ALAM SEMESTA
Alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun tidak. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al-Qur’an.
ALAM SEMESTA DAN ISLAM
Jagad raya ini adalah sebuah massa atau susunan unsur-unsur itu berada dalam perbentangan. Sehingga alam semesta dalam persfektif Al-Quran dapat dipahami sebagai perbentangan unsur-unsur yang saling mempunyai keterkaitan. Pada hakikatnya, alam semesta haruslah dipahami sebagai wujud dari keberadaan Allah SWT, sebab alam semesta dan seluruh isinya serta hukum-hukumnya tidak ada tanpa keberadaan Allah Yang Maha Esa. Segala sesuatu termasuk langit dan bumi merupakan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa (Ibrahim,14:11). Allah adalah pemilik mutlak dari alam semesta dan penguasa alam semesta serta pemeliharanya Yang Maha Pengasih (Al-Baqarah, 1: 1-3) sebagai ciptaannya, alam semesta ini menyerah kepada kehendak Allah (Ali Imran, 3: 83) dan memuji Allah (Al-Hadid, 57: 1), (Al-Hasyr, 59:1), (As-Saff, 61:1), lihat pula ayat (Al-Isra, 17:44), (An-Nur24: 41). Antara alam semesta (makhluk) dan Allah mempunyai keterikatan erat, dan bahkan meskipun mempunyai hukumnya sendiri, ciptaan amat bergantung pada pencipta yang tak terhingga dan mutlak
SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA
Jika kita mencari proses penciptaan alam semesta di dalam Al-Quran terdapat salah satu ayat yang menjelaskan prosesnya seperti di surah (As-Sajdah, 32:4 yang artinya “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?” . Dari salah satu ayat tersebut Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa (sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini, bahwa yang disebut dengan (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan enam hari sebagaimana mengartikan kata Ayyamin.
PELESTARIAN ALAM SEMESTA
Kita sebagai umat manusia yang bertugas untuk melestarikan Alam Semesta harus mempunyai prinsip dalam melestarikan alam semesta, yaitu :
1. Respect For Nature.
Di dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya 107, Allah SWT berfirman:
Artinya : “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto Islam, tapi merupakan tujuan dari Islam itu sendiri. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut.
2. Moral Responsibility For Nature.
Sesuai dengan firman Allah dalam surah al Baqarah: 30.
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Kenyataan ini saja melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia mempunyai tanggung jawab baik terhadap alam semesta seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestariannya
3. Cosmic Solidarity.
Sama halnya dengan kedua prinsip diatas, prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Selain itu dalam perspektif ekofeminisme, manusia mempunyai kedudukan sederajat dengan alam dan semua makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan dalam diri manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam makhluk hidup lain.
4. Caring For Nature.
Kasih sayang dan kepedulian muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat. Sebagaimana dimuat dalam sebuah Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Shakhihain: Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak seorang pun muslim yang menanam tumbuhan atau bercocok tanam, kemudian buahnya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang ternak, kecuali yang dimakan itu akan bernilai sedekah untuknya.”
Mengingat karena semua kerusakan atau pencemaran lingkungan di dunia ini di sebabkan karena tangan ulah tangan manusia, maka dalam hal pelestarian ini haruslah diingat hal-hal yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan hidup, diantaranya adalah :
1. Penebangan pohon di hutan secara liar.
2. Membuang sampah sembarangan.
3. Polusi udara menyebabkan menyebarnya penyakit bagi makhluk hidup.
4. Hal-hal yang harus diketahui dalam melestarikan lingkungan hidup seperti air, udara, tanah diantaranya adalah :
a. Air yaitu melakukan penyuluhan mengenai penghematan air yang dilakukan sedini mungkin
b. Tanah : Memberikan penyuluhan mengenai tidak membuang sampah sembarangan dan mendaur ulang sampah
c. Udara : Melakukan penanaman kembali atau Reboisasi
PANDANGAN AL QUR'AN TENTANG ALAM SEMESTA
Alam semesta adalah suatu hamparan atau ruangan yang sangat luas yang tak di ketahui atau tak dapat di bayangkan luasnya. alam semesta diduga bentuknya melengkung dan dalam keadaan memuai serta terdiri atas galaksi-galaksi atau sistem bintang yang jumlahnya ribuan.
