INGKAR JANJI
Kita mungkin cukup sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa janji adalah hutang. Ternyata, pepatah ini benar-benar menggambarkan pengertian janji itu sendiri. Janji adalah sebuah perkataan atau pengakuan yang bersifat mengikat diri sendiri terhadap sesuatu ketentuan yang dia katakan. Karena sifatnya yang mengikat, janji ini harus ditepati dan dipenuhi.
Dalam agama Islam pun demikian. Janji merupakan sesuatu yang harus ditepati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tanda orang munafik itu ada tiga: jika berbicara dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat” (HR. Bukhari Muslim). Maka, dari hadis tersebut, tentu kita tidak mau termasuk ke dalam golongan orang munafik akibat suka ingkar terhadap janji yang dibuat.
KEDUDUKAN JANJI MENURUT ISLAM
Dari hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, kita bisa mengetahui bahwa janji mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Tidak boleh kita seenaknya mengucap janji jika kita tidak merasa yakin bisa menepatinya. Tentang pentingnya menepati janji ini juga ada dalam surat an Nahl ayat 91 dan 92, yang berbunyi,
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya mengujimu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari Kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu”.
Dari ayat di atas, kita bisa mengetahui bahwa Islam mewajibkan umatnya untuk selalu menepati janji. Kalaupun misalnya kita melanggar janji tersebut dengan berbagai alasan yang tidak akan diketahui oleh orang lain, Allah Melihat apa yang kita lakukan. Allah Maha Mengetahui segala isi hati kita dan Dia akan meminta kita mempertanggungjawabkan perbuatan itu di akhirat kelak. Tentu kita harus melihat juga apakah isi perjanjian yang kita buat melanggar ajaran agama atau tidak.
Menurut M. Yunan Nasution, ada beberapa hukum memenuhi janji yaitu sebagai berikut :
1. Sunnah untuk memenuhinya, jika hal yang diperjanjikan tidak diperintahkan oleh agama dan juga tidak mengandung mudharat tertentu jika ditinggalkan, baik untuk diri sendiri atau orang lain. Misalnya, seseorang berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi makan makanan pedas.
2. Sunnah untuk tidak memenuhinya, jika janji yang dia buat sudah tidak relevan dengan keadaan dan jika meninggalkan janji tersebut lebih besar manfaatnya. Misalnya ketika seseorang berjanji untuk tidak melanjutkan kuliah karena ingin berbisnis saja, namun orang tua lebih meridhai dia untuk kuliah. Jika demikian, dia harus membayar kafarat atas janji atau sumpah yang dia buat dengan berpuasa kafarat 3 hari berturut-turut.
3. Wajib untuk meninggalkan janjinya, yaitu ketika janji yang dia buat bertentangan dengan ajaran agama.
PANDANGAN ISLAM TENTANG INGKAR JANJI
Ingkar janji yang dimaksud di sini adalah ketika seseorang mengingkari janjinya yang tidak bertentangan dengan ajaran agama. Melakukan perbuatan ingkar janji juga bisa berarti orang tersebut berbuat kebohongan kepada orang lain. Bagaimanapun, pihak lain yang mendengar janji kita telah memberi kepercayaan dan berharap untuk kita menepatinya. Maka, ketika kita mengingkari janji tersebut, orang tersebut pasti akan merasa dibohongi dan kecewa.
Alllah subhanahu wa ta’ala mengutuk keras, melaknat serta akan menimpakan bencana kepada seseorang yang ingkar kepada janjinya sendiri. Bukan hanya janjinya kepada Allah, Allah juga melaknat manusia yang melanggar janjinya terhadap manusia lainnya.
Ingkar terhadap janjinya sendiri merupakan salah satu sifat orang munafik. Padahal, Allah sangat membenci orang munafik. Hal ini tercermin dalam surat An Nisa ayat 145, Allah berfirman, “Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka”.
Sebagai umat muslim, kita harus beriman pada hari akhir, dimana setelah itu semua manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya selama di dunia. Hal ini termasuk semua janji yang pernah dia buat pun akan dimintai pertanggungjawabannya saat di akhirat kelak. Seperti dalam surat al Isra’ ayat 34, Allah berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik bermanfaat sampai dia dewasa dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya”.
