POLITIK KUDA TROYA
Mengenal Strategi Politik Kuda Troya.
Politik Kuda Troya (Troya Horse) lazim dipadankan dengan politik yang licik, politik penuh tipu daya atau juga politik penyusupan
Politik Kuda Troya ini sangat dikhawatirkan akan terjadi dalam koalisi yang kini marak dibangun para elite partai di negeri ini.
Strategi politik Kuda Troya mengacu pada bentuk tipu daya klasik dalam mitologi Yunani. Ini terjadi saat tentara Yunani mengepung kota Troya
Sekitar sepuluh tahun lamanya tentara Yunani mengepung kota Troya, namun Troya yang terkepung belum juga mau menyerah
Sementara tentara Yunani yang telah bertahan selama sepuluh tahun tidak bisa masuk gerbang kota lantaran semua pintu kota tertutup.
Dalam rentang waktu itu, ksatria Yunani banyak yang tewas oleh serangan kejutan tentara Troya. Ini pula yang membuat Yunani berpikir untuk mengalah
Saat itulah muncul ide dari pemikir strategi Yunani, Odysseus. Para tentara Yunani diminta membuat patung kuda raksasa dari kayu
Bagian tubuh patung kuda raksasa itu dibuat berongga. Setelah patung kuda selesai, satu pasukan tentara Yunani masuk ke dalam rongga patung kuda
Patung kuda kayu itu dibiarkan ditengah hamparan di dekat gerbang kota. Tentara Yunani lainnya bersembunyi, tak seorang pun yang terlihat
Ketika matahari mulai terbit, orang-orang Troya melihat perkemahan tentara Yunani sudah kosong. Mereka terkejut melihat patung kuda kayu raksasa
Pagi itu juga, tak menunggu lama, orang-orang Troya berkumpul dekat patung kuda raksasa. Waktu itu, di sana juga ada Sinon yang sebenarnya orang Yunani
Di depan banyak orang, Sinon bercerita bahwa dirinya pernah akan dijadikan korban untuk Dewa Athena. Athena marah karena Palladium dicuri.
Kemarahan Dewa Athena hanya bisa ditawar dengan darah. Dirinya menurut Sinon, yang ditunjuk ahli nujum di Yunani untuk dikorbankan
Dalam ceritanya, Sinon mengaku berhasil melarikan diri pada malam hari dan sejak itu tak ingin lagi menjadi orang Yunani.
Orang-orang Troya percaya dengan cerita Sinon. Lalu beberapa orang bertanya untuk apa patung kuda raksasa itu.
Sinon bercerita lagi, orang Yunani berharap patung kuda ini dibakar pihak Troya, sehingga kemarahan Dewa Athena akan terarah kepada Troya.
Mendengar itu, orang-orang Troya bergegas membawa patung kuda raksasa beroda tersebut ke dalam kota
Mereka tak ingin patung kuda kayu itu dibakar orang Troya. Mereka akan merawatnya agar terhindar dari kemurkaan Dewa Athena.
Begitulah, ketika malam larut, ketika semua penduduk sudah terlelap, pasukan Yunani keluar dari dalam rongga patung kuda
Mereka membuka pintu gerbang kota, dan balatentara Yunani yang sebelumnya bersembunyi masuk ke dalam kota.
Malam itu kota Troya dibakar, penduduknya dibantai semua. Sejak pertistiwa itu, Troya terhapus dari muka bumi
Kini peristiwa Kuda Troya itu dipadankan dengan strategi licik dalam politik. Strategi penyusupan yang penuh tipu daya untuk mengalahkan lawannya
Ada indikasi dari politik Kuda Troya merambat ke dalam koalisi partai politik negeri ini. Cermati saja, ada aroma licik serta penyusupan yang penuh tipu daya
Tapi yang paling berbahaya dari strategi politik Kuda Troya adalah tokoh yang dipersiapkan sebagai pembual seperti Sinon
Ini sangat sering ditemukan. Seseorang yang selalu memuja dan memuji seolah-olah punggawanya orang yang paling baik dan jujur
Tokoh yang dipersiapkan seperti Sinon menjadi bagian penting dalam strategi Kuda Troya. Ini lebih berbahaya dari Kuda Troya itu sendiri.
KUDA TROYA
Kuda Troya adalah salah satu kisah Perang Troya mengenai tipu daya yang dilakukan oleh orang-orang Yunani untuk memasuki kota Troya dan memenangkan perang. Menurut versi awalnya, setelah pengepungan selama 10 tahun tidak membuahkan hasil, orang-orang Yunani membangun sebuah kuda kayu raksasa dan menyembunyikan beberapa orang di dalamnya. Orang-orang Yunani berpura-pura berlayar pergi, dan orang-orang Troya menarik kuda kayu ini ke kota mereka sebagai lambang kemenangan. Malamnya pasukan Yunani keluar dari kuda kayu tersebut dan membuka pintu gerbang untuk pasukan Yunani lainnya, yang kembali mendatangi kota Troya dengan memanfaatkan persembunyian malam. Orang-orang Yunani memasuki kota Troya dan menghancurkannya, sehingga mengakhiri perang.
Secara metaforis, istilah "kuda Troya" kini mengacu kepada tipu daya yang membuat sasaran tipu daya mengundang musuh ke tempat yang seharusnya terlindungi. Program komputer jahat yang menipu pengguna agar mereka secara sukarela menjalankan program tersebut juga dijuluki "Trojan horse" atau "Trojan".
Sumber utama kisah ini berasal dari puisi epos Aeneid karya Virgil. Peristiwa ini juga disebutkan di dalam buku Odyssey karya Homer. Dalam tradisi Yunani, kuda ini disebut "kuda kayu" (Δούρειος Ἵππος, Doúreios Híppos, dalam dialek Ionia Homer).
Orang-orang yang disembunyikan di dalam kuda :
Odysseus (pemimpin)
Acamas
Agapenor
Ajax the Lesser
Amphidamas
Amphimachus
Anticlus
Antimachus
Antiphates
Calchas
Cyanippus
Demophon
Diomedes
Echion
Epeius
Eumelus
Euryalus
Eurydamas
Eurymachus
Eurypylus
Ialmenus
Idomeneus
Iphidamas
Leonteus
Machaon
Meges
Menelaus
Menestheus
Meriones
Neoptolemus
Peneleos
Philoctetes
Podalirius
Polypoetes
Sthenelus
Teucer
Thalpius
Thersander
Thoas
Thrasymedes
Referensi :
^ Broeniman, Clifford (1996). "Demodocus, Odysseus, and the Trojan War in "Odyssey" 8". The Classical World. 90 (1): 3–13. JSTOR 4351895.