IHSG Indonesia Anjlok Lebih dari 5%: Analisis Penyebab dan Dampaknya
Link saluran YouTube :
https://youtu.be/F2vCf8hNEzo?si=4m1gzKQlCEaKSlCb
https://youtu.be/Hges3s_g_lw?si=BLnX9XfpT_6OSYiW
__________
# *IHSG Indonesia Anjlok Lebih dari 5%: Analisis Penyebab dan Dampaknya*
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami guncangan signifikan pada Selasa, 18 Maret 2025, ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok hingga lebih dari 6,5%. Fenomena ini memicu penghentian perdagangan sementara (trading halt) untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19. Kondisi ini sangat kontras dengan pergerakan indeks regional Asia lainnya yang justru mengalami penguatan. Laporan ini menganalisis kronologi kejadian, faktor-faktor penyebab, serta dampak jangka pendek dari fenomena tersebut.
## Kronologi Kejatuhan IHSG dan Trading Halt
### Perkembangan Penurunan Drastis
Pada pembukaan perdagangan pagi Selasa (18/3/2025), IHSG langsung mengalami tekanan dengan penurunan sekitar 1%. Namun, tekanan jual semakin intensif menjelang siang hari hingga akhirnya mencapai penurunan kritis. Hingga pukul 11.27 WIB, IHSG ambrol 325 poin atau 5,02% ke level 6.146,91[1]. Di level tersebut, IHSG telah anjlok lebih dari 13% dari posisi penutupan akhir 2024 yang berada di level 7.079,9[1].
Penurunan drastis ini mengharuskan BEI melakukan penghentian perdagangan sementara (trading halt) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS)[3]. Trading halt ini dilaksanakan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 tentang Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat[6].
### Perkembangan Pasca Trading Halt
Setelah penghentian perdagangan selama 30 menit, perdagangan kembali dibuka pada pukul 11:49:31 WIB tanpa ada perubahan jadwal perdagangan[3]. Namun, alih-alih menstabilkan pasar, situasi justru semakin memburuk. IHSG terus jatuh lebih dalam dengan penurunan mencapai 389,39 poin atau 6,02% ke level 6.082,56 pasca trading halt[7].
Bahkan pada perkembangan selanjutnya, indeks terperosok hingga 420,97 poin atau minus 6,58% ke level 6.046[8]. Data perdagangan menunjukkan dominasi aksi jual dengan volume mencapai 12,65 miliar saham dan nilai transaksi Rp7,89 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, hanya 107 saham yang menguat, sementara 515 saham melemah dan 171 saham tidak bergerak[5].
## Faktor Penyebab Anjloknya IHSG
### Faktor Domestik
Sejumlah analis mengidentifikasi beberapa faktor domestik yang berkontribusi terhadap anjloknya IHSG. Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menilai terdapat beberapa sentimen negatif, di antaranya tingginya PHK massal mendekati hari raya Lebaran[7]. Selain itu, terdapat kekhawatiran terkait penetapan credit rating oleh lembaga pemeringkat internasional seperti Fitch, S&P, dan Moody's, terutama setelah adanya downgrade dari Morgan Stanley dan Goldman Sachs[7].
APBN yang defisit pada awal tahun 2025 juga menjadi perhatian serius pelaku pasar. Equity Research Analyst Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menilai kondisi ini berpotensi mengganggu stabilitas fiskal, khususnya dari potensi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang lebih masif untuk refinancing[7]. Selain itu, beredar rumor tentang mundurnya dua menteri penting dalam Kabinet Merah Putih yang turut menciptakan ketidakpastian politik[7].
Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menambahkan bahwa meningkatnya credit default swap (CDS) Indonesia ke 76 basis poin per 27 Februari 2025, depresiasi rupiah sebesar 0,6% sejak Januari, serta melebarnya spread Surat Berharga Negara (SBN) dengan US Treasury 10 tahun hingga 255 basis poin turut memperparah tekanan di pasar saham domestik[8].
### Faktor Eksternal
Faktor eksternal juga memberi tekanan signifikan pada IHSG. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyoroti kebijakan perdagangan Amerika Serikat pasca-kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden sebagai salah satu pemicu kekhawatiran pasar[8]. Trump kembali mengangkat isu perang dagang, terutama dengan negara-negara mitra dagang utama seperti Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko, yang berpotensi berdampak negatif terhadap ekonomi global dan pasar keuangan[8].
