Stres, Sakit Jiwa & Orang Gila
Stres adalah perubahan reaksi tubuh ketika menghadapi ancaman, tekanan, atau situasi yang baru. Ketika menghadapi stres, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Kondisi ini membuat detak jantung dan tekanan darah akan meningkat, pernapasan menjadi lebih cepat, serta otot menjadi tegang.
Stres.
Stres adalah perubahan reaksi tubuh ketika menghadapi ancaman, tekanan, atau situasi yang baru. Ketika menghadapi stres, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Kondisi ini membuat detak jantung dan tekanan darah akan meningkat, pernapasan menjadi lebih cepat, serta otot menjadi tegang.
Stres umum dirasakan setiap orang, baik dewasa, remaja, maupun anak-anak. Saat mengalami stres, tubuh akan menjadi waspada terhadap tantangan atau bahaya yang mengancam.
Saat seseorang menghadapi kondisi yang memicu stres, tubuh akan bereaksi secara alami, yaitu dengan melepas hormon yang dinamakan kortisol dan adrenalin. Reaksi ini sebenarnya baik untuk membantu seseorang menghadapi situasi yang berbahaya atau mengancam, sehingga bisa keluar dari situasi tersebut.
Stres umum dirasakan setiap orang, baik dewasa, remaja, maupun anak-anak. Saat mengalami stres, tubuh akan menjadi waspada terhadap tantangan atau bahaya yang mengancam.
Saat seseorang menghadapi kondisi yang memicu stres, tubuh akan bereaksi secara alami, yaitu dengan melepas hormon yang dinamakan kortisol dan adrenalin. Reaksi ini sebenarnya baik untuk membantu seseorang menghadapi situasi yang berbahaya atau mengancam, sehingga bisa keluar dari situasi tersebut.
Penyebab Stres.
Stres yang dialami setiap orang bisa berbeda-beda. Beberapa orang menganggap ujian sekolah dapat menyebabkan stres, tetapi beberapa orang akan lancar menghadapinya.
Penyebab stres belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan stres, yaitu :
- Keluarga yang tidak harmonis
- Peristiwa yang membuat trauma
- Penyakit berjangka lama (kronis)
- Kesenjangan ekonomi
- Lingkungan yang tidak aman, seperti area konflik
- Beban pekerjaan
- Kejadian buruk, seperti perceraian atau PHK, tuntutan hidup.
Gejala Stres.
Stres terbagi dalam stres akut dan kronis. Stres akut terjadi dalam jangka waktu yang pendek dan mudah ditangani. Sementara itu, stres kronis berlangsung dalam waktu lebih lama, yang jika tidak ditangani dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Stres ditandai dengan adanya perubahan fisik dan mental. Gejala yang muncul saat seseorang mengalami stres dapat berbeda-beda, tergantung cara menyikapinya.
Gejala atau tanda stres dapat dibedakan menjadi :
1. Gejala emosi:
- Mudah gusar
- Frustrasi
- Suasana hati yang mudah berubah
- Sulit untuk menenangkan pikiran
- Bingung
- Perasaan tidak berguna
- Cenderung menghindari orang lain
- Depresi
2. Gejala fisik
- Lemas
- Penurunan berat badan atau justru sebaliknya
- Pusing
- Mual
- Diare
- Sembelit
- Nyeri otot
- Jantung berdebar
- Gangguan tidur
- Hasrat seksual menurun
- Tubuh gemetar
- Telinga berdenging
- Kaki atau tangan dingin dan berkeringat
- Mulut kering
- Sulit menelan
3. Gejala kognitif
- Sulit fokus
- Sering lupa
- Pesimis
- Cenderung berpandangan negatif
- Sering membuat keputusan yang tidak baik
4. Gejala perilaku
- Perubahan pola makan
- Kebiasaan menghindari tanggung jawab
- Sikap gugup seperti menggigit kuku
- Jalan mondar-mandir
- Kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
Kapan Harus ke Dokter
Segera ke dokter jika anda mengalami stres yang berkepanjangan. Stres dalam waktu yang lama dapat membahayakan kesehatan mental dan fisik.
