KAPITALISME, SOSIALISME, LIBERALISME DAN KOMUNISME
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh bagi tiap orang untuk mengendalikan kegiatan ekonomi seperti perdagangan, industri, dan alat-alat produksi dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Dalam pengertian lain, kapitalisme merupakan sistem ekonomi di mana semua kegiatan ekonomi dilakukan oleh pihak swasta dan bukan pemerintah.
Sementara menurut KBBI, kapitalisme adalah sistem atau paham ekonomi yang modalnya bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan di pasaran bebas.
Ideologi kapitalisme adalah pasar bebas di mana contoh kapitalisme adalah Amerika Serikat.
Bagi sebagian orang, tentu pernah mendengar istilah ideologi kapitalisme. Kapitalisme adalah istilah yang akrab dengan paham penerapan sistem ekonomi bebas.
Istilah ideologi kapitalisme awalnya muncul dari konsep ekonomi dari Inggris di abad ke-18, kemudian menyebar ke Eropa Barat dan Amerika Utara sebagai akibat dari perlawanan terhadap ajaran gereja.
Kemunculan awal kapitalisme adalah saat revolusi Inggris pada abad ke-18 saat berkembangnya industrialisasi. Penyebaran hubungan-hubungan di pasar serta pertumbuhan konsumsi mengakibatkan permintaan pasar yang cukup besar sehingga investasi di bidang produksi industrial menjadi bernilai.
Dikutip dari laman Dana Moneter Internasional (IMF), paham ekonomi kapitalisme adalah paham di mana pelaku usaha swasta memiliki dan mengendalikan properti sesuai dengan kepentingan mereka.
Sementara permintaan dan penawaran berjalan secara bebas dalam menetapkan harga pasar, sehingga peran negara sangat terbatas. Faktor penting dari sistem ekonomi kapitalis adalah motif keuntungan sesuai dengan teori Adam Smith.
Dalam ideologi kapitalisme, aset modal seperti pabrik, tambang, dan jalur distribusi, dapat dimiliki dan dikendalikan secara pribadi, tenaga kerja dibeli dengan upah uang, keuntungan modal diperoleh pemilik swasta, dan harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Sistem kapitalis merupakan kebalikan dari sistem sosialisme, di mana negara banyak menguasai alat produksi, harga barang atau jasa hingga upah pekerja banyak ditentukan oleh negara.
Ciri paling menonjol dalam penerapan kapitalisme adalah minimnya intervensi negara. Semua ditentukan berdasarkan kehendak pasar. Inilah yang disebut Adam Smith sebagai teori The Invisible Hand.
KAPITALISME (IDEOLOGI PASAR BEBAS)
Adam Smith menjelaskan kapitalisme melalui ilustrasi bahwa, Apa yang kita harapkan untuk makan malam kita tidaklah datang dari keajaiban si tukang daging, si pemasak bir atau tukang roti, melainkan dari apa yang mereka hormati dan kejar sebagai kepentingan pribadi.
Berikut ini beberapa teori pendapat tentang kalitalisme :
1. Karl Marx.
Kapitalisme adalah suatu sistem di mana harga barang dan kebijakan pasar ditentukan oleh pemilik modal supaya mencapai keuntungan yang maksimal.
2. Adam Smith.
Kapitalisme merupakan suatu sistem yang bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat negara apabila pemerintah tidak mengintervensi kebijakan dan mekanisme pasar.
3. Max Weber.
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berlaku pada suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan keuntungan dengan kegiatan tukar menukar di pasar tersebut.
4. Ir. Soekarno.
Kapitalsime ialah suatu sistem sosial dalam masyarakat yang muncul karena cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.
5. J.M. Romein.
Kapitalisme ialah sistem ekonomi yang memiliki tujuan untuk mengadakan kegiatan produksi dengan tujuan menghasilkan keuntungan.
TOKOH KAPITALISME
Kapitalisme biasanya dikaitkan oleh Karl Marx. Namun, sayangnya hal ini tidak tepat, para pembaca blogger yang budiman karena ternyata tokoh kapitalisme ialah Adam Smith. Adam Smith merupakan tokoh ekonomi kapitalis klasik yang mengkritik sistem merkantilisme yang ia anggap kurang mendukung ekonomi masyarakat pada kala itu.
Ia berpendapat bahwa gerakan produksi harus bergerak sesuai konsep MCM (modal comodity money), yang akan jadi siklus non stop karena uang berubah jadi modal lagi dan bisa berputar lagi apabila diinvestasikan.
Adam Smith memandang pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah, sehingga pemerintah hanya bertugas sebagai penagwas dari semua pekerjaan yang dilakukan masyarakat.
CIRI-CIRI KAPITALISME
Berikut ini ciri-ciri kapitalisme yang harus kita ketahui yaitu :
1. Pengakuan atas hak-hak pribadi masing-masing individu.
2. Pemilikan alat-alat produksi oleh individu.
3. Individu bebas memilih pekerjaan atau usaha sendiri.
4.!Ekonomi diatur oleh mekanisme pasar.
