Hubungan Pancasila dan Al-Qur’an
Pancasila dan Al-Qur'an memiliki nilai-nilai yang sejalan dan tidak bertentangan. Pancasila merupakan refleksi dari nilai-nilai universal yang diajarkan Al-Qur'an.
Hubungan Pancasila dan Al-Qur'an
Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, selaras dengan konsep keesaan Tuhan dalam Islam yang diwujudkan dalam Q.S. Al-Ikhlas ayat 1
Sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, sejalan dengan firman Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surat Asy Syuro ayat 38
Sila kelima Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sejalan dengan firman Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surat An Nahl ayat 90.
Surat Ali Imran ayat 103 menyebutkan, ”Berpeganglah kalian semua kepada ikatan Allah ('hablil-lâh') secara keseluruhan”. Dalam konteks Indonesia, ”hablul-lâh” tiada lain adalah Pancasila
Penerapan Pancasila dan Al-Qur'an
Pancasila dan Al-Qur'an dapat diimplementasikan dalam kehidupan bernegara untuk menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI, serta merawat kebinekaan.
Dalam sejarah umat Islam Indonesia, terdapat sekelompok orang yang berpendapat bahwa Pancasila tidak sesuai dengan Islam. Bahkan lebih dari itu, mereka berpendapat bahwa dasar negara yang sah hanyalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Pendapat kelompok ini kurang tepat jika benar-benar diterapkan, begitu halnya menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah tanpa perincian tentang madzhab mana yang dipilih justru akan menimbulkan masalah baru di kemudian hari. Begitu halnya jika saja diterapkan satu madzhab saja, justru akan menimbulkan konflik yang mungkin jauh lebih luas dan berkepanjangan daripada menerapkan Pancasila sebagai dasar negara.
Bagaimanakah hubungan antara Al-Qur’an dan Pancasila ?
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam agama Islam, keesaan Allah biasa disebut dengan tauhid, yang merupakan akar atau dasar dari Islam itu sendiri. Tauhid merupakan inti ajaran para nabi dan rasul, yang berkaitan dengan keimanan dalam diri setiap orang yang dalam praktek pengamalannya adalah ibadah. Maka sila pertama berbicara tentang hubungan antara diri manusia dengan Tuhan.
Dalam Al-Qur’an, salah satu ayat yang jelas membicarakan tauhid dan keesaan Tuhan adalah QS Al-Ikhlas ayat pertama, “Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa”.
2. Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Selanjutnya berbicara terkait hubungan manusia dengan manusia secara personal. Dalam agama Islam, kepedulian setiap muslim pada manusia yang lain merupakan tanda kebaikan dan bahkan keimanan seseorang. Adil dan beradab adalah ketika seorang muslim mengharapkan kebaikan untuk orang lain serupa dengan kebaikan yang dirinya harapkan untuk dirinya sendiri.
Dalam Al-Quran, surat An-Nahl ayat 30, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia juga melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”
3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia
Sila berikutnya berkaitan dengan hubungan seseorang dengan masyarakat sekitar. Bagaimana seorang muslim memiliki peran dalam membangun al-ukhuwwah al-Islamiyah, atau persaudaraan atas dasar nilai-nilai Islam. Baik dengan sesama muslim maupun dengan manusia secara umum.
Dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 13 sesuai dengan sila ketiga, “Wahai manusia ! sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Perhatikan, ayat ini dimulai dengan menyapa manusia secara umum, bukan hanya orang-orang beriman.
4. Sila Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Berikutnya adalah tentang hubungan seorang pemimpin dengan apa yang dipimpinnya. Dimana sikap bijak dan melaksanakan musyawarah menjadi poin penting dalam memimpin orang lain dan mengemban amanah di tingkatan manapun. Perlunya komunikasi yang baik, berpikir tenang dan matang dalam mengambil keputusan dan memperhatikan maslahat umum memiliki peran penting dalam kepemimpinan.
Dalam Al-Qur’an, surat Asy-Syura ayat 38 memiliki keterkaitan dengan sila ini, “Dan (untuk) orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.
5. Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Masalah keadilan sosial merupakan salah satu pembahasan sensitif di sebuah masyarakat dalam tingkat apapun. Mungkin tidak salah jika sila terakhir ini, selain sebagai penutup, juga merupakan energi penguat empat sila sebelumnya. Karena tiadanya keadilan sosial, selain melanggar aturan dalam agama Islam, juga akan meniadakan rasa kemanusiaan, memecah persatuan dan membuat kepemimpinan tidak berdasar kebijaksanaan dan musyawarah yang sehat.
Begitu juga, keadilan sosial akan terwujud ketika tauhid dan ibadah dijalankan dengan baik, dengan rasa kemanusiaan, dengan semangat persatuan dan adanya musyawarah, bertukar pendapat dan pemikiran dengan bijak dan menghormati satu sama lain.
Dalam Al-Qur’an, salah satu ayat yang membicarakan tentang ini adalah QS Al-Maidah ayat 8, “Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Jikapun ada agama atau ajaran lain yang memiliki dasar atau ideologi yang juga terkait dengan Pancasila, itu tentu hal yang wajar. Karena sila-sila dalam Pancasila merupakan titik temu dari keragaman agama, suku, dan budaya yang ada di Indonesia untuk menyatukan bangsa Indonesia dan meredam berbagai potensi konflik yang bisa saja terjadi.
POINT Consultant