BARBER (BARBERSHOP)
Kata Barber identik dengan Barbershop atau tempat potong rambut yang biasanya didatangi oleh laki-laki. Jika laki-laki biasa memotong rambut di Barbershop, perempuan biasanya akan memotong rambut di Salon. Pekerja pemotong rambut di Salon disebut Kapster atau Hairdresser. Sedangkan, pekerja yang bekerja di Barbershop disebut sebagai Barber.
Profesi ini beberapa tahun terakhir ini populer dipilih oleh anak muda untuk menjadi pilihan karir. Pekerjaan sebagai Barber ini tidak sebatas memotong, mencukur, atau memangkas rambut saja.
Barber, biasa dikenal di Indonesia sebagai tukang cukur atau tukang pangkas rambut. Profesi ini adalah sebuah profesi yang melibatkan potong rambut khususnya untuk memotong rambut laki-laki. Kata Barber sendiri diambil dari bahasa Latin barba, yang bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia merujuk pada artian jenggot.
SEJARAH BABERSHOP
Menurut sejarah, masyarakat peradaban kuno percaya bahwa roh memasuki manusia melalui rambut di kepala dan wajah mereka. Ideologi menyatakan bahwa hanya dengan memotong rambut seseorang, roh-roh jahat ini dapat dilenyapkan.
Oleh sebab itu, terbentuk sebuah profesi Barber yang khusus untuk memotong rambut, janggut, dan kumis orang-orang untuk mencegah dirasuki oleh roh jahat tersebut. Untuk alasan ini juga, orang-orang yang berprofesi menjadi Barber sangat dijunjung tinggi pada masa itu. Sebutan Barber akhirnya terus terbawa hingga ke masa modern sekarang ini.
Barbershop memiliki sejarah yang panjang baik di Indonesia maupun di dunia. Barbershop cukup dekat kaitannya dengan potong atau pangkas rambut. Menurut beberapa sumber, potong rambut disebut sudah muncul sejak zaman purba, bahkan sebelum Robert Hincliffe menemukan gunting pada 1761 di Inggris.
Di Indonesia, tapak tilas tukang pangkas rambut bisa ditemukan dalam dokumentasi foto tempo dulu milik Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde (KITLV) yang berada di Leiden, Belanda. Pada periode 1911-1930, ada foto orang Madura di Surabaya yang menjadi tukang cukur. Serta, ada foto tukang cukur asal Tiongkok di Medan.
Selain itu, tukang cukur rambut tempo dulu di Indonesia selalu mangkal di bawah pohon. Tidak ada atap, tidak ada bangunan, bahkan jangan berharap ada rebonding dan keramas. Namun, biasanya harganya lebih terjangkau dan pas buat orang-orang berkantong tipis.
Kalau dibahas semua mungkin sejarah potong rambut akan sangat panjang. Tapi, bagaimana dengan barbershop ?
Kata barbershop sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu Barba yang berarti janggut. Zaman dulu, janggut identik dengan simbol kekuatan serta kecerdasan sehingga harus dirawat secara teratur.
Barbershop berkembang pada abad pertengahan di Eropa. Saat itu, para tukang cukur yang memang sudah memiliki barbershop nggak cuma memotong rambut. Tetapi, menyediakan jasa cabut gigi, operasi, pembedahan, sampai sedot darah dengan lintah. Menurut beberapa literatur, orang pertama yang sukses menjadi tukang cukur adalah seorang ahli bedah asal Prancis bernama Ambroise Pare yang hidup pada 1510-1590.
Pemerintah Prancis yang melihat potensi para tukang cukur ini pun langsung memberlakukan izin kepada para mereka untuk mendirikan serikat pekerja. Bahkan, sampai memberikan izin untuk mendalami ilmu bedah profesional di sebuah fakultas kedokteran di Paris University. Sehingga, para tukang cukur yang sebelumnya amatir pun menjadi ahli bedah yang kalau sekarang biasa disebut dokter bedah.
Menurut sumber yang lain, sejarah barbershop bermula pada revolusi industri abad ke-18 yang telah memunculkan kelas pekerja di Eropa. Pada periode ini, pegawai pabrik dilarang memiliki rambut gondrong. Alasannya sebelas-duabelas dengan guru BK kita zaman sekolah, yaitu identik dengan gelandangan dan kaum kriminal.
Makanya, para orang kaya di Eropa selalu menampilkan diri sebagai sosok terhormat dengan cara memotong pendek rambutnya. Hingga akhirnya, mencukur rambut menjadi kebutuhan di masyarakat sampai sekarang. Bahkan, di Indonesia tempo dulu sempat ada razia rambut di jalanan.