5. Pemerintah punya peran yang amat kecil dalam kegiatan ekonomi.
6. Motif yang menggerakkan perekonomian ialah untuk mendapatkan laba.
7. Manusia dipandang sebagai homo-economicus, yakni pribadi yang selalu mengejar keuntungan sendiri.
8. Paham individualisme didasarkan materaliasme atau hedonisme (warisan zaman Yunani Kuno).
KAPITALISME DI INDONESIA
Quipperian, kapitalisme yang terus tumbuh di Indonesia sampai saat ini ternyata tidak lepas dari pengaruh kolonialisme Belanda, lho. Kamu tentu masih ingat masa berlakunya sistem tanam paksa dari VOC, kan? Peristiwa itulah yang jadi akar kapitalisme di Indonesia.
Kekejaman sistem tanam paksa oleh Belanda ini jadi bentuk nyata dari kapitalisme, yakni Belanda memeras kekayaan pribumi demi memenuhi kepentingan pemerintahannya sendiri.
Setelah sistem tanam paksa ini hilang dan Indonesia merdeka, kapitalisme di Indonesia berkembang dengan bentuk imperialisme baru. Pada masa Orba, modal-modal asing mulai masuk ke Indonesia dan gap antar masyarakat yang punya modal dan tidak punya modal pun makin terlihat.
Sayangnya, sampai saat ini sistem kapitalisme masih berkembang di Indonesia. Bisa kita lihat di mana kekayaan sumber daya Indonesia masih dieksploitasi oleh negara-negara lain. Meski begitu, kita pun bisa melihat upaya Pemerintah Indonesia untuk mencegah hal tersebut terus terjadi, bisa dilihat dari kasus Freeport di Papua yang akhirnya 51% saham bisa dikuasai oleh Indonesia.
PERBEDAAN KAPITALISME, SOSIALISME DAN LIBERALISME
Kapitalisme merupakan Sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh terhadap individu atau sektor swasta untuk bisa berperan aktif dalam kegiatan ekonomi demi mendapatkan keuntungan.
Sosialisme adalah Serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja.
Liberalisme yaitu Sebuah ideologi, pandangan, atau tradisi politik berdasarkan pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Liberalisme punya cita-cita agar masyarakat bisa bebas, terutama bebas berpikir bagi masing-masing orang.
SOSIALISME
Sosialisme adalah sebuah ideologi, dan kepemilikan kolektif adalah cara hidup terbaik. Sosialisme tidak menyetujui kepemilikan pribadi karena membuat orang menjadi egois dan merusak harmoni alam masyarakat. Sosialisme berharap untuk menghilangkan kemiskinan dan mengeksploitasi rakyat kecil melalui produksi yang mengatur negara. Sosialisme menuntut semua lapisan masyarakat, semua lapisan dan lapisan untuk menikmati hak yang sama untuk menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Sosialisme harus mewujudkan keadilan umum dalam ekonomi. Tugas negara adalah memastikan bahwa kesejahteraan semua orang menerima sebanyak mungkin faktor produksi, bukan berfokus pada kesejahteraan pribadi. Sosialisme percaya bahwa negara adalah sistem di atas masyarakat, dan ia mengatur masyarakat tanpa syarat. Nilai utama sosialisme adalah kesetaraan, kerja sama, dan kasih sayang. Produksi dilakukan atas dasar penggunaan, bukan hanya untuk keuntungan. Persaingan digantikan oleh rencana. Setiap orang bekerja untuk komunitas, berkontribusi pada kebaikan bersama, dan karena itu mempertimbangkan orang lain. Kedua, basis ontologis sebagai basis sosialisme terkait dengan fitrah moral umat manusia. Sifat manusia; harmoni dengan tatanan sosial. Sosialisme percaya bahwa sifat moral manusia itu baik. Sifatnya adalah sosial; ia mengasumsikan harmoni atau harmoni dalam tatanan sosial.
Sosialisme adalah serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja, serta teori-teori dan gerakan politik yang terkait dengannya. Kepemilikan sosial dapat berupa kepemilikan negara, kolektif, koperasi, atau kepemilikan sosial atas ekuitas. Ada banyak varian sosialisme dan tidak ada definisi tunggal yang merangkum semuanya, dengan kepemilikan sosial menjadi elemen umum yang dimiliki berbagai variannya. Sosialis merujuk pada orang yang menganut paham sosialisme.
Sistem sosialis dibagi menjadi dua, dalam bentuk nonpasar dan pasar. Sosialisme nonpasar melibatkan penggantian pasar faktor dan uang dengan kriteria teknis berdasarkan perhitungan yang dilakukan dalam bentuk barang, dan dengan demikian menghasilkan mekanisme ekonomi yang berfungsi sesuai dengan hukum ekonomi yang berbeda dari kapitalisme. Sosialisme nonpasar bertujuan untuk menghindari ketidakefisienan dan krisis yang secara tradisional diasosiasikan dengan akumulasi kapital dan sistem profit. Sebaliknya, sosialisme pasar mempertahankan penggunaan harga moneter, pasar faktor; dan dalam beberapa kasus, motif profit, sehubungan dengan operasi perusahaan yang dimiliki secara sosial dan alokasi barang modal di antara mereka. Keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan ini akan dikelola secara langsung oleh tenaga kerja dari masing-masing perusahaan, atau diberikan ke masyarakat luas dalam bentuk dividen sosial. Perdebatan kalkulasi sosialis memperhatikan kelayakan dan metode alokasi sumber daya bagi sistem sosialis.
