PRIBADI SOK SUCI - SOK PINTAR - SOK TAHU (DUNNING KRUGER EFFECT)
Orang yang sok suci adalah orang yang merasa tidak butuh nasehat orang lain. Orang yang benci dinasehati dan diperingatkan oleh mereka yang peduli. Itulah orang yang sejatinya sok suci.
Ternyata sifat sok tahu itu punya sebutan lain dalam dunia psikologi, yaitu Dunning-Kruger Effect, Guys. Dunning-Kruger Effect adalah fenomena dalam psikologi ketika seseorang keliru dalam menilai kemampuan yang dimiliki, sehingga mereka melebih-lebihkan kompetensi mereka sendiri.
Snob yaitu :
1. Orang yang senang meniru gaya hidup atau selera orang lain yang dianggap lebih daripadanya tanpa perasaan malu.
2. Orang yang suka menghina dan meremehkan orang lain yang dianggap lebih rendah daripadanya, orang yang merasa dirinya lebih pintar daripada orang lain.
DI dalam psikologi kita kenal istilah snob atau sok. sangat banyak jenis snob. Mulai dari sok tahu, sok pintar, sok mengerti, sok bisa, sok kaya, sok suci dan masih banyak sok-sok yang lain. Sikap sok adalah sikap yang berkonotasi negatif dan mengingkari fakta yang sebenarnya.
Definisi sok adalah perilaku berkonotasi negatif yang merupakan fakta sebenarnya yang merupakan fakta kebalikannya.
MENGENAL DUNNING KRUGER EFFECT ORANG SOK SUCI - SOK PINTAR - SOK TAHU
Di dunia ini, tentu ada saja orang yang merasa sok pintar. Dalam psikologi, orang-orang yang merasa dirinya pintar bisa saja terkena Dunning Kruger Effect.
Orang yang mengalami efek tersebut akan merasa unggul dari segi pengetahuan maupun kemampuan yang dimilikinya.
Akan tetapi, ia tak menyadari jika pengetahuan dan kemampuannya itu masih jauh berada di bawah orang lain.
Dunning Kruger Effect adalah suatu bias kognitif atau kekeliruan dalam menilai dan berpikir mengenai kemampuan yang dimiliki.
Orang tersebut percaya bahwa ia lebih pintar dan lebih mampu daripada kenyataannya. Ini terjadi karena kombinasi antara kesadaran diri yang buruk dan kemampuan kognitif yang rendah sehingga membuatnya terlalu tinggi dalam menilai kemampuan diri sendiri.
Orang dengan Dunning-Kruger Effect akan berbicara panjang lebar mengenai suatu topik dan menyatakan bahwa dirinya benar sementara pendapat orang lain salah.
Meski orang lain tak tampak tertarik dengan yang dibicarakannya, ia akan terus mengoceh dan mengabaikan ketidaktahuannya.
Efek ini pertama kali digambarkan oleh dua psikolog sosial, yaitu David Dunning dan Justin Kruger.
Dalam serangkaian penelitian, orang-orang yang memiliki hasil yang rendah pada tes tata bahasa, humor, dan logika justru menilai dirinya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dan orang lain sangatlah buruk.
Padahal, rendahnya pengetahuan atau kemampuan yang ia miliki membuatnya tak dapat mengenali tingkat keterampilan dan kompetensi orang lain, sehingga secara konsisten memandang dirinya lebih baik, lebih mampu, dan lebih berpengetahuan. Selain itu, ia juga tak mampu mengenali kesalahan diri sendiri.
DAMPAK DUNNING KRUGER EFFECT
Umumnya, orang dengan Dunning-Kruger Effect memang memiliki kepercayaan diri yang luar biasa.
Ketika ia memiliki secuil informasi mengenai suatu topik, ia merasa sangat berpengetahuan dan menjadi ahli. Ia juga bisa saja memercayai informasi yang salah dan dengan percaya diri menyebarkannya pada orang lain.
Dunning dan rekan-rekannya melakukan percobaan dengan memberi pertanyaan kepada peserta mengenai istilah-istilah pada politik, biologi, fisika, dan geografi.
Disisipkan pula istilah yang dibuat-buat dan tak memiliki arti. Akan tetapi, sekitar 90% peserta menyatakan bahwa mereka memahami istilah-istilah buatan tersebut.
Jika dibiarkan, kekeliruan informasi dari orang yang mengalami Dunning-Kruger Effect bisa menyebar dan mungkin menyebabkan keresahan.
