Kontroversi Tarif Impor : Perbedaan Klaim Trump vs Analisis Ekonom Indonesia
*Kontroversi Tarif Impor: Perbedaan Klaim Trump vs Analisis Ekonom Indonesia*
_(By Green Berrryl & Pxai)_
Pada awal April 2025, terjadi kontroversi mengenai dasar perhitungan tarif impor baru yang dikenakan Amerika Serikat terhadap Indonesia. Presiden Donald Trump mengklaim Indonesia menerapkan tarif 64% terhadap produk AS, sehingga AS menetapkan tarif timbal balik 32%. Namun, para ekonom Indonesia, khususnya dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa Indonesia hanya menerapkan tarif 8-9% terhadap produk AS. Perbedaan signifikan ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam metodologi perhitungan dan interpretasi data perdagangan bilateral, dengan ekonom AS sendiri disebut "menertawakan" formula yang digunakan Trump. Kontroversi ini berpotensi mempengaruhi hubungan perdagangan kedua negara, terutama komoditas ekspor Indonesia seperti tekstil, garmen, alas kaki, dan CPO.
## *Kebijakan Tarif Impor Baru Trump untuk Indonesia*
Pada Rabu (2/4/2025) waktu Washington atau Kamis (3/4/2025) waktu Jakarta, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru terhadap berbagai negara, termasuk Indonesia. Trump menyebut hari pengumuman tersebut sebagai "Hari Pembebasan" dan menyatakannya sebagai "deklarasi kemerdekaan ekonomi" Amerika Serikat[5].
Dalam pengumuman tersebut, Trump menetapkan tarif impor timbal balik (resiprokal) sebesar 32% untuk produk-produk asal Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat[5][7]. Besaran tarif tersebut nyaris sama dengan tarif yang dikenakan terhadap China yang mencapai 34%, negara yang selama ini dianggap sebagai "lawan berat" AS dalam perdagangan global[5].
"Dalam banyak kasus, terutama dalam hal perdagangan, kawan lebih buruk daripada lawan," kata Trump saat mengumumkan kebijakan tersebut di Gedung Putih. "Kita mensubsidi banyak negara dan membuat mereka berbisnis dan maju," lanjutnya[5].
Trump mendasarkan kebijakan tarif ini pada klaim bahwa banyak negara, termasuk Indonesia, telah mengenakan tarif yang tidak adil terhadap produk-produk AS. Ia berargumen bahwa AS hanya mengenakan tarif setengah dari apa yang diterapkan berbagai negara terhadap produk AS, meskipun ia mengklaim bisa saja mengenakan tarif yang setara namun enggan melakukannya[7].
## *Kontroversi Dasar Perhitungan Tarif 64%*
Kebijakan tarif baru tersebut menimbulkan kontroversi karena dasar perhitungan yang digunakan Trump untuk menetapkan bahwa Indonesia mengenakan tarif 64% terhadap produk AS. Saat menyampaikan pidatonya, Trump menggenggam tabel yang menunjukkan Indonesia membebankan tarif impor sebesar 64% untuk komoditas barang dari Amerika[2].
Trump juga menyinggung tarif yang dikenakan Indonesia terhadap produk etanol asal AS, yakni 30%, yang menurutnya lebih besar dari yang diterapkan AS untuk produk serupa, yakni 2,5%[7]. Selain itu, Trump juga mempersoalkan kebijakan nontarif Indonesia, termasuk:
1. Kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di berbagai sektor
2. Rezim perizinan impor yang kompleks
3. Kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mengharuskan perusahaan sumber daya alam menyimpan pendapatan ekspor di rekening dalam negeri untuk transaksi senilai USD 250.000 atau lebih[7]
### *Penghitungan Berdasarkan Defisit Perdagangan*
Dari hasil penelusuran terungkap bahwa angka 64% yang diklaim Trump berasal dari perhitungan defisit perdagangan AS terhadap Indonesia. Menurut data, defisit perdagangan AS dengan Indonesia diperkirakan mencapai US$17,9 miliar di tahun 2024, naik 5,4% dari tahun sebelumnya[8].
Trump menggunakan defisit perdagangan tersebut untuk menghitung tarif yang menurutnya dikenakan Indonesia terhadap produk AS. Menurut perhitungan Trump, tarif 64% berasal dari jumlah defisit perdagangan AS dengan Indonesia sekitar US$16,8 miliar yang dibagi dengan total impor AS dari Indonesia sekitar US$28 miliar[4].
## *Bantahan dan Analisis Ekonom Indonesia*
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Fadhil Hasan, dengan tegas membantah klaim Trump. Menurut Fadhil, Indonesia hanya mengenakan tarif impor sekitar 8-9% terhadap produk AS, jauh dari klaim 64% yang dikemukakan Trump[4][6].
"Cara mereka menentukan resiprokal tarif yang dikenakan kepada negara-negara itu perhitungannya itu enggak memiliki basis ekonomi yang jelas," kata Fadhil Hasan secara daring pada Jumat (4/4/2025)[1].