Politik sosialis berorientasi baik internasionalis dan nasionalis; diorganisir melalui partai politik dan menentang politik partai; di satu waktu tumpang tindih dengan serikat pekerja, pada waktu lain independen dan kritis terhadap serikat; serta ada di negara terindustrialisasi dan berkembang. Berasal dari gerakan sosialis, demokrasi sosial telah merangkul ekonomi campuran dengan pasar yang mencakup intervensi negara yang substantif dalam bentuk redistribusi pendapatan, regulasi, dan negara kesejahteraan. Demokrasi ekonomi mengusulkan semacam sosialisme pasar di mana terdapat kontrol yang lebih terdesentralisasi atas perusahaan, mata uang, investasi, dan sumber daya alam.
Sosialisme adalah salah satu ideologi berpengaruh sangat luas di dunia. Tokoh-tokohnya adalah Simonde de Sismondi, Lauderdale, hingga Karl Marx
Sosialisme adalah salah satu ideologi berpengaruh sangat luas di dunia. Sosialisme lahir sebagai kritik atas kapitalisme yang berkembang di Eropa pada akhir abad 18. Tokoh-tokoh terkenalnya meliputi Simonde de Sismondi, Lauderdale, hingga Karl Marx.
Secara definitif, sosialisme adalah sistem ekonomi-sosial yang ditandai dengan kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja. Ideologi sosialisme mencakup teori-teori dan gerakan politik yang terkait dengannya
Pemikiran sosialisme bertumpu pada perbedaan kelas antara borjuis dan proletar dua istilah yang merujuk pada pemilik kapital beserta institusi yang melindunginya seperti korporasi dan pemerintah (borjuis), serta kaum buruh (proletar).
Sosialisme menilai bahwa sistem ekonomi kapitalis hanya membuat kaum proletar dieksploitasi oleh kaum borjuis.
Mohammad Hatta, wakil presiden Indonesia pertama, dalam buku Beberapa Pokok Pikiran (1992), menjelaskan sosialisme sebagai sistem yang “...menghendaki suatu pergaulan hidup, di mana tidak ada lagi penindasan dan penghisapan, dan dijamin bagi rakyat, tiap-tiap orang, kemakmuran dan kepastian penghidupan serta perkembangan kepribadian".
Pemikiran sosialisme mulai muncul dan berkembang pada abad 18 hingga abad 19. Yuliani dalam Hubungan Perkembangan Paham-Paham Besar: Demokrasi hingga Pan-Islamisme dengan Gerakan Nasionalisme di Asia-Afrika (2020) menyebutkan bahwa kata sosialisme pertama kali digunakan oleh Alexander Vinet, seorang teolog Protestan berkebangaan Perancis di dalam artikelnya yang ditulis dalam surat kabar Le Semeur (terjemahan bebasnya: Penabur) pada 1831.
Revolusi industri yang terjadi pada abad 18 berdampak besar pada sistem ekonomi Eropa. Penggunaan mesin mempercepat pertumbuhan industri. Lewat mesin-mesin uap, para pemilik pabrik dijanjikan peningkatan efektivitas dan produktivitas.
Sektor industri kemudian berkembang pesat, lowongan pekerjaan sebagai buruh pabrik dibuka lebar. Orang-orang Eropa yang tadinya petani, berbondong-bondong menjadi buruh pabrik.
Namun, pertumbuhan ekonomi pasca revolusi industri tersebut lambat laun menunjukkan bopeng. Bertambahnya beban dan jam kerja tak masuk akal, serta sistem pengupahan yang tidak adil. Hal itu menjadi masalah para buruh pasca revolusi industri.
Beratnya beban kerja buruh pabrik tersebut berbanding terbalik dengan kondisi pemilik pabrik. Mereka justru meraup lebih banyak keuntungan karena jumlah produksi meningkat dan buruh tetap diupah rendah. Kesenjangan tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran sosialisme.
Para pemikir awal sosialisme, seperti Simonde de Sismondi, Lauderdale, Adam Muller, Henry Charles Carey, dan Friedrich List, mencoba menelaah mengapa kesenjangan dapat terjadi dan bagaimana roda ekonomi mesti dijalankan.
Dalam kajian sosialisme, modal menjadi alasan utama mengapa penindasan terhadap kaum proletar terjadi. Modal yang dimiliki secara pribadi cenderung menghasilkan pemerasan atas kelas pekerja atau buruh.
Modal dalam kajian sosialisme dipahami sebagai segala sumber daya yang dapat menghasilkan komoditas, menghasilkan barang atau jasa yang diperjual-belikan.
Dengan begitu, modal tidak hanya dipahami sebagai uang, tetapi juga alat, mesin, dan fasilitas yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Dalam kajian sosialisme, alat-alat tersebut disebut sebagai alat produksi.
Dalam konteks kemunculan sosialisme, kepemilikan modal menjadi senjata utama untuk memeras buruh. Kaum borjuis memiliki nilai tawar tinggi atas kepemilikan modal, sedangkan proletar tidak.
Perbedaan nilai tawar tersebut terlihat dari pembagian upah yang ditentukan oleh kepemilikan modal. Si pemilik alat produksi mendapat bagian paling banyak, sedang kaum proletar yang beban kerjanya sangat berat dapat upah yang sedikit karena tidak punya alat produksi.