Seiring berkembangnya zaman, barbershop pun semakin besar. Dalam sisi bisnis, barbershop jelas memiliki perbedaan yang kontras dengan tukang cukur tradisional. Barbershop punya fasilitas dan pelayanan yang lebih beragam dan baik. Mulai dari keramas, sampai pijat kepala.
Tidak cuma itu, barbershop pun ikut serta dalam perkembangan fashion dari zaman ke zaman. Mungkin sebagian dari kamu pernah meminta tukang cukur untuk memotong rambut seperti David Beckham dengan gaya mohawk-nya pada tahun 2000-an.
Hal itu pun memunculkan profesi lain yaitu kapster atau penata rambut. Kapster ini tugasnya cukup krusial dalam dunia barbershop. Mulai dari konsultasi rambut, perawatan rambut, merekomendasikan produk rambut, sampai menganalisis gaya rambut yang cocok berdasarkan bentuk kepala.
Dengan demikian, para kapster pun perlu mengasah keahliannya dalam dunia hairstyling. Sehingga, beberapa di antara mereka pun perlu mengikuti kursus dan mendapatkan sertifikat tanda memiliki keahlian sebagai kapster. Meskipun demikian, nggak semua barbershop memiliki kapster. Biasanya kapster bertugas di salon kecantikan, sehingga barberman yang biasa menggantikan tugas kapster di barbershop.
Jadi, tukang cukur itu bukan pekerjaan yang biasa-biasa saja. Dari sejarahnya pun mereka berasal dari orang yang ahli bedah juga. Selain itu, barbershop pun bukan berarti keren-isasi tukang cukur biasa. Mereka yang naik kelas menjadi barberman memiliki keahlian yang lebih baik. Mereka bisa bikin rambut kamu mirip sama Cristiano Ronaldo walaupun wajah kamu tidak mendukung.
Tukang cukur adalah orang yang biasanya bekerja untuk memotong, menghias, menata, memberi gaya dan memotong rambut laki-laki. Tempat kerja tukang cukur disebut sebagai "tempat pangkas rambut". Tempat cukur juga merupakan tempat interaksi sosial dan tempat umum. Dalam beberapa kasus, tempat pangkas rambut juga menjadi forum publik yang menjadi tempat para pria membicarakan berbagai topik yang sedang hangat di lingkungan mereka.
Di masa lalu (khususnya pada abad pertengahan Eropa), tukang cukur (dikenal sebagai ahli bedah tukang cukur) juga melakukan praktik operasi dan kedokteran gigi. Dengan berkembangnya pisau cukur aman dan menurunnya tren memelihara janggut dalam budaya Anglofonik (negara-negara berbahasa Inggris), sebagian besar tukang cukur sekarang mengkhususkan diri dalam memotong rambut pada kulit kepala pria alih-alih rambut wajah.
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya.
Komersialisasi tukang cukur memiliki sejarah panjang: pisau cukur telah ditemukan di antara peninggalan Zaman Perunggu (sekitar 3500 SM) di Mesir. Praktik pencukuran rambut dengan balas jasa atau berbayar mungkin pertama dilakukan oleh orang Mesir pada 5000 SM dengan peralatan yang mereka buat dari cangkang tiram atau batu yang diasah. Dalam budaya Mesir kuno, tukang cukur adalah individu yang sangat dihormati. Pendeta dan ahli pengobatan biasanya merangkap menjadi beberapa tukang cukur yang tercatat paling awal dalam sejarah. Selain itu, seni pangkas rambut memainkan peran penting di berbagai belahan dunia. Budaya Maya, Aztek, Iroquois, Viking, dan Mongolia memanfaatkan seni cukur sebagai cara untuk membedakan peran serta status sosial dalam masyarakat dan pada masa perang. Janggot, rambut, dan kuku pria di Yunani Kuno akan dipangkas dan ditata dengan cureus, di agora (pasar) yang juga berfungsi sebagai sarana pertemuan sosial.
Budaya mencukur rambut pria dibawa ke Roma oleh koloni Yunani di Sisilia pada 296 SM. Tempat cukur kemudian menjadi pusat berita dan gosip harian yang sangat populer. Kunjungan pagi ke tonsor menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari, sama pentingnya dengan kunjungan ke pemandian umum. Cukur pertama (tonsura) seorang pemuda dianggap sebagai bagian penting dari upacara kedewasaannya. Beberapa orang Romawi menjadi tukang cukur yang kaya dan berpengaruh, menjalankan binsis cukur yang menjadi lokasi favorit masyarakat kelas atas. Namun, sebagian besar tukang cukur pada masa itu adalah pengusaha kecil, yang memiliki etalase kecil atau bekerja di jalanan dengan tarif murah.