Bumi adalah salah satu bagian dari alam semesta ini. maka tak heran terciptanya bumi ini berhubungan erat dengan terbentuknya alam semesta.
berikut adalah teori-teori yang menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta menurut ilmu sains (para ahli sains) dan menurut Al- Qur`an.
Beberapa teori para ahli :
Teori Ledakan Besar
Enstein adalah orang yang mempopulerkan teori ini.teori ini didasarkan pada penelitian yang ditemukan bahwa alam semesta ini mengembang,seluruh planet dan bintang terus bergerak saling menjauhi seolah-olah berasal dari satu tempat yang sama.
Pada tahun 1915 Enstein menyempurnakan teorinya tentang relativitas,yang kemudian ia terapkan dalam pendistribusian zat di ruang angkasa. kemudian tahun 1917 ada massa bahan yang hampir seragam dimana keseimbanganya tak menentu antara kekuatan gravitasi dan kekuatan dorong kosmis lain yang tak dikenal. semua ini kemudian dapat dipecahkan pada tahun 1922 oleh ahli fisika dari rusia. ia mengatakan bahwa kekuatan tolak tak berpengaruh, bahkan seluruh alam semesta terus mengembang dan bergerak saling menjauhi dengan keceptan tinggi.
Teori kant Laplace
sejak jaman sebelum masehi,para ahli telah banyak berfikir dan menganalisis tentang gejala-gejala yang terjdi di alam. Mulai abad 18 para ahli telah memikirkan tentang proses terjadinya bumi. salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796) yang keudian terkenal dengan teori Kant - Laplace. dalam teori ini dekemukakan bahwa alam semesta terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut ( nebula ). gaya tarik menarik antar gas ini kemudian membentuk kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, kabut bagian katulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan), bagian inilah yang membentuk planet-planet di alam semseta.
Dari beberapa teori para ahli di atas kemudian para ahli astronomi terus berusaha memecahkan teori terbentuknya alam semesta. hingga pada era modern ini para ahli astronomi baik dari segi pengamatan maupun teori dengan jelas mengungkapkan bahwa pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa `gumpalan asap` (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang, The First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg, hal. 94-105). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan bintang-bintang baru dari peninggalan gumpalan asap semacam itu.
Sebuah bintang terbentuk dari gumpalan gas dan asap (nebula), yang merupakan peninggalan dari `asap` yang menjadi asal kejadian alam semesta. (The Space Atlas, Heather dan Henbest, hal. 50).
Nebula Laguna adalah sebuah gumpalan gas dan asap yang berdiameter sekitar 60 tahun cahaya. Ia dipendarkan oleh radiasi ultraviolet dari bintang panas yang baru saja terbentuk di dalam gumpalan tersebut. (Horizons, Exploring the Universe, Seeds, gambar 9, dari Association of Universities for Research in Astronomy, Inc.)
Jauh sebelum para ahli dapat menemukan teori tersebut, Allah telah memberi tau manusia tentang kejadian terbentuknaya alam semesta melalui ayat-ayatnya yang di muat dalam Al Qur`an.
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit ? Allah telah membinanya (27) Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya (28) dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29) Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30) Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya (319 Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh (32) (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu (33).
(Q.S. An-Nazi`at: 27-33)
Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa materi `asap` semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur`an:
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,... (Al Fushshiilat, 41: 11).
Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari gumpalan asap yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk dari `asap` yang homogen ini. Allah telah berfirman :
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya, 21:30)
Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of Geosciences, Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia berkata: Jika menilik tempat asal Muhammad, Saya pikir sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu semisal asal mula alam semesta dari materi yang satu, karena para ilmuwan saja baru mengetahui hal ini dalam beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang rumit dan dengan teknologi mutakhir. Inilah kenyataannya. Ia juga berkata : Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui, melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal yang satu.