Para pemikir sosialisme berpendapat bahwa kepemilikan pribadi atas modal perlu dihilangkan. Modal harus dimiliki secara bersama-sama dan diolah secara bersama pula, sehingga hasil yang didapatkan dapat dibagi secara adil dan merata.
Teori-teori tentang bagaimana cara mencapai kondisi adil dan merata itu pun bermunculan.
Pemikir sosialisme seperti Robert Owen dan Charles Fourier berpendapat sosialisme dapat tercapai dengan membentuk komunitas-komunitas kecil di mana modal dimiliki secara bersama.
Pada 1825, Robert Owen membeli sebuah kota di Indiana, Amerika Serikat (AS) yang diberi nama New Harmony. Kota tersebut menjadi eksperimen sosialnya untuk menerapkan pemikiran Owen tentang sosialisme.
Pemikiran tentang komunitas kecil inilah yang kemudian menjadi cikal bakal konsep koperasi yang kita kenal sekarang ini.
Beberapa pemikir lain seperti Karl Marx, Friedrich Engels, dan Etienne Cabet, berpendapat lain. Mereka berpendapat bahwa modal mesti dimiliki oleh sebuah institusi milik bersama, yakni negara. Oleh karenanya, para pemikir ini beranggapan bahwa sosialisme dapat dicapai lewat jalur politik.
Marx dan Engels berpendapat bahwa sosialisme dapat terwujud jika melalui cara pertentangan kelas. Baginya, sosialisme akan tercipta jika terjadi konfrontasi kaum proletar untuk merebut modal dan alat produksi milik borjuis.
Sosialisme ala Marx ini kemudian disebut sebagai komunis, yang merupakan cabang sosialisme yang progresif.
Salah satu tonggak awal penerapan sosialisme ala Marx terlihat pada Komune Paris, sebuah pemerintahan provisional yang digerakkan oleh kaum buruh.
Dalam Komune Paris, kelas borjuis ditiadakan, yang ada hanya kelas pekerja. Seluruh modal yang ada dimiliki oleh pemerintahan kelas pekerja.
Komune Paris ini kemudian menjadi cetak biru bagi terlaksananya pemerintahan kelas pekerja.
Karl Marx, dalam Civil War in France (1971), menyebutkan bahwa keberhasilan kaum proletar membentuk Komune Paris ini sebagai “awal mula revolusi sosial abad ke-19”.
PERKEMBANGAN SOSIALISME
Sebagaimana kapitalisme yang berkembang dari waktu ke waktu, sosialisme pun demikian. Dalam periode abad 18 hingga 19, muncul beragam varian pemikiran sosialisme, seperti sosialis demokrat, komunisme, anarkisme, sosialisme utopis, marxisme, sindikalisme dan sosialisme ilmiah.
Ubaid Al Faruq dan Edy Mulyanto dalam Sejarah Teori-teori Ekonomi (2017) membagi perkembangan sosialisme menjadi dua kutub, yakni sosialisme utopis dan sosialisme ilmiah, untuk mempermudah memahami perkembangan sosialisme.
Pertama, sosialisme utopis dijelaskan sebagai istilah untuk menyebut perkembangan sosialisme modern.
Istilah sosialis utopis ini mulanya merupakan sebutan Karl Marx untuk pemikir sosialisme yang hanya memikirkan cita-cita sosialisme tanpa memikirkan cara menuju cita-cita tersebut.
Pemikiran dan argumentasi para sosialis utopis ini berkutat pada kritik atas kapitalisme, bahwa kepemilikan pribadi atas alat produksi merupakan sumber utama penindasan kelas pekerja.
Tokoh-tokoh terkenal sosialis utopis ini antara lain, Comte Henri de Saint Simon, Charles Fourier, Robert Owen, dan Louis Blanc.
Kedua, sosialisme ilmiah merupakan istilah untuk menyebut pemikiran sosialisme dengan pendekatan ilmiah. Sosialisme ilmiah ini dipelopori oleh pemikir sosialisme paling terkenal, Karl Marx.
Mulanya, sosialisme ilmiah merupakan istilah Friedrich Engels untuk merujuk teori sosial-politik-ekonomi yang dipelopori oleh Karl Marx.
Jika sosialisme utopis berhenti pada ranah filosofis sosialisme, Marx menentangnya dengan membuat konsepsi cara mencapai sosialisme.
Dalam membuat konsepsi mencapai sosialisme, Marx menggunakan pendekatan sains, seperti misalnya, ilmu politik, filsafat, sosiologi, dan ekonomi.
Konsepsi Marx tentang sosialisme ini merupakan sumbangsih besar dalam sains, seperti konsep materialisme dialektika historis dalam ilmu filsafat serta teori nilai kerja dan teori nilai surplus dalam ilmu ekonomi.
Puncak pemikiran Marx tentang sosialisme ilmiah ini adalah buku Das Capital yang ia terbitkan pada 1867. Melalui buku tersebut, Marx menjelaskan secara ilmiah di mana persisnya letak kecacatan sistem ekonomi kapitalis.
Karl Marx dan Friedrich Engels merupakan dua tokoh pemikir sosialisme ilmiah yang populer.
Kepopuleran dua tokoh tersebut terutama terjadi setelah menerbitkan Das Manifest der Kommunistischen Partei atau Manifesto Partai Komunis pada 1948.
