KONSPIRASI
(Persekongkolan)
Persekongkolan atau konspirasi /conspiracy adalah sebuah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk melakukan kejahatan pada beberapa waktu di masa depan.
HUKUM INTERNASIONAL
Hukum persekongkolan digunakan di Pengadilan Nuremberg untuk para anggota kepemimpinan Nazi yang didakwa berpartisipasi dalam sebuah persekongkolan atau rencana umum untuk melakukan kejahatan internasional.
Peristiwa tersebut menjadi kontroversial karena persekongkolan bukanlah bagian dari tradisi hukum sipil Eropa. Meskipun demikian, kejahatan persekongkolan dilanjutkan dalam pengadilan kejahatan internasional, dan dimasukkan dalam hukum kejahatan internasional melawan genosida.
Dari Big Five, hanya Republik Prancis yang secara khusus mencantumkannya pada hukum sipil, USSR mencantumkannya pada hukum sosialis, Amerika Serikat dan Inggris memasukkannya pada common law, dan Republik China tidak memiliki sebab aksi pada pemprosesan partikular ini.
TEORI KONSPIRASI
Teori persekongkolan atau teori konspirasi (dalam bahasa Inggris, conspiracy theory) adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan sering kali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. Banyak teori konspirasi yang mengeklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian politik.
Dengan kata lain menjadikan sesuatu sebagai alternatif demi mencapai tujuan yang telah dirancang
Teori ini ada di seputaran gerak dunia global dan merambah hampir ke semua ranah kehidupan manusia, dari urusan politik sampai makanan.
Orang yang tidak percaya selalu menganggap semua hanya olok-olok, mengada-ada, menyia-nyiakan waktu, kurang kerjaan, dan sebagainya.
Bagi para penganutnya, teori itu tidak serta-merta muncul mendunia tanpa ada yang menciptakan polanya.
Penganut teori ini pun terbelah dalam dua kubu utama.
Kelompok pertama adalah mereka yang hanya percaya bahwa segala hal mungkin terjadi apabila ada dukungan argumentasi yang kuat, fakta akurat, data ilmiah, pendapat yang bisa diverifikasi kebenarannya, tokoh-tokoh yang nyata, sejarah yang memang ada dan bukan mitos, dan sebagainya. Kelompok ini percaya John F. Kennedy sebenarnya tidak tertembak, tetapi diselamatkan oleh makhluk angkasa luar, misalnya. Kelompok kedua adalah mereka yang percaya tanpa syarat alias mereka yang menganggap apapun yang terjadi sudah dirancang sedemikian rupa, yang acapkali menghubungkan dengan mitos, legenda, supranatural, dan sebagainya. Misalnya, mereka percaya bahwa peristiwa 11 September sudah dirancang sebagaimana yang terlihat pada lipatan uang kertas 20 dolar AS; di mana apabila kita melipat uang itu sedemikian rupa akan tercipta gambar menara kembar yang terbakar.
Teori tersebut memang benar adanya, itu dapat dibuktikan dari hal-hal kecil seperti: apabila kita bermain poker dengan jumlah pemain 5 orang, maka kita dapat melakukan konspirasi terhadap 3 pemain lainnya, sehingga hasil dari kekalahan 1 pemain yang merupakan calon korban konspirator dapat dibagi berempat, dan cara itu biasa digunakan oleh pejudi-pejudi terkenal.
PEMBUKTIAN TEORI KONSPIRASI
Sepanjang sejarah, dunia telah menyaksikan bagaimana teori konspirasi adalah hal yang lumrah untuk beredar di internet dan dibicarakan dari mulut ke mulut.
Teori konspirasi adalah sebuah penjelasan dari situasi yang melibatkan konspirasi antara pihak-pihak yang memiliki kuasa atau jabatan politik. Hal ini kebanyakan bukan merupakan hal yang benar, atau hoaks. Namun ada kalanya teori konspirasi memiliki kebenaran.
Ketika sebuah teori konspirasi terbukti benar, ternyata ini adalah sesuatu yang mengerikan dan lebih seram dari cerita fiksi.
