TIDAK ADA MANUSIA YANG HIDUP SEMPURNA
Tidak Ada Manusia Sempurna, Tetapi Selama Memiliki Sikap Mau Belajar dan Berubah Maka Ketidaksempurnaan Itulah Kesempurnaan Sejati.
Tidak ada manusia yang diciptakan sempurna, semua manusia pasti memiliki kelemahan dan juga kelebihan masing-masing. Kita tidak bisa membandingkan kelemahan dan kelebihan antara satu orang dengan orang lain.
Hal itu juga bukan merupakan tindakan yang bagus karena membanding-bandingkan tidak mengajarkan kita untuk mensyukuri apa yang sudah kita terima namun mengajak kita untuk selalu haus akan kesempurnaan yang sebenarnya tidak bisa dimiliki manusia.
Bagaimana untuk mendapat hidup sebaik mungkin ?
Kita harus memiliki sikap mau belajar dan juga berubah menjadi lebih baik terus menerus sepanjang hidup kita.
Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.” (QS al-Isrâ’ [02]: 70).
Sejatinya manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di antara ciptaan Allah yang lainya, manusia dengan otaknya dapat berpikir, membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan otaknya pula manusia dapat berinovasi dalam menciptakan sesuatu yang baru, dan manusia juga merupakan makhluk sosial yang saling melengkapi. Tapi dalam kesempurnaan manusia ternyata Allah tidak menciptakan semua manusia di dunia ini dengan sangat sempurna, setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan Allah telah menentukan takdir setiap manusia yang hidup di dunia ini.
MANUSIA MAHKLUK CIPTAAN ALLAH YANG SEMPURNA
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya seperti Malaikat, setan dan hewan. Kemuliaan Malaikat adalah tidak pernah berhenti untuk selalu bertasbih kepada Allah, dan memuji akan kebesaran Allah. Sedangkan setan hanya terfokus untuk merusak dan menyesatkan manusia. Hewan tidak memiliki otak sesempurna manusia, dari postur tubuh juga tidak sesempurna manusia, hewan hanya memiliki nafsu makan, minum dan biologis seperti manusia, tetapi tidak dapat berpikir seperti manusia.
Allah telah memilih manusia sebagai khalifah di dunia, dan Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi ini karena kemampuan berpikirnya, dan manusia pula memiliki bentuk fisik maupun non fisik seperti akal dan hati kecil (dhamir) yang sempurna di bandingkan dengan ciptaan Allah yang lainnya, demikian juga gerak mekaniknya yang indah dan dinamis.
Namun demikian, kemuliaan manusia erat kaitannya dengan komitmen mereka menjaga-menjaga kelebihan tersebut sebaik mungkin dengan cara mengoptimalkan kelebihan mereka dengan hal-hal yang bermanfaat bukan menggunakan kelebihannya untuk merusak bumi ini. Manusia merupakan makhluk yang mulia selama ia mampu mengoptimalkan keistimewaan yang telah diberikan Allah kepadanya, yaitu spiritual, intelektual dan emosional dalam diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan mereka. Namun apabila terjadi penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan hina, bahkan lebih hina dari hewan maupun iblis. Dan bukankah Allah menciptakan manusia di dunia ini untuk beribadah? Sudahkah anda bersujud kepada-Nya serta bersyukur atas segala pemberian-Nya?
BELAJAR DARI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MANUSIA
Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sebagai makhluk sosial sudah seharusnya kita bisa toleran kepada kekurangan orang lain. Tidak ada manusia yang hidup sempurna di dunia ini, tidak ada manusia yang memiliki sifat maupun karakter yang sempurna, setiap manusia diciptakan dengan berbagai karakter dan sifat-sifat yang berbeda.
Kita dapat belajar dari orang sukses bagaimana ia dapat mewujudkan cita-citanya, bagaimana ia dapat lari dan bangkit dari kegagalan dan rasa putus asa. Belajarlah dari orang yang taat beribadah bagaimana ia dapat istiqamah dalam beribadah kepada Allah. Belajarlah dari seorang ibu bagaimana ia dapat mendidik dan merawat anak – anaknya dengan sabar dan penuh kasih sayang. Belajarlah dari seorang ayah bagaimana ia dapat bekerja keras dalam memenuhi kehidupan keluarganya. Bukan hanya itu, kita juga dapat belajar dari orang miskin bagaimana ia dapat hidup dalam kesederhanaan.