ALAM SEMESTA PANDANGAN ISLAM
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini, selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagi alam semesta.
Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan sistem yang unik dan misterius.
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30. “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan menurunkan air dari langit. “Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah matinya.” (QS`An Nahl ; 65).
Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal ?
Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun ; 18 )
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada juga beriman“ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “ ( QS Tha Ha ; 53)
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ayat-ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan, tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Pada hakikatnya Alam semesta merupakan sumber ilmu pengetahuan yang amat berharga, hampir semua ilmu bermula dari alam dan al-Qur‟an mengajak untuk mempelajari ilmu sains yang memuat bermacam-macam pemikiran terkait fenomena alam, al-Qur‟an memaparkan tentangi penciptaan alam semesta masih secara abstrak, akan tetapi ayat-ayat mengenai penciptaan alam semesta tersebar dibeberapa surah dalam al-Qur‟an yang disebut dengan ayat-ayat kauniyah. Lalu dengan ilmu pengetahuan dipelajari secara mendalam mengetahui bahwa Penciptaan langit dan bumi awalnya adalah satu kesatuan dalam titik singularitas sebagia asal segala apa yang ada di jagad raya ini. Dan dari ayat-ayat al-Qur‟an tersebut dibuktikan oleh para ilmuwan bahwa asal usul penciptaan alam semesta yang kebenarannya mendekati apa yang disampaikan Allah SWT. Melalui ayat alqur‟ an adalah big bang. Skripsi ini memfokuskan kajian tentang penciptaan langit dan bumi pada kitab tafsir ilmi kemenag lipi. Tafsir ini mefokuskan pada kajian saintis, dengan menggunakan metode tematik. Menyimak dari pemahaman diatas maka yang akan menjadi fokus masalah dari penelitian ini adalah : Bagaimana konsep terbentuknya langit dan bumi dalam tafsir kemenag lipi dan Bagaimana relevansi penafsiran ayat-ayat tentang penciptaan langit dan bumi dalam penafsiran kemenag lipi dengan sains. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan data primer tafsir kemenag lipi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sains dengan tetap menitikberatkan pendekatan maudhu‟i. Pengolahan data, melalui interpretasi dan analisa data bersifat kualitatif, menarik kesimpulan dengan metode deduktif. Secara umum dapat dilihat bahwa penafsiran kitab kemenag lipi mengenai penciptaan langit dan bumi ialah langit dan bumi diciptakan melalui enam masa, yang dijelaskan didalam al-Qur'an surat al-a‟raaf ayat 54, enam masa ini diperjelas dalam surat an-Nazi‟at ayat 27-33. Masa pertama ditandai dengan peledakan dahsyat yang disebut dengan Big Bang, setelah terpisah langit dan bumi mengalami yang namanya transisi fase ini membentuk asap. Masa kedua menerangkan keadaan langit serta terciptanya planet, masa ketiga penciptaan tata surya, masa keempat penciptaan bumi, masa ke lima merupakan masa kehidupan, dan masa keenam penciptaan isi bumi. Dimana enam hari disini dibagi untuk menciptakan langit, bumi, dan isinya masing-masing dua hari semua itu yang dijelaskan dalam al-Qur'an surat fushilat :12, kemudian Fushilat :9, dan fushilat ayat 10. Penafsiran kitab tafsir kemenag lipi mengenai bumi dan langit tercipta sejalan dengan teori Big Bang. Fenomena alam yang terjadi dalam proses penciptaan merupakan kebesaran Allah.
AYAT AL-QUR'AN TENTANG PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI
Ayat yang menjelaskan proses penciptaan langit dan bumi yaitu sebagai berikut:
Pertama, Ali Imran ayat 190-191
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.”
Kedua, Ad Dukhan ayat 38
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ “Tidaklah Kami ciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya secara main-main.”