Seseorang disarankan ke dokter jika mengalami stres dan menunjukkan perilaku, seperti :
- Tidak bisa mengendalikan rasa takut dan panik
- Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
- Selalu teringat pada peristiwa yang membuat trauma
- Sering merasakan pusing atau detak jantung meningkat
- Sering mengalami gangguan tidur
- Muncul pikiran untuk bunuh diri
- Diagnosis Stres
Dokter akan meminta pasien mengisi kuesioner untuk mengetahui tingkat stres yang dirasakan. Kuesioner yang digunakan adalah The Perceived Stress Scale (PSS-10), yaitu alat tes psikologi yang berfungsi menentukan tingkat stres.
Dokter juga akan melakukan tanya jawab untuk mencari tahu penyebab stres. Saat konsultasi, seseorang diminta untuk jujur menceritakan penyebab atau hal-hal yang dapat menimbulkan stres.
Setelah mendapat gambaran dari hasil kuesioner dan tanya jawab, dokter akan menentukan apakah seseorang mengalami stres akut atau kronis.
Jika stres menimbulkan penyakit, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit yang diderita. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa tes darah dan pemindaian, seperti CT scan atau MRI.
Pengobatan Stres.
Stres dapat diatasi secara mandiri. Namun, manajemen stres bukan bertujuan untuk menghilangkan stres sepenuhnya, tetapi mengelolanya agar aktivitas sehari-hari tidak terganggu.
Manajemen stres yang dapat dilakukan, yaitu :
- Identifikasi penyebab stress
Cara ini dilakukan dengan mencari tahu apa yang memicu stres, seperti masalah pekerjaan, situasi rumah, atau hubungan dengan orang lain.
- Cari pemecahan masalahnya
Jika penyebab sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah mengatasi masalah tersebut, kemudian susunlah rencana untuk mengatasi masalah tersebut mulai dari rencana yang mudah diselesaikan. Anda juga bisa menggunakan bantuan, misalnya bantuan vitamin penambah nafsu makan untuk memperbaiki selera makan atau aromaterapi untuk memudahkan tidur.
Konsultasi Dengan Dokter
Jika seseorang tidak dapat mengidentifikasi dan menemukan jalan keluar, konsultasi dengan dokter diperlukan. Dokter dapat menyarankan konseling, terapi perilaku kognitif, atau terapi emotional freedom technique (EFT). Dokter juga dapat meresepkan obat jika stres menunjukkan gejala medis.
Seperti yang telah dijelaskan, tubuh melepaskan hormon kortisol ketika menghadapi stres. Peningkatan hormon inilah yang menimbulkan gejala-gejala stres, baik secara fisik maupun mental. Untuk mengatasinya, pasien dapat mengonsumsi suplemen herbal alami yang mampu membantu menurunkan kadar hormon kortisol, salah satunya adalah ashvaganda.
Ashvaganda merupakan tanaman herbal yang terbukti secara klinis bertindak sebagai adaptogen, yaitu zat alami yang bisa membantu tubuh beradaptasi dengan hormon stres, termasuk hormon kortisol. Jika dikonsumsi secara rutin, suplemen yang mengandung zat tersebut dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
Komplikasi Stres
Stres berkepanjangan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius, seperti :
- Gangguan mental, seperti depresi, cemas, dan gangguan kepribadian
- Gangguan jantung, seperti detak jantung yang tidak normal, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan serangan jantung
- Gangguan pola makan sehingga timbul binge eating disorder atau obesitas
- Gangguan siklus menstruasi
- Penurunan gairah seksual
- Masalah pada kulit, seperti jerawat, eksim atopik atau psoriasis
- Rambut rontok
- Gangguan sistem pencernaan, seperti GERD atau gastritis
Pencegahan Stres.
