Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam Rangka Merayakan Hari Sumpah Pemuda -
UNDANGAN
Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam Rangka Merayakan Hari Sumpah Pemuda
Peran Pemuda di Era Digital dalam Memperkuat Kerja Sama
Lintas Agama dan Budaya di Dunia yang Terpolarisasi
Diselenggarakan oleh :
MAARIF Institute dan Institut Leimena
Didukung oleh :
Templeton Religion Trust
Hadirilah
JUMAT, 25 OKTOBER 2024
Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Disiapkan terjemahan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Kata Sambutan (Welcoming Remarks
Andar Nubowo
Direktur Eksekutif, MAARIF Institute
Matius Ho
Direktur Eksekutif, Institut Leimena
Pembicara Kunci/ Keynote Speakers
Prof. Dr. Abdul Mu’ti
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia
Pembicara/Panelis (Speakers/Panelists)
Dr. Farid F. Saenong, M.A.
Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Masjid Istiqlal
Riandy Prawita
Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Septiaji Eko Nugroho, S.T., M.Sc.
Ketua Presidium MAFINDO
Desca Lidya Natalia
Wartawan Antara News
Dr. Chris Seiple
Senior Fellow Comparative Religion di Jackson School of International Studies, University of Washington
Moderator:
Alisa Badria Nindia
MAARIF Institute
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Di tengah kondisi bangsa Indonesia yang masih dijajah dan terpecah belah oleh perbedaan suku, ras, agama dan bahasa, para pemuda di tahun 1928 telah bersumpah untuk bertumpah darah yang satu - tanah air Indonesia; berbangsa yang satu - bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan - bahasa Indonesia. Kongres Pemuda 1928 ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi lintas agama dan budaya. Para pemimpin dari berbagai organisasi pemuda, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Islamieten Bond, dan lainnya berkumpul merumuskan ikrar bersama yang kemudian membawa bangsa Indonesia meraih kemerdekaan di tahun 1945. Kemerdekaan Indonesia tercapai berkat kerjasama para pendiri bangsa yang berasal dari latar belakang berbeda untuk mencapai tujuan bersama tanpa mengorbankan keyakinan masing-masing atau berusaha mendominasi yang lain.
Dalam era digital yang semakin terhubung dengan teknologi dan informasi, peran pemuda sebagai agen perubahan semakin vital. Pemuda memiliki potensi besar dalam mempengaruhi narasi sosial melalui media digital, termasuk dalam mempromosikan toleransi beragama dan budaya. Namun, polarisasi yang semakin tinggi di masyarakat membuatnya rentan terhadap pengaruh negatif seperti hoaks, ujaran kebencian, dan radikalisme yang disebarkan melalui dunia maya, yang berpotensi memecah-belah keberagaman. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pendekatan untuk mengimplikasikan peran pemuda dalam memperkuat kohesi sosial di era digital dan dunia yang terpolarisasi.
Literasi keagamaan lintas budaya adalah sebuah pendekatan kreatif dalam menciptakan masyarakat yang toleran dan inklusif. Dengan mendalami pemahaman tentang agama dan budaya lain, pemuda dapat mengembangkan apresiasi yang mendalam terhadap keberagaman dan membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan orang lain. Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Webinar Internasional seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya ini menjadi sebuah momentum untuk mengajak kembali pemuda dan seluruh masyarakat untuk bersatu dalam keberagaman. Webinar ini akan mendiskusikan peran pemuda dalam memperkukuh toleransi antar agama dan budaya di era digital dari berbagai perspektif global.