Cukup dengan beberapa ayat al Quran di atas, kita bisa mengetahui bahwa ingkar janji bukanlah termasuk ciri-ciri muslim yang bertakwa. Bahkan, Allah subhanahu wa ta’ala sangat membencinya. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berusaha untuk menepati janji yang pernah kita buat. Karena Allah pasti Menyaksikan semua perjanjian yang kita buat.
Ada beberapa manfaat besar bagi manusia yang selalu menepati janjinya, baik manfaat di dunia maupun di akhirat. Manfaat di dunia tentu saja berupa hubungan sosial yang lebih baik, kepercayaan dari orang lain, yang mungkin akan mendatangkan amanah lain dan bermanfaat sebagai ladang pahala kita. Hal ini sudah tercermin pada teladan yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu saat mendakwahkan ajaran Islam. Pada saat itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikenal sebagai sosok yang jujur dan selalu menepati janji. Beliau dan pengikutnya selalu menepati janji, bahkan janji yang dibuat dengan kelompok orang kafir. Pada akhirnya, hal ini menimbulkan kepercayaan dan berbondong-bondonglah orang yang masuk Islam.
Sementara itu, manfaat untuk kehidupan akhirat kita adalah Allah akan menggolongkan kita ke dalam golongan orang yang bertakwa. Dalam al Quran surat Ali Imran ayat 76, Allah berfirman, “Sebenarnya barang siapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah Mencintai orang-orang yang bertakwa”. Dari ayat tersebut kita bisa mengetahui, jika kita selalu menepati janji kita dan bertakwa pada Allah, Allah akan Mencintai kita sebagai hamba-Nya yang bertakwa.
Tidak hanya sebagai usaha kita menggapai ketakwaan pada Allah subhanahu wa ta’ala, menepati janji juga bisa menjadi penyebab dihapusnya dosa kita dan memasukkan kita ke surga. Hal ini tercermin dalam firman Allah di surat al Baqarah ayat 40, “Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu”. Berdasarkan Ibnu Jarir rahimahullah, janji (Allah) kepada mereka yang dimaksud adalah Allah akan memasukkan mereka ke surga jika mereka melakukan hal tersebut.
Di awal pembahasan kita telah mengetahui bahwa Rasulullah bersabda bahwa ingkar janji merupakan salah satu perilaku orang munafik. Ternyata, tidak hanya itu, orang yang mengingkari janji juga akan mendapat laknat Allah dan malaikat. Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan” (HR. Bukhari, 1870, dan Muslim, 1370).
Tidak hanya hadis di atas, dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, Allah akan tancapkan bendera bagi orang yang berkhianat di hari kiamat. Lalu dikatakan, ‘Ketahuilah, ini adalah pengkhianatan si fulan” (HR. Bukhari no. 6178 dan Muslim no.1735). Dari hadis tersebut, kita tidak mau bukan, jika dimasukkan ke golongan para pengkhianat di hari kiamat kelak? Kita semua pasti ingin masuk ke dalam golongan orang-orang beriman dan bertakwa di hari akhir nanti.
Dari pembahasan di atas, kita mengetahui bahwa menepati janji adalah hal yang sangat penting dalam agama Islam. Sebaliknya, ingkar janji merupakan perbuatan yang dibenci dan dilaknat oleh Allah subhanahu wa ta’ala, juga oleh malaikat dan seluruh manusia. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita pun harus mengikuti ajaran Islam untuk selalu menepati janji. Jangan pernah membuat janji yang kita tahu atau tidak yakin bisa kita tepati. Karena janji apapun yang kita buat, akan diminta pertanggungjawabannya kelak.
JANGAN INGKAR JANJI DAPAT LAKNAT ALLAH SWT DAN MASUK GOLONGAN TEMAN SETAN
IIngkar janji kerap dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat ini terkesan sepele namun dalam ajaran Islam, orang yang ingkar janji akan mendapatkan dosa besar dan dianggap sebagai teman setan.
Beberapa orang terkadang sangat mudah mengucapkan janji namun tidak berusaha menepatinya.
Contoh sederhananya adalah ketika seseorang berjanji untuk datang ke suatu tempat namun mengingkarinya tanpa alasan yang jelas. Hal ini sudah termasuk dalam kategori ingkar janji.