Berikut beberapa di antara teori konspirasi yang ternyata terbukti benar. Melansir Listverse, berikut ulasannya.
Ini adalah sebuah proyek nyata yang dihelat oleh Komita Energi Atom AS dan Angkatan Udara AS. Proyek ini dirancang untuk menyelidiki efek radiasi nuklir pada manusia serta lingkungan.
Proyek ini melakukan panen terhadap bagian tubuh anak-anak dan bayi yang telah meninggal di AS, tanpa seizin orang tua mereka.
Penggunaan bagian tubuh anak dilakukan karena kandungan strontium dalam tulang, yang lebih rentan terhadap kerusakan radiasi. Tentu hal ini akan membuat subjek uji radiasi akan lebih valid.
Meski demikian, kode etik kemanusiaan telah dilanggar dan pemerintah AS bertanggung jawab akan hal ini.
PROJECT MKULTRA
MKULTRA awalnya adalah teori konspirasi yang cukup terkenal, di mana Pemerintah AS menguji obat-obatan psikedelik dan halusinogenik pada warga AS dan anggota militernya.
Hal ini dilakukan tanpa sepengetahuan mereka, dan bertujuan menyelidiki bagaimana obat tersebut berdampak pada perilaku.
Lebih lanjut, sebenarnya ada sebuah tujuan lain yakni diujinya teknik pengendalian pikiran kepada masyarakat.
Hal ini tak berjalan mulus, mengingat trauma bahkan kerusakan otak terjadi di para peserta.
Akhirnya proyek ini terungkap dan terbukti bahwa AS mengambil risiko untuk membahayakan nyawa warganya demi penelitian. Terlebih lagi tanpa persetujuan sang partisipan.
MATA-MATA NEGARA ASING
Pada Juni 2013, mantan anggota CIA dan kontraktor intelejen Edward Snowden, merilis ribuan dokumen rahasia ke wartawan. Dokumen tersebut merinci jaringan intelejen canggih AS bersamaan dengan beberapa negara Barat lainnya, yang bertujuan memata-matai penduduk sipil di seluruh dunia.
Banyak pemata-mataan ini dilakukan melalui perusahaan jejaring sosial. Seperti, pada tahun 2016, lembaga atas nama Pemerintah AS mengirim 50.000 permintaan data pengguna ke Facebook, 28.000 ke Google, dan 9.000 ke Apple.
Hal ini awalnya hanya teori konspirasi internet belaka. Namun ketika terbukti, tentu mengerikan di mana badan yang seharusnya menjaga keamanan internasional justru melakukan operasi spionasi kepada warga sipil maupun pemerintah negara lain.
MANIPULASI CUACA
Pada tahun 1993 silam, Badan Proyek Penelitian dan Pertahanan AS menggandeng militer AS dan juga Universitas Alaska, membesut sebuah program yakni High Frequency Active Auroral Research Program, atau HAARP.
Ini adalah proyek yang tak seberapa diungkap ke khalayak umum. Tentu karena ini, banyak yang berasumsi soal proyek ini, dan berujung ke teori konspirasi.
Beberapa di antaranya adalah ini adalah proyek satelit yang dapat menyebabkan gempa. Serta ini adalah proyek pemancar besar yang dapat menciptakan tornado dan tsunami.
Namun ternyata ini adalah lanjutan proyek lawas pemerintah AS di mana dilakukan teknik penyemaian awan untuk meningkatkan curah hujan.
Meskipun tidak sampai menyebabkan tornado, setidaknya proyek ini terbukti memberi hujan lebat dan teori konspirasi tersebut benar soal manipulasi cuaca.
RADAR LGBT
Pada tahun 60an, sebuah teori konspirasi beredar bahwa Pemerintah Kanada mempekerjakan seorang profesor untuk mencari bibit-bibit homoseksualitas dari para aparatur negara.
Dipercaya, profesor tersebut dikomando untuk membuat sebuah gadget bernama Fruit Machine yang merupakan Gaydar, atau radar pencari bibit LGBT.
