Sri Vijaya Puram: Perubahan Nama Port Blair dan Hubungannya dengan Sejarah Maritim Asia Tenggara
https://hindi.opindia.com/miscellaneous/indology/srivijaya-history-port-blair-andaman-nicobar-islands-rajendra-chola-sumatra-buddhist-kingdom/
*Sri Vijaya Puram: Perubahan Nama Port Blair dan Hubungannya dengan Sejarah Maritim Asia Tenggara*
_By Green Berryl & Pxai_
Pada 13 September 2024, pemerintah India secara resmi mengubah nama Port Blair, ibu kota Kepulauan Andaman dan Nicobar, menjadi Sri Vijaya Puram. Keputusan ini bukan sekadar perubahan nama, tetapi merupakan pengakuan terhadap sejarah maritim kuno India dan hubungannya dengan Asia Tenggara, khususnya Kerajaan Srivijaya yang pernah berjaya pada abad ke-7 hingga abad ke-11. Perubahan ini menandai upaya pemerintah India untuk menghapus warisan kolonial Inggris dan menghubungkan kembali wilayah tersebut dengan akar maritim kuno India serta menegaskan kembali hubungan historis antara India dan Asia Tenggara yang telah berabad-abad lamanya.
## *Sejarah Port Blair dan Penamaan Barunya*
Port Blair awalnya dinamai mengikuti nama seorang perwira angkatan laut Inggris, Letnan Archibald Blair, yang melakukan survei di kepulauan tersebut pada tahun 1789 dan mendirikan pemukiman kolonial di sana. Sebelumnya, pemukiman ini dikenal sebagai Port Cornwallis, tetapi kemudian diganti untuk menghormati Blair yang berperan penting dalam pendiriannya[4][9].
Pada masa kolonial Inggris, Port Blair terkenal dengan penjara Cellular Jail yang digunakan untuk mengurung para pejuang kemerdekaan India, termasuk Vinayak Damodar Savarkar[5]. Penjara ini menjadi simbol penindasan kolonial Inggris terhadap gerakan kemerdekaan India.
Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, menyatakan bahwa, "Pulau yang dulunya merupakan pangkalan angkatan laut Kerajaan Chola, kini akan menjadi basis penting bagi aspirasi strategis dan pembangunan kita."[1] Pernyataan ini menegaskan motivasi historis dan strategis di balik perubahan nama tersebut.
### *Signifikansi Nama Sri Vijaya Puram*
Nama "Sri Vijaya" berasal dari bahasa Sanskerta, dengan "Sri" merupakan kata penghormatan yang umumnya berarti "beruntung" atau "agung" dan juga merupakan nama Dewi Lakshmi dalam agama Hindu. Sementara "Vijaya" berarti "kemenangan"[1]. Penambahan "Puram" yang berarti kota dalam bahasa Sanskerta, menjadikan nama lengkapnya bermakna "Kota Sri Vijaya" atau "Kota Kemenangan yang Agung".
Pemilihan nama ini bukan tanpa alasan. Ini merupakan pengakuan terhadap hubungan historis antara India, khususnya Kerajaan Chola, dengan Kerajaan Srivijaya yang pernah menguasai sebagian besar Asia Tenggara maritim[1][2].
## *Kerajaan Srivijaya: Kekuatan Maritim Buddha di Asia Tenggara*
### *Asal Usul dan Perkembangan*
Kerajaan Srivijaya mulai terbentuk pada abad ke-7 di Sumatera, Indonesia. Didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa, kerajaan ini berkembang menjadi kekuatan maritim yang mendominasi jalur perdagangan laut antara Tiongkok dan India[2][7].
Bukti tertua keberadaan Srivijaya berasal dari abad ke-7, ketika seorang biksu Buddha dari Tiongkok, I-Tsing, menulis tentang kunjungannya selama 6 bulan ke Srivijaya pada tahun 671. Prasasti Kedukan Bukit bertanggal 683 Masehi yang ditemukan di Palembang, Sumatera Selatan juga menyebutkan tentang Srivijaya dan membuktikan keberadaan kerajaan ini[2].
Pada masa kejayaannya, Srivijaya menguasai Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Melayu. Kerajaan ini menjadi pusat utama penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara[7].
### *Pengaruh Budaya dan Perdagangan*
Kemakmuran Srivijaya berasal dari monopolinya atas Selat Malaka dan Selat Sunda, yang menjadikannya pusat perdagangan dan budaya. Kerajaan ini memiliki hubungan dekat dengan Tiongkok dan mendorong penyebaran agama Buddha, menjadikannya daya tarik bagi cendekiawan dari seluruh Asia[1].