Ketiga, Al Jatsiyah ayat 3
إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ “Sesungguhnya di langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin.”
Keempat, Al Jatsiyah ayat 13
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dia telah menundukkan (pula) untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Kelima, Al Jatsiyah ayat 37
وَلَهُ الْكِبْرِيَاءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ “Hanya bagi-Nya segala kebesaran di langit dan bumi. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
Keenam, Al Ahqaf ayat 3-4
مَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى ۚ وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ.قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ ۖ ائْتُونِي بِكِتَابٍ مِنْ قَبْلِ هَٰذَا أَوْ أَثَارَةٍ مِنْ عِلْمٍ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Kami tidak menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali dengan hak dan dalam waktu yang ditentukan. Namun demikian, orang-orang yang kufur berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka.”
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah! Perlihatkanlah kepadaku (bagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka memiliki peran serta dalam (penciptaan) langit! Datangkanlah kepadaku kitab yang sebelum ini (Alquran) atau peninggalan dari pengetahuan (generasi terdahulu) jika kamu adalah orang-orang benar.”
MEMPERLAKUKAN ALAM SEMESTA
1. Prinsip Tanggung Jawab
Manusia mempunyai tanggung jawab baik terhadap alam semesta seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestariannya. Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula untuk menjaga dan melestarikannya.
2. Prinsip Solidaritas.
Manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Lebih dari itu, dalam perspektif ekosentrisme, manusia mempunyai kedudukan sederajat dan setara dengan alam dan semua makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan dalam diri manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
3. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam.
Apabila sudah tertanam prinsip ini pada setiap hati manusia, maka pastilah yang ada hanya rasa untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari kenyataan bahwa semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.
Dalil Alquran tentang Keindahan Alam Semesta :
1. Pertama, keindahan dan manfaat hewan ternak , surat An Nahl ayat 5-6,
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ
Kamu memperoleh keindahan padanya ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika melepaskannya (ke tempat penggembalaan).
2. Kedua, manfaat hujan yang bermanfaat untuk tanaman dan bunga, sehinga terlihat indah. Surat An Naml ayat 60
أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ
Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang menciptakan langit dan bumi serta yang menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami menumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah (yang) kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).
3. Ketiga, penciptaan bintang untuk menghias langit agar indah As saffat ayat 6
إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia (yang terdekat) dengan hiasan (berupa) bintang-bintang.
4. Keempat, menciptakan langit berlapis-lapis agar dunia seimbang. Surat al Mulk ayat 3-4
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ.ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
(Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapisbEmpat Dalil Alquran tentang Keindahan Alam Semesta
Dalam penciptaan alam semesta ini, orang akan melihat pola keindahan yang sangat elegan dalam cara segala sesuatu diatur oleh Sang Pencipta Tertinggi.
Allah telah membenarkan perkataan ini dalam Al quran.
1. Pertama, keindahan dan manfaat hewan ternak , surat An Nahl ayat 5-6,
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ
Kamu memperoleh keindahan padanya ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika melepaskannya (ke tempat penggembalaan).
2. Kedua, manfaat hujan yang bermanfaat untuk tanaman dan bunga, sehinga terlihat indah. Surat An Naml ayat 60
أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ
Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang menciptakan langit dan bumi serta yang menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami menumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah (yang) kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).
3. Ketiga, penciptaan bintang untuk menghias langit agar indah As saffat ayat 6
إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia (yang terdekat) dengan hiasan (berupa) bintang-bintang.
4. Keempat, menciptakan langit berlapis-lapis agar dunia seimbang. Surat al Mulk ayat 3-4
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ.ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
(Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih ketidakseimbangan sedikit pun. Maka, lihatlah sekali lagi! Adakah kamu melihat suatu cela?
Kemudian, lihatlah sekali lagi (dan) sekali lagi (untuk mencari cela dalam ciptaan Allah), niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dengan kecewa dan dalam keadaan letih (karena tidak menemukannya).