Umat Islam tidak dilarang untuk berjanji atau membuat perjanjian dengan orang lain dalam konteks positif. Setelah melontarkan janji, artinya sudah terjadi kesepakatan atara dua belah pihak atau lebih yang wajib untuk dipenuhi.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :
"Kaum muslimin itu terikat dengan transaksi yang akan mereka tetapkan" (HR. Tirmidzi, No: 253, Ibnu Majah, No: 2353).
KERUGIAN DARI PERBUATAN INGKAR JANJI
Ingkar Janji Termasuk Perbuatan Menghianati Allah SWT.
Dikutip dari buku Para Musuh Allah : Golongan Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Akhirat oleh Rizem Aizid disebutkan bahwa seorang muslim yang selalu ingkar janji termasuk golongan yang mengkhianati Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Ingkar janji merupakan perbuatan yang tidak terpuji karena dapat mengundang rasa sakit hati dari orang yang dibohongi. Selain merugikan orang lain, perbuatan ini juga merugikan diri sendiri.
Untuk menghindari terjadinya ingkar janji, sebaiknya seseorang tidak mudah mengumbar janji. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat An Nahl ayat 91
وَأَوْفُوا۟ بِعَهْدِ ٱللَّهِ إِذَا عَٰهَدتُّمْ وَلَا تَنقُضُوا۟ ٱلْأَيْمَٰنَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ ٱللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Wa aufụ bi'ahdillāhi iżā 'āhattum wa lā tangquḍul-aimāna ba'da taukīdihā wa qad ja'altumullāha 'alaikum kafīlā, innallāha ya'lamu mā taf'alụn
Artinya: Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
Bukan hanya Allah SWT yang melaknat muslim yang tidak menepati janji. Bahkan, malaikat dan seluruh manusia pun turut melaknatnya. Begitu besar dosa bagi orang yang mengingkari janji.
Sebagaimana hadits dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
"Barang siapa tidak menepati janji seorang muslim, niscaya ia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan." (HR. Bukhari dan Muslim).
MASUK DALAM TEMAN SETAN
Banyak kerugian yang didapatkan ketika seorang muslim melakukan ingkar janji secara sengaja. Perbuatan ini bahkan dikategorikan dalam teman setan. Ingkar janji sejatinya adalah perbuatan setan dalam mengelabui teman setan.
Setan akan merasakan kesenangan saat manusia berhasil termakan janji-janji kosongnya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat An Nisa ayat 120 :
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ ۖ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا
Arab-Latin: Ya'iduhum wa yumannīhim, wa mā ya'iduhumusy-syaiṭānu illā gurụrā
Artinya: Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.
TERMASUK GOLONGAN ORANG MUNAFIK
Orang yang ingkar janji juga termasuk dalam golongan orang-orang munafik. Sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW :
"Tanda orang-orang munafik itu ada tiga keadaan. Pertama, jika berkata-kata ia berdusta. Kedua, jika berjanji ia mengingkari. Ketiga, jika diberi amanah (kepercayaan) ia mengkhianatinya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Orang yang berjanji tidak berdosa, akan tetapi orang yang melanggar janjinya akan dikenakan dosa besar. Maka dari itu, menepati janji hukumnya wajib.