Pada Abad Pertengahan, tukang cukur sering merangkap sebagai ahli bedah dan dokter gigi. Selain memotong rambut, menata rambut, dan melakukan pencukuran, tukang cukur juga melakukan operasi, buang darah, bekam api, enema, dan pencabutan gigi; dan mereka dijuluki ahli bedah tukang cukur. Ahli bedah tukang cukur mulai membentuk serikat pekerja yang kuat seperti Worshipful Company of Barbers di London. Tukang cukur menerima gaji lebih tinggi daripada ahli bedah hingga ahli bedah dimasukkan ke kapal perang Inggris selama perang angkatan laut. Beberapa tugas tukang cukur pada saat itu meliputi perawatan leher, pembersihan kotoran telinga dan kulit kepala, pengeringan bisul, fistula dan menusuk kista atau bisul dengan jarum untuk mengempiskannya.
Di abad ke-19 tempat pangkas rambut menjadi bisnis yang cukup berpengaruh pada pergantian abad ke-19 di Amerika Serikat, sebagai salah satu bisnis Afrika-Amerika yang membantu mengembangkan budaya dan ekonomi Afrika-Amerika. Tempat potong rambut kulit hitam pada awalnya kebanyakan melayani orang kulit putih kaya. Pada akhir abad ke-19, mereka juga mulai membuka tempat cukur di komunitas kulit hitam untuk melayani orang kulit hitam. Pada tahun 1880-an rata-rata diperlukan modal $20 untuk membuka sebuah tempat cukur, dengan menggunakan ruangan seluas sepuluh kali dua belas kaki. Sementara tarif potong rambut pada masa itu berkisar antara lima atau sepuluh sen dan tiga sen untuk mencukur jenggot.
Sejarah tukang cukur di Indonesia
Dalam beberapa budaya di Asia Tenggara, rambut dianggap sebagai sesuatu yang suci. Dalam budaya melayu, memotong rambut hanya dilakukan di saat-saat tertentu. Seperti saat kehilangan anggota keluarganya, atau mangkatnya sang raja. Kedatangan bangsa Eropa juga turut mempengaruhi dan mengubah kebisaan mencukur rambut para pria. Karena bagi mereka lelaki yang terhormat harus berambut pendek dan bisa menata serta merawat rambutnya dengan rapi. Sementara pemakaian wig juga sudah mulai dianggap ketinggalan zaman oleh orang-orang Eropa pada masa itu. Pada zaman penjajahan Belanda, tukang cukur yang banyak ditemui di Batavia sebagian besar dari keturunan Tionghoa. Seperti yang diungkapkan oleh H.C.C. Clockener Brousson, seorang serdadu KNIL. Ia mengungkapkan pengalamanya mengunjungi pasar senen di Batavia kala itu (awal abad ke-20). Ia menceritakan mengenai banyaknya tukang cukur Tionghoa yang sibuk mencukur para perwira dan pembantu rumah tangga, tukang cukur tersebut sangat terampil dan cepat dalam memangkas rambut.
Istilah mencukur ketika diterapkan pada tikus laboratorium adalah perilaku di mana tikus menggunakan giginya untuk mencabut bulu dari wajah pasangannya ketika mereka saling merawat. Aktivitas ini dilakukan baik oleh tikus jantan maupun betina. Si tukang cukur akan mencabuti vibrissae rekannya. Perilaku tersebut mungkin terkait dengan dominasi sosial.
BABERSHOP DAN PANGKAS RAMBUT
Rajin merapikan dan memotong rambut menjadi salah satu cara bagi pria untuk tampil rapi dan necis. Untuk mendapatkan potongan rambut yang diinginkan, tak sedikit yang memilih mengunjungi tempat cukur rambut atau salon.
Tapi, kini muncul tempat cukur pria alias barbershop yang menawarkan berbagai perawatan rambut yang lebih kekinian. Tak cuma itu, barbershop juga menyediakan produk perawatan rambut khusus pria, mulai dari pomade hingga shampo.