Buku tersebut berisikan refleksi tentang kesulitan-kesulitan yang dialami kelas pekerja serta seruan untuk terus bersatu dan berjuang.
TOKOH SOSIALISME
Paham Sosialisme dipelopori oleh beberapa tokoh besar yang berpengaruh pada pemikiran masyarakat pada saat itu. Berikut merupakan tokoh-tokoh pendukung sosialisme :
1. Robert Owen.
Robert Owen merupakan tokoh sosialisme berkebangsaan Inggris. Kontribusinya pada dunia sosialisme berupa pandangan bahwa perilaku manusia tidak abadi atau dapat berubah-ubah dan mereka memiliki keinginan bebas untuk mengorganisir apapun yang mereka inginkan.
2. Saint Simon dan Charles Fourier.
Negara Prancis juga memiliki tokoh pendukung sosialisme yaitu Saint Simon dan Charles Fourier. Charles terkenal dengan asosiasmenya yaitu sosialis utopis yang berpengaruh pada pandangan masyarakat pada saat itu.
3. Karl Marx dan Friedrich Engels.
Kedua tokoh tersebut merupakan tokoh yang sangat terkenal karena perjuangan mereka melawan kapitalis melalui tulisan pad buku dengan judul das Capital.
Karl Marx menyatakan bahwa sejarah pada masyarakat berupa perjuangan terhadap kelas antarmanusia, sehingga Ia menginginkan kehidupan tanpa adanya kelas.
Menurutnya dengan adanya sosialisme dapat menjadi langkah penentu menuju masyarakat sosialis yang sempurna dengan mencapai pengembangan diri.
SOSIALISME DI INDONESIA
Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam) Jum'at siang kemarin. Tampak dari kiri kekanan: GPH Djatikusumo, D. Matullesy SH, Singgih, Mayjen (Purn) Sungkono, Bung Hatta, dan bekas tamtama PETA Hamdhani, yang membantu Singgih dalam penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.
Sosialisme adalah ideologi, pandangan filsafat, dan tindakan politik di mana sistem sosial dan ekonomi ditandai dengan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi.
Sosialisme lahir sebagai respon atas berkembangnya kebebasan individu tanpa batas atas nama liberalisme. Sosialisme memandang liberalisme lebih mementingkan pemilik modal dan mengesampingkan kaum buruh.
Oleh karena itu, sosialisme berusaha mewujudkan kemakmuran bersama melalui usaha kolektif di bawah kendali dan campur tangan pemerintah. Dalam sosialisme, kebebasan individu dibatasi dan mengutamakan pemerataan kesejahteraan bersama.
LAHIRNYA SOSIALISME DI INDONESIA
Sosialisme pertama kali masuk ke Indonesia melalui organisasi Indische Social-Democratische Vereeniging atau ISDV tahun 1914. ISDV merupakan persatuan sosial demokrat Hindia Belanda.
ISDV dibentuk atas dasar kegelisahan seorang sosialis Belanda tentang kondisi sosial politik Hindia Belanda kala itu. Sosialis tersebut bernama Josephus Franciscus Marie Sneevliet.
Cita-cita tentang kebebasan dan kemandirian yang dibawa oleh Sneevlit mendorong Sutan Sjahrir memilh sosialisme sebagai dasar atas partai politik yang kemudian dibentuknya.
Partai politik tersebut adalah Partai Sosialis Indonesia atau PSI. Sjahrir mendirikan PSI pada awal 1948.
PEMIKIRAN SOSIALISME DI INDONESIA
Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, sosialisme mempengaruhi pemikiran ekonomi Indonesia. Salah satu tokohnya adalah Mohammad Hatta.
Hatta merujuk pada prinsip kemanusiaan sebagai sumber pemikiran tentang demokrasi ekonomi di Indonesia. Sutan Sjahrir ikut mendukung pemikiran ekonomi sosialis ini melalui PSI.
Ekonomi sosialis terbagi dalam tiga cabang yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Dalam sosialisme, terdapat pembagian fungsi pekerjaan. Contohnya adalah profesi pengusaha tetap ada, tetapi pengusaha yang mencari keuntungan untuk dirinya sendiri sudah tidak ada lagi.
Dalam ranah politik, Pancasila yang diilhami oleh Soekarno sebagai dasar negara tidak terbantahkan mendapat pengaruh dari pandangan-pandangan sosialis. Soekarno dengan tegas membawa arah kemerdekaan Indonesia menuju sosialisme.
Sila kelima Pancasila mencerminkan persamaan kedudukan seluruh rakyat Indonesia. Sila kedua juga memberi karakter bangsa Indonesia yang adil dan beradab.
Sosialisme Indonesia hadir dalam upayanya menemukan jalan tengah antara kapitalisme dan sosialisme murni yang diajarkan oleh Marx. Sosialisme Indonesia menggabungkan tatanan berkeadilan dengan tatanan demokrasi dalam menjalankan ekonomi pasar dalam lingkup ke-Indonesia-an.
Sosialisme Indonesia juga merupakan antitesis terhadap masyarakat yang menciptakan kesenjangan sosial, kemiskinan, kobodohan, dan keterbelakangan.
