COMBE
Combe termasuk dalam bahasa dan istilah Jawa. Bahasa Jawa adalah bahasa Austronesia yang utamanya dituturkan oleh penduduk bersuku Jawa di wilayah bagian tengah dan timur pulau Jawa.
Keunikan bahasa Jawa ini juga terletak dari cara penuturannya yang sangat khas dengan aksen medoknya.
Dalam penggunaanya, bahasa Jawa dibagi ke dalam 3 tingkatan penggunaan, yakni :
1. Bahasa jawa ngoko (kasar).
2. Bahasa jawa krama alus (halus/sopan), dan.
3. Bahasa jawa krama inggil (bahasa jawa yang lebih halus/sopan).
Penggunaan kata combe bisa kita jumpai di dunia nyata seperti di perbincangan sehari-hari khususnya masyarakat Jawa, koran, buku, artikel, brosur, majalah dan di sekolah saat pembelajaran maupun di dunia maya seperti di social media facebook, instagram, tiktok, youtube, whatsapp, twitter dan lain sebagainya.
Penggunaan kata combe juga biasa digunakan di artikel, berita, jurnal dan lain sebagainya. Supaya kita tidak salah dalam memahami kata itu, kita harus tau arti kata tersebut.
Combe merupakan bahasa daerah yang dituturkan oleh masyarakat di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain itu, bahasa jawa juga dituturkan oleh sebagaian penduduk di wilayah pesisir Karawang, Subang, Cirebon, Indramayu, dan Banten.
Jadi arti combe adalah tukang mengadu, suka mengadu, suka membuka aib orang lain.
Combe dalam mkonteks perpolitikan hitam adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk orang-orang bayaran yang berpura-pura menjadi pembeli. Tugas utamanya adalah memuji barang-barang yang dijual setinggi langit, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu. Hal ini dilakukan agar pembeli sebenarnya terpengaruh dan tertarik untuk membelinya.
Dalam dunia perpolitikan combe diperankan oleh buzzer-buzzer bayaran.
COMBE DALAM KONTEKS JUAL BELI
Combe adalah sebutan bagi seseorang yang tugas atau pekerjaannya mempengaruhi calon pembeli dengan segala triknya.
Termasuk juga dengan tipu dayanya.
Tipu daya sama pengertian dengan bermacam-macam tipu, berbagai daya upaya yang buruk, muslihat.
Agak sulit menemukan padanan kata combe dalam Bahasa Indonesia. Penulis sendiri kurang jelas mengetahui apakah combe termasuk Bahasa Jawa atau Bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa daerah lainnya.
Mungkin ini pernah anda alami, saat menawar mobil bekas di sebuah pameran lalu datang seseorang yang secara terang-terangan menawar harga jauh lebih tinggi dari yang anda duga atau tawar. Si calon pembeli abal-abal tadi anggap saja menawar mobil dengan harga 90 juta, sedang menurut dugaan anda harganya paling tinggi 80 juta. Si penjual dengan tegas menolaknya, si calon pembeli abal-abal pun dengan tegas menolak dan mengancam akan membeli mobil lain lalu pergi entah kemana. Anda yang merinding dengan harga tersebut, namun saat akan meninggalkan tempat si penjual menanyakan harga yang anda tawar. Si penjual kadang dengan mimik menjengkelkan menolak tawaran anda. Anehnya, ketika anda akan pergi dengan nada sedikit memaksa untuk menaikkan tawaran. Lalu dengan trik-triknya verbalnya berusaha mempengaruhi anda dengan kelebihan-kelebihan mobil yang anda tawar. Serta berpura-pura menelpon calon pembeli abal-abal tadi untuk mengambil mobil sesuai harga tawaran. Si calon pembeli abal-abal pun memberitahu telah mendapat mobil lain dan membatalkan tawaran. Tentu saja para calon pembeli yang tak tahan akan terpengaruh dan akan menaikkan harga tawaran bahkan akan membeli seharga yang ditawarkan calon pembeli abal-abal tadi.
Kejadian di atas bukan hanya terjadi pada kasus jual beli mobil dan motor bekas, tetapi juga padatranskasi yang dilakukan di tempat umum atau terbuka seperti pasar loak dan barang antik dan bahkan properti. Dan, sekarang yang sedang menggila adalah penjualan batu akik.
Pada masa tahun 60an, combe biasanya dilakukan oleh penjual jamu tradisional yang beraksi di kaki lima dengan trik-trik sulap lalu datanglah seseorang yang membeli atau bahkan memborong beberapa bungkus jamu yang belum diketahui khasiatnya.
Tahun 70an para combe menebarkan virus tanaman convrey yang berkhasiat menyembuhkan segala macam penyakit. Harga convrey saat itu bisa mencapai sepuluh ribu rupiah per batang daun, padahal saat itu nilai dollar hanya tiga ratus enam puluh rupiah.
Mendekati awal 80an, convrey pun jatuh dan banyak petani di Batu dan Malang yang tertipu dan bangkrut!
Kisah seperti ini berlanjut hingga kini, mulai dari gelombang cinta, ikan Loohan, jangkrik, tokek, dan tentu saja batu akik hingga investasi bodong dengan multi modus operandinya.
Kiat menghindari tipudaya para combe saat menawar barang secara terbuka :
1. Amati tempat dan siapa saja yang ada di tempat transaksi.
2. Tanyakan dan periksa kondisi barang yang diinginkan.
3. Tanyakan harganya jangan langsung menawar.
4. Tawar paling tinggi separuh dari harga yang ditawarkan, jika barang tersebut bukan kebutuhan utama.
5. Jangan terbuai dengan rayuannya.
6. Jangan tersinggung jika mereka cuek dengan penawaran yang anda berikan.
7. Beli barang sesuai kebutuhan, bukan karena sedang jadi idola.
Dengan mengerti banyak arti kata sangat memudahkan anda dalam memahami, menyampaikan dan berkomunikasi dengan orang lain, serta tidak salah dalam mengartikan kata tersebut. Semoga penjelasan mengenai kata combe dapat memberikan pengetahuan bagi kita dan bermanfaat bagi semua.