BUDAYA ANTRI
Kita saat ini banyak mendengar cerita dari negara Jepang yang selalu mengutamakan budaya antri pada penduduknya. Sehingga penduduk di sana sangat tertib dalam mengantri, karena antri merupakan penanaman nilai kemanusiaan yang sangat baik. Dan antri merupakan pelajaran tentang bagaimana mengolah kecerdasan emosi seseorang terutama kepekaan sosial yang tinggi yang melatih kesabaran seseorang. Otomatis dengan kita terbiasa mengantri dimanapun kita akan terlatih kesabarannya dan terlatih ketaatannya. Kualitas seseorang juga akan terlihat dari bagaimana dia mengantri.
Tujuan kegiatan pembiasaan diri ini
adalah melatih anak untuk selalu siap, disiplin, tertib, meningkatkan iman dan
taqwa terhadap Tuhan YME serta menerapkan budaya antri, sehingga suatu saat
jika terjun kemasyarakat anak didik bisa menerapkannya dalam kehidupan
sehari-harinya. Sehingga akan tertanam nilai positif di masyarakat.
Sedangkan manfaat dari budaya antri di sekolah adalah :
1.
Anak
belajar menejemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal.
2.
Kita
belajar sabar menunggu gilirannya tiba terutama apabila antrian paling
belakang.
3.
Kita
Belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih
awal dan tidak saling serobot merasa paling kuat/hebat.
4.
Kita
belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
5. Kita
belajar kreatif untuk berfikir kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi
kebosanan saat mengantri.
6.
Kita
bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
7.
Kita
belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
8.
Kita
belajar hukum sebab akibat, apabila datangnya terlambat harus menerima
konsekuensi yaitu di baris belakang.
9.
Belajar
rasa malu apabila menyerobot hak orang lain.
10. Kita belajar
jujur.
Kebudayaan antri yang di terapkan di masyarakat bertujuan melatih pembiasaan anak agar mempunyai kualitas perilaku yang baik dan mempunyai nilai yang positif di masyarakat dan keluarga. Hal ini juga untuk menunjukkan bahwa di sekolah kami sangat tertib dalam menerapkan nilai-nilai budaya antri, yang berimbas nantinya terhadap penilain masyarakat terhadap sekolah kami. Dan orang tua yang menyekolahkan anaknya di Masyarakatmerasa bangga dan bahagia mempunyai anak yang mempunyai kualitas perilaku positif.
Maka dari itu semua di Masyarakat berusaha
menerapkan budaya antri yang baik dan benar, saling mengingatkan satu sama
lain, untuk kebaikan dan hasil yang memuaskan baik di lingkungan sekolah
maupaun di luar lingkungan sekolah. Demikian pentingnya budaya mengantri, untuk
itu mari kita biasakan mengantri dalam dalam kehidupan kita. Dengan budaya
mengantri semoga sekolah kita dan kehidupan kita menjadi lebih baik dan
berkualitas. Kuncinya, mari kita saling menghargai dan menjujung tinggi hak
kita dan hak orang lain.
Seperti yang terlihat dalam kehidupan
sehari-hari, masyakatat Indonesia dikenal sulit untuk berperilaku tertib,
terutama saat mengantri. Kerap ditemui orang-orang yang saling mendahului dan
ingin menjadi yang terdepan dalam mengantri, parahnya lagi bahkan ada yang
nekat menerobos masuk antrian orang lain. Contohnya saja saat mengantri di
kasir, ATM, bahkan pembelian tiket kereta. Namun, apakah benar itu sudah
menjadi sifat alami masyarakat Indonesia yang sulit diubah? Apakah benar kita
tak punya budaya antri? atau sebenarnya mereka melakukan itu karena tidak
adanya sistem yang membantu menangani keadaan tersebut.
Mengantri menjadi suatu hal sederhana
yang mudah dilakukan ketika kita memiliki sedikit kesabaran dan kemauan.
