Kurikulum Cinta
(Yudi Latif)
Saudaraku, bayangkan sebuah ruang belajar, di mana wajah-wajah muda tak hanya menghapal rumus dan ayat, tapi merasakan denyut kasih di setiap pelajaran dan aktivitas. Guru tak sekadar pengajar, tapi pemantik api kasih di dada siswa.
Di ruang belajar, pendidikan menanam sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pengetahuan: cinta yang menghidupkan sebagai persemaian manusia seutuhnya.
Cinta bukan hanya gejolak hati, tapi tindakan yang hadir dalam kehidupan. Patut ditanamkan bahwa cinta itu aktif — hadir untuk memahami, merawat, dan menggerakkan, bukan sekadar merasa dan menerima secara pasif.
Anak-anak belajar bahwa mencinta bukan insting, tapi seni batin yang perlu diasah: dengan kepekaan, latihan, dan ketekunan. Cinta itu seni — dan setiap seni perlu dilatih.
Cinta yang mereka pelajari adalah cinta yang menumbuhkan, bukan mengerdilkan. Ia membangun keberanian, bukan ketakutan. Cinta yang terus berjuang memperbaiki diri, mencintai ilmu, etos kerja dan kehidupan berkemajuan.
Cinta yang sehat juga melindungi, bukan melukai. Ia menjauh dari kekerasan, menjauh dari manipulasi. Cinta seperti ini tak hanya peduli pada sesama manusia, tapi juga merawat bumi — karena cinta sejati adalah cinta yang ekologis.
Anak-anak dilatih untuk meraba luka yang tak terlihat, memahami batin orang lain. Karena cinta yang sejati butuh empati dan validasi — tak cukup dengan niat baik, ia butuh keluasan jiwa.
Mereka juga belajar bahwa cinta tak berjalan sendiri. Ia tumbuh dalam ruang perjumpaan: saling memberi, saling mengerti. Cinta yang sehat adalah gotong royong jiwa, bukan dominasi satu pihak.
Tatkala tiba waktunya untuk memilih jalan yang sulit demi kebaikan, anak-anak tahu: cinta sejati itu rela berkorban, bukan demi kehancuran diri, tapi demi nilai yang lebih besar — keadilan, kemanusiaan, kebenaran, dan kehidupan bermakna.
Akhirnya, mereka dituntun untuk menjaga kesucian cinta: dalam pikiran, kata, dan perbuata. Karena cinta itu kudus — jalan spiritual yang menyucikan diri, menghubungkan kita dengan Tuhan, sesama, dan alam semesta.
Inilah kurikulum cinta: ruang tumbuh bagi jiwa yang ingin mencintai dengan sehat, bijak, dan memuliakan kehidupan.
https://www.instagram.com/reel/DIe1KE9htTY/?igsh=N2t6c3RnOXJzanF6
Diposting ulang oleh POINT Consultant