MEREKA YANG INGKAR JANJI ADALAH SALAH SATU MUSUH ALLAH TA'ALA
Jangan mudah berjanji, karena janji adalah utang yang harus dibayar. Islam memandang bahwa kewajiban menunaikan janji adalah perkara yang mutlak. Allah Ta’ala berfirman :
وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا ۚ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
“Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap janji itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS An-Nahl : 91. Baca juga: Sri Mulyani Sudah Utangi Pemda Sebesar Rp18,76 Triliun Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad (perjanjian-perjanjian) itu. [Al-Maidah/5: 1]
Para ulama tafsir menjelaskan tentang ayat ini, “Wahai orang-orang yang mempercayai Allâh dan Rasul-Nya, dan mengamalkan syari’atNya! Penuhilah perjanjian-perjanjian Allâh yang dikuatkan, yaitu beriman kepada syari’at-syari’at agama, dan tunduk terhadapnya. Dan penuhilah perjanjian-perjanjian yang menjadi hak sebagian kamu atas sebagian lainnya, yang berupa amanah, jual-beli, dan lainnya, selama tidak menyelisihi kitab Allâh dan Sunnah Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam.” [at-Tafsir Al-Muyassar, 1/106] Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman :
وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. [Al-Isra’/17: 34]
DOSA BESAR MELANGGAR PERJANJIAN (GHADAR)
Melanggar perjanjian atau ghadar adalah dosa besar . Imam adz-Dzahabi dalam kitabnya yang berjudul Kabair, memasukan ingkar janji sebagai dosa besar ke-45. Ibnu Hajar Al-Haitami juga menyebut ingkar janji sebagai dalam dosa besar. Di sisi lain, dalam Al-Quran disebutkan bahwa memenuhi janji termasuk sifat orang-orang bertakwa sekaligus sebab utama dalam menggapai ketakwaan. Allah Ta’ala berfirman, ‘(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.’ (QS. Ali Imran: 76) Menepati janji termasuk sebab mendatangkan keamanan di dunia dan menghindari pertumpahan darah, melindungi hak para hamba, baik yang muslim maupun kafir . Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (سورة الأنفال: 72)
“(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Anfal: 72) Dapat menghapus kesalahan dan memasukkan ke surga. Sebagaimana yang kita dapatkan dalam Firman-Nya, "Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu." (QS. Al-Baqarah: 40) Ibnu Jarir berkomentar, "Janji (Allah) kepada mereka, kalau mereka melakukan hal itu, maka (Allah) akan memasukkan mereka ke surga." Dalam surat Al-Maidah, Allah Subahanhu wa ta'ala menyebutkan bahwa Dia telah mengambil janji kuat kepada Bani Israil, kemudian disebutkan balasan janji kuat beserta balasannya. Dalam Firman-Nya, "Sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air di dalamnya sungai-sungai." (QS. Al-Maidah: 12) Dan atsar lainnya yang dengan jelas (menyebutkan hal itu) bagi setiap orang yang mentadaburi Kitabullah dan merenungi sunnah Rasulullah, baik dalam perkataan maupun amalnya.
TANDA MUNAFIK
Tanda Munafik Pengkhianatan adalah lawan kata dari amanah dan memenuhi (janji). Kalau amanah dan memenuhi janji termasuk karakter keimanan dan ketakwaan, maka khianat dan melanggar (janji) termasuk karakter kenifakan dan kedurhakaan. Salah satu ciri orang munafik adalah bila berjanji ingkar. Munafik adalah orang yang menampakkan keislaman, namun menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Melakukan salat secara lahiriyah atau mengeluarkan zakat dan lainnya, tetapi dia tidak meyakini kebenaran agama Islam. Orang munafik memiliki tanda-tanda, di antaranya dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam di dalam hadis berikut ini :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
“Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Ada empat (sifat) yang barangsiapa ada padanya empat sifat itu, maka dia benar-benar orang munafik. Barangsiapa ada padanya satu sifat dari empat sifat itu, maka padanya terdapat sifat kemunafikan, sampai dia meninggalkannya. Jika diberi amanah berkhianat; Jika berbicara berdusta; Jika mengadakan perjanjian, tidak memenuhi; Dan jika berbantahan, melampaui batas.” [HR. Al-Bukhâri, no. 34, 3178 dan Muslim, no. 58] Baca juga: Tidak Bersedih dengan Kematian Ulama Berarti Munafik? Dalam surat An Nisa ayat 145, Allah berfirman, “Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka”. Penulis kitab Dalîlul Fâlihin, Syaikh Muhammad Ali ash-Shidiqi asy-Syafi’i berkata, “Yaitu jika dia mengadakan perjanjian dengan orang lain tentang suatu perkara, dia tidak memenuhi perjanjian, dan melakukan kebalikan apa yang telah dia janjikan.” [Dalîlul Fâlihin, 5/160-161] 2. Mendapatkan Laknat Bahaya lain dari perbuatan ghadar atau melanggar perjanjian adalah mendapatkan laknat dari Allâh Azza wa Jalla, malaikat, dan seluruh manusia. Ali bin Abi Thalib meriwayatkan dari Rasûlullâh :