Apalagi jika kesadaran mengantri ditanamkan sejak dini. Karena sejatinya
mengantri adalah suatu disiplin pribadi dan menunjukkan rasa hormat akan orang
lain. Meskipun dalam keadaan terdesak tahanlah sedikit egomu untuk tidak
menerobos antrian orang lain. Jangan sampai bangsa Indonesia yang terkenal
ramah tapi terkenal juga dengan budaya antrinya yang jelek.
Namun demikian, alangkah baiknya jika
penerapan budaya antri di Indonesia dilakukan dengan cara mengubah gaya antrian
dengan didukung oleh sebuah teknologi yang membantu mengatasinya, yaitu melalui
Aplikasi Antrian Online Qiwii.
Qiwii adalah sistem antrian online untuk
layanan publik yang dapat membantu mengelola antrian. Qiwii menawarkan cara
baru atau gaya baru dalam mengantri, yaitu:
1. Mendaftar Secara Online
Antri atau reservasi jadwal secara
online melalui SMS atau Mobile App. Anda cukup mendaftar secara online dari
Smartphone Anda untuk mendapatkan nomor antrian. Anda juga bisa mendaftarkan
diri melalui SMS di ponsel Anda.
2. Menunggu dari mana saja
Tidak perlu datang ke lokasi layanan
hanya untuk mengambil nomor antrian. Anda cukup menunggu dari rumah atau kantor
sembari melakukan aktivitas Anda seperti biasa.
3. Mendapatkan notifikasi.
Estimasi waktu tunggu dan notifikasi
tentang atrean diperoleh secara langsung. Akan ada notifikasi/pemberitahuan
pada ponsel Anda ketika akan tiba giliran Anda dilayani, kurang lebih 15 menit
sebelumnya. Secara realtime, sistem akan mengabarkan update terkini kondisi
antrian di lapangan.
4. Dilayani tepat waktu.
Datang ke lokasi layanan tanpa perlu
menunggu lagi, langsung dilayani. Anda tak perlu berdesak-desakan di ruang
tunggu ketika tiba di lokasi karena begitu Anda sampai, giliran Anda yang
langsung dilayani. Tidak perlu khawatir jika ada yang menyerobot antrian Anda.
Jadi, apakah masyarakat Indonesia memang
tidak bisa mengantri? Jawabannya, tentu saja bisa. Semua ini tidak lepas dari
peran teknologi manajemen antrian yang tepat seperti Qiwii. Dengan bantuan
Aplikasi Antrian Online ini, maka perilaku antri suatu individu atau masyarakat
akan berubah menjadi lebih tertib dan sabar, karena mengantri di rumah tanpa
berdesak-desakan. Selain itu, mengantri dengan cara baru ini akan memberikan
ketenangan dan tidak khawatir antriannya didahului oleh orang lain karena sudah
memiliki nomor antrian virtual. Jangan lupa memberikan feedback atas layanan
ini demi mengevaluasi performa Qiwii. Dan yang tidak kalah penting, Qiwii
mendukung penerapan budaya antri di Indonesia.
Sering kali pada aktifitas keseharian
Anda, pasti Anda sering melihat sebuah tulisan Harap Antri, bukan? Ya, budaya
antri merupakan budaya kesopanan yang dahulu adalah budaya kita. Sekarang,
budaya ini sudah mulai terkikis karena ke egoisan masing-masing individu yang
tidak sabar akan antri.
Diutamakan untuk generasi muda sekarang.
Harus diajarkan budaya antri, karena antri ada arti nilai kesopanan dan sifat
menghargai satu sama lain. Semua berhak mendapatkan giliran masing-masing.
Semakin tertib masyarakat nya pada hukum dan norma yang berlaku semakin maju
lah negara tersebut. Di Indonesia sangat sulit untuk menerapkan Budaya Antri,
lebih tepatnya harus ada sanksi berat agar masyarakat indonesia takut untuk
melanggar nya, memang masyarakat Indonesia harus dikeraskan agar dapat mematuhi
aturan yang ada.