Namun ternyata hal ini terungkap dan terbukti benar, hingga soal radar LGBT tersebut.
Sang profesor adalah Frank Robert Wake dari Carleton University, yang menggunakan radar LGBT tersebut ke para pegawai negeri.
Caranya, ia memasangkan alat ke obyek yang diperiksa, lalu memperlihatkan gambar erotis sesama jenis. Lalu alat akan mengukur pelebaran pupil, tingkat keringat, dan perubahan denyut nadi untuk mengetahui seberapa gay dia.
Akhirnya, 9.000 orang dipecat sebelum pendanaannya dipotong dan proyek ini tak berjalan lagi karena alasan kemanusiaan dan pelanggaran privasi.
PANDEMI COVID-19 TERGOLONG KONSPIRASI
Virus Corona sebagai senjata biologi memang diciptakan namun dampak sekarang yang kita rasakan bahkan mendunia ini memang benar-benar nyata dan ada.
Dua tahun lebih (Januari/Pebruari 2019) sejak pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, banyak sekali teori konspirasi yang ikut mewarnai sumber-sumber informasi terkait pandemi ini di tanah air.
Teori konspirasi yang banyak beredar luas di media massa, justru membuat sebagian besar masyarakat mempercayai teori tersebut dan mengabaikan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang memang benar-benar ada.
Ironisnya, kepercayaan terhadap adanya ragam teori konspirasi ini, telah berdampak pada sebagian orang dan bahkan harus meregang nyawa.
Beberapa teori konspirasi virus corona yang hadir selama setahun pandemi Covid-19 di Indonesia.
1. Kebocoran laboratorium biologi
Pada awal-awal kemunculan pandemi virus corona di China dan menyebar di sejumlah negara di dunia, muncul spekulasi teori bahwa penyebab pandemi ini terjadi bukan dari virus SARS-CoV-2 alami melainkan senjata biologis dari laboratorium di China yang bocor.
Klaim rumor ini, seperti dilansir dari Live Science, juga menyebut virus tersebut dibuat sebagai senjata biologis atau bioweapon.
Peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr R Fera Ibrahim MSc SpMK(K) PhD, mengatakan virus corona memang sudah ada sejak lama, di antaranya menyebabkan wabah SARS dan MERS beberapa waktu lalu.
Sumber utamanya adalah virus corona dari kelelawar, yang menular melalui hewan perantara masing-masing.
Sebuah penelitian tentang pandemi Covid-19 yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine pada 17 Maret 2020, menunjukkan bukti spesifik yang menyangkal teori konspirasi yang merebak, jika virus corona, SARS-CoV-2 tidak direkayasa di laboratorium di China.
Melansir Science Daily, analisis data sekuens genom dari virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 menunjukkan virus tersebut adalah produk evolusi alami dan bukan rekayasa genetika di laboratorium.
Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Kristian Andersen, PhD, seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research.
2. Teknologi 5G transmisikan virus corona.
Setahun lalu, di tengah pandemi Covid-19, muncul teori konspirasi tentang teknologi 5G yang dikabarkan membantu menstransmisikan (menularkan) virus corona pada manusia.
Teori konspirasi ini muncul berawal dari viralnya video yang merekam menara ponsel terbakar di Birmingham dan Merseyside, Inggris.
Jaringan selular Inggris telah melaporkan sekitar 20 kasus tiang menara ponsel yang menjadi sasaran dalam dugaan serangan pembakaran selama akhir pekan saat Paskah 2020.
Video kebakaran menara ponsel itu lantas tersebar di berbagai situs media sosial Facebook, Instagram dan Youtube.
Untuk diketahui, jaringan 5G adalah jaringan ponsel yang di bawa oleh gelombang radio.
Namun, teori konspirasi ini menyebutkan bahwa jaringan 5G bertanggung jawab terhadap penyebaran virus corona. Padahal, para ilmuwan telah mengatakan dengan tegas bahwa hubungan antara Covid-19 dan jaringan 5G secara biologis tidak mungkin terjadi.
