Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Tahun 2025
# *Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Tahun 2025*
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, kinerja perdagangan internasional Indonesia pada awal tahun 2025 menunjukkan tren positif dengan surplus neraca perdagangan yang berkelanjutan. Data ini mencerminkan peningkatan yang signifikan pada ekspor dan stabilitas impor, yang menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah dinamika perekonomian global.
## Kinerja Ekspor Indonesia
### Pertumbuhan Nilai Ekspor
Nilai ekspor Indonesia pada Februari 2025 mencapai US$21,98 miliar, mengalami peningkatan sebesar 2,58 persen dibandingkan bulan Januari 2025 yang mencapai US$21,43 miliar. Peningkatan ini lebih mengesankan bila dibandingkan dengan Februari 2024, di mana ekspor tumbuh hingga 14,05 persen[1]. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia selama Januari-Februari 2025 mencapai US$43,41 miliar, naik 9,16 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024[1].
Ekspor nonmigas memberikan kontribusi dominan terhadap total ekspor Indonesia. Pada Februari 2025, ekspor nonmigas mencapai US$20,84 miliar, naik 2,29 persen dibandingkan Januari 2025. Sementara itu, ekspor migas mengalami kenaikan lebih tinggi sebesar 8,25 persen, dari US$1,06 miliar menjadi US$1,14 miliar[1]. Pertumbuhan ini menunjukkan pemulihan bertahap pada sektor migas setelah mengalami fluktuasi harga di pasar global.
### Komoditas Ekspor Unggulan
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Februari 2025, lemak dan minyak hewan/nabati mencatat peningkatan tertinggi sebesar 37,04 persen (US$794,1 juta) dibandingkan Januari 2025[1]. Komoditas lain yang mengalami pertumbuhan signifikan meliputi mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (37,85 persen), logam mulia dan perhiasan/permata (16,45 persen), serta kendaraan dan bagiannya (13,23 persen)[1].
Sebaliknya, beberapa komoditas ekspor mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar 26,18 persen (US$191,5 juta), diikuti oleh besi dan baja (6,20 persen) dan bahan bakar mineral (4,01 persen)[1].
### Ekspor Berdasarkan Sektor
Ditinjau dari sektornya, ekspor nonmigas Indonesia pada Januari-Februari 2025 menunjukkan pertumbuhan yang beragam. Ekspor hasil industri pengolahan meningkat 21,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024, terutama disumbang oleh peningkatan ekspor minyak kelapa sawit[1]. Ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mencatat pertumbuhan tinggi sebesar 49,02 persen, didorong oleh meningkatnya ekspor kopi[1].
Namun demikian, ekspor hasil pertambangan dan lainnya justru mengalami penurunan 31,13 persen akibat menurunnya ekspor bijih tembaga[1]. Penurunan ini menunjukkan adanya pergeseran struktur ekspor Indonesia ke produk-produk bernilai tambah lebih tinggi.
### Negara Tujuan Ekspor
Tiongkok tetap menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia, dengan nilai ekspor nonmigas mencapai US$4,29 miliar pada Februari 2025. Posisi berikutnya ditempati oleh Amerika Serikat (US$2,35 miliar) dan India (US$1,65 miliar). Ketiga negara ini memberikan kontribusi sebesar 39,79 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia[1].
Ekspor ke kawasan ASEAN mencapai US$4,52 miliar, naik 10,44 persen dibandingkan Januari 2025. Sementara ekspor ke Uni Eropa juga meningkat 14,00 persen menjadi US$1,49 miliar[1]. Peningkatan ini menunjukkan diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke berbagai kawasan dunia.
## Perkembangan Impor Indonesia
### Tren Nilai Impor
Nilai impor Indonesia pada Februari 2025 mencapai US$18,86 miliar, naik 5,18 persen dibandingkan Januari 2025 dan meningkat 2,30 persen dibandingkan Februari 2024[1]. Peningkatan tersebut disumbang oleh kenaikan impor migas sebesar 15,50 persen menjadi US$2,87 miliar, dan impor nonmigas sebesar 3,52 persen menjadi US$15,99 miliar[1].
Secara kumulatif, nilai impor Indonesia selama Januari-Februari 2025 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya impor migas sebesar 5,77 persen, meskipun impor nonmigas mengalami kenaikan 0,62 persen[1].
### Komoditas Impor Utama
Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas, golongan logam mulia dan perhiasan/permata mengalami peningkatan tertinggi sebesar 110,26 persen (US$326,3 juta) pada Februari 2025 dibandingkan bulan sebelumnya[1]. Komoditas lain yang juga mengalami kenaikan signifikan adalah bahan bakar mineral (78,65 persen), kendaraan dan bagiannya (20,27 persen), serta besi dan baja (17,88 persen)[1].
Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan impor terbesar adalah golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya, yang turun 4,47 persen (US$115,7 juta). Komoditas lain yang mengalami penurunan meliputi plastik dan barang dari plastik (9,51 persen) serta kakao dan olahannya (26,56 persen)[1].
### Negara Asal Impor
Tiongkok masih menjadi negara asal impor nonmigas terbesar Indonesia dengan nilai US$6,05 miliar pada Februari 2025, atau 37,81 persen dari total impor nonmigas. Posisi berikutnya ditempati oleh Jepang (US$1,26 miliar) dan Thailand (US$0,87 miliar)[1].
Impor dari kawasan ASEAN mencapai US$2,65 miliar atau 16,59 persen dari total impor nonmigas, sementara impor dari Uni Eropa sebesar US$0,92 miliar atau 5,72 persen[1]. Komposisi ini menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap pasokan barang dari Tiongkok dan negara-negara Asia Timur lainnya.
### Impor Berdasarkan Golongan Penggunaan
Ditinjau berdasarkan golongan penggunaan barang, pada Februari 2025 impor bahan baku/penolong mengalami peningkatan 7,44 persen menjadi US$13,94 miliar, dan impor barang modal naik 4,13 persen menjadi US$3,45 miliar dibandingkan Januari 2025[1]. Sebaliknya, impor barang konsumsi justru mengalami penurunan 10,61 persen menjadi US$1,47 miliar[1].
Secara kumulatif Januari-Februari 2025, bahan baku/penolong tetap mendominasi impor Indonesia dengan kontribusi 73,14 persen (US$26,91 miliar), diikuti oleh barang modal 18,40 persen (US$6,77 miliar), dan barang konsumsi 8,46 persen (US$3,11 miliar)[1]. Struktur impor ini mencerminkan pola industrialisasi ekonomi Indonesia yang masih membutuhkan pasokan bahan baku dari luar negeri.
## Neraca Perdagangan Indonesia
### Surplus Perdagangan
Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mencatat surplus US$3,12 miliar, melanjutkan tren positif dari Januari 2025 yang surplus US$3,49 miliar[1]. Surplus tersebut berasal dari transaksi perdagangan sektor nonmigas yang surplus US$4,84 miliar, sementara sektor migas mengalami defisit US$1,72 miliar[1].
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama Januari-Februari 2025 mengalami surplus US$6,61 miliar, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang surplus US$2,83 miliar[1]. Peningkatan surplus ini terutama disumbang oleh perbaikan kinerja ekspor nonmigas yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan impornya.
### Konsistensi Surplus Perdagangan
Surplus perdagangan yang terjadi pada Februari 2025 melanjutkan tren positif yang telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Selama tahun 2024, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$31,04 miliar, yang menunjukkan fundamental perdagangan luar negeri Indonesia yang semakin kuat[1].
Surplus perdagangan ini memberikan dampak positif terhadap neraca transaksi berjalan dan cadangan devisa Indonesia, yang pada gilirannya mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan ketahanan ekonomi nasional secara keseluruhan.
## Kesimpulan
Kinerja ekspor dan impor Indonesia pada awal tahun 2025 menunjukkan tanda-tanda positif, dengan pertumbuhan nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor, sehingga menghasilkan surplus neraca perdagangan yang signifikan. Ekspor Indonesia semakin terdiversifikasi, baik dari segi komoditas maupun negara tujuan, yang menunjukkan daya saing produk Indonesia yang meningkat di pasar global.
Meskipun demikian, struktur impor Indonesia masih didominasi oleh bahan baku/penolong dan barang modal, yang menandakan ketergantungan industri dalam negeri terhadap pasokan dari luar negeri. Tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan nilai tambah produk ekspor Indonesia dan mengurangi ketergantungan terhadap impor melalui strategi substitusi impor dan peningkatan kapasitas industri domestik.
Pemerintah perlu terus mendorong diversifikasi produk ekspor bernilai tambah tinggi dan memperluas akses pasar melalui perjanjian perdagangan bilateral dan multilateral untuk mempertahankan momentum positif perdagangan internasional Indonesia di tahun 2025 dan seterusnya.
Citations:
[1] DOC-20250317-WA0081.pdf https://ppl-ai-file-upload.s3.amazonaws.com/web/direct-files/42162317/3e9d8d70-76bb-4d58-8e99-c7210eefb693/DOC-20250317-WA0081.pdf
Berikut materi pemaparan dalam bentuk PDF (free download) :