Selain itu, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyebutkan bahwa IHSG dibayangi sikap wait and see menjelang Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 18-19 Maret 2025. Hasil jajak pendapat dari CME FedWatch Tools mencatat probabilitas 98% bagi The Fed untuk menahan suku bunga acuan di 4,25%-4,5% pada FOMC tersebut[1].
Gejolak konflik di Timur Tengah juga turut menambah tekanan di pasar keuangan global. Serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 120 orang telah memicu eskalasi perang terbuka dengan Hamas, menyebabkan dolar AS kembali menguat sementara pasar menjadi lebih berhati-hati terhadap aset berisiko[8].
## Saham-saham Berpengaruh dan Sektor Terdampak
### Emiten Besar yang Terkoreksi Signifikan
Anjloknya IHSG didorong oleh koreksi signifikan pada sejumlah saham berkapitalisasi besar. Data menunjukkan bahwa saham BBCA terkoreksi 3,2%, BMRI 5,98%, BBRI 4,44%, PANI 19,41%, TPIA 19,93%, BREN 15,46%, BBNI 5,08%, dan TLKM 2,48%[1]. Saham dari DCI Indonesia menjadi pemberat utama dengan kontribusi 38,24 indeks poin, diikuti oleh saham-saham Prayogo Pangestu seperti BREN dan TPIA yang masing-masing berkontribusi 30,27 indeks poin dan 29,71 indeks poin[2].
### Sektor-sektor yang Melemah
Seluruh sektor di Bursa Efek Indonesia berada di zona merah. Sektor finansial, konsumer primer, konsumer non-primer, dan perindustrian kompak tertekan masing-masing sebesar 2,71%, 3,02%, 3,96%, dan 1,78%[2]. Sektor energi, bahan baku, infrastruktur, serta properti dan real estate juga tertekan masing-masing sebesar 4,57%, 7,29%, 3,97%, dan 4,42%[2].
Sektor teknologi mengalami pelemahan paling signifikan hingga 11,75%, sementara sektor transportasi, logistik, dan kesehatan juga melemah masing-masing sebesar 1,9% dan 2,14%[2]. Kondisi ini menunjukkan tekanan jual yang merata di hampir semua sektor ekonomi Indonesia.
## Kontras dengan Bursa Regional Asia
### Penguatan Indeks Saham Regional
Pelemahan IHSG pada 18 Maret 2025 sangat kontras dengan pergerakan indeks saham lainnya di kawasan Asia yang justru mengalami penguatan signifikan. Indeks Nikkei 225 di Jepang melesat 1,44%, sementara indeks saham di Malaysia (KLSE) dan Singapura (STI) juga mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 1,04% dan 1%[8]. Bahkan Indeks Shanghai hanya menguat tipis 0,09%[8].
### Anomali Pasar Modal Indonesia
Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menilai kejatuhan IHSG yang signifikan ini tergolong anomali jika dibandingkan dengan bursa regional lainnya. Menurutnya, koreksi IHSG mengindikasikan kekhawatiran khusus investor terhadap ekonomi Indonesia dan pasar keuangan domestik, bukan karena sentimen regional atau global[8].
## Dampak pada Nilai Tukar dan Arus Modal
### Pelemahan Rupiah
Bersamaan dengan anjloknya IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga ikut melemah. Rupiah melemah 0,27% ke level Rp16.440 per dolar AS[2]. Selain itu, rupiah juga tertekan terhadap mata uang lainnya, terkoreksi 0,12% terhadap dolar Singapura, 0,05% terhadap yen Jepang, dan 0,18% terhadap euro[2].
### Arus Modal Keluar
Salah satu faktor yang memperparah situasi adalah arus modal asing yang terus keluar dari pasar modal Indonesia. Data hingga 17 Maret 2025 menunjukkan arus modal keluar (capital outflow) mencapai Rp26,9 triliun[8]. Ibrahim Assuaibi menyoroti bahwa investor mulai menarik dananya karena ketidakpastian ekonomi domestik, terutama terkait defisit anggaran yang baru saja diumumkan oleh Menteri Keuangan[8].
## Kesimpulan
Anjloknya IHSG lebih dari 5% pada 18 Maret 2025 merupakan refleksi dari akumulasi berbagai faktor domestik dan eksternal yang menciptakan sentimen negatif di pasar modal Indonesia. Pelemahan ini berbeda dengan kondisi pasar regional Asia yang justru mengalami penguatan, menunjukkan adanya kekhawatiran spesifik terhadap fundamental ekonomi Indonesia.