Budaya antri adalah hal yang penting
yang tidak di sadari masyarakat dari masa ke masa. Padahal Budaya antri menjadi
salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa itu sendiri. Sudah sangat sering di
ingatkan sampai di peringati di beberapa tempat dengan tulisan Harap Antri tetapi
masyarakat tidak menghiraukan dan menganggap tidak penting, mereka hanya
memikirkan diri nya sendiri yang dahulu.Orang tua pun menjadi salah satu bagian
dalam tidak menghiraukan pentingnya Budaya antri di indonesia ini apa lagi
mengingatkan ke anak anaknya dalam hal meng- antri. Padahal dengan meng-antri
memiliki banyak pesan moral di balik pentingnya budaya antri tersebut.
Sebuah studi di Australia menyimpul kan
lebih mementing kan anak nya ke sopan santun dan attitude terhadap masyarakat
dan makhluk hidup lain. Selain itu, salah satu dosen juga pernah menerangkan
bahwa tingkat kemajuan suatu bangsa di lihat dari ketertiban masyarakat nya.
Semakin tertib masyarakat nya pada hukum dan norma yang berlaku semakin maju
lah negara tersebut. Di Indonesia sangat sulit untuk menerapkan Budaya Antri,
lebih tepatnya harus ada sanksi berat agar masyarakat indonesia takut untuk
melanggar nya, memang masyarakat Indonesia harus dikeraskan agar dapat mematuhi
aturan yang ada. Seperti contoh: Melewati jalur busway / transjakarta, sekarang
sudah tidak ada yang berani untuk melewati jalur busway / transjakarta karena
sudah di tegaskan sanksi yang berat. Masyarakat mematuhi aturan jika sudah di
keraskan peraturan - peraturan nya. Kenapa harus dibuat sanksi berat? Padahal
Indonesia cukup baik untuk menegur dan memberi rambu-rambu untuk meng-antri
tidak perlu ada sanksi, tetapi masih saja masyarakat yang tida perduli dengan
apa yang ada di lingkungan sekitar.
Padahal Budaya Antri adalah pelajaran
penting untuk semua masyarakat dalam semua umur. Karena banyak kegiatan yang
memerlukan antri meng-antri bukan hanya sekedar antri busway / transjakarta
atau antri putar balik saja, itu saja masih banyak yang tidak mematuhi dan tidak
aware akan meng-antri mereka hanya mementingkan diri nya sendiri saja tanpa
memikirkan orang lain yang sudah menunggu untuk mendapat giliran nya.
Sebenarnya meng antri adalah hal yang sederhana dan mudah untuk dilakukan hanya
memerlukan ke sabar an dan menghargai orang lain untuk mendapat kan keadilan.
Jika di bandingkan Negara - negara maju lain nya negara kita masih sangat
berbanding jauh tepatnya ke budaya meng-antri, di negara maju lain nya
masyarakat sekitar nya sudah mengetahui
akan penting nya budaya antri, siapa yang duluan dia yang menerima duluan dia yang mendaptkan hak nya duluan,
ini salah satu contoh yang patut untuk kita contoh.
Tidak perlu kita ingatkan dengan tulisan
besar “Harap Meng-Antri” seharusnya masyarakat sudah sadar tanpa ditegur dahulu
baru ingin meng-antri. Seperti contoh ingin naik Busway / Transjakarta karena
sudah terlambat seseorang menyelak langsung masuk, padahal diluar itu masih
banyak orang-orang yang telat juga tapi tetap meng-antri karena sadar diri dan
menghargai orang lain, karena itu sudah menjadi resiko dan konsekuensi dari
bagian per orang masing-masing. Budaya kan lah antri untuk kepentingan bersama,
jika dibalik pun kita akan marah dan kesal menemui orang lain seperti itu. Jadi
lah diri masyarakat yang pintar tanpa harus diberikan sanksi yang keras.
Memang pendidikan untuk Budaya Antri
terhadap anak-anak dan masyarakat lebih harus diperdalam memang sulit jika dari
kecil dan dari awal tidak di terapkan perihal penting nya mengantri karena
sangat terkait dengan kepribadian kita sendiri dan terkait dengan melakukan
kegiatan- kegiatan yang lain.
Banyak manfaat yang dapat kita terapkan
jika kita sudah menyadari pentingnya Budaya mengantri di lingkungan sekitar
dalam bentuk apapun. Diantara nya beberapa manfaat seperti berikut :
1.