Belajarlah dari orang yang jauh dari Allah bagaimana ia dapat jauh dari Allah, sehingga kita bisa menjauh dari segala perilaku-perilakunya yang melenceng. Manusia memiliki berbagai karakter dan sifat yang harus kita pahami juga demi terciptanya sebuah ukhuwah yang erat dan hubungan sosial yang kuat antara manusia. Alangkah indahnya jika manusia dapat bersatu dalam perbedaan. Selama karakter dan sifat mereka masih sesuai dengan kaidah agama dan tidak melanggar ketentuan hukum maka kita harus menghargainya.
Janganlah melihat seseorang dari cover-nya saja, belum tentu orang yang kita anggap rendah lebih baik dari kita, dan belum tentu orang yang kita anggap sempurna lebih sempurna dari kita. Lihatlah bagaimana pergaulannya? Bagaimana ibadahnya? Bagaimana akhlaknya? Jangan terlalu mudah untuk menilai seseorang baik atau buruk. Manusia adalah makhluk yang saling menyempurnakan kekurangan sesama.
MANUSIA HADIR BUKAN UNTUK MENJADI PRIBADI YANG SEMPURNA
Menyadari ketidaksempurnaan itu mengantarkan manusia berjuang membenahi diri untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Apakah tujuannya adalah menjadi sempurna? Tentu saja tidak. Tujuannya adalah menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi.
KESEMPURNAAN MILIK TUHAN
Hanya Tuhan yang sempurna. Manusia tidak. Kendati menyadari dirinya tidak sempurna, manusia tidak lalu berpasrah diri, dengan menerima dan membiarkan ketidaksempurnaan itu tanpa melakukan apa pun. Manusia seyogianya selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu.
Karena ketidaksempurnaanya itu, manusia memiliki dua hal, yaitu kelebihan dan kekurangan.
Adakah manusia yang hanya memiliki kelebihan? Tidak ada, bukan? Atau, sebaliknya, adakah manusia yang hanya memiliki kekurangan? Tidak ada, bukan? Manusia memiliki kedua-duanya: kelebihan dan kekurangan.
Terhadap keduanya ini, manusia harus bersikap. Terhadap kelebihan atau mungkin lebih tepat disebut dengan potensi diri yang menonjol, ia tidak boleh sombong, angkuh.
Sebaliknya, terhadap kekurangan yang dimilikinya, manusia tidak mesti rendah diri, ketiadaan kepercayaan diri.
MENJALANKAN PASSION
Sementara memperbaiki kekurangan yang ada sebisanya, manusia sebaiknya mengasah kemampuannya fokus pada kelebihan yang dimilikinya.
Dengan kata lain, potensi diri yang dimiliki hendaknya diasah dengan sebaik-baiknya sehingga tidak berhenti hanya sebagai potensi.
Seharusnya potensi itu ditumbuhkembangkan atau diaktualisasi dengan baik sehingga menjadi kemampuan atau keahlian yang berharga. Dan, dari sinilah lahirnya sebuah passion.
Passion itu lahir dari potensi diri atau bakat yang diasah secara berkelanjutan sehingga menjadilah passion.
Dengan passion yang dimiliki, manusia bisa unjuk kemampuan di bidang tertentu dan dari situlah manusia berkontribusi dalam kehidupan.
"Passion is energy. Feel the power that come from focusing on what excites you," tulis Oprah Winfrey. Akhirnya, passion akan berkembang menjadi profesi yang menyenangkan dan membahagiakan.
Nah, jika sudah menjadi profesi, maka peluang untuk bekerja dengan baik dengan hasil maksimal sangat terbuka. Karier pun bisa melesat karenanya.
Banyak orang terdorong bekerja sesuai dengan passionnya. Dengan passion, ia akan bisa bekerja dengan sepenuh hati, menikmati pekerjaannya, dan merasa bahagia di sepanjang hidup dan pekerjaannya.
Dengan demikian, cara terbaik untuk menguatkan kelebihan diri adalah dengan menguatkan atau meningkatkannya dari potensi ke aktualisasi diri. Dari bakat terpendam, menjadi passion dan karier yang cemerlang.