Fadhil juga mempertanyakan metodologi yang digunakan Trump dalam menghitung tarif tersebut. Menurutnya, angka 64% berasal dari perhitungan defisit perdagangan AS dengan Indonesia yang dibagi dengan total impor AS dari Indonesia. Namun, Fadhil menegaskan bahwa cara penghitungan tersebut tidak lazim dalam ekonomi perdagangan[4].
"Nah, bagaimana mereka sampai kepada perhitungan yang seperti ini (64 persen)? Itu sebenarnya simpel, jadi mereka menghitung bahwa 64 persen tarif yang dikenakan Pemerintah Indonesia itu adalah jumlah defisit yang terjadi dalam perdagangan Indonesia dengan AS, sekitar 16,8 miliar dolar AS yang dibagi dari total impor Indonesia ke AS sekitar 28 miliar dolar AS," ucap Fadhil[4].
Fadhil menambahkan bahwa ekonom di Amerika Serikat sendiri juga "mentertawakan metode atau formula tersebut" karena dianggap tidak memiliki dasar ekonomi yang jelas[1].
## *Kondisi Perdagangan Indonesia-AS*
Data perdagangan menunjukkan bahwa Indonesia memang memiliki surplus perdagangan dengan Amerika Serikat. Berdasarkan laporan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), selama tahun 2024 perdagangan barang AS dengan Indonesia diperkirakan mencapai US$38,3 miliar[8].
Nilai perdagangan tersebut terdiri dari ekspor AS ke Indonesia sebesar US$10,2 miliar (naik 3,7% dari tahun 2023) dan impor dari Indonesia ke AS mencapai US$28,1 miliar (naik 4,8% dari tahun 2023)[8]. Dengan demikian, defisit perdagangan AS dengan Indonesia mencapai US$17,9 miliar di tahun 2024[8].
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan barang Indonesia terus mencatatkan surplus dengan Amerika Serikat. Per akhir Februari 2025, surplus tersebut mencapai US$3,14 miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang senilai US$2,65 miliar[2].
Defisit perdagangan AS dengan Indonesia juga menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Defisit tersebut melonjak 67% dalam lima tahun terakhir, dari US$8,58 miliar pada 2019 menjadi US$14,34 miliar pada 2024[3].
## *Dampak Potensial Kebijakan Tarif Baru*
Meskipun tarif impor baru yang dikenakan Trump cukup tinggi, Fadhil Hasan menilai dampaknya terhadap Indonesia cenderung moderat karena Indonesia tidak terlalu bergantung pada pasar AS. Namun, beberapa produk ekspor Indonesia yang akan terdampak adalah tekstil, garmen, alas kaki, dan crude palm oil (CPO)[1].
"Saya kira sekitar 10,5 persen sell daripada ekspor Indonesia ke AS itu cukup besar tetapi tidak terlalu tergantung kepada AS sebagaimana negara Vietnam dan Thailand," ujar Fadhil[1].
Lebih lanjut, Fadhil menilai ada implikasi selain dari perdagangan, misalnya terkait depresiasi nilai tukar rupiah. Menurutnya, adanya kebijakan ini akan membuat produk yang dijual di AS semakin mahal harganya dan memberi tekanan terhadap inflasi[1].
Sejauh ini, pemerintah Indonesia belum memberikan tanggapan resmi terkait kebijakan tarif Trump. Namun, berdasarkan informasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perdagangan Budi Santoso dijadwalkan memberikan tanggapan mereka[2].
## *Kesimpulan*
Kontroversi tarif impor antara Amerika Serikat dan Indonesia menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam metodologi perhitungan dan interpretasi data perdagangan bilateral. Sementara Trump mengklaim Indonesia menerapkan tarif 64% berdasarkan defisit perdagangan, ekonom Indonesia menegaskan bahwa tarif yang sebenarnya hanya sekitar 8-9%.
Perbedaan perhitungan yang mencolok ini menggambarkan bagaimana data perdagangan dapat diinterpretasikan secara berbeda untuk mendukung agenda kebijakan tertentu. Tarif timbal balik sebesar 32% yang dikenakan Trump terhadap Indonesia merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengurangi defisit perdagangan AS dan "mengutamakan Amerika", sebagaimana diklaim Trump.
Meski dampaknya terhadap Indonesia dinilai moderat, kebijakan tarif baru ini tetap berpotensi mempengaruhi beberapa sektor ekspor utama Indonesia dan dapat menjadi tantangan bagi hubungan perdagangan bilateral kedua negara di masa mendatang. Respons pemerintah Indonesia akan menjadi faktor penting dalam menentukan bagaimana kedua negara mengelola ketegangan perdagangan ini ke depannya.