Melatih
kesabaran anak untuk bisa mengendalikan emosi nya yang tidak labil jika memang
belum giliran nya harus menunggu agar adil tehdadap yang sudah meng-antri
dahulu.
2.
Belajar
menghormati dan menghargai hak orang lain. Mereka yang datang duluan
mendapatkan hal untuk mendapat kan duluan.
3.
Belajar
akan konsekuensi terhadap perbuatan yang dilakukan. Jika ia telat ia harus
mendapatkan konsekuensi untuk mendapat giliran antri paling belakang.
4.
Masyarakat
atau anak akan bisa lebih mengatur waktu terhadap kegiatan yang akan kita
lakukan.
5.
Menjadikan
waktu kosong yang bermanfaaat disaat mengantri. Seperti meng-hafal, dan
lain-lain.
6.
Belajar
ber sosialisasi terhadap masyarakat lain yang juga mengantri.
7.
Belajar
sopan, tertib, dan rapih.
8.
Belajar
berani, jika ada yg mendahului nya mereka ber hak menegur.
9.
Malu
jika menyerobot antrian karena tidak ada yang seperti itu.
Sebenarnya, studi tentang antrian bukan
lah hal yang baru hanya saja masyarakat tidak perduli akan budaya meng-antri
ini.
Ada 3 komponen dalam sistem meng-antri
yaitu :
1.
Populasi
dan cara kedatangan pelanggan datang ke dalam system.
2.
Sistem
pelayanan.
3.
Kondisi
pelanggan saat keluar system.
Masyarakat Indonesia sangat membutuh
kan pendidikan dengan adanya Budaya meng
Antri ini. Seperti yang kita lihat di Indonesia sulit sekali untuk mewujudkan
suatu ketertiban salah satunya adalah Budaya Antri ini.
Budaya Antri adalah hal penting yang
harus di tanamkan sejak dini karena banyak sekali masyarakat tidak perduli lagi
dengan hal meng-antri. Antri sendiri adalah proses berdiri bersama dalam waktu
yang tidak dapat di tentukan. Di Indonesia menyepelekan antri sudah sangat lah
biasa, dimana pun dalam bentuk apa pun.
1.
Antri
di WC.
Mayoritas adalah
perempuan. Sering sekali ditemukan karena Ia kebelet dan sudah tidak tahan mereka
langsung masuk saja tanpa meng antri. Tidak menghargai orang lain yang sudah
meng-antri terlebih dahulu. Apa lagi Ibu-Ibu sudah paling tidak mau disalahkan.
Walaupun mereka lebih tua, tetap saja meng-antri tidak memandang umur. Semua
berhak menaati peraturan yang ada, bagaimana bisa menghargai diri sendiri jika
dengan meng antri, menghargai orang lain yang sudah lebih dulu meng antri saja
tidak bisa? Perlu diketahui bahwa meng-antri masa kini yakni 1 line garis ke
belakang tapi masih banyak saja yang membuat barisan baru agar lebih cepat
masuk, tidak mematuhi peraturan yang ada dan sudah dibuat dengan pihak toilet
tersebut. Ternyata masih banyak yang belum mengetahui bahwa meng-antri masa
kini yang telah d tetap kan ialah garis 1 line ke belakang, mereka meng-antri
di depan setiap pintu kamar mandi. Padahal aturan yang mereka ketahui salah
mereka hanya mengambil keputusan sendiri. Jika sudah di tegur, malah yang
salah, yang lebih galak. Kalau begini harus pribadi orang tersebut yang harus
di benarkan dengan pendidikan penting nya Budaya Antri di berbagai tempat. Nah,
ini juga banyak sekali di temukan. Pelaku nya yah Ibu-ibu lagi kebanyakan
mayoritasnya. Walaupun sudah di tegur banyak orang tetap saja tidak merasa bersalah
sama sekali.
2.
Public
Transport.
Salah satu
problem terbesar dalam masalah antri meng-antri. Transportasi umum seperti
Transjakarta dan Kereta Api. Banyak sekali masyarakat tidak mengantri dan
menyelak seenaknya dan yang lebih parah nya lagi hampir semua masyarakat
sebagian besar seperti itu laki-laki maupun perempuan. Sampai-sampai banyak
yang mengalami keributan sampai luka-luka karena hanya masalah meng-antri saja.