Meski sama-sama menjadi tempat mengurus rambut pria, baik barbershop maupun pangkas rambut memiliki karakteristik berbeda. Mulai dari alat pemotong rambut hingga tarif layanan, cek lima perbedaan barbershop dan pangkas rambut di bawah ini :
1. Alat pemotong rambut.
Perbedaan barbershop dan pangkas rambut berdasarkan alat pemotong rambut (unsplash.com/hairspies)
Salah satu faktor utama perbedaan barbershop dan pangkas rambut adalah alat pemotong rambut. Barbershop menyediakan alat modern untuk memotong rambut, seperti hair clipper yang membuat waktu memangkas rambut lebih singkat.
Sebaliknya, mayoritas tempat pangkas rambut hanya bermodalkan cermin, gunting, dan sisir. Karenanya, waktu memotong rambut tergantung pada model gaya rambut yang diinginkan.
2. Layanan perawatan rambut.
Barbershop dan pangkas rambut menyediakan layanan perawatan rambut pria yang berbeda. Perbedaan barbershop dan pangkas rambut ini tentunya mempengaruhi biaya yang perlu dikeluarkan untuk sekali perawatan rambut.
Tak hanya potong rambut, barbershop juga dilengkapi dengan perawatan khusus, misalnya hair wax, pomade, dan shaving cream. Meski fasilitas keramas jarang ditemukan, barbershop menyediakan perawatan kumis dan brewok serta pijat. Sementara itu, pangkas rambut hanya mengandalkan jasa cukur tanpa fasilitas keramas.
3. Model rambut
Perbedaan barbershop dan pangkas rambut bisa dilihat dari potongan rambut yang dihasilkan. Dalam urusan model rambut, barbershop menangani potongan rambut pendek dengan gaya tradisional hingga modern, seperti buzz cut, flattop, fade, atau gaya militer.
Berbeda dengan barbershop, pangkas rambut menyediakan layanan untuk rambut panjang maupun pendek. Model rambut yang dihasilkan pun gak jauh-jauh dari gaya klasik.
4. Tarif layanan.
Layanan tata rambut di barbershop biasanya dikerjakan oleh penata rambut profesional atau hairstylist. Alat dan produk yang digunakan pun dinilai lebih modern.
Selain itu, barbershop mengusung konsep yang menarik, seperti klasik, minimalis, dan modern dengan desain interior yang rapi dan ber-AC. Karenanya, harga yang ditawarkan pun terbilang lebih mahal, yakni berkisar antara Rp. 30 ribu hingga Rp50 ribu.
Perbedaan barbershop dan pangkas rambut ini terkesan cukup signifikan di mana pangkas rambut mematok tarif yang relatif ekonomis, yaitu Rp10 ribu sampai Rp15 ribu per pangkas. Hal ini sepadan dengan layanan dan fasilitas sederhana yang disediakan pangkas rambut.
5. Produk yang dijual.
Gak cuma menyediakan menawarkan potong rambut dengan beragam model, beberapa barbershop juga memasarkan produk grooming pria yang diproduksi sendiri, seperti pomade, clay, dan vitamin rambut. Perbedaan barbershop dan pangkas rambut ini tidak berlaku untuk pangkas rambut.
Itulah lima perbedaan barbershop dan pangkas rambut yang utama. Bila kamu mengutamakan pelayanan dan kenyamanan, ada baiknya kamu mengunjungi barbershop. Namun, bila dompet sedang tipis, gak ada salahnya memilih pergi ke tempat pangkas rambut.
PERBEDAAN BABERSHOP DAN SALON
Tempat potong rambut sendiri identik dengan dua tempat yaitu Barbershop dan Salon. Lantas, apa yang membedakan kedua tempat tersebut? Mengapa Barber hanya dipakai sebagai sebutan untuk pekerja Barbershop? Alasannya adalah terletak dari teknik dan cara kebiasaan dari seorang yang berprofesi sebagai Barber dan orang yang berprofesi sebagai Hairdresser.
Perbedaan utama antara Barber dan Hairdresser adalah fokus utama seorang Barber adalah untuk memotong rambut laki-laki. Hal ini juga biasanya termasuk mencukur kumis dan juga jenggot. Biasanya seorang Barber dilatih untuk memotong lebih pendek, potongan rambut tradisional untuk model rambut laki-laki pada umumnya.
Sedangkan, seorang Hairdresser dilatih untuk memotong gaya rambut perempuan dengan memiliki teknik memangkas rambut yang berbeda dengan laki-laki. Biasanya para Hairdresser ini menerima lebih banyak pelatihan dalam seni menata rambut untuk perempuan yang umumnya berambut panjang.
Namun seiring dengan kemajuan di bidang fashion dan tren industri kecantikan saat ini, model rambut laki-laki dan perempuan semakin mirip. Banyaknya model rambut laki-laki baru yang panjang dan potongan rambut perempuan yang pendek membuat kedua profesi ini mempelajari hal yang sama.
