UBUR-UBUR BISA HIDUP ABADI, INI PENJELASANNYA ?
Ubur-ubur (jelly fish) adalah sejenis binatang laut not bertulang belakang, jellyfish yang dimaksud di sini adalah hewan dari kelas Schypozoa, sehingga sering disebut jelly fish sejati in order not to dibingungkan dengan hewan lain yang juga disebut jelly fish seperti: Ctenophora (ubur-ubur sisir) dan |Cubozoa]] (ubur-ubur kotak). Sebagai anggota Cnidaria, mereka memiliki two bentuk body yaitu polip yang menempel di dasar laut dan medusa yang dapat swiming bebas and berbentuk cangkir terbalik.
Struktur medusa dan polip : Abu-abu adalah mesoglea yang dikelilingi warna merah (eksoderm) dan biru (gastroderm), bagian dalam adalah rongga tubuh yang terhubung dengan mulut/anus.
Umumnya mereka two to forty in size cm, but jellyfish yang lebih besar bisa mencapai 1–2 meter, for example spesies terbesarnya Cyanea capillata atau lebih dikenal dengan Surai singa. Schypozoa dapat ditemukan di lautan the whole world, dari permukaan sampai laut dalam. Schypozoa tidak ditemukan di air tawar. Schypozoa eat beragam makanan seperti Krustasea atau Ikan yang mereka buru menggunakan organel nematosista yang terdapat di tentakelnya. Nematosista sendiri adalah ciri khas filum Cnidaria, berupa sel berbentuk jarum yang berfungsi menusuk dan menyuntikkan racun ke mangsanya.
Ubur-ubur jellyfish dewasa memiliki dua bentuk tubuh dasar: Medusa yang dapat swiming bebas dan Polip yang menempel pada substrat . Kedua bentuk tersebut memiliki simetri radial. Hewan ini don't have head and mouth serta anusnya terletak di lubang yang sama, sisi yang dekat mouth disebut oral dan sebaliknya disebut aboral. jelly fish memiliki tentakel yang dipenuhi nematosista di sisinya. Medusa memiliki mesoglea yang tebal dan elastis, sehingga medusa dapat meluncur in water and bentuknya kembali seperti semula.
Ubur-ubur adalah binatang diploblastik, dengan kata lain mereka mempunyai dua lapisan sel utama, sedangkan binatang yang lebih kompleks adalah triploblastik yang mempunyai tiga lapisan utama. Dua lapisan sel utama ubur-ubur adalah eksoderm di bagian luar dan gastroderm di dalam, di tengahnya adalah mesoglea yang berfungsi sebagai rangka.
Nematosista adalah sel yang berfungsi menusuk dan menyuntikkan racun pada mangsanya. Nematosista terdiri atas organel knida atau knidosista yang berbentuk kapsul serta gulungan benang yang berisi racun, di ujung benang terdapat kait yang dapat menusuk mangsa. Untuk memicu tembakan, nematosista memiliki silia atau rambut halus yang disebut knidosil, terakhir adalah operkulum sebagai penutup knida.
Mekanisme penembakkan knidosit masih belum terpecahkan, terdapat beberapa hipotesis tentang hal ini :
Benang tersebut mungkin adalah sebuah pegas, yang dapat meregang dengan cepat ketika operkulum terbuka
Perubahan zat kimia di dalam sel ketika pemicu aktif, sehingga terjadi tekanan osmosis yang menyebabkan air masuk lewat membran dan memaksa benang untuk ditembakkan
Saat pemicu aktif knida berkontraksi secara cepat sehingga tekanan di dalam kapsul meningkat
Nematosista hanya dapat digunakan sekali, tapi dapat diganti dalam waktu 48 jam. Untuk menghindari tembakan yang sia-sia misalnya ke objek yang tak hidup atau terlalu jauh, digunakanlah kombinasi dua pemicu, sel indra untuk mendeteksi zat kimia di air dan silia untuk merespon kontak, nematosista biasanya terhubung oleh saraf, sehingga ketika salah satu ditembakkan yang lain juga akan terpicu. Nematosista adalah senjata yang sangat efektif. Satu nematosista mampu melumpuhkan arthropoda dan ikan kecil.