SOSIALISME DALAM UUD 1945
Sosialisme Indonesia dihidupkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang tertuang dalam pasal 27 ayat 2, pasal 33, dan pasal 34. Pasal tersebut mewujudkan negara kesejahteraan yang berlandaskan kesetaraan.
Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan dalam akses dan peluang akan sumber daya sosial, ekonomi, politik, dan budaya tanpa membedakan ras, golongan, atau gender.
Salah satu wujud nyata yang terus langgeng hingga kini adalah hadirnya koperasi. Koperasi dibangun atas asas kekeluargaan dan kerja sama kolektif. Semangat kolektivisme koperasi bergerak atas dasar kemakmuran rakyat yang bebas dari paksaan dan penindasan.
Sosialisme memang diterapkan dalam beberapa aspek kehidupan bernegara. Akan tetapi, dalam prakteknya Indonesia tidak dapat dikatakan penganut sosialisme seutuhnya atau sosialisme murni.
LIBERALISME
Liberalisme sendiri adalah ideologi yang menganut doktrin politik yang melindungi dan meningkatkan kebebasan individu menjadi masalah sentral politik. Kaum liberal biasanya percaya bahwa pemerintah diperlukan untuk melindungi individu agar tidak dirugikan oleh orang lain, tetapi mereka juga mengakui bahwa pemerintah itu sendiri dapat menjadi ancaman bagi kebebasan menurut Britannica.
Sedangkan sosialisme adalah ideologi yang menyerukan agar individu tidak hidup atau bekerja sendiri - sendiri tetapi hidup dalam kerjasama satu sama lain. Lebih jauh lagi, segala sesuatu yang diproduksi orang dalam arti tertentu adalah produk sosial, dan setiap orang yang berkontribusi pada produksi suatu barang berhak mendapatkan bagian di dalamnya.
Keyakinan ini menempatkan sosialisme sebagai oposisi kapitalisme, yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi dan memungkinkan pilihan individu dalam pasar bebas untuk menentukan bagaimana barang dan jasa didistribusikan.
KOMUNISME
Komunisme (bahasa Latin: communis) adalah ideologi politik yang berkenaan dengan filsafat, politik, sosial, dan ekonomi yang tujuan utamanya menciptakan masyarakat dengan aturan sosial ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara.
Setiap negara memiliki ideologinya masing-masing yang dianut sesuai dengan kepercayaan dan kesepakatan bersama. Ideologi berasal dari kata idea dan logos, secara harfiah dapat diartikan sebagai aturan atau hukum tentang ide.
Menurut Ramlan Surbakti, Ideologi sekarang dipandang sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama, atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
Komunis adalah istilah yang barangkali sudah tak asing lagi di telinga. Arti komunis sendiri seringkali dikaitkan dengan sosialisme. Komunis adalah ideologi ekonomi dan politik yang menerapkan sistem tanpa kelas, di mana alat produksi dimiliki secara komunal yang diatur oleh negara.
Dalam arti komunis, kepemilikan alat produksi secara pribadi tidak ada atau sangat dibatasi. Dengan kata lain, negara komunis adalah negara yang menjalankan sistem komunal atau kepemilikan bersama dalam kepemilikan alat produksi.
Alat produksi di sini adalah seperti lahan pertanina, lahan perkebunan, mesin industri, hingga pengelolaan sumber daya alam.
Komunisme juga adalah kondisi di mana harga barang, upah buruh, dan jumlah produksi diatur oleh negara.
Namun demikian saat ini, dari sisi ekonomi, bisa dikatakan tak ada negara yang benar-benar secara ketat menerapkan ekonomi komunis. Komunis kini lebih identik dengan ideologi.
Sejarah ideologi komunis modern dipopulerkan oleh Karl Marx dalam bukunya Manifesto Komunis. Tokoh komunis lainnya yakni Friedrich Engels, di mana keduanya menolak sistem masyarakat kelas.
Ide Manifesto Komunis berasal dari Revolusi Perancis. Di mana saat itu kaum bangsawan atau borjuis mengendalikan ekonomi dan alat-alat produksi.
Kaum atas diuntungkan dengan sistem feodal karena menguasai tanah pertanian yang luas, sementara rakyat bawah hanya menjadi petani penggarap yang dibebani biaya sewa dan pajak.
Revolusi Perancis menandai perlawanan rakyat petani dan buruh, kelompok ini kemudian disebut sebagai proletariat, angkat senjata melawan kaum kelas atas atau borjuis.
Komunisme atau yang kerap didengar banyak orang sebagai komunis adalah doktrin politik dan ekonomi yang bertujuan untuk menggantikan kepemilikan pribadi dan ekonomi berbasis keuntungan dengan kepemilikan publik dan kontrol komunal setidaknya atas alat produksi utama (misalnya tambang, pabrik, dan pabrik) dan sumber daya alam masyarakat.
Komunisme dengan demikian adalah bentuk sosialisme yang lebih tinggi dan lebih maju, menurut para pendukungnya. Persisnya bagaimana komunisme berbeda dari sosialisme telah lama menjadi bahan perdebatan, tetapi perbedaannya sebagian besar terletak pada kepatuhan komunis terhadap sosialisme revolusioner di Karl Marx.
Komunisme adalah ideologi politik dan ekonomi yang memposisikan dirinya berlawanan dengan demokrasi liberal dan kapitalisme.