FOKUS DAN BERSYUKUR PADA KELEBIHAN
Lalu, bagaimana dengan kekurangan yang ada ?
Pertanyaannya, apakah kekurangan tersebut demikian mengganggu ?
Jika ya, maka perbaiki atau benahi, sebisanya. Jika tidak mengganggu, maka lupakan saja. Jangan terlalu dipusingkan.
Lebih baik berfokus pada kelebihan yang kita miliki dan memperjuangkannya secara maksimal sehingga bisa melahirkan karya-karya terbaik dalam hidup ini.
Kalau hanya terfokus pada kekurangan diri, maka kita cenderung menjadi orang yang rendah diri, bahkan merasa diri tidak berharga di depan orang lain.
Oleh karena itu, lebih baik berfokus untuk mengembangkan potensi yang ada, menjadikannya passion dan karier sehingga ini membuat kita berprestasi, kebanggaan, dan memiliki kepercayaan diri yang baik.
Demikianlah, tidak pernah ada manusia yang sempurna. Tidak pernah ada manusia yang hanya memiliki keunggulan, kelebihan, tanpa kekurangan atau keterbatasan. Manusia pada dasarnya sama saja: semuanya memiliki kelebihan dan kekurangnya juga.
Yang menyebabkan ada yang sukses dan tidak terletak pada bagaimana manusia memandang dan mengelola kelebihannya itu.
Anda mempunyai kelebihan? Asahlah secara berkesinambungan. Jadikan ini sebagai kekuatan untuk memberi makna dalam kehidupan.
MENJADI MANUSIA YANG MULIA
Setiap orang ingin menjadi makhluk yang mulia, mulia derajatnya, mulia jabatannya dan mulia hidupnya. Tapi sedikit yang ingat kewajibannya sebagai hamba Allah, kewajibannya sebagai khalifah Allah untuk menjaga bumi ini. Belum tentu orang yang tinggi derajatnya, orang kaya, orang yang selalu bahagia itu mulia dan tinggi derajatnya di mata Allah.
Bersyukur merupakan cara terbaik untuk menjadi makhluk yang mulia di mata Allah, tidak hanya itu, bersyukur juga akan menambah rizqi di dunia dan akhirat. Rizqi bukan hanya uang ataupun harta yang melimpah ataupun derajat yang tinggi, rizqi juga dapat berupa teman yang baik, keluarga sakinah, ilmu yang banyak nan bermanfaat, dimudahkan dalam segala hal, dsb. Bersyukur itu sangatlah gampang, hanya saja kita sering melupakannya.
Menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Menjadi orang yang berguna lebih berarti dari pada menjadi orang kaya, namun masih banyak orang ingin menjadi kaya dari pada menjadi orang yang berguna, jadilah orang berguna dan suka membantu, mengeluarkan hartanya untuk orang fakir miskin, menggunakan tenaganya untuk bekerja dan membantu sesama atau bergotong royong. Untuk menjadi orang yang berguna tidak harus kaya, tapi orang yang bergunabagi sesama dan suka berbagi kebaikan pasti akan bahagia dalam hidupnya karena Allah akan memudahkan segala pekerjaan – pekerjaannya dan akan melapangkan rizqinya.
Untuk jadi orang yang mulia di mata Allah, cukuplah menjadi diri sendiri dan tidak perlu seperti orang lain, hanya saja kita juga harus banyak belajar dari kelebihan tiap orang. Kita juga harus dapat menerima nasihat orang lain walaupun ia lebih muda atau lebih rendah dari kita. Berusaha untuk tetap istiqamah dalam beribadah di jalan Allah. Dibenci orang merupakan hal yang biasa, tapi bagaimana kita harus menyikapi orang yang membenci kita dengan hal-hal yang positif, biarlah orang menilai kita apa adanya, jangan merasa menjadi manusia sok benar di dunia dan jadilah orang yang rendah diri dan menghargai sesama, maka niscaya kita akan dihargai dan dimuliakan banyak orang.
Di dunia tidak ada manusia yang sempurna, kita yang menyempurnakannya. Di dunia ini tidak ada manusia yang hidup sempurna, kita yang akan membuat hidup kita sempurna. Berhentilah mengeluh akan kekurangan kita, akan tetapi bersyukurlah atas semua kelebihan dan apa yang kita punya saat ini.