Medusa bergerak menggunakan otot yang menarik tubuhnya, sehingga air di dalam rongga tubuhnya akan keluar dan mendorongnya, mesoglea-nya yang elastis mengembalikan bentuknya seperti semula dan ubur-ubur dapat mengulangi gerakannya lagi.
Sedangkan polip dapat bergerak lamban dengan merayap seperti siput.
Ubur-ubur tidak punya otak atau sistem saraf pusat. Akan tetapi mereka punya jaring saraf yang terdiri dari neuron yang dapat merespon pada berbagai rangsangan. Knidosit-nya memiliki silia yang dapat mendeteksi kontak fisik dan indra yang dapat mendeteksi zat kimia seperti bau, kombinasi ini memungkinkan knidosit menembak sasaran yang tepat. Knidosit juga terangsang dan ikut menembak apabila knidosit di dekatnya juga menembak.
Schypozoa mendapat makanan dengan berbagai cara: predasi atau berburu mangsa, menyerap zat organik yang larut di air, menyaring partikel makanan di air, dan mendapatkan nutrisi dari alga simbiotik di dalam selnya. Kebanyakan Cnidaria mendapatkan makanan lewat predasi, beberapa Cnidaria yang bersimbiosis dengan alga memberikan perlindungan, karbon dioksida, dan tempat yang terkena cahaya matahari bagi alganya.
Ubur-ubur menggunakan nematosista-nya untuk melumpuhkan mangsanya kemudian dimasukkan ke dalam mulut menggunakan tentakelnya, setelah masuk rongga pencernaan, sel kelenjar di gastroderm menyekresikan enzim untuk mencerna makanan, nutrisi yang didapat disalurkan ke seluruh tubuh menggunakan aliran air yang dikontrol silia di gastroderm atau gerakan otot. Nutrisi dikirimkan ke lapisan sel terluar lewat difusi.
Sisa makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan lewat mulut juga menggunakan aliran air.
Schypozoa tidak punya organ pernapasan, tapi bernapas lewat kedua lapisan sel dengan menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke sekitarnya. Beberapa Cnidaria yang bersimbiosis dengan alga fotosintetik dapat mengalami kelebihan oksigen yang berakibat fatal, sehingga mereka memproduksi antioksidan untuk menetralisasi oksigen yang berlebih.
Daur hidup Cnidaria : 1-3 Larva mencari tempat menempel 4-8 Polip tumbuh 9-11 Strobilasi 12-14 Medusa tumbuh.
Semua Cnidaria mampu beregenerasi, mereka dapat menggunakan kemampuan ini untuk bereproduksi secara aseksual. Medusa memiliki kemampuan regenerasi terbatas, tapi polip mampu melakukannya secara penuh. Sehingga polip seperti koral mampu tumbuh kembali walaupun dihancurkan predator.
Cnidaria mengalami reproduksi dengan daur hidup antara bentuk polip dan medusa. Pada Schypozoa (Ubur-ubur) dan Cubozoa (Ubur-ubur kotak), larvanya berenang sampai mendapatkan tempat yang cocok untuk menempel, kemudian larva tumbuh menjadi polip. Polip tumbuh besar sampai dewasa kemudian menarik tentakelnya serta memotong tubuhnya secara horizontal, proses ini disebut strobilasi. Bagian yang terpotong berenang bebas sebagai medusa muda. Medusa tumbuh sampai dewasa sedangkan polip melanjutkan proses strobilasi. Medusa dewasa memiliki kelenjar reproduksi di gastroderm-nya, kelenjar ini dapat menghasilkan sel telur atau sperma yang dapat dikeluarkan saat musim kawin tiba. Telur yang dibuahi menjadi larva dan memulai daur hidupnya lagi.
Peristiwa bergantinya cara reproduksi dari seksual (tahap medusa) ke aseksual (tahap polip) atau sebaliknya disebut metagenesis, proses ini juga dapat ditemukan pada beberapa tumbuhan misalnya lumut, yang cara reproduksinya berganti dari pembuatan spora yang aseksual ke pembuatan gamet yang seksual.