Bayangkan hanya karena masalah antri yang dianggap tidak penting sampai
menimbulkan keributan yang luar biasa. Pendidikan untuk Budaya Antri di bidang
ini memang sangat lah penting dan wajib.
3.
Private
Transport.
Seperti
mobil dan motor dalam banyak hal,
mengantri untuk putar balik, mengantri lampu merah sampai menimbulkan
kecelakaan akibat tidak sabar untuk mengantri. Akibat yang fatal karena hal
yang tidak ditaati para pengemudi. Padahal, jika kita mengantri dengan benar
dan tertib kita akan lebih menghemat waktu dan tidak menimbulkan kemacetan yang
ada.
4.
Antri
Mini Market.
Nah, ini juga
banyak sekali ditemukan apa lagi mayoritas Ibu-ibu lagi yang menjadi kasusnya.
Berantem hanya karena menyelak di Mini Market adalah hal yang sangat memalukan,
yang kasus nya hanya tidak mengantri atau menyelak. Apakah tidak malu jika
tidak mengantri dan ditegur orang lain? Dan tidak merasa bersalah hanya karena
“buru-buru”. Semua orang mempunyai kepentingan masing-masing di luar sana
tetapi antri tetap antri, orang lain tidak peduli dengan apa yang sedang kita
alami begitu pun kita. Maka taati lah saja aturan karena itu sudah menjadi
resiko dan konsekuensi kita jika kita tidak tepat waktu atau sejenis nya.
Dengan meng-antri juga mengajarkan keadilan bahwa siapa yang duluan dia yang
berhak mendapatkan service duluan.
5.
Antri
Bank.
Sangat jengkel
bukan jika sudah mengantri lama padahal hanya ingin ber transaksi sebentar saja
tetapi selalu di selak oleh orang lain, jika di tegur pun tidak di tanggapi apa
lagi perempuan hanya bisa bersabar. Antri mengantri tidak memandang laki-laki
maupun perempuan, muda atau tua, karena harus di didik dari kecil penting untuk
mengantri, dan menghargai orang lain tidak mengenal jenis kelamin nya apa, umur
nya berapa, semua sama tidak membeda beda kan. Banyak nya kejadian yang tidak
mengenakan juga di tempat makan, sampai di tempat makan saja ber kasus akibat
tidak mengantri, hal yang tidak di perdulikan masyarakat masa kini, hal yang
sebenar nya mudah di lakukan tapi tidak di taati. Contoh kasus : Siapa yang
pesan duluan, makanan siapa yang datang duluan dan siapa yang mengambil duluan.
Sudah lazim di temukan dimana-mana. Walaupun ada beberapa yang sesuai dengan nomor urut antri, tetapi sebagian
besar telah melupakan antri.
6.
Antri
Sembako.
Antri Sembako banyak
menimbul kan hal yang tidak mengenakan, keributan, kerusuhan, sampai tawuran
antar warga, Ibu-ibu desak-desak an, orang ke injek-injek, pingsan karena
kehabisan nafas berdesakan, dan banyak hal lagi dan cukup sering di temukan di
berbagai tempat. Simple, hanya mengantri tapi masyarakat susah sekali untuk
menaati nya. Dengan mengantri kita tidak perlu menibulkan keributan antar
warga, ibu-ibu berantem, orang luka-luka, orang pingsan, hal-hal yang tidak
perlu di ributkan, semua warga akan mendapatkan jatah dan rejeki nya
masing-masing. Menurut kuesioner yang saya bagikan lebih banyak orang tidak mau
mengantri karena malas menunggu dan tidak sabar dan juga terburu –buru. Hanya
20% dari 100% yang perduli akan penting nya meng antri dalam segala hal karena
saling berkaitan, 66% masyarakat tidak perduli dan 14% karena terpaksa
terburu-buru. Menurut hasil penelitian yang sudah di teliti, masyarakat
Indonesia hanya kurang perduli terhadap sesama, terkadang mereka dengan diri
nya saja tidak perduli apa lagi dengan orang sekitar nya. Masyarakat Indonesia
hanya butuh pendidikan yang ekstra untuk peduli dengan sesame dan juga
pengertian yang mendalam akan pentingnya Budaya antri. Dengan perduli dengan
sesama pasti akan lebih bisa menghargi orang lain yang ada di sekitar, baru
memulai pendidikan pentingnya melakukan budaya antri karena sangat berpengaruh dalam lingkungan
dan tindakan kita sehari-hari. Karena sudah terlanjur tidak di didik untuk
mengantri di masa pendidikan nya.