Komunisme adalah istilah umum yang mencakup berbagai ideologi. Penggunaan istilah modern berasal dari Victor d'Hupay, seorang bangsawan Prancis abad ke-18 yang menganjurkan untuk tinggal di komune di mana semua properti akan dibagi, dan semua dapat memperoleh manfaat dari pekerjaan semua orang.
Namun, idenya bukanlah hal baru bahkan pada saat itu: Kitab Kisah Para Rasul menggambarkan komunitas Kristen abad pertama yang memiliki harta bersama menurut sistem yang dikenal sebagai koinonia, yang menginspirasi kelompok-kelompok agama kemudian seperti Penggali Inggris abad ke-17 untuk menolak kepemilikan pribadi.
Ideologi komunis modern mulai berkembang selama Revolusi Prancis, dan kitab, Manifesto Komunis karya Karl Marx dan Friedrich Engels, diterbitkan pada tahun 1848. Pamflet itu menolak tenor Kristen dari filosofi komunis sebelumnya, meletakkan seorang materialis dan klaim pendukung analisis ilmiah tentang sejarah dan masa depan masyarakat manusia. Sejarah dari semua masyarakat yang sampai sekarang, tulis Marx dan Engels, adalah sejarah perjuangan kelas.
Manifesto Komunis menampilkan Revolusi Prancis sebagai titik balik sejarah utama, ketika borjuasi, kelas pedagang yang sedang dalam proses mengkonsolidasikan kendali atas "alat-alat produksi, membalikkan struktur kekuasaan feodal dan mengantar ke modern, era kapitalis.
Revolusi itu menggantikan perjuangan kelas abad pertengahan, yang mengadu domba kaum bangsawan melawan kaum budak, dengan yang modern mengadu domba pemilik kapital borjuis melawan "proletariat," kelas pekerja yang menjual tenaga mereka untuk mendapatkan upah.
Dalam Manifesto Komunis dan karya-karya selanjutnya, Marx, Engels, dan pengikut mereka menganjurkan (dan meramalkan sebagai tak terelakkan secara historis) revolusi proletar global, yang akan mengantarkan pada era sosialisme, kemudian komunisme.
Tahap terakhir dari perkembangan manusia ini akan menandai akhir dari perjuangan kelas dan oleh karena itu sejarah: semua orang akan hidup dalam keseimbangan sosial, tanpa perbedaan kelas, struktur keluarga, agama, atau properti. Negara, juga, akan melenyap. Ekonomi akan berfungsi, seperti yang dikatakan slogan Marxis populer, "dari masing-masing menurut kemampuannya, ke masing-masing menurut kebutuhannya.
NEGARA KOMUNIS
Lima negara Komunis terakhir yang tersisa adalah Cina, Kuba, Laos, Korea Utara, dan Vietnam seperti yang dirangkum oleh The Balance. Mereka bukan komunisme murni tetapi sedang dalam transisi dari sosialisme, di mana negara memiliki komponen-komponen pasokan. Menurut Marx, itu adalah titik tengah yang diperlukan antara kapitalisme dan ekonomi komunis yang ideal. Masyarakat komunis modern bergantung pada ekonomi campuran.
Selain lima negara tersebut, pada tahun 1922, Uni Republik Sosialis Soviet didirikan dengan enam negara komunis: Rusia, Belorusia, Ukraina, dan Federasi Transkaukasia. Pada tahun 1936, Federasi menjadi Georgia, Azerbaijan, dan Armenia.
Pada tahun 1991, ketika dibubarkan, Uni Soviet terdiri dari 15 negara. Tambahan sembilan yang Estonia, Latvia, Lithuania, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Pada tahun 1955, Uni Soviet membuat Pakta Warsawa dengan sekutu militer komunis lainnya. Mereka termasuk Albania, Bulgaria, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Uni Soviet memiliki banyak sekutu komunis lainnya. Banyak yang menjadi komunis pada tahun 1970-an tetapi beralih ke bentuk pemerintahan lain setelah Uni Soviet runtuh. Mereka termasuk Afghanistan, Angola, Benin, Kongo, Ethiopia, Mongolia, Mozambik, Somalia, Yaman Selatan, dan Yugoslavia.
MARX DAN PEMIMPIN KOMUNIS
Diktator telah menjadi kekuatan pendorong di belakang komunisme, bahkan sejak awal. Beberapa diktator komunis yang lebih berpengaruh di antaranya:
Vladimir Ilich Lenin: Meskipun Marx dianggap sebagai bapak komunisme, Lenin adalah orang yang mempraktikkan teorinya, secara efektif mengubah Rusia dari negara tsar menjadi negara komunis. Lenin memerintah Rusia dari 1917 hingga kematiannya pada 1924.
Joseph Stalin : Sebagai penerus Lenin yang sangat kuat, Stalin membawa komunisme ke tingkat yang lebih tinggi ketika dia memerintah Uni Soviet dari tahun 1922 hingga 1953.
Mao Zedong: Mao mendirikan gerakan komunis di Cina dan memerintah negara itu selama lebih dari 25 tahun sampai kematiannya pada tahun 1976.
Ho Chi Minh: Pernah menjadi agen rahasia Moskow, Ho Chi Minh dikreditkan dengan menyebarkan komunisme ke Vietnam. Seorang pengikut setia Stalin, dia mungkin paling terkenal karena taktik perang gerilya.