Prof. Dr. Abdul Mu’ti, akan merefleksikan nilai-nilai Sumpah Pemuda. Dr. Farid F. Saenong, M.A., akan menjelaskan tentang pendekatan literasi keagamaan lintas budaya yang sejalan dengan nilai-nilai Sumpah Pemuda serta menyoroti peran penting pemuda dalam memperkuat kohesi sosial di era digital. Riandy Prawita, akan memaparkan pentingnya peran kaum muda dalam membangun kolaborasi antara orang yang berbeda agama, suku, ras, dan budaya. Septiaji Eko Nugroho, S.T., M.Sc., akan berbagi pengalaman tentang strategi membangun narasi positif dan menangkal hoaks serta ujaran kebencian berbasis agama melalui media sosial. Desca Lidya Natalia, akan menjelaskan pentingnya memilih sumber informasi yang kredibel dan keterampilan memahami berita yang mengandung misinformasi, disinformasi serta half-truth information sebagai upaya pencegahan hoaks dalam arus digital. Dr. Chris Seiple, akan menjelaskan tentang pendekatan literasi keagamaan lintas budaya yang sejalan dengan nilai-nilai Sumpah Pemuda serta menyoroti peran penting pemuda dalam memperkuat kohesi sosial di era digital.
DAFTAR DI SINI
Copyright © 2024 Institut Leimena, All rights reserved.
Publikasi ini dipersembahkan oleh Institut Leimena, lembaga non profit dengan misi: “Mengembangkan peradaban Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan peradaban dunia yang menjunjung tinggi harkat manusia, melalui kerjasama dalam masyarakat yang majemuk.”
FORMULIR REGISTRASI
Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam Rangka Merayakan Hari Sumpah Pemuda
Peran Pemuda di Era Digital dalam Memperkuat Kerja Sama Lintas Agama dan Budaya di Dunia yang Terpolarisasi
Diselenggarakan oleh
MAARIF Institute dan Institut Leimena
Didukung oleh
Templeton Religion Trust
JUMAT, 25 Oktober 2024
Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Disiapkan terjemahan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Terima kasih atas pendaftaran Bapak/Ibu R. TRI PRIYO NUGROHO, S.SOS mengikuti Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam Rangka Merayakan Hari Sumpah Pemuda:
Peran Pemuda di Era Digital dalam Memperkuat Kerja Sama Lintas Agama dan Budaya di Dunia yang Terpolarisasi
The Role of Youth in Strengthening Interfaith and Cultural Collaboration in the Digital Era and a Polarized World
pada hari Jumat, 25 Oktober 2024 pukul 19.00-21.00 WIB (Via ZOOM)
Link Zoom Webinar Internasional telah kami kirim ke email Bapak/Ibu di tripriyonugroho@gmail.com. Silakan cek inbox dan spam folder.
Dengan hadir 5-10 menit sebelumnya, Bapak/Ibu bisa memastikan diri telah tersambung ke Zoom Webinar dengan baik.
Pastikan masuk menggunakan nama dan email sesuai pendaftaran untuk verifikasi kehadiran. Panitia berhak tidak memberikan e-certificate bila peserta masuk menggunakan nama dan alamat email yang berbeda.
Jika terverifikasi hadir, sertifikat akan dikirim maksimal 14 hari kerja setelah Webinar berakhir ke email terdaftar tripriyonugroho@gmail.com
Pastikan audio dan speaker Bapak/Ibu berfungsi dengan baik.
Untuk mendengar Webinar dalam Bahasa Indonesia, silakan pilih menu Interpretation dan pilih BAHASA INDONESIA.
Klik tautan ini untuk memulai https://us06web.zoom.us/j/81171421748
Meeting ID Webinar: 811 7142 1748 (tanpa password)
Bila ada kendala teknis, silakan WhatsApp ke nomor 081222229561
Selamat ber-Webinar!