Banyak masyarakat tidak mau mengantri
karena memiliki berbagai alasan :
1.
Keadaan
Darurat.
Salah satu
alasan orang tidak mau mengantri adalah karena mereka memiliki situasi yang
sedang darurat dan mengharuskan mereka terburu-buru sehingga mereka tidak dapat
mengantri.
2.
Tidak
ada pengetahuan.
Tidak ada
pengetahuan akan pentingnya budaya antr,i oleh karena itu sering menyerobot
barisan antri dan tidak menganggap penting budaya antri yang sangat berpengaruh
pada kehidupan sehari hari.
3.
Kebiasaan.
Orang tidak
memiliki kebiasaan untuk mengantri dan tidak di didik sejak kecil maka sudah
terbiasa jika serobot menyerobot sehingga menimbulkan keributan.
4.
Membawa
pengaruh buruk.
Orang yang
menyerobot antrian akan mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama
karena merasa orang lain melakukan hal tersebut. Minimnya pengetahuan budaya
antri pada masyarakat Indonesia merupakan penyebab -penyebab yang membuat
masyarakat indonesia selalu menyerobot antrian. dan juga orang selalu
mengganggap kepentingan nya adalah nomor satu tanpa memikirkan kepentingan
orang lain sehingga menimbul kan sikap egois.
Alasan-alasan seperti itulah yang
biasanya menyebabkan orang tidak mau mengantri, sehingga menyebabkan masalah
sosial yang akan mengganggu lingkungan masyarakat. Karena ketidaktahuan atas
Budaya Antri akan mengakibatkan banyak masalah salah satu nya macet karena
banyak mobil yang berebutan untuk menggunakan jalan lebih dulu. Budaya antri
yang di terapkan akan mempengaruhi perilaku dan moral setiap orang sehingga
dapat memperngaruhi pribadi dan orang lain untuk melakukan hal yang baik.
Dengan di terapkan budaya antri sejak dini akan membantu anak untuk memiliki
attitude yang baik dan dapat menolong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Oleh karena itu, Budaya Antri harus di
terapkan pada anak usia dini contoh di sekolah harus ada pelajaran tata krama
dan etika tidak hanya akademik saja. Bisa dari hal kecil seperti antri berbaris
di kantin, antri berbaris masuk kelas, dan juga di berikan penyuluhan terhadap
orang tua - orang tua agar dapat menerap kan Budaya Antri kepada lingkungan
keluarga nya dan juga orang tua harus mendukung anak nya dengan memberikan
contoh yang baik .Berani untuk menegur dan memberikan arahan pada orang-orang
yang tidak menaati aturan mengantri,
jangan takut salah jika memang benar. Jangan terus menerus di biarkan demi
kepentingan bersama, jika terus menerus di biarkan tidak akan ada perubahan
dalam hal budaya antri.
Pentingnya
Membiasakan Budaya Antri
Apapun yang kita inginkan agar menjadi
baik jelas harus dimulai dari diri sendiri. Begitu juga jika kita menginginkan
suatu kenyamanan di tempat umum, maka dari diri kita sendiri yang harus memulai
agar tercipta kenyamanan tersebut. Salah satu kondisi yang pernah saya alami
dalam menciptakan kenyamanan yang dimulai dari diri sendiri adalah budaya
antri. Melalui pengalaman saya, saya meyakini dan berani menyimpukan dari
uraian saya berikut ini bahwa tertib itu
keren.
