Bapak Darto, Tokoh Lintas Zaman, Benang Merah Politik Indonesia
Bapak Darto, begitu ia akrab disapa, adalah tokoh politik lintas zaman yang selalu berada di 'tirai tipis' para pemimpin negeri ini.
Inspektur Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Sidarto Danusubroto, S.H., lahir saat masa penjajahan Belanda, di Pandeglang, Banten, pada 11 Juni 1936. Mengalami masa kecil di zaman penjajahan Jepang. Masa mudanya banyak dilalui di dunia kepolisian.
Sejumlah jabatan bergengsi pernah diembannya. Beberapa di antaranya adalah menjadi ajudan Presiden Soekarno (1967-1968), Kadispen Polri (1975-1976), dan Kapolda Jawa Barat (1988-1991). Selain itu, Sidarto juga sempat menjadi Kepala Interpol (1976-1982), dan Anggota DPR RI (1999-2014).
Pada pertengahan tahun 2013 Sidarto ditunjuk sebagai Ketua MPR sampai tahun 2014, meneruskan masa tugas Taufiq Kiemas yang meninggal dunia. Pada 19 Januari 2015, ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Hidup di berbagai zaman yang berbeda, dan selalu ada di antara para petinggi negeri dan pengambil kebijakan RI, bapak Darto terus mampu beradaptasi dengan derasnya perubahan zaman yang semakin cepat di era milenial dan gen-z. Ia terus konsisten berkontribusi untuk bangsa dan negara.
Dengan kentalnya pengalaman dalam hiruk pikuk politik negeri yang sering tajam dengan perbedaan, bapak Darto tak lelah untuk bekerja agar NKRI bisa terus survive atau bertahan, dan juga menghormati kebhinnekaan.
Dalam pandangannya, kita tidak boleh ada pilihan lain hanya ada Pancasila. Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika harus dihormati sampai kapanpun.
Maka dari itu, menurut bapak Darto, untuk 2024 nanti yang kita pilih adalah orang yang terhormat dan hidup dalam kebhinnekaan. Tidak boleh orang yang main SARA. Siapapun tokoh yang berbhinneka tinggi dan menghormati kebhinnekaan itu yang kita pilih. Kalau kita pilih tokoh yang kebhinnekaan dan tidak memainkan agama, dialah nanti yang akan meneruskan program dan legacy dari seorang Jokowi.
“Tapi kalau kita salah pilih negara yang sedemikian luas ini nanti akan terpecah belah. Tokoh yang pro kebhinnekaan harus kita pertahankan dan kita bela. Inilah indahnya kita memiliki Indonesia yang beragam baik agama, suku dan budaya bangsa," ujarnya dalam satu kesempatan.
Dalam kesempatan yang berbeda, Plt.Koordinator Ganjarist, Kris Tjantra, yang mengenal dekat keseharian bapak Darto dalam beberapa tahun ini, mengagumi tokoh politik lintas zaman yang tetap tegak lurus membaktikan dirinya demi tetap tegaknya NKRI.
"Hari ini, 11 Juni 2023 bertepatan dengan hari kelahiran bapak Darto, saya ucapkan Selamat Hari Ulang Tahun ke-87 untuk mentor, guru, penasehat, atasan, dan Opa saya. Semoga terus diberikan kesehatan," ujar Kris Tjantra.
Jangan pernah melupakan sejarah. Ada darah dan keringat para pahlawan dan pendiri negeri dalam tegaknya NKRI. Jatuh bangunnya negeri ini hingga menyongsong kemajuan menjadi salah satu negara besar dunia diperlukan kerja keras dari generasi-generasi selanjutnya.
Selamat ulang tahun bapak Darto, yang tak hanya menjadi benang merah politik Indonesia, tapi juga rantai penguat antar generasi di Indonesia.