KRITIK
Kritik adalah sebuah bentuk penganalisaan dan pengevaluasian terhadap sesuatu. Tujuan kritik untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.
Kritik juga bisa dimaknakan sebagai pertimbangan tanggapan atau pertimbangan dari baik atau buruknya sebuah karya, seperti contohnya kritik terhadap cerpen, puisi, atau sebuah pementasan.
Struktur kritik :
1. Pendahuluan (orientasi)
2. Isi
3. Penutup (reorientasi)
Cara-cara dalam memberi kritik yaitu :
Sebelum mengkritik sesuatu, kita harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang sesuatu yang akan kita kritik.Kritik yang disampaikan ialah untuk memperbaiki perilaku atau pendapat.Bicara secara efektif.Usahakan memilih kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang yang kita kritik.Kritik yang disampaikan harus disertakan alasan dan bukti-bukti yang kuat juga meyakinkan.
Meskipun kritik seringnya bertujuan untuk mengevaluasi sebuah karya, namun tak jarang kritik juga dapat diartikan sebagai suatu kecaman atau celaan terhadap suatu perilaku, keadaan atau yang dianggap menyimpang serta tidak benar.
Oleh karena itu, kita harus memahami cara-cara memberi kritik yang baik.
Kritik adalah proses analisis dan evaluasi terhadap sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.
Kritik berasal dari bahasa Yunani kritikos yang berarti dapat didiskusikan.
Kata kritikos diambil dari kata krenein yang berarti memisahkan, mengamati, menimbang, dan membandingkan.
Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah.
Kritik Seni merupakan usaha pemahaman dan penikmatan karya seni. Kritik merupakan kajian rinci dan apresiatif dengan analisis yang logis dan argumentatif untuk menafsirkan karya seni. Sebagai aktivitas evaluasi kritik harus sampai pada kenyataan nilai baik dan buruk. Bahkan sampai dalam konteks karya yang sejenis (Aschner, 1956; Prall, 1967; Flaccus, 1981, Feldman, 1981).
Kritikus harus memiliki keahlian untuk menjembatani karya seniman kepada apresiator agar mudah dimengerti. Peran Kritikus disini menjadi amat penting apabila apresiator tidak memiliki pemahaman tentang seni rupa.
Kritikus harus memiliki pemahaman tentang karya yang dibuat oleh seniman tersebut, maknanya, apa yang berusaha diekspresikan atau informasikan. Kritikus juga harus memahami subjek pembuat karya tersebut, karena karya tersebut pastinya memiliki ikatan terhadap senimannya itu sendiri. Dari karya dan senimannya, kritikus harus memahami kebudayaan yang sedang populer dimasyarakat. Kritikus harus bisa mengemas karya seni tersebut sedemikian rupa agar dimengerti oleh masyarakat, strategi-strategi sebaiknya dibuat oleh kritikus sebagai langkah penunjang karya seni tersebut diterima dimasyarakat.
Kritik sebaiknya dapat membantu apresiator membangun hubungan dengan karya tersebut.
Kritik akan berhasil ketika apresiator memiliki simpati terhadap karya tersebut.
Simpati disini maksudnya si apresiator dapat memahami kejadian atau informasi yang disampaikan oleh suatu karya seni.
Level setelah terbangunnya simpati adalah terbangunnya empati.
Apresiator dapat membayangkan kejadian atau informasi yang disampaikan apabila empati telah terbangun.
Level yang tertinggi adalah apabila telah muncul interpenetrasi antara karya dan apresiator.
Di level ini, apresiator telah dapat membayangkan kejadian dan memasukkan dirinya dalam kejadian tersebut sehingga tercipta hubungan yang sangat erat antara karya dan dirinya.
Di level-level ini lah biasanya kolektor-kolektor membeli karya-karya seniman.
Setidaknya terdapat 4 tipe kritik seni yang dikategorikan menurut struktur dan pendekatannya, yaitu :
1. Tipe Jurnalistik.
Jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar. Kritik ini biasanya sangat cepat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas sebuah karya seni.
Terutama karena hasil tanggapan atau kritik disampaikan melalui media massa.