Saya ingin memulai pengalaman saya
sewaktu perjalanan business beberapa tahun lalu. Bersama crew top manajemen PT. ANDROMEDA
GRAND CENTER. Di Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Soekarno Hatta Jakarta
saya melihat budaya antri sudah mulai tercipta mulai dari antri check-in hingga
antri untuk boarding pass guna masuk ke
pesawat.
Ketika tiba di Jakarta dan berkesempatan
jalan-jalan, saya juga melihat budaya antri sudah cukup baik dijalankan. Saat
saya berkunjung ke tugu Monas, dimana kami mengantri untuk membeli tiket masuk
ke Monas, dan juga antri saat kami naik bus Trans Jakarta, yang datang lebih
dulu adalah yang berhak memasuki kendaraan terlebih dahulu dan yang belum
kebagian masuk bus maka menunggu kedatangan armada bus berikutnya.
Berlaku tertib memang sebuah perbuatan
yang terdengar mudah namun tidak semua orang dengan mudah pula menerapkannya.
Dorongan emosi yang tidak terkontrol kadang membuat seseorang selalu ingin
menjadi yang pertama dalam setiap proses menunggu.
Di negara kita sudah banyak kisah dan
berita mengenai korban tewas akibat mengantri jatah Beras Miskin (Raskin) atau
bantuan dana dari pemerintah untuk fakir miskin. Terjadi saling berebutan bahkan rela saling mendorong
sehingga orang yang lebih lemah menjadi terjatuh.
Sudah saatnya kita miliki budaya tertib,
termasuk sabar dalam urusan mengantri. Mari membiasakan berserah diri dan
sabar. Sebab tertib untuk mengantri
adalah simbol dari pada umat muslim yang taat akan nilai peraturan dan tatanan
dalam berinteraksi dengan manusia untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan
masing-masing.
Islam sangat memperhatikan kedisiplinan
dengan menekankan pentingnya membiasakan budaya antri di segala lini kehidupan.
Kita tahu, dalam nilai yang terkandung dalam fiqih terdapat pemahaman yang
mengajarkan ketertiban, misalkan dalam hal setiap ibadah yang mengharuskan
urutan dan ketertiban. Dalam berwudhu, misalnya, membasuh muka harus
didahulukan daripada membasuh kedua tangan. Menyalahi urutan ini bisa
menjadikan wudhu tidak sah. Demikian seterusnya.
Budaya antri akan menciptakan masyarakat
yang bermartabat, dimana disiplin antri mampu menumbuhkan sikap untuk saling
memahami dan saling menghormati sesama.
Mekipun kelihatannya sepele, namun kalau kita mau memperhatikan dengan seksama,
dalam aktivitas mengantri kita, kita melihat setiap orang saling memahami dan
saling menghormati antara satu dengan yang lain. Orang yang datang belakangan
memahami bahwa orang yang hadir lebih
dahulu berhak untuk berada di depan dan dengan sadar menghormati hak tersebut.
Ada wujud kesalehan disana. Kesalehan yang benar-benar melembaga dalam diri
manusia sehingga terwujud pula dalam kesehariannya.
Kadar kesalehan tidak hanya ditunjukkan
oleh kekhusyukan dalam ibadah langsung dengan Allah (hablun minallah) saja,
melainkan juga dalam bermasyarakat (hablun minannas). Hubungan langsung dengan
Allah adalah urusan pribadi masing-masing dan hanya Allah yang berhak
memberikan penilaian. Akan tetapi, dalam kerangka hidup bermasyarakat, orang
lain dapat memberikan penilaian mengenai kesalehan seseorang. Orang yang saleh
semestinya berperilaku saleh, bukan sebaliknya.
Mencontoh
Jepang dalam Berdisiplin.
Perilaku warga masyarakat yang dapat
kita ambil sebagai pembelajaran dalam menciptakan ketertiban, salah satunya
adalah negara Jepang. Orang-orang Jepang sangat terkenal dengan perilaku
disiplin, teratur, sangat menjaga kebersihan. Mereka saling menghormati dan
saling menghargai, sangat tertib dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas, dan
bisa kita lihat budaya antri yang mereka lakukan dalam setiap gerak langkah
kehidupan mereka.
