AGITASI
Agitasi adalah sebuah upaya untuk menggerakkan massa dengan lisan atau tulisan, dengan cara merangsang dan membangkitkan emosi khalayak (Arifin, 2003). Kegiatan agitasi dimulai dengan membuat kontradiksi dalam masyarakat dan menggerakkan khalayak untuk menentang kenyataan hidup yang dialami selama ini (penuh ketidakpastian dan penuh penderitaan). Tujuannya adalah menimbulkan kegelisahan di kalangan massa. Selanjutnya rakyat digerakkan untuk mendukung gagasan baru atau ideologi baru dengan menciptakan keadaan yang baru (lumer dalam Arifin 2003: 71).
Agitasi memfokuskan diri pada sebuah isu aktual, berupaya mendorong suatu tindakan terhadap isu tersebut. Propaganda berurusan dengan penjelasan gagasan-gagasan secara terinci dan lebih sistematis.
Di samping itu, praktisi agitasi dilakukan agar khalayak bersedia memberikan pengorbanan yang besar bagi tujuan yang langsung dan bersedia mengorbankan jiwa untuk mewujudkan sebuah cita-cita politik. Adapun orang yang melakukan agitasi disebut agitator, yakni orang yang berusaha menimbulkan ketidakpuasan, kegelisahan, atau pemberontakan terhadap orang lain.
Beberapa perilaku kolektif yang dapat dijadikan sebagai pemicu dalam proses agitasi adalah :
1. Perbedaan kepentingan, seperti misalnya isu SARA (Suku, Agama, Ras). Perbedaan kepentingan ini bisa menjadi titik awal keresahan masyarakat yang dapat dipicu dalam proses agitasi.
2. Ketegangan sosial, ketegangan sosial biasanya timbul sebagai pertentangan antar
kelompok baik wilayah, antar suku, agama, maupun pertentangan antara pemerintah dengan rakyat.
3 Tumbuh dan menyebarnya keyakinan untuk melakukan aksi, ketika kelompok merasa
dirugikan oleh kelompok lainya, memungkinkan timbul dendam kesumat dalam dirinya. Hal ini bisa menimbulkan keyakinan untuk dapat melakukan suatu aksi bersama.
Dalam politik, ketiga perilaku kolektif diatas akan menjadi ledakan sosial apabila ada faktor penggerak (provokator)nya. Misalnya ketidakpuasan rakyat kecil terhadap kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada mereka juga bisa menjadi sebuah alat pemicu yang efektif untuk mendongkrak sebuah rezim. Dalam tahap selanjutnya, mobilisasi massa akan terbentuk apabila ledakan sosial yang muncul dapat memancing solidaritas massa. Hingga pada pertambahan tertentu bisa memunculkan kondisi tidak teratur.
CONTOH AGITASI
1. Isu SARA.
Unsur Suku, Agama dan Ras atau SARA merupakan sektor yang sangat mudah sekali dipengaruhi dalam kehidupan bermasyarakat. Hanya dengan menyebarkan isu-isu yang sangat meyakinkan pada unsur tersebut, banyak sekali yang terpengaruhi. Di sekeliling tempat tinggal kita sebenarnya dapat kita temui, hanya saja kita tidak sadar bahwa hal tersebut merupakan contoh agitasi politik.
Adapun ilustrasi sederhananya adalah seorang dari pendukung calon A menyebarkan isu yang tidak benar terhadap calon B. Isu tersebut intinya menyatakan bahwa calon B akan membeda-bedakan pelayanan publik terhadap contoh kebijakan publik di masyarakat apabila orang tersebut beragama D dan sebagainya. Dari ilustrasi di atas, isu tentang agama memang sangat sensitif apabila dimasukkan dalam politik.
Orang-orang terkadang langsung mempercayai tanpa mencari fakta lapangannya terlebih dahulu. Media sosial juga menjadi salah satu media untuk melakukan penyebaran isu yang tidak benar tersebut. Akibatnya, banyak orang menjadi percaya akan isu dari pendukung calon A, kemudian menjelek-jelekan calon B. Dari kasus ini, tentunya hal ini masuk dalam contoh ancaman politik.
2. Pertentangan dalam Masyarakat.
Seorang komunikator yang handal tentunya akan sangat mudah membuat berita atau pernyataan yang menimbulkan pertentangan dalam masyarakat. Pertentangan ini bisa terjadi antara masyarakat dengan pemerintah pusat, masyarakat dengan lembaga pemerintah atau bisa juga antar sesama masyarakat. Dalam berpolitik, khususnya pada saat pemilihan umum, biasanya setiap calon memiliki visi, misi dan tujuannya masing-masing.