Srivijaya berkembang menjadi pusat utama ajaran Buddha Mahayana. Universitas Nalanda di Bihar, India, yang merupakan pusat pendidikan Hindu dan Buddha terkemuka, memiliki hubungan erat dengan Srivijaya, menciptakan "jalur pengetahuan" yang kurang dikenal dibandingkan dengan "Jalur Sutra" dan rute historis lainnya[1].
Meskipun Sanskerta adalah bahasa kuno India, para peneliti mengatakan bahwa bahasa ini diajarkan di Srivijaya, sementara bahasa Melayu kuno yang dipengaruhi Sanskerta digunakan sebagai bahasa resmi[1][2].
## *Kerajaan Chola dan Hubungannya dengan Srivijaya*
### *Aliansi dan Konflik*
Hubungan antara Kerajaan Chola dan Kerajaan Srivijaya tidak selalu tegang. Pada tahun 1006, selama masa pemerintahan Raja Rajaraja Chola, Raja Srivijaya Maravijayatungavarman membangun Chudamani Vihara di Nagapattinam[1]. Ini menunjukkan adanya hubungan diplomatik antara kedua kerajaan sebelum terjadinya konflik.
Prasasti Tanjore yang terkenal dari tahun 1030 atau 1031 menyebutkan Kerajaan Srivijaya, serta tempat-tempat lain yang diserang oleh armada yang dikirim oleh Raja Rajendra Chola I. Prasasti ini menyebutkan Srivijaya (Palembang) dan juga Raja Srivijaya Sangrama Vijayatungavarman yang ditawan oleh angkatan laut Chola selama invasi[1][3].
### *Invasi Chola terhadap Srivijaya*
Pada tahun 1025, Raja Rajendra Chola I dari Kerajaan Chola di India Selatan melancarkan serangan laut terhadap pelabuhan-pelabuhan Srivijaya di Asia Tenggara Maritim. Serangan ini berhasil menaklukkan Kadaram (kemungkinan merujuk pada Kedah di Malaysia saat ini) dan mengambil alihnya dari kekuasaan Srivijaya[3][8].
Invasi Chola terhadap Srivijaya merupakan peristiwa unik dalam sejarah India dan hubungan damai timbal baliknya dengan negara-negara Asia Tenggara. Beberapa tempat di Malaysia dan Indonesia diserbu oleh Rajendra Chola I dari Dinasti Chola[3][8].
## *Kepulauan Andaman dan Nicobar: Pangkalan Angkatan Laut Chola*
### *Peran Strategis dalam Invasi Chola*
Pada abad ke-11, Kerajaan Chola menggunakan Kepulauan Andaman dan Nicobar sebagai pangkalan angkatan laut penting untuk menyerang Kerajaan Srivijaya[1]. Posisi strategis kepulauan ini memungkinkan armada Chola untuk mengorganisir dan meluncurkan serangan terhadap wilayah Srivijaya.
Penaklukan Kepulauan Nicobar merupakan langkah awal invasi Chola ke Srivijaya karena kepulauan ini menjadi basis invasi terhadap Kadaram[3][8]. Ini menunjukkan pentingnya posisi strategis kepulauan ini dalam operasi militer maritim pada masa itu.
### *Warisan Kolonial dan Transformasi*
Selama penjajahan Inggris, Port Blair menjadi pusat administrasi kolonial dan tempat pendirian penjara untuk para pejuang kemerdekaan India. Kepulauan Andaman dan Nicobar juga diduduki oleh Jepang selama Perang Dunia II, dan secara nominal ditempatkan di bawah otoritas Pemerintahan Sementara India Merdeka yang dipimpin oleh Subhas Chandra Bose[5].
Pada 30 Desember 1943, selama pendudukan Jepang, Bose, yang beraliansi dengan Jepang, untuk pertama kalinya mengibarkan bendera kemerdekaan India di kepulauan ini[5].
## *Relevansi Kontemporer dan Kerja Sama Maritim Indonesia-India*
### *Kerja Sama Maritim Aceh-Andaman Nicobar*
Indonesia dan India telah sepakat untuk memperkuat kerja sama maritim antara Provinsi Aceh dan Kepulauan Andaman-Nicobar. Pada September 2019, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan pendahuluan satuan tugas bersama untuk kegiatan antara Aceh dan Andaman-Nicobar[6].
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama investasi, perdagangan, pengembangan konektivitas, pengembangan sumber daya kelautan yang berkesinambungan, pertukaran budaya, pendidikan, serta pengembangan pelabuhan[6].
### *Visi Maritim Bersama*
Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, menyebutkan bahwa peningkatan interaksi perdagangan antara Andaman-Nicobar dan Aceh merupakan salah satu prioritas strategis bagi India dan Indonesia. Kerja sama ini sesuai dengan visi SAGAR (Security and Growth for All in the Region) India untuk mewujudkan pertumbuhan dan keamanan di kawasan serta kebijakan Indonesia mengenai poros maritim dunia[6].