2. Tipe Keilmuan.
Kritik pedagogik atau kritik keilmuan adalah jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan kepekaan kritikus yang tinggi untuk menilai atau menanggapi sebuah karya seni. Kritik umumnya disampaikan seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya di bidang seni. Atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah (metodologi) kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referensi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.
3. Tipe Pendidikan.
Kritik pendidikan bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estettika subyek belajar seni. Umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni, terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
4. Tipe Populer.
Tipe kritik seni populer ditujukan untuk konsumsi massa atau umum. Tanggapan yang disampaikan biasanya bersifat umum, lebih pada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Umumnya memakai gaya bahasa dan istilah sederhana yang mudah dipahami orang awam.
Kritik Membangun.
Seni memberikan masukan yang kritis mendorong seseorang agar menjadi dewasa dan merasa nyaman.
Kritik membangun dapat meningkatkan perilaku seseorang dan menghindari sikap menyalahkan dan menyerang pribadinya.
Kritik membangun memiliki sifat positif dan berfokus pada tujuan yang jelas serta bisa dicapai.
Tapi, kadangkala kritik bisa membuat orang makin menjadi terpuruk.
Karena itu, mengkritik harus harus dilakukan dengan benar agar tidak membuat sakit hati dan memicu konflik.
1. Mulailah Dengan Cara Yang Positif.
Kita selalu bisa menemukan sesuatu yang positif untuk dikatakan ketika memberikan kritik membangun pada seseorang, bahkan jika hal tersebut hanya berupa usaha yang dilakukan seseorang.
2. Mulailah dengan pernyataan apresiasi yang tulus dan jujur (sekali lagi, bahkan hanya dengan ucapan “Terima kasih untuk mencoba x, y, z…”) agar orang tersebut merasa dihargai. Lalu, lanjutkan dan berikan kritik membangun.
3. Hindari Emosi.
Jika memberikan masukan untuk hal pribadi, Kamu mungkin merasa emosional. Jika terlihat marah dan gusar, bahasa tubuh dan nada suara Kamu akan membuat orang lain menjadi defensif dan kemungkinan kurang mempertimbangkan kritik Kamu.
4. Tersenyumlah dan Gunakan Bahasa Tubuh yang Baik.
Biarkan orang lain tahu bahwa Kamu adalah orang yang mampu berempati. Hal ini akan membuatnya merasa lebih nyaman, dan tunjukkan bahwa Kamu juga merasakan hal yang sama.
5. Atur Nada Suara.
Jagalah agar suara Kamu tetap stabil dan bersahabat. Nada suara bisa mengomunikasikan banyak hal dan kadang-kadang bahkan lebih dari sekadar kata-kata yang dipilih.
6. Jangan meninggikan suara atau membiarkan munculnya ketegangan. Gunakan nada suara yang terdengar nyaman saat Kamu mendengarnya pada penerima masukan jika situasinya berlawanan.
7. Hindari Menyalahkan, dan Menyerang Secara Pribadi.
Hal ini akan mengurangi kemungkinan penerima kritik untuk menanggapinya dengan sikap defensif atau marah. Hindari bahasa yang menilai dan kasar seperti kita keliru dan idemu sangat bodoh.
8. Buatlah Agar Masukan Kamu Membantu.
Kamu ingin membantu seseorang membuat perubahan positif; hal ini berarti Kamu perlu menyampaikan hal-hal sehingga orang tersebut bisa melakukan sesuatu, daripada menyampaikan hal-hal yang berada di luar kendalinya.
Mengkritik dengan cara pertama membuat kritik Kamu tampak membangun dan akan memberdayakan orang tersebut; mengkritik dengan cara kedua akan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman karena ia tidak bisa melakukan apa-apa dengan situasi tersebut, meskipun jika ia menginginkannya.
9. Lakukan Tindak Lanjut.
Amati orang tersebut setelah berbicara dengan Kamu dan nilailah kemajuan yang dibuatnya. Pembicaraan selanjutnya tentang masalah yang Kamu kritik harus fokus pada kemajuan yang dibuat orang tersebut.
Diskusikan langkah-langkah konkret yang harus diambil orang tersebut terhadap tujuan yang Kamu uraikan dan pujilah kemajuan yang dibuatnya. Menerima dan memuji keberhasilan orang tersebut akan mendorongnya untuk melanjutkan usaha baiknya dan membuatnya merasa bernilai dan dihargai.