Ubur-ubur jelly fish terdiri dari sekitar two hundred nspesies yang dibagi dalam beberapa ordo:
Nausithoe aurea, salah satu anggota Coronatae
Coronatae disebut juga jellyfish mahkota. Mereka dibedakan dengan ubur-ubur lainnya karena lekukan di payungnya yang membuat hewan ini mirip seperti mahkota. Kebanyakan spesies tinggal di laut dalam sehingga mereka memiliki kemampuan bioluminesen atau menghasilkan cahaya sendiri. Kemampuannya akan aktif jika hewan ini disentuh. Kemampuannya dapat ia gunakan untuk mengejutkan dan menipu predator yang mencoba memangsanya, bioluminesen juga dapat digunakan untuk menarik perhatian mangsa. Terdapat sekitar 54 spesies yang telah teridentifikasi pada tahun 2016 dan terbagi dalam enam famili.
Ubur-ubur meriam (Stomolophus meleagris), salah satu anggota Rhizostomae
Rhizostomae atau Rhizostomeae adalah ordo Schypozoa yang don't have tentakel, tapi mereka memiliki delapan lengan bercabang dan penuh nematosista, lengan ini makin ke pusat makin menjadi satu, mereka juga memiliki mulut yang kecil yang berjumlah banyak tidak seperti Schypozoa lainnya.
Jelatang laut (Chrysaora quinquecirrha), salah satu anggota Semaeostomeae.
Rhizostomae memiliki anggota yang dijadikan konsumsi oleh manusia (baik untuk makanan maupun pengobatan). Industri makanan dari ubur-ubur dapat ditemukan di Tiongkok dan Asia Tenggara, ubur-ubur untuk dimakan juga diimpor ke Jepang. Ubur-ubur yang dapat dimakan adalah dari ordo Rhizostomae, misalnya ubur-ubur meriam (Stomolophus meleagris) dan ubur-ubur api (Rhopilema esculentum). Ubur-ubur biasanya dikeringkan atau digarami sebelum dimasak. Sekitar lebih dari 90 spesies telah teridentifikasi.
Semaeostomeae adalah jellyfish yang paling dikenal masyarakat. Ciri khas mereka adalah memiliki empat tentakel oral (tentakel panjang yang menempel di mulut), tentakel ini juga memiliki sel penyengat nematosista. Tentakel lain menempel di sisi payung ubur-ubur.
Semaeostomeae dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia. Kelompok ini terdiri dari lima ordo: Cyaneidae, Drymonematidae, Pelagiidae, Phacellophoridae, dan Ulmaridae.
Penuaan mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Namun ubur-ubur Turritopsis dohrnii adalah satu-satunya spesies yang mampu meremajakan diri setelah fase reproduksi sosial.
Turritopsis dohrnii adalah satu-satunya metazoa yang mampu meremajakan diri berulang kali setelah medusae-nya bereproduksi.
Untuk mengungkap fenomena itu, ilmuwan memetakan kode genetik ubur-ubur abadi tersebut dan membandingkannya dengan Turritopsis rubra yang nonimmortal.
Setiap mahluk hidup punya siklus hidupnya masing-masing. Penuaan adalah hal yang niscaya bagi makhluk hidup, termasuk manusia. Sekalipun kita mengetahui kura-kura banyak yang berumur panjang, namun itu karena metabolisme tubuh mereka yang lambat. Secara logika, sulit untuk membayangkan ada mahluk hidup bisa kembali ke fase awal kehidupan alias bisa hidup abadi.
Namun baru-baru ini, para ilmuwan di Spanyol telah berhasil mengetahui kode genetik ubur-ubur abadi (Turritopsis dohrnii). Spesies dengan lebar dan tinggi sekitar 4,5 milimeter ini lebih kecil dari kuku di jari kelingking kita, diketahui mampu berulang kali kembali dari fase dewasa ke fase remaja. Ibarat manusia, dia bisa kembali menjadi bayi setelah melewati fase remaja.
Penelitian pada Proceedings of the National Academy of Sciences, membongkar tabir itu. Salah satu tim peneliti, Maria Pascual-Torner, Victor Quesada dan rekan-rekannya di University of Oviedo membuka kode genetik “ubur-ubur abadi” untuk menggali rahasia umur panjang mereka yang unik, dan menemukan petunjuk baru tentang penuaan manusia.