Katakanlah calon A memiliki misi untuk mensejahterakan rakyatnya atau melakukan pemerataan dalam sektor ekonomi. Disisi lain, calon B memiliki misi untuk melakukan otonomi daerah agar setiap daerah di Indonesia dapat terangkat kekayaan sumber daya alam dan hasil bumi lainnya. Dari sini dapat muncul contoh konflik sosial dalam masyarakat.
Katakanlah sebagian masyarakat wilayah Nusa Tenggara Timur menolak misi dari calon B, namun sebagian lagi menerima. Adanya perbedaan pendapat inilah yang dimanfaatkan oleh komunikator untuk menciptakan suatu pertentangan dalam masyarakat. Pada akhirnya masyarakat akan terpecah belah hanya karena pendapat dari komunikator tanpa menelusuri lebih lanjut visi, misi lainnya.
3. Ideologi Politik Baru.
Kehidupan di masyarakat sekitar kita dapat dikatakan belum merata. Maksudnya disini adalah masih ada yang mengalami kekurangan dalam sektor ekonomi, pangan dan lain sebagainya. Disisi lain, orang-orang yang berkecukupan mendominasi dan sebagian lainnya merupakan orang kaya. Dari sini, komunikator memanfaatkan keadaan masyarakat tingkat menengah hingga rendah. Mereka diprovokasi karena pemerintah sekarang tidak memberikan ketidakpastian dan dirasa belum memberikan contoh kegiatan memajukan kesejahteraan umum.
Dampaknya adalah sebagian dari mereka goyah dan muncul kegelisahan dalam diri mereka. Komunikator tersebut nantinya akan memberikan solusi kepada orang-orang tadi dengan konsep ideologi baru. Rakyat secara tidak langsung akan dicuci otaknya untuk mendukung ideologi politik baru atau gagasan baru yang akan dilakukan oleh misalnya calon A. Jadi, dalam pemilihan umum nanti rakyat akan memberikan hak suaranya kepada calon A. Ini menjadi contoh agitasi politik yang jarang kita sadari.
4. Merayu dengan Jaminan.
Bagi masyarakat golongan rendah, dipengaruhi dan diberikan jaminan yang menjamin kelangsungan dan kemudahan hidupnya tentu tidak akan segan untuk menerimanya. Dari sini komunikator menggunakan rayuan kepada masyarakat untuk ikut berpolitik dan bergabung dengannya untuk kemenangan bersama. Dari sini rakyat tersebut diberikan tawaran jaminan seperti jaminan kesehatan sebagai contoh agitasi politik.
Jaminan bantuan dana dan jaminan perlindungan ham untuk menunjang kehidupannya. Rakyat biasanya akan langsung tergiur dengan tawaran tersebut dan tanpa pikir panjang langsung ikut serta berpolitik bersama komunikator itu. Namun disisi lain, kondisi seperti inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya korupsi di Indonesia.
Dana yang telah dikeluarkan ketika proses pemilu tentunya tidaklah sedikit, oleh karena itu agar dana tersebut segera kembali tanpa mengurangi gaji yang telah diterima, cara satu-satunya adalah dengan melakukan korupsi. Padahal, dampak korupsi bagi negara nantinya akan sangat fatal.
CONTOH PROPAGANDA PENGARUH POLITIK
Mereka yang ingin mempengaruhi keyakinan politik masyarakat dalam lingkup yang besar bisa kemudian memanfaatkan media massa. Penayangan-penayangan terkait dengan komunikasi politik yang kuat bisa dilakukan dengan harapan tujuan dari pengaruh tersebut bisa diserap oleh banyak lini masyarakat. Walau sering dianggap retorika, namun disadari atau tidak secara lambat laun pengaruh tersebut akan terasa dalam lapisan masyarakat. Opini publik dalam psikologi komunikasi juga sering dianggap mengambil porsi terhadap penyerapan pengaruh politik.
CONTOH AGITASI
1. Isu SARA.
Unsur Suku, Agama dan Ras atau SARA merupakan sektor yang sangat mudah sekali dipengaruhi dalam kehidupan bermasyarakat. Hanya dengan menyebarkan isu-isu yang sangat meyakinkan pada unsur tersebut, banyak sekali yang terpengaruhi. Di sekeliling tempat tinggal kita sebenarnya dapat kita temui, hanya saja kita tidak sadar bahwa hal tersebut merupakan contoh agitasi politik.
Adapun ilustrasi sederhananya adalah seorang dari pendukung calon A menyebarkan isu yang tidak benar terhadap calon B. Isu tersebut intinya menyatakan bahwa calon B akan membeda-bedakan pelayanan publik terhadap contoh kebijakan publik di masyarakat apabila orang tersebut beragama D dan sebagainya. Dari ilustrasi di atas, isu tentang agama memang sangat sensitif apabila dimasukkan dalam politik.
