suasana yang sesuai dengan yang ingin diwujudkan (Zuhairini,
1995: 159). Kegiatan tersebut harus mempunyai tujuan agar mampu dicapai dari
kegiatan itu yang dapat diketahui, karena kegiatan tanpa tujuan dapat berjalan
tanpa arah.
Berdasarkan sistem pendidikan Nasional,
rumusan pendidikan baik tujuan krikuler, hingga tujuan instruksional
menggunakan klasifikasi belajar dari Benyamin Bloom dimana garis besarnya dbagi
dalam tiga aspek yakni, ranah kognitif, afektif dan psikomotr. Ranah kognitif
sesuai dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif yang sesuai dengan sikap
dan ranah psikomotorik dengan keterampilan dan kemampuan dalam bertindak (Nana
Sudjana, 1993:22).
Menurut Haidar Putra Dauly, bahwa tujuan
dari pendidikan budi pekerti adalah mengembangkan nilai, sikap dan perilaku
siswa demi melancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Dapat dikatakan
bahwa pendidikan budi pekerti merupakan nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah
nilai dari akhlak mulia yakni tertanamnya nilai akhlak mulia ke dalam diri peserta
didik kemudian terwujud dalam tingkah lakunya.
Sebagaimana juga yang diungkapkan oleh
Ki Hajar Dewantoro yakni ngerti-ngerasangelakoni (menyadari, menginsyafi dan
melakukan). (Pendidikan Taman Siswa, 1977:1). Hal demikian mengandung
pengertian bahwa pendidikan budi pekerti adalah bentuk dari pendidikan dan
pengajaran yang menitikberatkan terhadap perilaku dan tindakan siswa dalam
mengapresiasikan dan mengimplementasikan nilai dari budi pekerti ke dalam
tingkah laku sehari-hari.
Pendidikan budi pekerti juga merupakan
suatu upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan
perilaku peserta didik agar mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya
secara selaras, serasi, seimbang antara lahir batin, jasmani-rohani, material
spiritual, dan individusosial. (Balitbang Puskur, Depdiknas, 2001).
Budi Pekerti memiliki definisi atau
pengertian yang bermacam-macam. Oleh karena itu sebaiknya kita memiliki
keterangan jelas dalam mendefinisikan budi pekerti. Sikap dan perilaku demikian
mengandung lima jangkauan yakni
1.
Sikap
dan perilaku dalam hubunganya dengan Tuhan
2.
Sikap
dan perilaku dalam hubungan dengan diri sendiri
3.
Sikap
dan perilaku dalam hubungan dengan keluarga
4.
Sikap
dan perilaku dalam hubungannya bersama masyarakat dan bangsa
5.
Sikap
dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar.
Budi pekerti diartikan sebagai alat
batin untuk menimbang perbuatan baik dan buruk. Sebagai alat batin, budi
pekerti dianggap sebagai sesuatu hal yang terdapat dalam diri seseorang yang
terdalam misalnya suara hati.
Macam-Macam
Budi Pekerti dan Contohnya
A.
Sikap terhadap Tuhan
Penghormatan kepada Sang Pencipta.
Sebagai makhluk kita menghormati sang Pencipta. Kita lewat penghayatan imam
kita diajak untuk menghormati dan memuji Sang Pencipta. Pujian demikian dapat
diwujudkan dalam sikap berbaik kepada semua makhluk ciptaan, khususnya pada
diri sendiri. SIkap menghargai iman orang lain, dan menghargai bentuk iman
orang lain.
B.
Sikap terhadap Sesama Manusia
Sikap terhadap sesama manusia bisa
ditinjau dari beberapa sikap sebagai berikut:
Sikap penghargaan terhadap setiap
manusia. Penghargaan bahwa pribadi manusia itu bernilai, tidak boleh
direndahkan atau disingkirkan harus dikembangkan. Setiap manusia, sebagai
sesama ciptaan Tuhan, siapapun mereka,adala bernilai.
Penghargaan terhadap Perempuan. Salah
satu wujud penghargaan setiap manusia adalah penghargaan terhadap perempuan
(gender). Persoalan demikian menjadi penting di zaman ini agar perempuan tidak
didiskriminasikan terhadap laki-laki. Perempuan dan laki-laki diciptakan
sederajat, mereka sama-sama bernilai didepan apalagi dilecehkan. Mereka harus
dihargai sederajat dengan laki-laki yang membedakan mereka adalah fungsinya.
Menghargai Gagasan Orang Lain serta
Ingin Hidup Bersama Orang Lain yang Berbeda. Sikap demikian jelas membantu kita
menjadi manusia karena memanusiakan manusia lain. Di Indonesia yang kini masuk
dalam bentuk demokrasi, sikap demikian diperlukan.
Sikap Tenggang Rasa, Berlaku Adil, Suka
Mengabdi, Ramah, Setia, Sopan dan Tepat Janji. Sikap demikian jelas membantu
orang dalam berelasi dengan orang lain dan hidup bersama orang lain. Berlaku
adil dan bertenggang rasa merupakan wujud penghargaan terhadap orang lain,
terhadap sesama kita. Hal ini sangat penting untuk ditekankan sikap jujur,
terlebih dalam situasi Indonesia menjadi juara korupsi di dunia.