فَمَنْ أَخْفَرَ مُسْلِمًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ، وَلاَ عَدْلٌ
Barangsiapa membatalkan perjanjian keamanan seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allâh, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan. [HR. Al-Bukhâri, no. 1870, 3178, 6755, 7300; dan Muslim, 1370] Imam Nawawi berkata, “Maknanya, barangsiapa membatalkan perjanjian keamanan seorang Muslim, yaitu dia mengganggu orang kafir yang dijamin keamanannya oleh seorang Muslim.”[Syarah Nawawi, 9/144]
Ditancapkan Bendera Dari Abdullah bin Dinar, bahwa dia mendengar Abdullah bin Umar berkata, Rasûlullâh bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ الْغَادِرَ يَنْصِبُ اللهُ لَهُ لِوَاءً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُقَالُ: أَلَا هَذِهِ غَدْرَةُ فُلَانٍ
“Sesungguhnya Allâh akan menancapkan bendera bagi orang yang melanggar perjanjian pada hari kiamat. Lalu dikatakan: ‘Ketahuilah ini adalah pengkhianatan Si Fulan.” [HR. Al-Bukhâri, no. 6178, dan Muslim, no. 1735; dan ini lafazh imam Muslim] Maknanya, setiap orang yang melanggar perjanjian memiliki bendera, yakni tanda, yang menjadikannya terkenal (keburukannya) di hadapan semua manusia. Karena tempat bendera adalah pengenalan tempat pemimpin, sebagai tanda baginya. Bangsa Arab dahulu biasa menancapkan bendera di pasar-pasar yang ramai karena pelanggaran janji seorang yang melanggar janji untuk menjadikannya terkenal (keburukannya). Musuh Allâh
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” قَالَ اللَّهُ: ثَلاَثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ: رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ
“Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam , beliau bersabda: Allâh berfirman, “Ada tiga orang, Aku akan menjadi musuh mereka pada hari kiamat. Orang yang memberi janji dengan menyebut-Ku, namun dia melanggar janjinya. Orang yang menjual orang merdeka lalu memakan hasil penjualannya. Dan orang yang mempekerjakan seorang buruh/pegawai, setelah pekerja/pegawai tersebut menyelesaikan pekerjaannya, orang tersebut tidak memberi upahnya.” [HR. Al-Bukhâri, no. 2227, 2270]
KATA-KATA SINDIRAN JANJI TIDAK DITEPATI
Setiap orang pasti pernah membuat janji. Sayangnya, terkadang janji yang dibuat malah sulit ditepati. Jika sudah begitu, rasanya kepercayaan sirna begitu saja. Tidak dapat dipungkiri sakit hati atau bahkan kecewa akan dirasakan jika seseorang tidak memberi alasan dan terus saja ingkar janji.
Sebuah janji sudah semestinya untuk ditepati. Sebab janji adalah utang. Tak hanya merugikan diri sendiri, ingkar janji juga bisa merugikan orang lain. Jangan terlalu mudah untuk mengucap janji jika memang tidak bisa menepati.
Diperlukan komitmen yang tinggi untuk menepati janji. Dengan adanya komitmen, bisa membuat seseorang lebih berusaha untuk selalu menepati janji. Nah, bagi pembaca artikel blog ini yang budiman, pernah atau sedang dikecewakan seseorang karena tak bisa menepati janji, ungkapan kata-kata sindiran bisa sedikit melegakan hati.
Ada banyak kata-kata sindiran janji tak ditepati yang bisa mewakili rasa sakit hati :
1. "Sebaiknya tidak usah berjanji jika tak yakin bisa menepatinya."
2. "Kepercayaan hanya bisa didapat dari janji yang selalu ditepati."
3. "Lebih baik berusaha untuk tidak berjanji daripada berusaha mencari-cari alasan atas janji yang tidak dipenuhi."
4. "Bicara dengan menggunakan hati, agar kamu berhati-hati, untuk tidak menyakiti pun untuk ingkar janji."
5. "Jangan pernah mempercayai seseorang yang hanya berkata tapi tanpa pernah berbuat. Karena ia mudah ingkar janji semudah ia berucap janji."
6. "Janji tak akan berarti apa-apa jika kamu tak bisa menepatinya. Daripada berjanji, lebih baik tunjukkan dengan tindakan nyata."