Respons BEI dengan melakukan trading halt sesuai dengan protokol yang berlaku merupakan upaya untuk menstabilkan pasar, meskipun pada kenyataannya indeks terus terperosok setelah perdagangan dibuka kembali. Dengan berbagai sentimen negatif yang masih berlangsung, IHSG masih berpotensi mengalami tekanan dalam beberapa waktu ke depan, sementara investor akan terus mencermati perkembangan ekonomi domestik dan global untuk menentukan arah investasi selanjutnya.
Citations:
[1] IHSG Amblas 5%, BEI Lakukan Trading Halt https://market.bisnis.com/read/20250318/7/1862392/ihsg-amblas-5-bei-lakukan-trading-halt
[2] IHSG Ambruk 5% & BEI Terapkan "Trading Halt" - YouTube https://www.youtube.com/watch?v=F2vCf8hNEzo
[3] Pernyataan BEI Soal Trading Halt Usai IHSG Turun 5% - Market https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/66066/pernyataan-bei-soal-trading-halt-usai-ihsg-turun-5
[4] Trading Halt Usai IHSG Drop 5%, Ini Deretan Saham jadi Pemicu - Market https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/66067/trading-halt-usai-ihsg-drop-5-ini-deretan-saham-jadi-pemicu
[5] IHSG Disuspensi (Trading Halt) Usai Turun 5% https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/66063/ihsg-disuspensi-trading-halt-usai-turun-5
[6] BEI Bekukan Sementara Perdagangan Akibat Penurunan IHSG https://pasardana.id/news/2025/3/18/bei-bekukan-sementara-perdagangan-akibat-penurunan-ihsg/
[7] IHSG Jatuh Makin Dalam Usai Trading Halt, Ini Kata Analis https://market.bisnis.com/read/20250318/7/1862399/ihsg-jatuh-makin-dalam-usai-trading-halt-ini-kata-analis
[8] IHSG Tiba-tiba Terperosok 6,51 Persen ke 6.049, Ada Prahara Apa? https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250318113905-92-1210095/ihsg-tiba-tiba-terperosok-651-persen-ke-6049-ada-prahara-apa
[9] IHSG Ambruk 5%! Ini Kata Bursa Efek Indonesia https://www.cnbcindonesia.com/market/20250318113012-17-619514/ihsg-ambruk-5-ini-kata-bursa-efek-indonesia
[10] Usai Trading Halt, IHSG Makin Ambruk https://www.cnbcindonesia.com/market/20250318114811-17-619526/usai-trading-halt-ihsg-makin-ambruk
[11] IHSG Melemah 5 Persen Lebih, Berikut Saham-saham Pendorongnya https://infobanknews.com/ihsg-melemah-5-persen-lebih-berikut-saham-saham-pendorongnya/
[12] Perdagangan Kembali Dibuka, IHSG Anjlok 7% https://www.cnbcindonesia.com/market/20250318115536-17-619528/perdagangan-kembali-dibuka-ihsg-anjlok-7
[13] Saham Emiten Konglomerat RI Kompak Ambruk, Ada Apa? https://www.cnbcindonesia.com/market/20250318093747-17-619449/saham-emiten-konglomerat-ri-kompak-ambruk-ada-apa
[14] IHSG Anjlok 5%, Bursa Berlakukan Trading Halt https://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-anjlok-5-bursa-berlakukan-trading-halt
[15] Video: IHSG Ambruk 5% & BEI Berlakukan Trading Halt https://www.cnbcindonesia.com/market/20250318114830-19-619527/video-ihsg-ambruk-5-bei-berlakukan-trading-halt
[16] IHSG Anjlok Lebih dari 5%, Perdagangan Saham Disetop Sementara https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-7828819/ihsg-anjlok-lebih-dari-5-perdagangan-saham-disetop-sementara
[17] IHSG Longsor Lebih dari 5%, BEI Bekukan Perdagangan https://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-longsor-lebih-dari-5-bei-bekukan-perdagangan
[18] Trading Halt! IHSG Jeblok 5%, Begini Penjelasan Analis https://www.cnbcindonesia.com/research/20250318113651-128-619515/trading-halt-ihsg-jeblok-5-begini-penjelasan-analis
Ditulis ulang oleh POINT Consultant