MAARIF Institute dan Institut Leimena
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Di tengah kondisi bangsa Indonesia yang masih dijajah dan terpecah belah oleh perbedaan suku, ras, agama dan bahasa, para pemuda di tahun 1928 telah bersumpah untuk bertumpah darah yang satu – tanah air Indonesia; berbangsa yang satu – bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan – bahasa Indonesia. Kongres Pemuda 1928 ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi lintas agama dan budaya. Para pemimpin dari berbagai organisasi pemuda, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Islamieten Bond, dan lainnya berkumpul merumuskan ikrar bersama yang kemudian membawa bangsa Indonesia meraih kemerdekaan di tahun 1945. Kemerdekaan Indonesia tercapai berkat kerjasama para pendiri bangsa yang berasal dari latar belakang berbeda untuk mencapai tujuan bersama tanpa mengorbankan keyakinan masing-masing atau berusaha mendominasi yang lain.
Dalam era digital yang semakin terhubung dengan teknologi dan informasi, peran pemuda sebagai agen perubahan semakin vital. Pemuda memiliki potensi besar dalam mempengaruhi narasi sosial melalui media digital, termasuk dalam mempromosikan toleransi beragama dan budaya. Namun, polarisasi yang semakin tinggi di masyarakat membuatnya rentan terhadap pengaruh negatif seperti hoaks, ujaran kebencian, dan radikalisme yang disebarkan melalui dunia maya, yang berpotensi memecah-belah keberagaman. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pendekatan untuk mengimplikasikan peran pemuda dalam memperkuat kohesi sosial di era digital dan dunia yang terpolarisasi.
Literasi keagamaan lintas budaya adalah sebuah pendekatan kreatif dalam menciptakan masyarakat yang toleran dan inklusif. Dengan mendalami pemahaman tentang agama dan budaya lain, pemuda dapat mengembangkan apresiasi yang mendalam terhadap keberagaman dan membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan orang lain. Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Webinar Internasional seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya ini menjadi sebuah momentum untuk mengajak kembali pemuda dan seluruh masyarakat untuk bersatu dalam keberagaman. Webinar ini akan mendiskusikan peran pemuda dalam memperkukuh toleransi antar agama dan budaya di era digital dari berbagai perspektif global.
Prof. Dr. Abdul Mu’ti, akan merefleksikan nilai-nilai Sumpah Pemuda. Dr. Farid F. Saenong, M.A., akan menjelaskan tentang pendekatan literasi keagamaan lintas budaya yang sejalan dengan nilai-nilai Sumpah Pemuda serta menyoroti peran penting pemuda dalam memperkuat kohesi sosial di era digital. Riandy Prawita, akan memaparkan pentingnya peran kaum muda dalam membangun kolaborasi antara orang yang berbeda agama, suku, ras, dan budaya. Septiaji Eko Nugroho, S.T., M.Sc., akan berbagi pengalaman tentang strategi membangun narasi positif dan menangkal hoaks serta ujaran kebencian berbasis agama melalui media sosial. Desca Lidya Natalia, akan menjelaskan pentingnya memilih sumber informasi yang kredibel dan keterampilan memahami berita yang mengandung misinformasi, disinformasi serta half-truth information sebagai upaya pencegahan hoaks dalam arus digital. Dr. Chris Seiple, akan menjelaskan tentang pendekatan literasi keagamaan lintas budaya yang sejalan dengan nilai-nilai Sumpah Pemuda serta menyoroti peran penting pemuda dalam memperkuat kohesi sosial di era digital.
Sambutan Pembuka:
Andar Nubowo
Direktur Eksekutif, MAARIF Institute
Matius Ho
Direktur Eksekutif, Institut Leimena
Pembicara Kunci:
Prof. Dr. Abdul Mu’ti
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia
Pembicara:
Dr. Farid F. Saenong, M.A.
Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Masjid Istiqlal
Riandy Prawita
Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Septiaji Eko Nugroho, S.T., M.Sc.
Ketua Presidium MAFINDO
Desca Lidya Natalia
Wartawan Antara News
Dr. Chris Seiple
Senior Fellow Comparative Religion di Jackson School of International Studies, University of Washington
Moderator:
Alisa Badria Nindia
MAARIF Institute
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena *
Kirim
@institutleimena
Follow
Follow
 +62 811 1088 854
© Institut Leimena 2024 | All rights reserved