Kapitalisme Bangsa Sendiri
Bung Karno
Bung Karno mengkritik tajam konsep "kapitalisme bangsa sendiri" karena dianggap sebagai sistem eksploitatif yang berakar pada profit dan bukan pada kesejahteraan bersama, mirip dengan kapitalisme asing. Ia membayangkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur tanpa kelas, melalui sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi, untuk melikuidasi kapitalisme/imperialisme dan mewujudkan cita-cita sosialis.
Mengapa Bung Karno Menentang Kapitalisme Bangsa Sendiri?
Eksploitasi dan Ketidakadilan: Bung Karno melihat kapitalisme, termasuk yang timbul dari bangsa sendiri, sebagai sistem yang memisahkan kaum buruh dari alat produksi dan mengakibatkan eksploitasi dan kemelaratan, mirip dengan kapitalisme asing yang ia tentang.
Tujuan Kesejahteraan Bersama: Kontras dengan kapitalisme, ia membayangkan negara Indonesia yang merdeka sebagai negara gotong-royong, di mana seluruh hasil kerja dan keringat dinikmati bersama, sejalan dengan prinsip sosialisme Indonesia yang anti-penghisapan.
Perjuangan Marhaenis: Melalui konsep Marhaenisme, Bung Karno mengedepankan keberpihakan kepada kaum marhaen (rakyat tertindas) dan berupaya melikuidasi kapitalisme untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Alternatif yang Ditawarkan Bung Karno
Sosio-Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi: Bung Karno mengusulkan agar Indonesia merdeka bergerak menuju sosialisme melalui ideologi sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi, bukan tergelincir ke kapitalisme atau feodalisme.
Prinsip Pancasila: Dasar negara Pancasila, yang ia rumuskan, mengandung prinsip-prinsip anti-eksploitasi dan penindasan, serta bersifat "kiri" dalam pengertian perjuangan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Masyarakat Tanpa Kelas: Tujuan akhirnya adalah menciptakan masyarakat tanpa kelas, sebuah masyarakat yang adil dan makmur, yang selaras dengan cita-cita sosialisme.

.jpeg)