"Konsep SAGAR sangat cocok dengan visi poros maritim Indonesia, melalui peningkatan konektivitas antara India dan Indonesia terutama antara Kepulauan Andaman-Nicobar dan Aceh," ujar Jaishankar[6].
## *Kesimpulan*
Perubahan nama Port Blair menjadi Sri Vijaya Puram merupakan langkah signifikan yang mengakui dan menghormati sejarah maritim kuno India, khususnya peran Kerajaan Chola dalam sejarah maritim kawasan. Ini juga menandai pengakuan terhadap hubungan historis antara India dan Asia Tenggara, yang ditandai oleh interaksi kompleks antara Kerajaan Chola dan Kerajaan Srivijaya.
Keputusan ini bukan hanya tentang menghapus warisan kolonial, tetapi juga menegaskan kembali relevansi berkelanjutan dari Kawasan Samudera Hindia sebagai kekuatan pengikat untuk hubungan ekonomi, budaya, dan strategis, seperti halnya rute perdagangan tradisional yang telah mendorong pertukaran budaya dan perdagangan.
Dalam konteks kontemporer, kerja sama maritim antara Indonesia dan India, khususnya antara Aceh dan Kepulauan Andaman-Nicobar, menunjukkan bahwa warisan sejarah maritim kawasan ini terus relevan dan membentuk hubungan diplomatik serta ekonomi di era modern.
Citations:
[1] https://hindi.opindia.com/miscellaneous/indology/srivijaya-history-port-blair-andaman-nicobar-islands-rajendra-chola-sumatra-buddhist-kingdom/
[2] Srivijaya - Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas https://ms.wikipedia.org/wiki/Srivijaya
[3] Invasi Sriwijaya oleh Chola - Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Invasi_Sriwijaya_oleh_Chola
[4] Sri Vijaya Puram | Port Blair, Location, History, Geography, Climate ... https://www.britannica.com/place/Sri-Vijaya-Puram
[5] Kepulauan Andaman - P2K Stekom https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kepulauan_Andaman
[6] Indonesia-India perkuat kerja sama maritim Aceh dan Andaman ... https://www.antaranews.com/berita/1046562/indonesia-india-perkuat-kerja-sama-maritim-aceh-dan-andaman-nicobar
[7] Tamadun Awal Asia Tenggara: Kerajaan Srivijaya http://tamadunawalasiatenggara.blogspot.com/p/kerajaan-srivijaya.html
[8] Invasi Sriwijaya oleh Chola - P2K Stekom https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Invasi_Sriwijaya_oleh_Chola
[9] Port Blair - Wikipedia https://en.wikipedia.org/wiki/Port_Blair
[10] Kepulauan Andaman dan Nikobar - P2K Stekom https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kepulauan_Andaman_dan_Nikobar
[11] Andaman-Nicobar Islands, Kepulauan Milik India Dekat dengan ... https://www.viva.co.id/gaya-hidup/travel/1521191-andaman-nicobar-islands-kepulauan-milik-india-dekat-dengan-sumatra
[12] Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Awal Berdiri, Masa Kejayaan, dan ... https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6950066/sejarah-kerajaan-sriwijaya-awal-berdiri-masa-kejayaan-dan-keruntuhan
[13] Invasi Chola dan Awal Kemunduran Sriwijaya - Afandri Adya https://afandriadya.com/2025/02/27/invasi-chola-dan-awal-kemunduran-sriwijaya/
[14] Port Blair renamed as 'Sri Vijaya Puram': How the city got its name https://indianexpress.com/article/explained/explained-history/port-blair-sri-vijaya-puram-cholas-9566312/
[15] Kepulauan Andaman dan Nikobar - Wikipedia bahasa Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Andaman_dan_Nikobar
[16] India, Pulau Andaman Nicobar dan Sabang Harus Terkoneksi https://www.indojayanews.com/nasional/poros-maritim-asean--india-pulau-andaman-nicobar-dan-sabang-harus-terkoneksi
[17] Sriwijaya - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
[18] Rajendra Chola | Afandri Adya https://afandriadya.com/tag/rajendra-chola/
[19] Sri Vijaya Puram (Port Blair): Places to Visit and Things to Do https://www.setmytrip.in/port-blair-sri-vijaya-puram/
[20] Kepulauan Andaman - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia ... https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Andaman
[21] Aceh dan Andaman Nicobar Memiliki Hubungan Jalur Masyarakat ... https://mentreng.com/aceh-dan-andaman-nicobar-memiliki-hubungan-jalur-masyarakat-maritim/
Diposting ulang oleh POINT Consultant