Orang-orang terkadang langsung mempercayai tanpa mencari fakta lapangannya terlebih dahulu. Media sosial juga menjadi salah satu media untuk melakukan penyebaran isu yang tidak benar tersebut. Akibatnya, banyak orang menjadi percaya akan isu dari pendukung calon A, kemudian menjelek-jelekan calon B. Dari kasus ini, tentunya hal ini masuk dalam contoh ancaman politik.
2. Pertentangan dalam Masyarakat.
Seorang komunikator yang handal tentunya akan sangat mudah membuat berita atau pernyataan yang menimbulkan pertentangan dalam masyarakat. Pertentangan ini bisa terjadi antara masyarakat dengan pemerintah pusat, masyarakat dengan lembaga pemerintah atau bisa juga antar sesama masyarakat. Dalam berpolitik, khususnya pada saat pemilihan umum, biasanya setiap calon memiliki visi, misi dan tujuannya masing-masing.
Katakanlah calon A memiliki misi untuk mensejahterakan rakyatnya atau melakukan pemerataan dalam sektor ekonomi. Disisi lain, calon B memiliki misi untuk melakukan otonomi daerah agar setiap daerah di Indonesia dapat terangkat kekayaan sumber daya alam dan hasil bumi lainnya. Dari sini dapat muncul contoh konflik sosial dalam masyarakat.
Katakanlah sebagian masyarakat wilayah Nusa Tenggara Timur menolak misi dari calon B, namun sebagian lagi menerima. Adanya perbedaan pendapat inilah yang dimanfaatkan oleh komunikator untuk menciptakan suatu pertentangan dalam masyarakat. Pada akhirnya masyarakat akan terpecah belah hanya karena pendapat dari komunikator tanpa menelusuri lebih lanjut visi, misi lainnya.
3. Ideologi Politik Baru.
Kehidupan di masyarakat sekitar kita dapat dikatakan belum merata. Maksudnya disini adalah masih ada yang mengalami kekurangan dalam sektor ekonomi, pangan dan lain sebagainya. Disisi lain, orang-orang yang berkecukupan mendominasi dan sebagian lainnya merupakan orang kaya. Dari sini, komunikator memanfaatkan keadaan masyarakat tingkat menengah hingga rendah. Mereka diprovokasi karena pemerintah sekarang tidak memberikan ketidakpastian dan dirasa belum memberikan contoh kegiatan memajukan kesejahteraan umum.
Dampaknya adalah sebagian dari mereka goyah dan muncul kegelisahan dalam diri mereka. Komunikator tersebut nantinya akan memberikan solusi kepada orang-orang tadi dengan konsep ideologi baru. Rakyat secara tidak langsung akan dicuci otaknya untuk mendukung ideologi politik baru atau gagasan baru yang akan dilakukan oleh misalnya calon A. Jadi, dalam pemilihan umum nanti rakyat akan memberikan hak suaranya kepada calon A. Ini menjadi contoh agitasi politik yang jarang kita sadari.
4. Merayu dengan Jaminan.
Bagi masyarakat golongan rendah, dipengaruhi dan diberikan jaminan yang menjamin kelangsungan dan kemudahan hidupnya tentu tidak akan segan untuk menerimanya. Dari sini komunikator menggunakan rayuan kepada masyarakat untuk ikut berpolitik dan bergabung dengannya untuk kemenangan bersama. Dari sini rakyat tersebut diberikan tawaran jaminan seperti jaminan kesehatan sebagai contoh agitasi politik.
Jaminan bantuan dana dan jaminan perlindungan ham untuk menunjang kehidupannya. Rakyat biasanya akan langsung tergiur dengan tawaran tersebut dan tanpa pikir panjang langsung ikut serta berpolitik bersama komunikator itu. Namun disisi lain, kondisi seperti inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya korupsi di Indonesia.
Dana yang telah dikeluarkan ketika proses pemilu tentunya tidaklah sedikit, oleh karena itu agar dana tersebut segera kembali tanpa mengurangi gaji yang telah diterima, cara satu-satunya adalah dengan melakukan korupsi. Padahal, dampak korupsi bagi negara nantinya akan sangat fatal.
CONTOH PROPAGANDA PENGARUH POLITIK
Mereka yang ingin mempengaruhi keyakinan politik masyarakat dalam lingkup yang besar bisa kemudian memanfaatkan media massa. Penayangan-penayangan terkait dengan komunikasi politik yang kuat bisa dilakukan dengan harapan tujuan dari pengaruh tersebut bisa diserap oleh banyak lini masyarakat. Walau sering dianggap retorika, namun disadari atau tidak secara lambat laun pengaruh tersebut akan terasa dalam lapisan masyarakat. Opini publik dalam psikologi komunikasi juga sering dianggap mengambil porsi terhadap penyerapan pengaruh politik.