Kim Il-sung: Ayah dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong-il, Kim Il-sung bekerja sama dengan Uni Soviet dan China untuk menyebarkan komunisme. Korea Utara selalu sangat terisolasi dari bagian dunia lainnya, seringkali menyebabkan kepanikan atas kemampuan nuklir negara tersebut.
Fidel Castro: Castro mengundurkan diri sebagai presiden Kuba pada 19 Februari 2008, mengakhiri pemerintahan hampir 50 tahun. Castro dan revolusionernya mengambil alih negara pada tahun 1959 dan memulai pemerintahan komunis Marxis. Dengan demikian, Kuba menjadi negara komunis perdana di Belahan Barat. Kekuasaan benar-benar ada di tangan saudara laki-laki Castro, Raul, sejak tahun 2006, ketika kesehatan Castro mulai menurun. Raul menggantikan kakaknya sebagai diktator pada tahun 2008.
NEGARA-NEGARA KOMUNIS YANG MASIH EKSIS
Komunis adalah salah satu ideologi yang diterapkan di beberapa negara. Hingga kini, eksistensi negara komunis masih ada. Simak ulasan berikut untuk dapatkan informasi seputar negara-negara yang menganut ideologi komunis.
Daftar Negara Komunis di Dunia
Negara komunis adalah negara yang menerapkan ideologi ekonomi dan politik tanpa kelas. Artinya, semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama.¹
Jika dilihat dari segi ekonomi, pemerintah di negara komunis memastikan seluruh masyarakat memiliki kekayaan yang sama.
Berikut ini beberapa negara yang memiliki ideologi komunis :
1. Korea Utara.
Negara Korea Utara merupakan salah satu negara yang menganut paham komunis. Ideologi komunis di negara ini dikenal dengan sebutan juche. Ideologi juche resmi menjadi ideologi di Korea Utara pada sekitar tahun 1970 dan dilanjutkan hingga kini.
Ideologi tersebut membuat negara ini mempunyai otoritas penuh atas sistem ekonomi di negaranya. Maka dari itu, tak heran jika negara yang berbatasan langsung dengan Korea Selatan ini terisolasi dengan dunia luar.
Tak hanya itu, masyarakat Korea Utara juga diketahui hidup di bawah pimpinan Kim Jong-Un yang terkenal otoriter. Bahkan, warga Korea Utara tidak mempunyai akses untuk bisa berhubungan langsung ke dunia luar.
2. Vietnam.
Negara ini sudah menganut ideologi komunis sejak tahun 1975 saat negara tersebut bersatu kembali setelah terjadinya Perang Vietnam. Kemudian pada 1986, negara ini mengenalkan kebijakan yang disebut sebagai Doi Moi. Kebijakan ini yang mengubah sistem perekonomian vietnam dari komunis yang terpusat menjadi ekonomi kapitalis dan diatur oleh pasar.
Setelah reformasi ekonomi berlangsung, ekonomi dalam negeri Vietnam bertumbuh dengan baik. Meskipun demikian, Partai Komunis Vietnam masih melakukan monopoli kekuasaan di negara itu.
Pemerintah Vietnam bahkan dituduh membatasi kehidupan warganya. Media di sana sangat dijaga dengan ketat dan yang melawan rezim akan dipenjara. Secara resmi, Vietnam memang negara komunis, namun secara ideologi sebenarnya paham komunis sudah ditinggalkan.
3. Laos.
Laos juga termasuk negara komunis yang ada di dunia. Negara ini sudah dipimpin rezim komunis dari tahun 1975. Partai komunis di negara ini memiliki nama Partai Revolusi Rakyat Laos atau LPRP.
Walaupun demikian, pemerintah Laos tidak secara terbuka menyebut komunis sebagai ideologi negaranya. Akan tetapi, kehidupan politik di negara ini terkenal sangat tertutup tanpa ada seorangpun yang mengetahui hal yang sedang terjadi di jalur kekuasaan negara tersebut.
Sama halnya dengan Vietnam, Laos juga telah melakukan perubahan ekonomi. Mereka mereformasi sistem ekonomi pada tahun 1986 dan sejak saat itu, ekonomi Laos semakin meningkat dan tingkat kemiskinannya menurun.
Tahun 1991, Laos menggunakan konstitusi yang menjamin HAM. Akan tetapi, beberapa hal seperti hak hidup, kebebasan untuk berekspresi, dan berkumpul tidak ada dalam konstitusi yang mereka buat.
Sama halnya dengan negara komunis lainnya, negara Laos juga mengatur media secara ketat. Pemerintah memiliki kendali atas konten yang diunggah masyarakat Laos lewat sosial media.
4. Kuba.
Negara lain yang juga menganut paham komunis yaitu Kuba. Negara ini sudah dikuasai oleh rezim komunis sejak tahun 1959. Setelah komunis berkuasa, negara ini justru memiliki sejumlah perkembangan mulai dari infrastruktur yang semakin baik, fasilitas kesehatan semakin memadai, hingga pendidikan gratis.
Dari segi ekonomi juga mengalami perubahan. Perusahaan swasta mulai dinasionalisasikan. Sayangnya, kebebasan pendapat di negara ini terbatas bahkan bisa dikatakan tidak ada toleransi atas perbedaan pendapat.