Leadership
Leadership adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain dengan tujuan yang baik. Sehingga jika pemimpin
itu efektif, maka pengaruh yang diberikan kepada orang lain akan memudahkan
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Leadership atau kepemimpinan adalah
suatu seni, fungsi, proses dan kemampuan dalam mempengaruhi dan mengarahkan
orang-orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan dan kesetiaan agar berbuat
sesuatu sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Leadership adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain dengan tujuan yang baik. Di setiap kelompok tentu
memiliki seorang leadership. Leadership adalah seseorang yang memberikan
semangat, motivasi, serta arahan untuk membantu tercapainya tujuan yang
diinginkan. Sehingga jika pemimpin itu efektif, maka pengaruh yang diberikan
kepada orang lain akan memudahkan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Fungsi dari leadership adalah memberikan
perubahan atau inovasi di dalam organisasi, serta menjaga integrasi dalam
sebuah perusahaan agar bisa berjalan secara efektif.
Karena itu, keterampilan yang harus
dimiliki seorang leadership adalah kreatif, diplomatis, bijaksana, intelektual,
serta memiliki pengetahuan yang luas. Untuk menjalankan sebuah bisnis ataupun
perusahaan, tentu kamu harus memiliki strategi agar diminati dan mampu bersaing
dengan pesaing lainnya. Nah, salah satunya adalah menggunakan cost leadership
strategy. Cost leadership adalah tindakan yang diambil untuk menghasilkan
barang atau jasa dengan sistem yang bisa diterima oleh pelanggan pada biaya
terendah, yang dibandingkan dengan para pesaing. Selain itu, adanya cost leader
juga memegang posisi yang menarik bagi produk substitusi. Sebab, karakteristik
dalam biaya dan diferensiasi yang berpotensi menarik customer perusahaan. Sehingga,
kelebihan adanya cost leadership adalah lebih fleksibel dari pesaing. Namun,
salah satu resiko yang di alami ialah proses yang digunakan cost leader untuk
produksi dan distribusi barang bisa menjadi usang, sebab inovasi kompetitor
lainnya.
Definisi
dan pengertian leadership :
1. Leadership
(Pengertian, Unsur, Fungsi dan Syarat Kepemimpinan). Istilah leadership berasal
dari serapan bahasa Inggris yang berarti kepemimpinan. Kata leadership memiliki
kata dasar leader berarti pemimpin, serta kata to lead yang keduanya mengandung
beberapa arti yang saling berhubungan, yaitu: bergerak lebih awal, berjalan di
awal, mengambil langkah awal, berbuat paling dulu, memelopori, mengarahkan
pikiran-pikiran-orang lain, membimbing, dan menggerakkan (Danin dan Suparno,
2004). Leadership adalah proses mempengaruhi orang untuk memahami dan setuju
dengan apa yang perlu dilakukan secara efektif serta proses untuk memfasilitasi
individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Leadership merupakan
sebuah kemampuan menggerakkan, memberi motivasi, dan mempengaruhi orang-orang
agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan
melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan. Leadership
merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang menduduki posisi strategis
dalam sistem dan hierarki kerja dan tanggung jawab pada sebuah organisasi.
Berhasil tidaknya suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan
yang memimpin organisasi, bahkan maju mundurnya suatu organisasi sering
diidentikkan dengan perilaku kepemimpinan dari pimpinannya.
2. Menurut Purwanto
(2007), leadership adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru
untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran organisasi atau untuk mengubah
tujuan-tujuan dan sasaran organisasi.
3. Menurut Zakub
(1984), leadership adalah menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan,
mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam usaha
bersama.
4. Menurut Slamet
(2002), leadership adalah suatu kemampuan, proses, atau fungsi, pada umumnya
untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai
tujuan tertentu.
5. Menurut Rivai
(2004), leadership adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara
kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerjasama yang bersemangat dalam
mencapai tujuan bersama.
6. Menurut
Baharudin dan Umiarso (2012), leadership adalah suatu kegiatan mempengaruhi
orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama (mengolaborasi dan
mengolaborasikan potensinya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Unsur-unsur Leadership :
a. Pengikut/followership.
Adanya kepemimpinan ini disebabkan adanya pengikut atau followership. Seseorang
menjadi pemimpin karena ada beberapa orang yang berkehendak untuk mengikuti
yaitu bertindak sesuai dengan keinginan pemimpinnya.
b. Tujuan.
Kepemimpinan timbul karena adanya kepengikutan yang melakukan kerja sama dalam
rangkai mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama. Dengan adanya
tujuan-tujuan tertentu timbul kerja sama dan timbul pula pemimpin untuk
mengaturnya.
c. Kegiatan
mempengaruhi. Ini berarti bahwa seorang pimpinan dalam aktivitasnya membimbing.
Mengontrol dan mengarahkan tindakan orang lain untuk menuju suatu sasaran
tertentu.
7. Menurut Vietzal
dkk (2013), seorang leadership dalam suatu organisasi harus memiliki unsur dan
kriteria tertentu sehingga layak disebut sebagai pemimpin, yaitu: Pengaruh.
Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya
yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh itu menjadikan sang
pemimpin diikuti dan membuat orang ain tunduk pada apa yang dikatakan sang
pemimpin. Kekuasaan/power. Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain
karena ia memiliki kekuasaan yang membuat orang lain menghargai keberadaannya.
Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin tentunya tidak ada
orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki
seorang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang
dimiliki seorang pemimpin, tanpa itu ia tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana
kedua belah pihak merasa saling diuntungkan. Wewenang. Wewenang adalah hak yang
diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan
suatu hal/kebijakan. Wewenang disini juga dapat dialihkan kepada karyawan oleh
pimpinan apabila pemimpin percaya bahwa karyawan tersebut mampu melaksanakan
tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga karyawan diberi kepercayaan
untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari segi sang pemimpin. Pengikut.
Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaan/power dan wewenang tidak
dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang
berada di belakangnya yang memberi dukungan mengikuti apa yang dikatakan
pemimpin.
8. Menurut
Baharuddin dan Umiarso (2012), terdapat lima fungsi pokok leadership atau
kepemimpinan, yaitu:
a. Fungsi
Instruktif. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan
pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan
perintah), kapan (waktu memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya), dan di
mana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara
efektif.
b. Fungsi
Konsultatif . Pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan yang
mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi
dapat pula dilakukan melalui arus sebaliknya, yakni dari orang-orang yang
dipimpin kepada pemimpin yang menetapkan keputusan dan memerintahkan
pelaksanaannya. Hal ini berarti fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi
dua arah, meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pemimpin.
c. Fungsi
Partisipatif . Fungsi ini berarti kesediaan pemimpin untuk tidak berpangku
tangan pada saat-saat orang yang dipimpin melaksanakan keputusannya. Pemimpin
tidak boleh sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya,
tetapi juga ikut dalam proses pelaksanaannya, dalam batas-batas tidak menggeser
dan mengganti petugas yang bertanggung jawab melaksanakannya.
d. Fungsi Delegatif
. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasinya dan
mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang-orang yang
dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Pemimpin
harus bersedia dan dapat mempercayai orang lain sesuai dengan posisi/jabatannya.
e. Fungsi
Pengendalian . Pemimpin mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan
dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal.
9. Sifat dan Syarat Seorang Leadership
Menurut Terry
(2009), seorang leadership atau pemimpin yang baik harus memiliki sifat-sifat
sebagai berikut, yaitu: Energi.
Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik memang diperlukan energi yang baik
pula, jasmani maupun rohani. Seorang pemimpin harus sanggup bekerja dalam
jangka panjang dan dalam waktu yang tidak tertentu. Sewaktu-waktu dibutuhkan
tenaganya, ia harus sanggup melaksanakannya mengingat kedudukannya dan
fungsinya. Karena itu kesehatan fisik dan mental benar-benar diperlukan bagi
seorang pemimpin. Memiliki
stabilitas emosi. Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan dari
berprasangka, kecurigaan terhadap bawahan-bawahannya. Sebaliknya ia harus
tegas, konsekuen dan konsisten dalam tindakan-tindakannya, percaya diri sendiri
dan memiliki jiwa sosial terhadap bawahannya. Motivasi pribadi.
Keinginannya untuk memimpin harus datang dari dorongan batin pribadinya
sendiri, dan bukan paksaan dari luar dirinya. Kekuatan dari luar hanya bersifat
stimulus saja terhadap keinginan-keinginan untuk menjadi pemimpin. Hal tersebut
tercermin dalam keteguhan pendiriannya, kemauan yang keras dalam bekerja dan
penerapan sifat-sifat pribadi yang baik dalam pekerjaannya. Kemahiran
mengadakan komunikasi. Seorang pemimpin harus memiliki kemahiran dalam
menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sangat penting
bagi pemimpin untuk mendorong maju bawahan, memberikan atau menerima informasi
bagi kemajuan organisasi dan kepentingan bersama. Kecakapan mengajar. Sering
kita dengar bahwa seorang pemimpin yang baik pada dasarnya adalah seorang guru
yang baik. Mengajar adalah jalan yang terbaik untuk memajukan orang-orang atas
pentingnya tugas-tugas yang dibebankan atau sebagainya. Kecakapan sosial. Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang
bawahannya. Ia harus mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan bawahan,
sehingga mereka benar-benar memiliki kesetiaan bekerja di bawah
kepemimpinan-nya. Kemampuan teknis. Meskipun dikatakan bahwa
Semakin tinggi tingkat kepemimpinan seseorang, makin kurang diperlukan
kemampuan teknis ini, karena lebih mengutamakan manajerial skillnya, namun
sebenarnya kemampuan teknis ini diperlukan juga. Karena dengan dimilikinya
kemampuan teknis ini seorang pemimpin akan lebih mudah dikoreksi bila terjadi
suatu kesalahan pelaksanaan tugas. Sedangkan
menurut Indrafachrudi (2006), leadership hanya dapat dilaksanakan oleh seorang
pemimpin yang mempunyai fungsi, peran, dan tugas yang selaras dengan tujuan
organisasi. Adapun syarat yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam
sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Seorang pemimpin
bertanggung jawab untuk menyusun tugas, menjalankan tugas, mengadakan evaluasi,
untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk
kesuksesan stafnya tanpa kegagalan. Pemimpin
menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses kepemimpinan dibatasi
sumber, sehingga pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan
prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan
tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian, pemimpin harus dapat mengatur waktu
secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara efektif. Pemimpin harus berpikir
secara analitis dan konseptual. Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir
yang analitis dan konseptual. Selanjutnya, dapat mengidentifikasi masalah
dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih
jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain. Pemimpin adalah seorang mediator. Konflik
selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus
dapat menjadi seorang mediator (penengah), terlebih ketika konflik telah
menjadi jurang pemisah antara komponen organisasi.