Citations:
[1] Indef Anggap Cara Trump Hitung Tarif Impor Tak Berbasis Ekonomi yang Jelas - kumparan.com https://kumparan.com/kumparanbisnis/indef-anggap-cara-trump-hitung-tarif-impor-tak-berbasis-ekonomi-yang-jelas-24oQDKp1qk1
[2] Apa Alasan Trump Kenakan Tarif 32% ke Indonesia? Ini ... https://ekonomi.bisnis.com/read/20250403/12/1866465/apa-alasan-trump-kenakan-tarif-32-ke-indonesia-ini-penjelasannya
[3] RI Jadi Korban Baru Perang Dagang Trump, 10 Barang Ini Buat AS Murka https://www.cnbcindonesia.com/research/20250403091752-128-623394/ri-jadi-korban-baru-perang-dagang-trump-10-barang-ini-buat-as-murka
[4] Hitung-hitungan Indef, RI hanya Kenakan Tarif Impor Barang AS 8-9 Persen https://voi.id/ekonomi/473357/hitung-hitungan-indef-ri-hanya-kenakan-tarif-impor-barang-as-8-9-persen
[5] Trump Tetapkan Tarif Impor 32 Persen untuk Indonesia https://www.kemendag.go.id/berita/pojok-media/trump-tetapkan-tarif-impor-32-persen-untuk-indonesia
[6] Indonesia Hanya Kenakan Tarif Impor Barang AS 8 ... - YouTube https://www.youtube.com/watch?v=1kssSjw_WAg
[7] Ini Alasan Trump Kenakan Tarif 32% untuk Barang Indonesia yang Masuk ke AS https://news.detik.com/internasional/d-7853043/ini-alasan-trump-kenakan-tarif-32-untuk-barang-indonesia-yang-masuk-ke-as
[8] Kena Tarif Impor AS 32%, Apa Saja Komoditas Ekspor Indonesia? https://validnews.id/ekonomi/kena-tarif-impor-as-apa-saja-komoditas-ekspor-indonesia
[9] Ekonom INDEF Sebut Indonesia Kasih Tarif Impor ke AS Bukan 64 Persen, Tapi 8 Persen https://www.viva.co.id/bisnis/1812178-ekonom-indef-sebut-indonesia-kasih-tarif-impor-ke-as-bukan-64-persen-tapi-8-persen
[10] Lengkap! Ini Daftar Tarif Dagang Trump ke Semua Negara, RI Kena ... https://www.cnbcindonesia.com/research/20250403063405-128-623365/lengkap-ini-daftar-tarif-dagang-trump-ke-semua-negara-ri-kena-32
[11] Indef Nilai Respons Pemerintah Atas Tarif Impor AS Sudah Tepat https://sinpo.id/detail/94002/indef-nilai-respons-pemerintah-atas-tarif-impor-as-sudah-tepat
[12] Mengapa Trump Begitu Murka ke RI Soal Produk Dalam Negeri & Etanol? https://www.cnbcindonesia.com/research/20250403124200-128-623424/mengapa-trump-begitu-murka-ke-ri-soal-produk-dalam-negeri--etanol
[13] 20 Negara Penyumbang Terbesar Defisit Perdagangan AS Tahun 2024, Indonesia Urutan Berapa? https://ekbis.sindonews.com/read/1551257/33/20-negara-penyumbang-terbesar-defisit-perdagangan-as-tahun-2024-indonesia-urutan-berapa-1743696260
[14] AS Tuding RI Terapkan Tarif Impor 64%, Ekonom: Tak Ada Basis Ekonomi Yang Jelas https://validnews.id/ekonomi/as-tuding-ri-terapkan-tarif-impor-ekonom-tak-ada-basis-ekonomi-yang-jelas
[15] Cara Menghitung Kebijakan Tarif Trump, Semua Soal Defisit Dagang https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/67515/cara-menghitung-kebijakan-tarif-trump-semua-soal-defisit-dagang
[16] Ekonom Sebut Dasar Trump Kenakan Tarif 32% ke RI Tak Jelas https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7854749/ekonom-sebut-dasar-trump-kenakan-tarif-32-ke-ri-tak-jelas
[17] Gara-Gara Trump, 4 Kenyataan Pahit Ancam Ekonomi RI https://www.cnbcindonesia.com/research/20250404082547-128-623539/gara-gara-trump-4-kenyataan-pahit-ancam-ekonomi-ri
[18] Gawat! Tarif Impor Indonesia di AS Naik 32%, Pengusaha Harus Apa? https://www.lbs.id/publication/berita/gawat-tarif-impor-indonesia-di-as-naik-32-pengusaha-harus-apa
[19] Video: 9 Respons Pemerintah Setelah RI Kena Tarif Impor 32% Dari ... https://www.cnbcindonesia.com/news/20250404105633-8-623565/video-9-respons-pemerintah-setelah-ri-kena-tarif-impor-32-dari-trump
[20] Apa Itu Tarif Trump? Indonesia Kena 32 Persen, Segini Tarif Negara ... https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7854286/apa-itu-tarif-trump-indonesia-kena-32-persen-segini-tarif-negara-lain
Diposting ulang oleh POINT Consultant