Relief Candi Borobudur Keyakinan Kapitayan Melakukan Sembahyang
Foto : Salah satu relief di Candi Borobudur, yang menggambarkan Leluhur Jawa Kapitayan sedang sembahyang, Posisi ini disebut tundem (sujud) |
Gerakan-gerakan sembahyang kaum kapitayan (agama kuno leluhur Jawa) hampir sama dengan gerakan sholat :
- Berdiri disebut Tumadeg
- Melipat tangan di dada disebut Suwedakep
- Ruku disebut Tumungkul
- Sujud disebut Tundem
- Melipat kaki disebut Tulajeg
Jadi, jauh sebelum agama hindu Budha kristen Islam masuk ke Jawa, Leluhur Jawa sudah mempercayai adanya Tuhan.
Dalam Islam dikenal dengan ilmu Tauhid
Tauhid adalah keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan, tidak ada yang lain. Tauhid merupakan ajaran dasar Islam yang penting diketahui umat Muslim.
Menurut bahasa, tauhid adalah Bahasa Arab yang berarti mengesakan atau menganggap sesuatu itu esa atau tunggal. Dalam ajaran Islam, yang dimaksud dengan tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah swt. Sebagai Tuhan yang telah menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada di alam ini.
Kata tauhid berasal dari bahasa Arab, yaitu tauhidan yang merupakan mashdar dari kata wahhada yang berarti mengesakan.
Dalam ajaran Islam, tauhid berarti :
- Meyakini bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu di alam ini
- Meyakini bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang memiliki sifat-sifat yang wajib, boleh, dan mustahil
- Meyakini bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah
- Memurnikan seluruh peribadatan hanya untuk Allah SWT
Tauhid juga dibahas dalam ilmu tauhid, yaitu salah satu cabang ilmu studi keislaman.
Kapitayan
Kapitayan adalah agama kuno yang dianut oleh masyarakat Jawa dan merupakan salah satu bentuk monoteisme asli Jawa. Kapitayan juga dikenal sebagai agama Jawa kuno, agama leluhur, atau agama Jawi.
Kapitayan memiliki beberapa ajaran, di antaranya :
- Kapitayan merupakan agama monoteistik yang menyembah Sang Hyang Taya.
- Sang Hyang Taya dimaknai sebagai sesuatu yang hampa, kosong, suwung, dan awang-uwung.
- Kapitayan mengajarkan untuk hidup selaras dengan alam.
- Kapitayan mengajarkan untuk menghargai warisan leluhur.
- Kapitayan mengajarkan untuk berlatih hening.
Kapitayan juga memiliki tokoh-tokoh idola, seperti Danghyang Semar, Kyai Petruk, Nala Gareng, dan Bagong.
Tulisan Artikel POINT Consultant