STRATEGI
KAMPANYE DOOR TO DOOR
Kampanye door to door adalah strategy grass root
yang paling efektif dari setiap strategi kampanye politik. Apalagi bagi
kandidat dengan anggaran terbatas, door to door campaign menjadi solusi yang
mujarab.
Door to door campaign membutuhkan kerja keras,
banyak perencanaan, banyak tenaga, dan banyak waktu. Namun hasil yang didapat
akan sangat sepadan dengan kerja keras yang dikeluarkan.
Mengapa kampanye door to door sedemikian penting?
Kampanye door to door menjadi sedemikian efektif
karena dalam kampanye door to door tercakup empat tujuan utama kampanye dengan
biaya minimal.
POPULARITAS NAMA.
Kampanye door to door membangun pengenalan nama
kandidat, dengan cara person to person. Sentuhan personal ini tidak didapat
melalui iklan di media seberapapun biaya yang dikeluarkan. Kontak pribadi
dengan pemilih, bahkan jika itu adalah dengan seorang relawan, membangun
hubungan yang positif dengan kandidat.
KREDIBILITAS.
Program kampanye door to door membangun kredibilitas
dalam dua cara. Pertama, pada tingkat pribadi, hal itu membangun kredibilitas
dalam benak pemilih yang dihubungi. Karena menunjukkan bahwa orang-orang yang
terlibat (para relawan) benar-benar mendukung kandidat. Kedua, pada skala yang
lebih besar, program kampanye door to door membangun kredibilitas dengan
memberikan kesan bahwa ada dasar dukungan yang besar untuk calon. Hal ini
melibatkan dukungan organisasi yang terorganisir dengan baik dan usaha yang
tangguh.
KEHADIRAN.
Kampanye door to door lebih efektif daripada metode
lain untuk mendorong orang untuk pergi ke tempat pemungutan suara. Kehadiran
langsung dalam kampanye door to door tidak bisa tergantikan oleh apapun,
termasuk telepon. Karena itu kampanye door to door dapat menciptakan hubungan
pribadi yang lebih dekat.
DUKUNGAN.
Akhirnya, pintu-ke-pintu kampanye dapat menjadi alat
yang berguna untuk membangun sebuah organisasi sukarela.
Tidak peduli seberapa besar kampanye Anda, jangan
berhemat di kampanye door to door. Menjalankan kampanye door to door butuh
waktu dan kerja keras, tapi Anda akan senang ketika melihat hasilnya.
KAMPANYE POLITIK DARI PINTU KE PINTU.
Kampanye dari pintu ke pintu atau Door To Door
Campaign adalah salah satu bentuk ‘direct selling’ dalam pemasaran politik yang
sangat efektif dan telah banyak digunakan di negara-negara demokratis di dunia.
Kampanye ini dilakukan dengan cara memasarkan langsung (direct selling) produk
politik (kandidat) dengan “survei” atau mendatangi warga dari rumah ke rumah.
Berbeda dengan prinsip Survei Pilkada yang harus
NETRAL, Kampanye Door To Door ini berprinsip BERPIHAK kepada klien. Model
pemasaran politik ini dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum masa kampanye pilkada
dengan tujuan untuk meningkatkan popularitas & elektabilitas kandidat secara
lebih cepat, tepat dan signifikan.
KAMPANYE DARI PINTU KE PINTU INI BERTUJUAN UNTUK :
1. Memberikan
informasi positif tentang pribadi klien kepada pemilih.
2. Mengajak
pemilih yang masih netral (massa mengambang) untuk memilih klien.
3. Membujuk
pemilih yang mendukung kandidat lain agar berpindah pilihan atau paling tidak
bersikap netral.
4. Memantapkan
pemilih yang sebelumnya sudah mendukung klien agar tetap konsisten dan menjadi
pendukung aktif.
KEGUNAAN DARI PROGRAM KAMPANYE INI ANTARA LAIN :
1. Masyarakat
(pemilih) yang sebelumnya tidak mengenal klien menjadi mengenal secara lebih
mendalam dibanding tentang kandidat lain.
2. Masyarakat
(pemilih) yang masih netral (massa mengambang) menjadi lebih simpatik terhadap
klien.
3. Masyarakat
(pemilih) yang sebelumnya mendukung kandidat lain menjadi berubah sikap
politiknya.
4. Masyarakat
(pemilih) yang sebelumnya sudah mendukung klien menjadi lebih yakin dan
proaktif
OUTPUT
YANG DIHASILKAN ADALAH :
1. Mengetahui
berapa prosentase pemilih yang sudah mendukung klien.
2. Mengetahui
berapa prosentase pemilih yang sudah mendukung klien yang bersedia menjadi
pendukung aktif.
3. Mengetahui
berapa prosentase pemilih yang awalnya mendukung kandidat lain.
4. Mengetahui
berapa prosentase pemilih yang mendukung kandidat lain menjadi berubah sikap
politiknya.
5. Mengetahui
berapa prosentase pemilih yang awalnya masih netral (belum menentukan pilihan).
6. Mengetahui
berapa prosentase pemilih yang awalnya masih netral menjadi mendukung klien.
7. Mengetahui
berapa prosentase pemilih yang awalnya tidak mengenal klien.
8. Mengetahui
berapa prosentase pemilih yang awalnya tidak mengenal klien menjadi mendukung
klien.
9. Dan
berbagai data tentang siapa yang mendukung klien, mendukung kandidat lain,
massa mengambang dan yang masih apatis.