Polarisasi Politik Masyarakat Jadi Confiuse
Polarisasi politik adalah penyimpangan sikap politik yang menjauh dari pusat, menuju ekstrem ideologis.
Polarisasi dalam KBBI adalah pembagian atas dua bagian atau lebih pihak yang berlawanan.
Polarisasi membuat masyarakat terbelah kepada berbagai pihak politik yang ada.
Praktik pencemaran nama baik, fitnah, berita bohong, ujaran kebencian, dan politik identitas rentan mewarnainya.
Polarisasi tidak jarang memicu perselisihan hingga konflik horizontal.
Polarisasi Politik sering kali dipicu oleh retorika para pemimpin politik yang mengeksploitasi keluhan nyata para pemilih.
Polarisasi politik sah dalam demokrasi. Namun, elite harus berhenti menggunakan narasi politik yang bersifat antagonistik seperti mengeksplorasi politik identitas secara tajam kepada masyarakat pada strategi kampanye.
Sedangkan Miriam Budiardjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik menjelaskan, politik adalah aksi kolektif untuk menentukan peraturan yang dapat diterima masyarakat. Peraturan bertujuan membuat kehidupan menjadi lebih baik.
Sehingga polarisasi politik merupakan istilah yang merujuk kepada pembagian masyarakat terhadap pandangan politik yang mereka punya. Polarisasi ini dapat terjadi karena perbedaan pandangan dan keyakinan terhadap isu politik tertentu.
Faris Budiman Annas dalam artikel Opini Publik dalam Polarisasi di Media Sosial membahas bahwa polarisasi politik ini terjadi saat masyarakat terpecah dalam dua kubu yang berlawanan baik dalam keberpihakan, ideologi, kepercayaan, ataupun kebijakan.
Polarisasi akan mudah terjadi saat masyarakat menghadapi suatu isu seperti perbedaan prinsip dengan kelompok lain. Kelompok satu akan cenderung menganggap pandangan kelompok lain itu salah.
Dampak Polarisasi Politik
Polarisasi ini tentu akan membawa dampak yang buruk karena terbelahnya masyarakat menjadi dua bagian besar. Berikut beberapa dampak yang dapat muncul dari polarisasi politik :
1. Merusak Institusi Demokrasi Suatu Negara
Polarisasi politik dapat merusak institusi demokrasi dengan menghambat proses pembuatan kebijakan dan memperkuat posisi pihak yang terlibat dalam polarisasi. Hal tersebut tentu memicu timbulnya tindakan otoriter dan munculnya keputusan yang merugikan masyarakat.
2. Pelecehan Terhadap Institusi Kepresidenan
Institusi kepresidenan dapat berdampak karena terdorongnya kandidat yang ekstrem dan memperkuat peran partai politik dalam pemilihan presiden. Hal tersebut dapat menggagalkan institusi kepresidenan untuk mewakili kepentingan masyarakat secara luas dan lebih mementingkan agenda pribadi.
3. Menghilangkan Kredibilitas Partai Politik
Kredibilitas partai politik juga dapat turun karena polarisasi politik yang terjadi di masyarakat. Polarisasi politik dapat membuat minat masyarakat pada politik menurun dan merasa tidak puas. Bahkan bisa juga menimbulkan aksi demonstrasi dari masyarakat.
4. Meningkatkan Intoleransi di Masyarakat
Kondisi sosial dapat lebih parah jika terjadi polarisasi politik. Konflik antar kelompok masyarakat akan mudah muncul akibat adanya gesekan antara kedua kubu.
5. Melemahkan Proses Pembuatan Undang-undang
Polarisasi akan menghalangi dan menghambat proses pengambilan suatu keputusan. Legislator dapat terhambat sehingga publik kehilangan kepercayaan kepada pemerintah akibat kebijakan yang lama untuk disahkan.
6. Sikap Masyarakat Terhadap Isu Kebijakan Luar Negeri
Adanya polarisasi politik dapat membentuk sikap masyarakat terhadap isu kebijakan luar negeri. Pada kasus ini, polarisasi politik dapat membuat masyarakat tidak mendukung kebijakan luar negeri yang dibuat berdasarkan kepentingan nasional.
Namun tidak selamanya polarisasi ini menimbulkan dampak yang negatif, justru polarisasi politik berpotensi untuk meningkatkan masyarakat dalam berpolitik.
Jika masyarakat jeli dan kritis terhadap isu politik akan menyadari agar para elite tidak terus melakukan eksploitasi politik dan publik tidak terus menerus menebar hoax dan ujaran kebencian di sosial media.
By, Point Consultant