Sikap demokratis: non diskriminatif dan
non represif. Sikap non diskriminatif dan non represif adalah wujud dari
demokrasi. Dalam negara yang demokratis, orang tidak boleh mendiskriminasikan
berdasarkan suku, agama tingkat sosial, maupun dari level pendidikan. ORang
mendapatkan perlakuan sama dalam mendapatkan pelayanan masyarakat dan negara
misalnya dalam hal pendidikan dan tujuan. Orang tidak boleh untuk ditindas oleh
orang lain atau dalam kelompok lain, melainkan untuk dihargai. Penindasan dalam
bentuk apapun dapat dianggap melanggar nilai kemanusiaan SIkap demikian perlu
ditanamkan pada anak didik sehingga pada saat mereka kecil tidak mendiskriminasikan
dan menindas orang lain atau teman lain.
Penghormatan terhadap sexualitas dan
hidup berkeluarga. Nilai demikian perlu untuk dikenalkan khususnya agar anak
didik dapat menghargai dan menggunakan sexualitas tersebut secara benar dan
tidak membuat pelecehan sexual dan menyalahgunaknnya.
Sikap berbangsa dan cinta tanah air.
Sikap cinta kepad atanah air, rela ikut membangun bersama hidup bernegara,
terlibat dalam hidup bersama untuk membangun negara, kemudian taat kepada hukum
yang berlaku demi lancarnya hidup bersama, yang kesemuanya perlu untuk
ditekankan dalam menbagun bangsa ini.
Nilai adat dan aturan sopan santun.
Beberapa dari budaya memiliki nilia hidup untuk bersama yang dianggap baik.
Nilai demikian perlu untuk ditawarkan kepada anak didik untuk dapat masuk dalam
budaya dan dapat mengerti budaya serta orang dari mereka. Nilai sopan santun
tersebut memang tidak berlaku dimuka umum, melainkan lebih ditentukan daerah
dari masing-masing. Maka nilainya relatif. Namun meski relatif memiliki kebaikan
perlu untuk diperkenalkan.
C.
Sikap Terhadap Diri Sendiri
Sikap terhadap diri sendiri dapat
ditinjau dari beberapa contoh sikap berikut ini:
Sikap jujur, terbuka, harga diri
semuanya perlu untuk perkembangan diri anak didik. Ketidakjujuran menjadi biangnya
segala macam korupsi yang menghancurkan negara kita ini dan juga menghancurkan
relasi yang baik untuk setiap manusia. Dengan demikian, nilai kejujuran
tersebut perlu ditegakkan bila ingin negara kita sungguh berkembang dan manusia
yang terdapat di dalamnya semakin sejahtera.
Beberapa sikap pengembangan sebagai
peribadi manusia misalnya disiplin, bijaksana, cermat, mandiri, percaya diri,
semuanya lebih menunjang kesempurnaan diri pribadi. Meski hal demikian tidak
langsung berkaitan denga orang lain, namun dapat membantu dalam menjalin kerja
sama dengan orang lain. Yang perlu dikembangkan di antara orang muda adalah
semangat kemandirian. Orang muda demikian butuh dibantu agak menjadi lebih
mandiri, berani menghadapi persoalan hidup sendiri, berani berjuang dalam
kesulitan dan tidak menyerah begitu saja.
Daya juang dan penguasaan diri dalam
melawan budaya instant dan mencari senang sendiri misalnya penguasaan terhadap
narkoba untuk zaman ini demikian penting. Tantangan yang besar dan yang
dihadapi bila kita memiliki daya juang yang besar. Tanpa hal tersebut, tentu
akan terlbas dengan arus zaman yang tidak sehat.
Kebebasan dan tanggung jawab. Sikap khas
dari manusia sebagai pribadi adalah dia yang memiliki kebebasan dalam
mengungkapkan dirinya dan bertanggung jawab terhadap ungkapannya. Sikap ini
berlaku baik terhadap diri sendiri, terhadap orang alam dan tuhan. Sikap ini,
jelas dapat mewujudkan dalam kebebasan mimbar, kebebasan bicara, kebebasan
dalam mengungkapkan gagasan dan tanggung jawab.
D.
Sikap Penghargaan terhadap Alam
Penghargaan terhadap alam diciptakan
untuk digunakan oleh semua manusia agar mampu hidup dengan bahagian, sehingga
dalam penggunaan alam hanya untuk diri sendiri jelas tidak dapat dibenarkan.
Pengrusakan alam hanya dapat memberikan kehidupan kepada segelintir orang juga
tidaklah benar.
Keserakahan dalam penggunaan alam adalah
kesalahan. Dalam sekolah siswa dibimbing dalam menjaga lingkungan hidup,
menggunakan barang secara bertanggung jawab, dan kritis terhadap persoalan
lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat.
.