Fenomena ini dapat muncul di mana saja dalam berbagai bidang. Tanpa mempelajarinya lebih jauh, ia juga bisa langsung menyuarakan atau mengambil keputusan.
Ketika seseorang memiliki pengetahuan yang minim mengenai suatu hal, maka hal tersebut memang akan tampak sederhana sehingga enteng baginya untuk mengatakan apa pun.
Sayangnya, orang dengan Dunning-Kruger Effect tak mudah dikritik karena merasa dirinya benar.
CARA MENGHINDARI DUNNING KRUGER EFFECT
Berikut hal yang harus kita lakukan untuk menghindari Dunning Kruger Effect dan memperoleh penilaian realistis tentang kemampuan sendiri :
1. Teruslah belajar dan berlatih . Alih-alih merasa tahu segalanya tentang suatu topik, teruslah menggali lebih dalam. Setelah mendapatkan pengetahuan yang lebih besar, maka semakin besar pula kemungkinan kita menyadari banyaknya hal yang masih harus dipelajari.
Hal tersebut dapat melawan kecenderungan untuk menganggap diri kita sebagai seorang ahli.
2. Minta pendapat orang lain. Strategi lain untuk mengatasi Dunning Kruger Effect, yaitu dengan meminta pendapat dan kritik membangun dari orang lain.
Meski terkadang sulit untuk mendengarnya, namun umpan balik tersebut dapat memberi wawasan mengenai bagaimana orang lain memandang kemampuan diri kita.
3. Bertanya pada diri sendiri. Meski telah belajar lebih banyak dan mendapat umpan balik dari orang lain, cobalah bertanya pada diri sendiri apakah yang kita ketahui sudah tepat.
Hal ini dilakukan untuk melatih keyakinan dan kepercayaan kita akan suatu hal yang benar sehingga tak akan mengeluarkan informasi yang keliru.
Mulailah biasakan diri untuk melakukan hal tersebut. Merasa memiliki kemampuan atau pengetahuan yang lebih baik dari orang lain tentu bukanlah hal yang baik, apalagi jika kenyataannya jauh berbeda.
4. Seseorang menjadi sok. Seseorang bersikap sok karena disadari atau tidak mempunyai kelemahan yang ditutup-tutupi dan ingin memberi kesan bahwa seseorang itu merupakan manusia sempurna yang tidak mempunyai kekurangan ataupun kelemahan sedikitpun.
Di sekitar kita atau orang terdekat kita, bahkan bisa jadi diri kita sendiri sering sekali membicarakan atau update viral status di sosial media yang berisikan petuah tentang kerohanian juga cara berperilaku yang baik.
Berikut Ini adalah tanda-tanda orang sok suci :
1. Menelan ludah sendiri. Tong kosong nyaring bunyinya, banyak bicara, tetapi tidak ada kenyataannya. Hanya gemar memberikan nasihat kepada orang lain, tetapi dirinya sendiri justru berperilaku menyimpang dengan apa yang telah diucapkan. Kalau seperti itu sama saja dengan mendustai diri sendiri.
2. Merasa maha benar. Merasa bahwa dirinya selalu benar dan tidak ada satu pun orang yang boleh menumpaskan opininya. Ketika mengetahui opini orang lain yang berbanding terbalik dengan opininya, maka sudah pasti akan dibantah keras olehnya. Biasanya orang seperti ini akan mengaitkan opininya dengan hal-hal yang menunjukkan fakta supaya opininya tersebut makin menjadi yang paling benar diantara opini lainnya.
3. Tidak mau disalahkan, apa pun alasannya. Karena selalu mencari jalan untuk membenarkan opininya. Tidak jarang pula jika sedang berdebat, maka opini lawannya lah yang akan dipojokkan menjadi kesalahan. Siap-Siap bagi lawannya yang harus memilih untuk menyerah kalah atau tetap beradu mulut. Terkadang hanya akan buang-buang waktu saja untuk meladeni orang seperti ini.
4. Tidak peduli dengan perasaan orang lain. Asalkan opininya dianggap logis oleh dirinya sendiri, maka ia takkan peduli mengenai isi dari opininya tersebut, entah mengandung kalimat yang menyinggung pihak tertentu atau bukan. Demi menjadi yang paling benar, ia tak mau peduli juga dengan siapa lawannya itu.