Mengenai displin ini, saya teringat pada
sebuah kisah yang diceritakan guru saya di kelas. Dikisahkan oleh beliau,
seorang guru di Australia pernah berkata :
Kami tidak terlalu khawatir jika
anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika kami jauh lebih khawatir
jika mereka tidak pandai mengantri.
Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa
begitu ? Inilah jawabannya: Kita hanya perlu melatih anak selama 3 (tiga) bulan
saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak
hingga 12 (dua belas tahun) atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat
pelajaran beharga di balik proses mengantri, kata guru tersebut.
Tidak semua anak kelak akan berprofesi
menggunakan ilmu matematika kecuali tambah, kali, Kurang, dan bagi. Sebagian
anak akan menjadi penari, atlet Olimpiade, penyanyi, musisi, pelukis, dan
sebagainya. Biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu
kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan
matematika. Sang guru tersebut menjelaskan lebih lanjut.
Namun demikian, “Semua murid dalam satu
kelas ini pasti akan membutuhkan etika, moral, dan pelajaran beharga dari
mengantri di sepanjang hidupnya kelak,” Pak guru Australia itu menyimpulkan.
Dari apa yang disampaikan Pak Guru di
kelas, kita jadi paham bahwa disiplin untuk mengantri itu perlu ditanamkan dari
dini dan berlaku untuk semua. Displin menjadi modal penting bagi semua Kita
dalam mengembangkan kepekaan dan interaksi sosial.
Ada banyak manfaat yang dapat kita petik
dari budaya mengantri diantaranya :
1.
Kita
belajar mengatur waktu. Jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan
persiapan lebih awal. Manajemen waktu ini sangat penting ditanamkan terutama
dinegara kita yang masih banyak menganut waktu karet (ngaret). Janji jam
delapan hadir jam sembilan.
2.
Kita
belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling
belakang. Di negara kita sering terjadi saling dorong, saling injak bahkan
saling pukul bisa terjadi kapan saja demi mendapat giliran pertama. Dengan
kesabaran yang terlatih sejak dini diharakpan kejadian seperti diatas tidak
terulang lagi.
3.
Kita
belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih
awal dan kita belajar untuk disiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menerima dengan senang hati
apa yang telah diperoleh oleh orang lain, tanpa ada rasa dengki dan iri
sedikitpun.
4.
Kita
belajar disiplin, dimana kedisiplinan ini akan menentukan kesuksesan kita di
masa mendatang.
5.
Kita
belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk
mengatasi kebosanan saat mengantri (di Jepang biasanya orang akan membaca buku
saat mengantri). Kita dapat memanfaatkan waktu menunggu giliran untuk berzikir,
membaca Al-Quran, dan membaca buku-buku yang bermanfaat.
6.
Kita
bisa belajar bersilaturrahmi, menyapa dan mengobrol dengan orang lain di
antrian. Dalam agama islam silaturrahim merupakan akhlak mulia dan orang yang
selalu bersilaturrahin akan mendapat syurga Allah SWT.
7.
Kita
belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuan. Kita lebih
menghargai proses daripada hasil, sehingga budaya instan (ingin cepat
memperoleh hasil tanpa menempuh proses), Rasulullah shallahu’alaihi wassalam
memberi kita bimbingan Barang siapa yang terus berlatih bersabar maka Allah
akan menjadikannya penyabar. (Muttafaqun’alaih).
8.
Kita
belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima
konsekuensinya di antrian belakang. Kita belajar disiplin, teratur dan
kerapihan.
9.
Kita
belajar memiliki rasa malu, jika menyerobot antrian dan menyerobot hak orang
lain.
10. Kita belajar
bekerjasama dengan orang-orang yang ada di dekat kita jika di saat mengantri
kita harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
11. Kita belajar
jujur pada diri sendiri dan pada orang lain. Nilai-nilai kejujuran belakangan
mulai terkikis oleh kepentingan. Orang gampang sekali berbohong demi
kepentingan pribadi.
BY POINT CONSULTAN KEDIRI JATIM
BY POINT CONSULTAN KEDIRI JATIM
BY POINT CONSULTAN KEDIRI JATIM
BY POINT CONSULTAN KEDIRI JATIM