Ubur-ubur Turritopsis dohrnii pertama kali ditemukan pada 1883-an di Laut Mediterania. Seratus tahun kemudian, pada 1980-an, keabadian mereka secara tidak sengaja ditemukan.
Dikutip dari Natural History Museum, murid Christian Sommer dan Giorgio Bavestrello mengumpulkan polip Turritopsis, yang mereka simpan dan dipantau sampai medusae dirilis. Diperkirakan bahwa ubur-ubur ini harus matang sebelum bertelur dan menghasilkan larva, tetapi ketika toples itu diperiksa berikutnya, mereka terkejut menemukan terdapat banyak polip yang baru menetap.
Mereka terus mengamati ubur-ubur dan menemukan bahwa ketika stres, medusae akan jatuh ke dasar toples dan berubah menjadi polip tanpa pembuahan atau tahap larva. Mahluk ini pun menjadi sorotan sebagai organisme yang unik karena siklus keabadiannya itu.
Seperti semua ubur-ubur, Turritopsis dohrnii memulai kehidupan sebagai larva yang disebut planula. Planula berkembang dari telur yang dibuahi. Planula itu pada awalnya berenang lalu mengendap di dasar laut dan tumbuh menjadi koloni polip silinder. Kehidupan di dasar laut itu berlangsung selama fase aseksual. Pada siklus ini, peran utamanya adalah untuk tetap hidup selama masa kelangkaan makanan. Ketika kondisinya tepat, ubur-ubur bereproduksi secara seksual.
Setelah bereproduksi, mereka menelurkan medusae yang berenang bebas. Kita mengenalnya sebagai ubur-ubur yang akan tumbuh hingga dewasa dalam hitungan minggu. Gambaran tersebut seperti dikutip dari amnh.org. Pada fase inilah, mereka punya kemampuan berulang kali kembali ke tahap larva setelah reproduksi seksual.
“Kami telah mengetahui tentang spesies ini yang mampu melakukan sedikit tipu daya evolusioner sekitar 15-20 tahun,” kata Monty Graham, seorang ahli ubur-ubur dan direktur Florida Institute of Oceanography, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Turritopsis dohrnii tumbuh hanya sekitar 4,5 mm (0,18 inci). Lebih kecil dari kuku kelingking. Perutnya merah cerah terlihat di tengah bel transparannya, dan ujung-ujungnya dilapisi dengan hingga 90 tentakel putih. Makhluk kecil dan transparan ini memiliki keterampilan bertahan hidup yang luar biasa.
Graham mencoba menjelaskan keistimewaan pada ubur-ubur abadi itu. Meskipun ada jenis ubur-ubur memang memiliki beberapa kemampuan untuk membalikkan proses penuaan dan kembali ke tahap larva, tetapi sebagian besar spesies ubur-ubur kehilangan kemampuan ‘reinkarnasi’ begitu mereka mencapai kematangan seksual.
Namun tidak bagi ubur-ubur Turritopsis dohrnii. Siklus mereka tetap terjadi tanpa ada hambatan apapun. Sekalipun istilah yang diakui Graham sedikit hiperbolik.
“Studi ini bertujuan untuk memahami apa yang membuat ubur-ubur ini berbeda dengan membandingkan urutan genetik T. dohrnii dengan Turritopsis rubra, sepupu genetik terdekat yang tidak memiliki kemampuan untuk meremajakan diri setelah reproduksi seksual.
Apa yang para peneliti temukan dalam risetnya adalah Turritopsis dohrnii memiliki variasi dalam genomnya. Sehingga membuatnya punya kemampuan menyalin dan memperbaiki DNA. Mereka juga, katanya, lebih baik dalam mempertahankan ujung kromosom yang disebut telomer. Pada manusia dan spesies lain, panjang telomer terbukti memendek seiring bertambahnya usia. Cara itulah yang membuat ubur-ubur itu dikatakan abadi.
Kendati bisa hidup abadi, Turritopsis dohrnii tetap bisa mati karena dimangsa hewan lain, seperti ikan dan kura-kura. Fase polip hewan ini juga menjadi makanan empuk bagi siput laut ataupun krustasea. Sungguh alam tak henti-hentinya membuat takjub.