5. Close minded. Kebiasaan orang seperti ini adalah terlalu terburu-buru dalam menyimpulkan fakta. Mengambinghitamkan segala sesuatu tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenaran yang sesungguhnya. Mudah percaya terhadap satu sudut pandang saja dapat menyebabkan kesalahan terbesar.
6. Suka memerintahkan orang lain. Tidak lain lagi karena ia merasa bahwa dirinya lah yang paling benar, maka semua orang pun wajib untuk menuruti segala perkataannya. Di samping itu karena keras kepalanya juga, ia akan terus memaksa sampai orang yang diperintahnya tersebut mau untuk mengiyakan kemauannya.
7. Tidak mau diberi masukan oleh orang lain. Tetap bersikeras dengan apa yang dianggapnya benar. Oleh karena itu, apa pun yang diucapkan oleh orang lain akan dianggap sebagai kesalahan. Menyuarakan opini adalah salah satu upaya untuk memberanikan rasa percaya diri. Akan tetapi, tidak seharusnya kita tutup telinga terhadap opini orang lain. Jangan hanya bicara soal kebenaran, tetapi ketahuilah kebenaran di balik kebenaran itu sendiri.
TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA
Psikologi mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna kecuali nabi. Oleh karena itu, orang-orang yang berperilaku sok suci harus dicermati. Mungkin ada sesuatu negatif yang ditutupi. Mungkin cara berlogikanya yang salah. Mungkin dia berkepribadian psikopat, paranoid atau mengalami kelainan kepribadian lainnya. Atau bahkan mempunyai penyimpangan perilaku.
BEDA ORANG SUCI DAN ORANG YANG SOK SUCI
Ciri-ciri orang suci :
1. Sejak lahirnya tidak pernah berbuat tercela.
2. Tidak pernah melanggar peraturan perundang-undangan.
3. Cara berbicaranya tidak sok moralis
4. Tidak pernah mencampuri urusan orang lain.
5. Secara jujur mengakui adanya kekurangan yang ada pada dirinya.
6. Disiplin dan selalu menepati janji.
7. Ada konsistensi antara ucapan dan perbuatan.
8. Bisa memahami perbedaan pendapat.
9. Tidak suka ngeyel. Menyadari kekurangan ilmu yang dimiliki.
10. Tidak pernah berbuat anarki.
11. Bisa menghargai hak-hak orang lain.
12. Berbicara berdasarkan fakta dan bukan atas opini.
13. Tetap menjalin silaturahim walaupun dengan orang yang dinilainya tidak suci.
14. Suka memaafkan dan punya toleransi.
15. Tidak paranoid
16. Tidak suka menyalahkan orang lain.
17. Tidak reaktif dan rasional obyektif
18. Menolak kemakasiatan dengan sopan tanpa sikap menantang.
19. Bersikap merendahkan diri.
20. Sabar dan tidak emosional.
Ciri-ciri orang sok suci :
1. Sejak lahirnya pernah berbuat tercela.
2. Pernah melanggar peraturan perundang-undangan.
3. Cara bicaranya sok moralis
4. Suka mencampuri urusan orang lain.
5. Tidak pernah jujur mengakui adanya kekurangan yang ada pada dirinya.
6. Kurang disiplin dan sering ingkar dalam berjanji.
7. Tidak ada konsistensi antara ucapan dan perbuatan.
8. Tidak mau memahami perbedaan pendapat.
9. Suka ngeyel. Merasa lebih tahu,lebih mengerti dan lebih pandai daripada orang lain
10. Sering berbuat anarki.
11. Tak mau menghargai hak-hak orang lain.
12. Berbicara tidak berdasarkan fakta melainkan berdasarkan atas opini.
13. Tidak maumenjalin silaturahim walaupun dengan orang yang dinilainya tidak suci.
14. Tidak suka memaafkan dan tidak punya toleransi.
15. Paranoid. Paranoid adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa curiga dan tidak percaya pada orang lain tanpa alasan yang jelas. Penderita penyakit ini cenderung berpikir, berperilaku, dan bertindak yang tidak biasa pada orang lain.
16. Suka menyalahkan orang lain.
17. Sering reaktif dan irrasional subjektif
18. Menolak kemakasiatan dengan cara-cara anarki dan sikap menantang.
19. Tidak bersikap merendahkan diri.
20. Tidak sabar dan emosional.
MANUSIA SOK SUCI DISEBUT DALAM ISLAM
Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” (QS an-Najm [53]: 32).