7. "Dia yang mencintaimu, tak akan memberi janji dengan mudah, karena ia tidak mau mengingkari, ia ingin kamu percayai."
8. "Manusia tidak berbeda dalam mengucap janji, yang berbeda adalah bagaimana dia menepatinya."
9. "Janji yang diucapkan akan menjadi bumerang yang menyerang pelakunya jika tidak ditepati."
10. "Belajarlah menghargai janji agar kelak tak kecewa diingkari diri sendiri."
11. "Omonganmu mirip parfum isi ulang, wangi tapi palsu."
12. "Awali harimu dengan sarapan karena hidup butuh energi bukan janji dari doi yang tak pernah ditepati."
13. "Lebih baik berusaha untuk tidak berjanji daripada kamu berusaha mencari-cari alasan atas janji yang tak dipenuhi."
14. "Kapan ya orang kita bisa 'on time'. Waktu tak dihargai. Janji tak ditepati."
15. "Sekarang, yang tersisa darimu hanyalah serpihan-serpihan kecil. Rencana-rencana yang tak jadi nyata. Dan, janji-janji yang tak ditepati."
16. "Kenapa mesti janji kalau tak ditepati."
17. "Teruntuk kamu yang kemarin janjiin aku: jangan janji kalau tak ditepati."
18. "Nggak usah sok-sokan janji, soalnya janji bisa jadi hutang bila tak ditepati."
19. "Janjimu tak seindah pembuktianmu."
20. "Kenapa air laut rasanya asin? Karena yang manis hanyalah janji palsu."
21. "Kemarahan bukan dasar yang baik untuk membuat keputusan. Kegembiraan bukan dasar yang baik untuk mengumbar janji."
22. "Wanita memiliki kemungkinan menderita diabetes lebih besar karena terlalu sering mendengar janji janji Manis."
23. "Pemenang membuat komitmen;pecundang membuat janji."
24. "Janji adalah segalanya, maka sekali janji teringkari Maaf seakan tak berarti."
25. "Kamu menjadi mulia saat menepati satu janji, bukan saat mengucapkan seribu janji."
26. "Hanya pembohong yang terlalu mudah untuk mengucapkan janji."
27. "Lelaki tulen, sejati dan berjiwa ksatria adalah lelaki yang menepati janji, menjaga lisan dan menjadi pelindung bagi orang sekitarnya."
28. "Ketika cinta telah merasuk sukma ia mampu melumpuhkan logika sehingga janji gombal, lebay binti alay yang paling fals pun akan dipercaya."
29. "Cinta yang sejati itu Talk Less, Do More. Tidak banyak janji, tapi langsung melamar dan membangun keluarga."
30. "Apalah arti kutang tanpa isinya, inilah filosofi di mana apalah arti janji tanpa buktinya." - Moderatthor
31. "Menantikanmu sama halnya seperti menantikan hujan di musim kemarau. Tanpa harapan dan mengecewakan." - Samantha Montgomery, A Cinderella Story
32. "Janji adalah palsu, yang paling benar adalah tindakan." - Alivia Sasa
33. "Hidup bukan tentang siapa yang nyata di depanmu, ini tentang siapa yang nyata di belakangmu."
34. "Aku bukannya kecewa karena kau berbohong padaku. Aku kecewa karena mulai sekarang aku tidak bisa memercayaimu."
35. "Yang pernah bilang cinta mati, ternyata juga ninggalin pergi."
36. "Jika Anda berjanji untuk tinggal, saya berjanji untuk tidak pernah pergi."
37. "Manisnya janji jika tidak ditunjukkan lewat perbuatan nyata hanya akan menggoreskan luka di hati."
38. "Hanya manusia yang banyak omong. Tak ada solusi dan janji yang tak ditepati."
39. "Janji kamu sungguh indah dan nyenengin seperti balon warna-warni. Tapi isinya cuma angin doang."
40. "Pura-pura percaya ajalah biar yang bohong seneng."
41. "Jangan hanya belajar memenuhi janji. Tapi belajarlah juga cara untuk mengatakan "tidak" saat seseorang meminta anda untuk berjanji.
42. "Janji yang diucapkan akan menjadi bumerang yang menyerang pelakunya jika tidak ditepati."
Kata-kata sindiran janji tak ditepati, penuh kekecewaan.