Hal ini menyebabkan muncul juga salon khusus laki-laki atau unisex (laki-laki dan perempuan) yang menerima pelanggan laki-laki maupun perempuan. Itu juga yang membuat antara batas Barbershop dan Salon menjadi ambigu. Akan tetapi, Barber sampai saat ini masih berpegang teguh pada model rambut pendek yang memberikan kesan rapi.
Jika kamu lebih tertarik dengan potongan rambut pendek bergaya tradisional seperti potongan buzzcut, flattop, fade, atau potongan gaya militer kamu bisa pergi ke Barbershop dan meminta Barber disana untuk memotong rambut kamu. Biasanya, banyak Barbershop yang menyediakan paket memotong rambut sekaligus mencukur kumis dan jenggot.
Kelebihan lain pergi ke Barbershop juga bisa jadi pilihan kamu apabila ingin mendapatkan treatment lengkap yang mencangkup cukur kumis dan jenggot dengan harga paket yang terjangkau.
Skill yang Wajib Dimiliki oleh Seorang Barber.
Menjadi Barber profesional bukan hal yang mudah. Faktanya, banyak kemampuan atau skill yang wajib dimiliki seorang yang berprofesi menjadi Barber profesional.
Bagi kamu yang tertarik belajar dan menempuh profesi menjadi seorang Barber professional ada beberapa skill yang harus dimiliki. Skill yang harus dimiliki ini tidak terbatas pada hanya memotong rambut saja. Berikut beberapa skill yang harus dimiliki oleh seorang Barber profesional :
Update Terhadap Tren
Seorang Barber harus selalu update mengenai model rambut apa yang tengah populer di kalangan masyarakat setiap saat. Potongan rambut laki-laki memiliki tren yang cukup cepat pergantiannya. Sehingga, para Barber ini harus selalu mengikuti tren untuk mengikuti kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Punya Sense yang Bagus
Sense atau selera yang didukung jiwa artistik yang bagus adalah skill yang harus dimiliki oleh Barber profesional. Seringkali pelanggan akan menyerahkan sepenuhnya model rambut kepada para Barber model rambut yang seperti apa yang cocok untuk pelanggan tersebut.
Barber profesional harus memperhatikan secara detail struktur wajah dan model rambut yang cocok untuk pelanggan tersebut. Memiliki sense yang bagus dan peka terhadap detail akan membantu seorang Barber profesional menentukan potongan rambut apa yang bagus untuk pelanggan.
Customer Service dan Marketing
Setiap harinya, profesi Barber ini akan berhadapan dengan pelanggan. Kemampuan melayani pelanggan atau customer service harus dimiliki seorang Barber profesional.
Tentunya Barber harus memiliki kemampuan berkomunikasi dan beradaptasi pada tipe karakter pelanggan apapun untuk memberikan rasa nyaman pada saat sesi potong rambut tersebut.
Selain itu, Barber harus bisa menggunakan sesi berbincang dengan pelanggan tadi sebagai sesi untuk berjualan dan memasarkan promosi agar pelanggan bisa kembali untuk potong rambut di Barbershop tersebut.
Manajemen Bisnis dan Finansial Dasar
Menjalankan Barbershop juga mirip dengan menjalankan bisnis toko lainnya. Pengaturan keuangan dan manajemen bisnis perlu dimiliki seorang Barber profesional.
Barber profesional harus bisa menjalankan bisnis dengan baik dan memiliki pengetahuan finansial dasar untuk bisa mengelola Barbershop, terutama bila orang tersebut merupakan pemilik atau manajer dari Barbershop tersebut.
Tugas Profesi Barber
Seorang Barber profesional memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Menyambut pelanggan dan berkonsultasi dengan mereka tentang gaya rambut yang mereka inginkan.
2. Memotong dan memotong rambut sesuai instruksi pelanggan.
3. Penataan rambut menggunakan bahan kimia dan alat penata rambut.
4. Mencukur, memotong dan membentuk jenggot dan kumis klien.
5. Mencuci dan styling rambut klien.
6. Melayani perawatan dan pewarnaan rambut.
7. Memastikan bahwa sisir, gunting, pisau cukur, dan instrumen lainnya dibersihkan dan disanitasi setelah digunakan.
8. Mengawasi peserta magang dan peserta pelatihan.
9. Melayani pijat wajah, kulit kepala dan leher.
10. Memberikan saran gaya rambut kepada pelanggan.