Teori konspirasi ini telah dicap sebagai berita palsu (hoaks) terburuk oleh Direktur Medis NHS England Stephen Powis.
3. Penanaman Microchip Vaksin.
Teori konspirasi berikutnya yang tidak kalah menghebohkan masyarakat Indonesia adalah program vaksinasi yang bertujuan untuk menanamkan microchip rancangan Bill Gates.
Mengutip pemberitaan BBC, menurut sebuah studi oleh The New York Times dan Zignal Labs, teori-teori yang menghubungkan Bill Gates dengan virus corona disebutkan sebanyak 1,2 juta kali di televisi atau media sosial antara Februari dan April 2020.
Hal itu dilatarbelakangi oleh sebuah pidatonya pada 2015 silam yang memperingatkan adanya virus di masa depan.
Jika ada yang membunuh lebih dari 10 juta orang selama beberapa dekade ke depan, itu kemungkinan merupakan virus yang sangat menular daripada perang.
Dari pidato itu, muncul tudingan teori konspirasi. Beberapa menuduhnya sebagai pemimpin kelas elit global, sementara yang lain percaya bahwa dia memimpin upaya untuk mengurangi populasi dunia.
Selain itu, teori ini dikaitkan dengan fakta bahwa Yayasan Bill dan Melinda Gates mendanai studi yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) tahun 2019 dan melihat kemungkinan menyimpan riwayat vaksinasi pasien dalam pola warna.
Bill Gates pun mengaku terkejut ketika tahu bahwa dirinya telah dituding menjadi tokoh dari teori-teori semacam itu.
Sangat merepotkan bahwa ada begitu banyak kegilaan. Ketika kami mengembangkan vaksin, kami menginginkan 80 persen dari populasi untuk mendapatkannya.
Masih melansir BBC, ilmuwan politik di University of Miami dan penulis buku tentang teori konspirasi, Profesor Joseph Uscinski percaya bahwa semua itu karena Bill adalah orang kaya dan terkenal.
Teori konspirasi adalah tentang menuduh orang-orang kuat melakukan hal-hal buruk. Teori-teori itu pada dasarnya sama, hanya namanya saja yang berubah.
Sebelum Bill Gates, ada George Soros dan keluarga Koch bersaudara, keluarga Rothchild, dan Rockefeller yang bernasib sama.
Menurut Joseph, tuduhan orang kaya dan perusahaan besar yang bersekongkol untuk membuat sebuah bencana atau petaka seharusnya tidak mengejutkan. Pasalnya, hal itu telah menjadi amunisi teori konspirasi sejak lama.
4. Teori konspirasi dari pemerintah.
Kendati demikian, teori konspirasi yang bermunculan juga memberikan banyak peluang bagi pemerintah di sejumlah negara.
Seperti dilansir dari New York Times, mengantisipasi serangan politik dengan memanfaatkan kondisi pandemi virus corona ini, tidak sedikit pemerintah yang memperdagangkan klaim palsu mereka sendiri.
Seorang pejabat senior China mendorong klaim virus itu diperkenalkan ke negara ini oleh anggota Angkatan Darat Amerika Serikat. Lebih buruknya, tuduhan itu diizinkan berkembang di media sosial China yang dikontrol ketat.
Di Venezuela, Presiden Nicolás Maduro menyarankan virus itu sebagai bioweapon Amerika yang ditujukan untuk China. Sedangkan di Iran, para pejabat menyebut wabah virus corona sebagai rencana untuk menekan pemungutan suara di sana.
Bahkan gerai-gerai yang mendukung pemerintah Rusia, termasuk cabang-cabang di Eropa Barat, telah mempromosikan klaim bahwa Amerika Serikat merekayasa virus untuk merusak ekonomi China.
Klaim sesat juga merebak di Italia, sebagai negara dengan angka kasus virus corona tertinggi di Eropa. Matteo Salvini, pemimpin Partai Liga anti-migran Italia, menulis di Twitter bahwa China telah merancang 'supervirus paru-paru' dari kelelawar dan tikus.