Stres dapat dicegah dengan menjalani pola hidup yang sehat. Cara yang bisa dilakukan adalah :
- Beristirahat dan tidur yang cukup setiap hari
- Meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai, seperti membaca buku, menikmati teh hangat, mendengarkan musik, atau menonton film
- Mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi lengkap dan seimbang
- Berolahraga secara rutin selama minimal 30 menit setiap hari
- Bersosialisasi dengan orang yang menyenangkan dan memberikan dampak positif
- Melakukan meditasi atau teknik relaksasi
Sakit Jiwa.
Sakit jiwa adalah gangguan mental yang berdampak pada suasana hati, pola pikir, serta tingkah laku secara umum. Kondisi ini terjadi secara perlahan dan bisa memburuk bila tidak segera ditangani. Meski sering tidak disadari, sakit jiwa bisa memunculkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai.
Macam-Macam Sakit Jiwa dan Gejalanya.
Sakit jiwa adalah gangguan mental yang berdampak pada suasana hati, pola pikir, serta tingkah laku secara umum. Kondisi ini terjadi secara perlahan dan bisa memburuk bila tidak segera ditangani. Meski sering tidak disadari, sakit jiwa bisa memunculkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai.
Sakit jiwa dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena bisa membuat seseorang merasa stres, tertekan, bahkan tidak nyaman bersosialisasi dengan orang lain. Istilah sakit jiwa sering kali dianggap sesuatu yang tabu sehingga seseorang yang merasakan gejala dan tanda gangguan jiwa merasa malu untuk konsultasi ke psikolog.
Padahal, sama seperti sakit fisik, sakit jiwa juga perlu mendapatkan penanganan medis agar kondisi tersebut tidak makin memburuk.
Gejala Orang yang Mengalami Sakit Jiwa.
Ciri-ciri orang yang mengalami sakit jiwa bisa berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Namun, pada umumnya, orang yang mengalami gangguan jiwa dapat merasakan beberapa gejala berikut :
- Mengalami perubahan mood yang sangat drastis, misalnya dari sangat sedih menjadi sangat gembira atau sebaliknya dalam waktu singkat
- Memiliki rasa takut yang berlebihan
- Menarik diri dari kehidupan sosial
- Merasa emosional, amarahnya tidak terkendali, dan suka melakukan kekerasan
- Mengalami delusi
Terkadang, beberapa gejala tersebut juga disertai oleh gangguan fisik, seperti sakit kepala, nyeri punggung, sakit perut, atau nyeri lain yang tidak diketahui sebabnya.
Beragam Penyebab Sakit Jiwa.
Sakit jiwa sering kali tidak diketahui penyebabnya. Namun, kondisi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor genetik, faktor lingkungan sekitar, maupun perpaduan dari keduanya.
Berikut ini adalah beberapa di antaranya :
- Riwayat sakit jiwa dalam keluarga, baik yang dialami oleh orang tua maupun saudara
- Paparan virus, racun, minuman keras, dan obat-obatan saat berada dalam kandungan
- Pengalaman traumatis, seperti pernah mengalami pemerkosaan, , perceraian, atau kehilangan seseorang yang dicintai
- Pernah menjadi korban bullying
- Masa kecil yang mengalami kekerasan atau diabaikan
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Penyakit kronis, seperti kanker
- Kerusakan otak, misalnya cedera akibat kecelakaan
- Selalu merasa sendiri akibat hubungan yang tidak sehat dengan orang lain
- Pernah mengalami sakit jiwa sebelumnya
Macam-Macam Sakit Jiwa.
Ada banyak kondisi kesehatan yang dapat dikategorikan sebagai sakit jiwa. Setiap kelompok dapat terbagi lagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik. Berikut ini adalah beberapa jenisnya :
1. Gangguan kecemasan
Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan merespons objek atau situasi tertentu dengan perasaan takut dan panik hingga jantungnya berdetak lebih cepat.
Gangguan kecemasan dapat dikatakan sebagai kondisi sakit jiwa jika rasa takut dan panik berlebihan tidak dapat dikendalikan dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan kecemasan juga dapat berupa fobia terhadap situasi tertentu, gangguan kecemasan sosial, atau gangguan panik.
2. Gangguan kepribadian
Orang dengan gangguan kepribadian umumnya memiliki karakter yang kaku. Akibatnya, mereka sering kali membangun hubungan buruk dengan orang lain. Contoh kondisi yang termasuk dalam gangguan kepribadian adalah paranoid.
3. Gangguan afektif atau mood
Orang yang mengalami gangguan mood mengalami episode suasana hati yang berubah-ubah secara ekstrem. Mereka bisa sangat sedih, kemudian sangat ceria dalam waktu singkat dan terjadi secara berulang. Kondisi paling umum dari gangguan mood adalah gangguan bipolar dan depresi.
4. Gangguan ketidakmampuan mengontrol keinginan
Orang yang mengalami sakit jiwa juga bisa merasa tidak dapat menolak dorongan dari dalam dirinya untuk melakukan hal yang bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Gangguan jiwa yang termasuk dalam kelompok ini adalah kleptomania atau dorongan untuk mencuri barang-barang kecil, piromania atau dorongan kuat untuk menyulut api, serta kecanduan minuman keras dan obat-obatan terlarang.
5. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik termasuk jenis sakit jiwa yang mengacaukan pikiran dan kesadaran. Halusinasi dan delusi adalah dua bentuk gejala yang paling umum dari kondisi gangguan psikotik.
Orang yang mengalami halusinasi merasa dirinya melihat atau mendengar suara yang sebenarnya tidak nyata. Sementara itu, delusi adalah hal tidak benar yang dipercaya oleh penderitanya sebagai sesuatu yang benar. Misalnya, delusi kejar, yaitu kondisi ketika penderitanya merasa diikuti seseorang. Kondisi ini cukup sering dialami oleh pasien skizofrenia.
6. Gangguan pola makan
Jenis sakit jiwa berupa gangguan pola makan dapat mengubah perilaku, kebiasaan, dan emosi, yang berkaitan dengan berat badan dan makanan. Contoh paling umum dari gangguan ini adalah anoreksia nervosa, yang ditandai dengan kondisi tidak mau makan dan memiliki ketakutan abnormal terhadap kenaikan berat badan.
Contoh lain adalah bulimia nervosa, yaitu perilaku makan berlebihan, kemudian memuntahkannya secara sengaja. Ada juga kondisi binge eating disorder atau kondisi saat seseorang makan terus-menerus dalam jumlah banyak dan merasa tidak bisa berhenti, tetapi tidak disertai memuntahkan makanan kembali.
7. Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder atau OCD)
Seorang penderita OCD memiliki pola pikir yang terus-menerus dipenuhi oleh ketakutan atau pikiran mengganggu yang disebut dengan obsesif. Kondisi ini membuat mereka melakukan suatu hal secara berulang-ulang yang disebut kompulsif.
Contohnya adalah orang yang terus-menerus mencuci tangan karena adanya rasa takut secara berlebihan terhadap kuman.
8. Gangguan pascatrauma (post-traumatic stress disorder atau PTSD)
Gangguan pascatrauma adalah jenis sakit jiwa yang terjadi setelah seseorang mengalami kejadian traumatis, misalnya kematian anggota keluarga secara tiba-tiba, mengalami pelecehan seksual, atau menjadi korban bencana alam.
Orang dengan PTSD dapat merasa sangat cemas, terutama ketika mengalami kembali atau mengingat kejadian traumatis yang dialaminya. Oleh karena itu, mereka cenderung menghindari pemicu yang membuatnya teringat tentang trauma.
9. Sindrom respons stres atau gangguan penyesuaian
Gangguan penyesuaian terjadi ketika seseorang menjadi emosional dan mengalami perubahan perilaku setelah berada pada kondisi di bawah tekanan atau krisis, seperti perceraian, bencana alam, atau kehilangan pekerjaan.
10. Gangguan disosiatif
Gangguan disoasiatif adalah kondisi ketika penderitanya mengalami gangguan parah pada identitas, ingatan, dan kesadaran akan diri sendiri dan lingkungan tempat ia berada. Umumnya, gangguan disosiatif dipicu oleh stres berat atau kejadian traumatis. Gangguan ini juga kerap dikenal dengan sebutan kepribadian ganda.
11. Gangguan seksual dan gender
Gangguan seksual termasuk jenis sakit jiwa yang diketahui bisa berdampak pada gairah dan perilaku seksual seseorang. Gangguan seksual bisa terjadi akibat gangguan fungsi otak, stres berat, atau trauma setelah mengalami kekerasan seksual.
Bentuk gangguan seksual bisa berupa parafilia, yaitu perilaku seksual atau merasa terangsang pada hal yang umumnya tidak memberikan rangsangan pada orang lain.
12. Gangguan somatik
Gangguan somatik adalah jenis sakit jiwa yang ditandai dengan adanya sakit fisik, seperti nyeri pada anggota tubuh. Pada beberapa kasus, orang dengan gangguan somatik sebenarnya tidak memiliki masalah medis apa pun pada tubuhnya ketika memeriksakan diri ke dokter.
Selain beberapa jenis sakit jiwa di atas, beberapa kondisi lain, seperti penyakit Alzheimer dan gangguan tidur, juga dikelompokkan sebagai sakit jiwa karena melibatkan gangguan di otak.
Penanganan untuk Sakit Jiwa.
Berbagai kondisi sakit jiwa di atas tidak dapat membaik dengan sendirinya, bahkan dapat memburuk jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan langsung dari psikiater sesuai dengan jenis, penyebab, dan tingkat keparahan gangguan jiwa yang dialami.
Penanganan kondisi sakit jiwa umumnya dilakukan dengan psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Jenis pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis sakit jiwa yang dialami pasien dan tingkat keparahannya.
Selain perawatan medis, orang dengan sakit jiwa juga perlu dukungan keluarga atau kerabat dan kondisi lingkungan yang nyaman. Oleh karena itu, penting untuk merangkul dan tidak menghakimi orang yang mengalami gejala gangguan mental. Jadi, mereka merasa diterima dan tidak sendirian selama proses penyembuhan.
Penting untuk tidak langsung menentukan kondisi sakit jiwa dari gejala-gejala di atas secara mandiri. Bila seseorang atau keluarga Anda mengalami gejala gangguan mental, konsultasikan dengan psikiater untuk memastikan penyebabnya. Makin cepat dideteksi, makin cepat pula kondisi sakit jiwa dapat ditangani dengan tepat.
Orang Gila.
Orang gila adalah sebutan untuk orang yang mengalami gangguan jiwa atau gangguan kesehatan mental. Istilah ini sebaiknya tidak digunakan karena dapat membuat masyarakat takut dan memandang pengidapnya sebagai orang aneh.
Dalam dunia medis, istilah yang digunakan untuk orang yang mengalami gangguan jiwa adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Gangguan jiwa dapat memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik, psikis, biologis, lingkungan, gaya hidup, dan peristiwa traumatis.
Gejala gangguan jiwa dapat bervariasi, di antaranya :
- Perubahan suasana hati
- Gangguan tidur
- Sulit berpikir
- Libatkan diri pada hal berbahaya
- Sulit bersosialisasi dengan orang lain
- Merasa sedih sepanjang waktu
- Bingung atau tidak mampu berkonsentrasi
- Mengalami delusi, paranoia atau halusinasi
Penderita gangguan jiwa dapat dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan.
Sumber referensi :
- https://www.alodokter.com/sakit-jiwa-ternyata-ada-banyak
- Dicuplik dari berbagai media online
Artikel POINT Consultant