Allah berfirman: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim [14]: 7).
Kelemahan Manusia yang Disebut dalam Al Qur’an
Ada 9 fakta kelemahan manusia disebutkan dalam Al Quran.
Secara kodrati manusia memiliki kelemahan (QS an-Nisa [4]: 28). Kelemahan
manusia yang disebutkan dalam Al Quran bermacam-macam.
Beberapa di antaranya merupakan tabiat buruk manusia.
Berikut pemaparannya :
1.
Manusia itu suka
membantah. Hal ini terungkap dalam Al Quran
surat Al-kahfi ayat 54 : Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi
bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah
makhluk yang paling banyak membantah.
2.
Manusia itu
bersifat lemah. Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat An-Nisa ayat 28 : Allah
hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
3.
Manusia itu zalim
dan bodoh. Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Ahzab ayat 72 : Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya,
dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
amat bodoh.
4.
Manusia itu kikir. Hal
ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Isra’ ayat 100 : Katakanlah: ‘Kalau
seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya
perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya’. Dan adalah
manusia itu sangat kikir.
5.
Mencintai kehidupan
dunia. Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 20 : Sekali-kali
janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia.
6.
Manusia suka
melampaui batas. Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Alaq ayat 6 : Ketahuilah
sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.
7.
Manusia kadang
malas berbuat baik. Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Ma’arij ayat 21
: Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.
8.
Manusia senang
berkeluh kesah dan gelisah. Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Ma’arij
ayat 19 : Sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesah lagi kikir.
9.
Manusia sering
tergesa-gesa. Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Anbiya ayat 37 : Manusia
telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu
tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan
segera.
ayat-ayat Al-Quran menjelaskan
tentang kelemahan manusia
Surat An-Nisa' (4) Ayat 28
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
28.
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat
lemah.
Surat
Al-Ma'idah (5) Ayat 30
فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ
30.
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab
itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
Surat
Al-An'am (6) Ayat 134
إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَآتٍ ۖ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
134.
Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali
tidak sanggup menolaknya.
Surat
Al-A’raf (7) Ayat 143
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ
143.
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami
tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa:
"Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat
kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya
(sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya
menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan
Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata:
"Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang
pertama-tama beriman".
Surat
Al-Anfal (8) Ayat 59
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَبَقُوا ۚ إِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُونَ
59.
Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos
(dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah).
Surat
At-Taubah (9) Ayat 2
فَسِيحُوا فِي الْأَرْضِ أَرْبَعَةَ
أَشْهُرٍ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِي اللَّهِ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ
مُخْزِي الْكَافِرِينَ
2.
Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan
sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.
Surat
At-Taubah (9) Ayat 3
وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ۙ وَرَسُولُهُ ۚ فَإِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِي اللَّهِ ۗ وَبَشِّرِ الَّذِينَ كَفَرُوا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
3.
Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia
pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari
orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka
bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada
orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
Surat
At-Taubah (9) Ayat 25
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ
25.
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan
yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi
congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi
manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu,
kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.
Surat
Yunus (10) Ayat 53
۞ وَيَسْتَنْبِئُونَكَ أَحَقٌّ هُوَ ۖ قُلْ إِي وَرَبِّي إِنَّهُ لَحَقٌّ ۖ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
53.
Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?
Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu
sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)".
Surat
Hud (11) Ayat 20
أُولَٰئِكَ لَمْ يَكُونُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ۘ يُضَاعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ ۚ مَا كَانُوا يَسْتَطِيعُونَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوا يُبْصِرُونَ
20.
Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di
bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah.
Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar
(kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya).
Surat
Hud (11) Ayat 33
قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
33.
Nuh menjawab: "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu
jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.
Surat
Hud (11) Ayat 57
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ ۚ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا ۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
57.
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa
(amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan
mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat
membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha
Pemelihara segala sesuatu.
Surat
Ar-Ra’d (13) Ayat 11
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
11.
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka
dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.
Surat
An-Nahl (16) Ayat 46
أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ
46.
atau Allah mengazab mereka diwaktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali
mereka tidak dapat menolak (azab itu),
Surat
Al-Kahf (18) Ayat 41
أَوْ يُصْبِحَ مَاؤُهَا غَوْرًا فَلَنْ تَسْتَطِيعَ لَهُ طَلَبًا
41.
atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat
menemukannya lagi".