Janganlah kalian menganggap diri kalian suci dan bersih kerena hakikat diri kalian berada dalam ilmu Allah SWT. Janganlah kalian memuji-muji keunggulan kalian sebab mata manusia tidaklah buta.
Sungguh, tidak ada manusia yang lebih bodoh dibandingkan dengan manusia yang menganggap dirinya bersih dan suci. Tidak ada manusia yang lebih pandai dibandingkan dengan manusia yang menceritakan kebaikan dan kemuliaan dirinya.
Dan, tidak ada manusia yang lebih dungu dibandingkan dengan manusia yang menganggap dirinya tidak pernah salah.
DIANTARA TIPU DAYA SETAN ADALAH MERASA DIRI SUCI
Setan sebagai musuh yang nyata bagi manusia, tidak pernah kehabisan cara untuk menjerumuskan manusia dalam keburukan. Tipu dayanya membuat sesuatu yang sejatinya salah, seolah terlihat menjadi benar. Diantara tipu daya tersebut ialah dengan membuat manusia merasa dirinya suci dan merasa aman dari dosa.
Larangan Menganggap Diri Suci
Allah ta’ala berfirman,
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Diaah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” (QS. An Najm:32)
Mengenai ayat ini, Syaikh Abdurrahman As-Si’di menerangkan bahwa terlarangnya orang-orang beriman untuk mengabarkan kepada orang-orang akan dirinya yang merasa suci dengan bentuk suka memuji-memuji dirinya sendiri. (Taisir Karimir Rahman).
Kebiasaan merasa diri suci merupakan perbuatan yahudi dan nasrani yang jelas-jelas dicela oleh Allah ta’ala,
وَقَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً
“Dan mereka berkata, ‘kami sekali-kali tidak akan disentuh api neraka kecuali selama beberapa hari saja” (QS. Al Baqarah: 80).
Bahkan, saking merasa sucinya, mereka merasa bahwa hanya merekalah yang paling layak masuk surga.
وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى
“Dan mereka berkata,’Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang yahudi dan nasrani” (QS. Al Baqarah: 111).
Sehingga Allah ta’ala cela kebiasaan mereka ini,
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
“Apakah kami tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah mensucikan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun” (QS. An-Nisa: 49).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ
“Janganlah kalian merasa diri kalian suci, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kalian” (HR. Muslim).
Rasulullah dan para Salaf pun tidak menganggap diri suci.
Adakah keraguan pada diri kita, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling sempurna keimanannya? Sekali-kali tidak. Kita amat meyakini kesempurnaan iman beliau. Akan tetapi, kesempurnaan iman beliau tidak membuat beliau merasa dirinya suci dan bosan dalam beribadah. Meski telah dijamin surga, akan tetapi beliau tetap shalat malam hingga bengkak kakinya. Lalu bagaimana dengan kita..?! Masih layakkah menganggap diri kita suci..?!
Belum sampaikah ke telinga kita, cerita tentang Hasan al Bashri rahimahullah yang tiba-tiba bangun dari tidur malam dan menangis sejadi-jadinya. Setelah ditanya apa sebab ia menangis, ia menjawab, “Aku menangis karena tiba-tiba aku teringat akan satu dosa.” (Al-Buka’ min Khasyatillah, Asbabuhu wa Mawani’uhu wa Thuruq Tahshilih).
Masya Allah, seorang Hasan al Bashri rahimahullah yang begitu banyak ilmu dan amalnya, ternyata tidak membuat beliau merasa dirinya suci. Justru beliau menangis karena teringat akan satu dosa. Begitulah sejatinya seorang mu’min, menganggap kerdil dirinya karena dosa-dosanya, sebagaimana Hasan al Bashri rahimahullah yang menangis karena teringat akan satu dosa. Lalu bagaimana dengan kita, yang dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki..?! Masih layakkah menganggap diri kita suci..?!
Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Barangsiapa diberikan musibah berupa sikap berbangga diri, maka pikirkanlah aib dirinya sendiri. Jika semua aibnya tidak terlihat sehingga ia menyangka tidak memiliki aib sama sekali dan merasa suci, maka ketahuilah sesungguhnya musibah dirinya tersebut akan menimpa dirinya selamanya. Sesungguhnya ia adalah orang yang paling lemah, paling lengkap kekurangannya dan paling besar kecacatannya.” (Al-Akhlaq wa as-Siyar fii Mudawah an-Nufus, dinukil dari Ma’alim fii Thoriq Thalab al-Ilmi)