Presiden Jair Bolsonaro dari Brasil telah berulang kali mempromosikan pengobatan virus corona yang tidak terbukti, dan menyiratkan virus itu kurang berbahaya daripada yang dikatakan para ahli.
Facebook, Twitter dan YouTube semuanya mengambil langkah luar biasa untuk menghapus unggahan tentang klaim sesat terkait virus corona tersebut.
5. Klaim Aliansi Dokter Dunia.
Dalam video berdurasi 30 menit, tujuh dokter yang mewakili Jerman, Belanda, Swedia, Irlandia, dan Inggris itu mengklaim bahwa virus corona SARS-CoV-2 adalah virus flu biasa dan tidak ada pandemi Covid-19.
Mereka pun mengatakan, lockdown di seluruh dunia yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona harus diakhiri. Di situs web mereka, aliansi tersebut dideskripsikan sebagai kelompok profesional kesehatan nirlaba independen yang bersatu untuk mengakhiri lockdown.
Saya ingin menyatakan bahwa tidak ada pandemi atau epidemi medis," kata Elke de Klerk yang mengidentifikasi dirinya sebagai dokter umum dari Belanda dalam video tersebut.
Selain itu, pernyataan dari Aliansi Dokter Dunia ini dibantah oleh banyak ilmuwan dan peneliti dunia lainnya.
Dengan tegas para ilmuwan mengatakan bahwa penyebab pandemi Covid-19 saat ini adalah virus corona baru SARS-CoV-2, dan ini bukan jenis virus influenza.
Banyak ahli medis juga mengkritisi pernyataan De Klerk dalam video tersebut mengenai 89 hingga 94 persen hasil tes PCR adalah positif palsu, dan tidak menguji Covid-19.
Michael Joseph Mina, seorang dokter dan profesor epidemiologi di sekolah kesehatan masyarakat Harvard, mengatakan tidak benar bahwa sebagian besar tes PCR virus korona adalah positif palsu dan tidak menguji virus.
Banyak yang bisa menjadi positif terlambat yang berarti RNA masih ada, tetapi virus yang layak telah dibersihkan.
Jadi orang-orang ini mungkin sudah tidak menular lagi, tetapi hasilnya akurat. PCR dapat menemukan RNA SARS-CoV-2. Mina menambahkan, dibutuhkan lebih banyak pengujian, bukan lebih sedikit.
6. Plandemic; Judy Mikovits.
Teori konspirasi corona juga datang dari seorang ilmuwan bernama dr Judy Mikovits. Nama Judy Mikovits ramai diperbincangkan setelah dia mengunggah video bernuansa film dokumenter berjudul Plandemic di YouTube, awal Mei lalu.
Dalam video berdurasi 26 menit, wanita itu menegaskan bahwa pandemi corona merupakan sesuatu yang dibuat perusahaan farmasi besar.
Ada beberapa poin yang dikeluarkan Judy Mikovits dalam video tersebut yaitu.
Bill Gates dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dituduh sebagai dalang penyebaran Covid-19Masker dapat membuat orang lebih sakit dan membahayakanKepala Gugus Tugas Covid-19 AS dan ketua Institut Nasionasl untuk Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) AS, dr Anthony Faucy disebutkannya telah menghentikan penelitian vaksin corona
Tak cuma menyampaikan argumen lewat YouTube, Mikovits juga meluncurkan buku berjudul Plague of Corruption pada April 2020.
Beruntung, Facebook dan YouTube telah menghapus konten 'Plandemic' karena video di dalamnya menyebarkan informasi bohong atau hoaks dan tidak akurat terkait pandemi Covid-19 yang justru bisa membahayakan masyarakat.
Di mata para ilmuwan, kredibilitas Mikovits tak lagi bisa dipercaya.
Para ahli teori konspirasi menyusun pseudosain (pengetahuan atau keyakinan yang diklaim sebagai ilmiah, tetapi tidak mengikuti metode ilmiah) yang dideskritkan sebagai tandingan keilmuan nyata. DiResta, seorang peneliti disinformasi di Stanford Internet Observatory.