Surat
Al-Anbiya (21) Ayat 40
بَلْ تَأْتِيهِمْ بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ رَدَّهَا وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ
40.
Sebenarnya (azab) itu akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong lalu
membuat mereka menjadi panik, maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak
(pula) mereka diberi tangguh.
Surat
An-Nur (24) Ayat 57
لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ ۖ وَلَبِئْسَ الْمَصِيرُ
57.
Janganlah kamu kira bahwa orang-orang yang kafir itu dapat melemahkan (Allah
dari mengazab mereka) di bumi ini, sedang tempat tinggal mereka (di akhirat) adalah
neraka. Dan sungguh amat jeleklah tempat kembali itu.
Surat
Al-Furqan (25) Ayat 19
فَقَدْ كَذَّبُوكُمْ بِمَا تَقُولُونَ فَمَا تَسْتَطِيعُونَ صَرْفًا وَلَا نَصْرًا ۚ وَمَنْ يَظْلِمْ مِنْكُمْ نُذِقْهُ عَذَابًا كَبِيرًا
19.
maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang apa
yang kamu katakan maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula)
menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya
Kami rasakan kepadanya azab yang besar.
Surat
Al-'Ankabut (29) Ayat 22
وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ ۖ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
22.
Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan
tidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong
selain Allah.
Surat
Ar-Rum (30) Ayat 9
أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَأَثَارُوا الْأَرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ ۖ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
9.
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan
bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang
itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah)
serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan
telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang
nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi
merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.
Surat
Ar-Rum (30) Ayat 54
۞ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
54.
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Surat
Ya Sin (36) Ayat 43
وَإِنْ نَشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُونَ
43.
Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi
mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
Surat
Az-Zumar (39) Ayat 51
فَأَصَابَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا كَسَبُوا ۚ وَالَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْ هَٰؤُلَاءِ سَيُصِيبُهُمْ سَيِّئَاتُ مَا كَسَبُوا وَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ
51.
Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. Dan
orang-orang yang zalim di antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya
dan mereka tidak dapat melepaskan diri.
Surat
Al-Mu’min (Al-Ghaafir) (40) Ayat 29
يَا قَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِينَ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ يَنْصُرُنَا مِنْ بَأْسِ اللَّهِ إِنْ جَاءَنَا ۚ قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَىٰ وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَادِ
29.
(Musa berkata): "Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan
berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika
azab itu menimpa kita!" Fir'aun berkata: "Aku tidak mengemukakan
kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan
kepadamu selain jalan yang benar".
Surat
Al-Mu’min (Al-Ghaafir) (40) Ayat 82
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الْأَرْضِ فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
82.
Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan
betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang
sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas
mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong
mereka.
Surat
Asy-Syura (42) Ayat 31
وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ ۖ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
31.
Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu
tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah.
Surat
Az-Zariyat (51) Ayat 45
فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ
45.
Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan,
Surat
Ar-Rahman (55) Ayat 33
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
33.
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan.
Surat
Ar-Rahman (55) Ayat 35
يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شُوَاظٌ مِنْ نَارٍ وَنُحَاسٌ فَلَا تَنْتَصِرَانِ
35.
Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka
kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya).
Surat
Al-Waqi’ah (56) Ayat 66
إِنَّا لَمُغْرَمُونَ
66.
(Sambil berkata): "Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian",
Surat
Al-Waqi’ah (56) Ayat 67
بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ
67.
bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.
Surat
Al-Waqi’ah (56) Ayat 87
تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
87.
Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah
orang-orang yang benar?
Surat
Al-Mumtahanah (60) Ayat 4
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۖ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
4.
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada
Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku
akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari
kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada
Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya
kepada Engkaulah kami kembali".
Surat
Al-Haqqah (69) Ayat 47
فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ
47.
Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami),
dari pemotongan urat nadi itu.
Surat
Al-Jinn (72) Ayat 21
قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا
21.
Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu
kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan".
Surat
Al-Mursalat (77) Ayat 39
فَإِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيدُونِ
39.
Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku.