KATA KITA : JEBAKAN KINGKONG
Pertemuan Prabowo dengan apa yang diframing "8 Naga" adalah sebuah jebakan kingkong. Karena kalau cuma batmen terlalu kecil. 8 Naga itu mostly keturunan chinese. Disinilah jebakannya.
Framing orang chinese kaya, oligarki, dekat penguasa dimunculkan dalam pertemuan ini. Realitas konglo baru seperti Haji Isam sebenarnya sudah menguasai semua lini komoditas.
Rule of Thumb dalam politik, the real Godfather itu tidak pernah muncul. Kalau sudah muncul berarti sudah mau selesai movienya. Artinya, narasi yang sedang dibangun sengaja atau tidak sangat berbahaya dan sangat khas dengan Suhartoisme.
Dimasa Suharto, selama pembangunan, orang spt Liem Soe Liong adalah partner yang secara terbuka diakui. Tetapi, ketika ada masalah politik besar, maka BCA pun menjadi korban, dan Chinese Riot menjadi bagian dari Reformasi 1998.
Chinese Indonesia tidak belajar dengan baik dalam sejarah. Dan lebih parah, Chinese yang sebagain besar Kristen/Katholik ini tidak pernah bahwa dalam politik minoritas (dalam jumlah) hanyalah alat-alat politik kekuasaan.
Apabila bisa digunakan maka akan diberi Bansos dan kemudahan, tetapi apabila ada masalah, kartu pertama yang dikorbankan adalah minoritas.
Dalam hidup saya 2 kali Chinese Riot terjadi di Kota Solo waktu SD, dan waktu 98. Tahun 98 saya ada di Boston, US. Sebab itu melihat Reformasi dari luar, dan berjuang dari luar. Saat itu booming lahirnya internet. Menggunakan jalur "sosmed terbatas" sprt grup emails, bbs, dsb.
Sebab itu, saya boldly mengatakan pertemuan terbuka dengan "Naga-Naga" ini memiliki implikasi yang sangat besar. Karena framing ini sudah diletakkan penguasa diotak masyarakat.
Apabila ada masalah and "God Forbid" maka kartu pertama yang akan ditutup ya naga-naga ini. Tetapi mereka akan selamat, yang akan jadi korban adalah personifikasi dari para naga ini, yaitu Chinese Christian di Indonesia.
Sangat sedih melihat kondisi saat ini, tetapi Harapan It Tetap ada. Tuhan tidak pernah gagal. Indonesia Baru haru tetap hidup. Indonesia yang penduduknya adalah orang-orang benar : Berfikir benar, berkata benar, dan berperilaku benar.
Indonesia Benar lebih baik daripada "Indonesia Emas"
God has mercy on us.
just me,
*Hanny Setiawan*
Tanggapan dari Maret Samuel Souken JPKP :
Kalau mau bongkar masalah Mafia Minyak dan Proyek-Proyek Migas maka seharusnya selain kasus Riza Chalid ini maka pengawasan juga harus dilakukan terhadap proyek-proyek strategis Nasional dibidang Minyak yang menghabiskan dana Ratusan Triliun seperti Proyek Kilang Tuban sekitar 200 T dan Proyek RDMP sekitar 70 T…
Uang sebesar ini harus diawasi secara ketat jangan sampai disalah gunakan…
Wartawan seharusnya fokus juga proyek2 Kilang Raksasa yg ratusan Triliun…biar diaudit semua…
Saat ini, Pertamina sedang menjalankan beberapa proyek strategis berskala besar di sektor energi, terutama di kilang minyak, petrokimia, dan energi hijau. Berikut adalah beberapa proyek raksasa Pertamina beserta perkiraan nilainya:
1. Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP)
RDMP bertujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas produk di kilang-kilang Pertamina. Nilai proyeknya mencapai USD 48 miliar. Proyek ini mencakup:
RDMP Balikpapan (USD 7,2 miliar)
RDMP Cilacap (dalam tahap kajian)
RDMP Balongan (USD 3,8 miliar)
RDMP Dumai (dalam perencanaan)
RDMP Plaju (dalam kajian)
2. Proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban
GRR Tuban adalah pembangunan kilang baru untuk meningkatkan produksi bahan bakar dan petrokimia. Nilainya sekitar USD 14 miliar.
3. Proyek LNG & Gasifikasi Batu Bara (DME Project)
Proyek ini bertujuan mengembangkan pemanfaatan gas alam dan batu bara menjadi produk turunan seperti DME (dimethyl ether) sebagai pengganti LPG. Nilainya sekitar USD 2,1 miliar.
4. Proyek Pengembangan Energi Hijau & Biofuel
Pertamina juga mengembangkan energi hijau, seperti:
Green Refinery Cilacap dan Plaju (biodiesel dan bioavtur), nilai investasi USD 500 juta - 1 miliar
Pembangunan PLTS di berbagai lokasi
Pengembangan Hydrogen & Carbon Capture Storage (CCS)
5. Proyek Petrokimia (Pertamina Rosneft & Chandra Asri)
Kiln Petrokimia Tuban (kerja sama dengan Rosneft), investasi sekitar USD 3,5 miliar
Kemitraan dengan Chandra Asri dalam pengembangan petrokimia
Total nilai proyek-proyek strategis Pertamina saat ini diperkirakan mencapai lebih dari USD 70 miliar atau sekitar Rp 1.100 triliun.
Ditulis ulang oleh POINT Consultant