43. "Ketika kamu membuat janji, dijaga jangan cuma omong doang."
44. "Hati-Hati dengan mereka yang tak pernah sesuai antara ucapan dan tindakan."
45. "Pengen nabung untuk beli beras buat keluargaku, sisanya untuk beli mulut mereka yang sering tebar janji."
46. "Laki-laki itu manusia yang sulit dipercaya. Seluruh perkataannya, kalau bukan gombal, ya omong kosong belaka. Perhatiin, berapa banyak perempuan digantung, dipacarin lama tapi nggak segera dilamar dan dinikahi?"
47. "Janji lebih buruk daripada kebohongan karena karena kamu tidak hanya membuat orang lain percaya, tapi juga membuat mereka berharap."
48. "Hati-Hati dengan Kata-Kata karena bisa berakibat fatal jika ia tidak terbukti."
49. "Tidak selamanya orang dapat menepati janjinya. Tapi, tidak menepati janji dengan sengaja, itulah mungkir. Orang yang mungkir, munafik."
50. "Jangan pernah mempercayai seseorang yang hanya berkata tapi tanpa pernah berbuat. Karena ia mudah ingkar janji semudah ia berucap janji."
51. "Jika sesuatu terasa indah pada awalnya, itu disebut janji. Jika hal itu indah hingga akhirnya, itu disebut bukti." - Amanda Adriani
52. "Males banget punya temen ingkar janji terus! Janji jangan di umbar dong! Nanti dapat karmanya bingung."
53. "Biasanya yang labil itu yang suka ingkar janji."
54. "Berjanji itu mudah. Menepatinya itu sulit. Memaafkan. Belajar mempercayai lagi manusia yang sudah ingkar janji itu jauh lebih sulit."
55. "Tau nggak persamaan kamu dengan pejabat? Sama-sama suka ingkar janji."
56. "Kemarin bikin janji, eh dia sendiri yang nggak nepati."
57. "Pas pacaran sih janji nggak bakal selingkuh, tapi kok sekarang malah ingkar janji!"
58. "Buat yang suka janji tapi tak ditepati. Ingat ya, ingkar janji itu dosa."
59. "Lebih baek wajah standar tapi janji nggak pernah ingkar daripada wajah ganteng tapi suka ingkar janji."
60. "Jgn menggantungkan ekspektasi pada mereka yang terbiasa ingkar janji. Nanti sakit hati."
61. "Yang suka ingkar janji semoga dapat karma, karena yang disini menanggung rasa kecewa."
62. "Emang mulut nggak bisa dipegang. Ke semua wanita tebar janji juga."
63. "Jangan pernah buat janji kalau tidak bisa ditepati. Semua bakal dapat balesannya."
64. "Cobalah untuk selalu berbicara apa adanya, jangan umbar janji di mana-mana."
65. "Apa susahnya sih tepati janji. Kalau misal dari awal nggak bisa jujur aja."
66. ""Jika janji ditepati. Jangan membuatku merasakan sakit yang lebih jauh."
67. "Apalah arti Kutang tanpa Isinya, inilah filosofi di mana apalah arti janji tanpa buktinya."
68. "Belajar dari pengalaman,jangan membuat suatu janji yang dapat menghasilkan pengharapan yang berujung ingkar!"
69. "Jangan asal ngucapin janji. Karena kita gak tahu apa yang terjadi besok hari."
70. "Jangan ucapkan janji yang tak bisa kamu tepati. Jangan katakan cinta jika tak tulus dari hati."
71. "Lelaki sejati bukan yang banyak janji tapi berani datangi wali."
72. "Aku janji nggak akan nakal lagi, kalau aku nakal lagi, nanti aku janji nggak nakal lagi. Gitu aja terus sampai matahari terbit dari barat."
73. "Lelaki tulen, sejati dan berjiwa ksatria itu lelaki yang menepati janji, menjaga lisan dan menjadi pelindung bagi orang sekitarnya. Bukan sebaliknya."
74. "Manusia zaman sekarang punya hobi ingkar janji tapi mau dipercaya. Mustahil."
75. "Suka heran, itu lidah nggak ada tulang apa gimana? Gampang banget buat janji, gampang juga ingkar janji dengan berbagai alasan."