Berita Hoax, Heaters Bertentangan Pancasila
Berita hoax dan heaters melanggar sila ketiga Pancasila yang melarang bullying, gibah (ngrasani/gossip), dan hoaks. Sila kedua Pancasila sendiri berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
Hoax dan heaters dapat memberi dampak negatif karena tidak sesuai dengan nilai-nilai sila ketiga Pancasila.
Dampak Negatif dari hoax yaitu dapat menciptakan kelompok-kelompok di masyarakat yang saling bertentangan, akibat perbedaan keyakinan antara berita hoax dan fakta.
Sila kedua Pancasila mengandung nilai-nilai moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada hati nurani. Sila ini berlaku untuk diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan.
Contoh perilaku yang bertentangan dengan sila kedua Pancasila, antara lain : Ujaran kebencian, bullying, heters.
pengamalan Pancasila sila ke-2 juga harus diterapkan seperti contohnya menghormati orang tua, menyayangi saudara, dan berbuat baik kepada tetangga. Mau membantu kesulitan mereka, adalah pengamalan butir keenam yakni “Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan”.
Sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab” sendiri mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi hati nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan. Sila ini berlaku untuk diri sendiri, juga sesama manusia dan lingkungannya.
Menghina orang lain termasuk Ujaran yang mendorong kebencian adalah ucapan atau perilaku yang dimaksudkan untuk mempermalukan, memusuhi, atau melecehkan individu atau sekelompok orang lain, hal ini tentu bertentangan dengan Pancasila sila ke-2 “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap”
Menurut Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), sila tersebut merupakan perwujudan nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama.
Pengguna media sosial diminta memperhatikan nilai-nilai Pancasila. Tujuannya agar tidak ada ujaran kebencian (hate speech) di media sosial.
Sudah banyak komentar di media sosial yang menggunakan kata-kata kasar. Padahal Pancasila mengajarkan untuk menjadi manusia yang beradab. Yang berbunyi : Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Orang upload di internet dengan tujuan Heters menjadikan sila kedua jadi tak beradab.
Pengertian Heaters Menurut Pakar Dan Kutipan Media
- Menurut temuan riset Cherian George (2017) mengungkapkan, ada dua jenis pernyataan kebencian yang bergentayangan di ruang publik, yakni ujaran kebencian (hate speech) dan pelintiran kebencian (hate spin). Keduanya sama-sama berkaitan dengan kebencian. Jika ujaran kebencian menyerang pihak lain secara langsung, pelintiran kebencian menggabungkan ujaran kebencian dengan kemarahan akibat ketersinggungan. Pada ujaran kebencian, dengan atau tanpa hoaks, si pengujar akan dengan terang-terangan mengajak untuk menghakimi atau merusak pihak yang dibenci. Contoh paling lantang adalah ajakan pemuka agama untuk menjelek-jelekkan atau menista mereka yang menganut aliran yang dianggap sesat. Bisa jadi ada berita bohong, bisa juga tidak, pada ajakan tersebut. Tetapi ajakan tersebut berbentuk ajakan langsung untuk menghasut atas nama kebencian kepada pihak lain.
Sementara itu, pelintiran kebencian tidak secara langsung mengajak massa menyerang pihak lain.
- Menurut Cherian George, pelintiran kebencian memerlukan dua sisi, yakni sisi hasutan dan sisi keterhasutan.
- Mengutip Artikel Kompas.id Karena namanya hasutan, isu yang diangkat mesti perkara yang tidak jelas atau bila perlu bohong. Dalam konteks ini, berita palsu adalah barang paling pas untuk menghasut. Ketika hasutan melalui hoaks sudah sampai ke masyarakat, pada gilirannya akan menimbulkan kemarahan, alias masyarakat berkemungkinan akan terhasut. Semakin banyak orang terhasut, semakin berhasil mereka sebagai pemelintir kebencian. Dengan demikian, semakin besar pula peluang mereka untuk memobilisasi gerakan massa yang lebih luas.
Kesimpulan dari nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya.
Konsekuensinya nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun agama.
Sumber referensi :
- BPIP
https://bpip.go.id/berita/contoh-pengamalan-sila-ke-3-pancasila-di-lingkungan-keluarga
- Media online
https://analisis.republika.co.id/berita/pgb33u440/hoaks-ancam-sila-kedua-pancasila
Artikel ditulis oleh POINT Consultant