Liberalisme, Komunisme & Fasisme
Ideologi telah menjadi landasan bagi berbagai sistem politik dan sosial di dunia. Liberalisme, komunisme, dan fasisme adalah tiga ideologi utama yang telah membentuk sejarah dunia modern. Masing-masing ideologi memiliki pandangan yang berbeda tentang individu, negara, ekonomi, dan masyarakat. Artikel ini akan melakukan perbandingan mendalam antara ketiga ideologi tersebut, dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan dan persamaan mereka.
Liberalisme
Liberalisme (Kebebasan Individu dan Pasar Bebas)
Liberalisme adalah sebuah ideologi yang menempatkan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi. Penganut liberalisme percaya bahwa setiap individu memiliki hak-hak alamiah yang tidak dapat dicabut oleh negara, seperti hak atas kehidupan, kebebasan, dan kepemilikan pribadi. Liberalisme juga menganjurkan adanya pasar bebas, di mana kegiatan ekonomi diatur oleh mekanisme pasar tanpa campur tangan berlebihan dari pemerintah.
Ciri-ciri Liberalisme :
- Penekanan pada hak-hak individu
- Pemerintahan yang terbatas
- Pasar bebas
- Toleransi terhadap perbedaan
- Pluralisme
Contoh Negara yang menerapkan Liberalisme :
- Amerika Serikat,
- Kanada,
- sebagian besar negara Eropa Barat
Komunisme
Komunisme (Persamaan Sosial dan Pemilikan Bersama)
Komunisme adalah sebuah ideologi yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas, di mana semua orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya. Komunisme mengkritik kapitalisme karena menciptakan kesenjangan sosial yang besar dan eksploitasi terhadap pekerja. Penganut komunisme percaya bahwa negara harus memiliki kontrol penuh atas ekonomi dan distribusi barang.
Ciri-ciri Komunisme :
- Pemilikan bersama atas sarana produksi
- Tidak adanya kelas sosial
- Negara sebagai pemilik tunggal ekonomi
- Revolusi sebagai alat untuk mencapai tujuan
Contoh Negara yang menerapkan Komunisme (dahulu) :
- Uni Soviet,
- Republik Rakyat Tiongkok (sebelum reformasi)
- South Corea
Fasisme
Fasisme (Nasionalisme Ekstrim dan Kekuasaan Totaliter)
Fasisme adalah sebuah ideologi yang menempatkan kepentingan negara di atas segalanya. Penganut fasisme menganut nasionalisme ekstrim, mendewakan pemimpin karismatik, dan seringkali menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan. Fasisme juga menentang liberalisme dan komunisme, yang dianggap sebagai ancaman terhadap negara bangsa.
Ciri-ciri Fasisme :
- Nasionalisme ekstrim
- Pemujaan terhadap pemimpin karismatik
- Kekuasaan negara yang totaliter
- Penindasan terhadap kelompok minoritas
- Militarisme
Contoh Negara yang menerapkan Fasisme :
- Jerman Nazi,
- Italia di bawah Mussolini
Kesimpulan :
Ideologi telah menjadi landasan bagi berbagai sistem politik dan sosial di dunia. Liberalisme, komunisme, dan fasisme adalah tiga ideologi utama yang telah membentuk sejarah dunia modern. Masing-masing ideologi memiliki pandangan yang berbeda tentang individu, negara, ekonomi, dan masyarakat. Artikel ini akan melakukan perbandingan mendalam antara ketiga ideologi tersebut, dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan dan persamaan mereka.
Negara Komunis
Negara komunis adalah suatu negara satu partai yang kekuasaannya secara total berada dalam satu partai yang mendeklarasikan kesetiaan kepada Marxisme–Leninisme, sebuah cabang dari ideologi komunisme. Marxisme–Leninisme adalah ideologi negara Uni Soviet, Internasional Ketiga (Comintern) setelah Bolshevisasi [en], dan negara-negara anggota Comecon, Blok Timur, dan Pakta Warsawa. Negara komunis umumnya menggunakan sejumlah gelar, seperti republik rakyat, republik demokratis, negara sosialis, dan sebagainya.
Meskipun banyak didirikan pada abad ke-20, namun setelah tahun 1991 hanya terdapat lima negara komunis yang masih bertahan. Negara-negara tersebut tidak lagi mempraktikkan ajaran komunis secara ortodoks, dengan berbagai elemen kapitalisme yang sudah terintegrasi di tengah masyarakat mereka. Salah satunya, yakni etos kerja Protestan, menyebabkan kemajuan ekonomi Tiongkok pada abad ke-21. Dua faktor utama yang menyebabkan kejatuhan negara-negara komunis pada tahun 1991 antara lain represi politik - umumnya berdarah (dengan lebih dari 100 juta orang yang dibunuh oleh pemerintah negara komunis secara keseluruhan), yang berujung pada penentangan masyarakat yang mengakibatkan Revolusi 1989, dan natur ajaran komunis sendiri yang menghilangkan insentif untuk bekerja sehingga mendorong kemalasan di tengah masyarakat yang berujung pada kemiskinan pervasif.
Negara komunis setelah tahun 1991 :
- Kuba
- Korea Utara
- Republik Rakyat Tiongkok
- Vietnam
Negara komunis sebelum tahun 1991
- Uni Soviet (1922-1991)
- Republik Demokratis Jerman atau di sebut juga Jerman Timur (1949-1990)
- Republik Rakyat Hungaria (1949-1989)
- Republik Rakyat Bulgaria (1946-1990)
- Republik Rakyat Polandia (1944-1989)
- Republik Sosialis Rumania (1947-1989)
- Republik Sosialis Rakyat Albania (1944-1992)
- Republik Federal Sosialis Yugoslavia (1943-1992)
- Republik Sosialis Cekoslowakia (1948-1989)
- Republik Rakyat Angola (1975–1992)
- Republik Rakyat Benin (1972–1990)
- Republik Rakyat Kongo (1970–1992)
- Republik Demokratis Rakyat Etiopia (1987-1991) dan Derg (1974-1987)
- Republik Rakyat Mozambik (1975–1990)
- Yaman Selatan (1969–1990)
- Republik Demokratis Afganistan (1978–1992)
- Republik Rakyat Kamboja (1979-1989) dan Republik Kampuecha (1975-1979).
- Republik Demokratik Rakyat Lao (1975-2021)
- Suriah Ba'athis (1969-1990)
- Republik Demokratis Zambia (1975-1990)
Sumber referensi :
- Bottomore, T. B. (1991). A Dictionary of Marxist Thought. Wiley-Blackwell. hlm. 54.
- "The Protestant Work Ethic: Alive & Well...In China". tifwe.org (dalam bahasa Inggris). 2012-09-24. Diakses tanggal 2024-05-16.
- https://web.archive.org/web/20130607125427/http://www.indymedia.org.uk/en/2004/04/289239.html
- Daily (2013-01-01). "Poverty, prostitutes and the long, slow death of the Soviet Union: Haunting pictures show desperate struggle to survive in last days of USSR". Mail Online. Diakses tanggal 2024-05-16.
- Fein, Esther B.; Times, Special To the New York (1989-01-29). "Soviet Openness Brings Poverty Out of the Shadows". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2024-05-16.
- Wädekin, Karl-Eugen (1982-03-01). "Soviet Agriculture's Dependence on the West". Foreign Affairs (dalam bahasa Inggris). 60 (4). ISSN 0015-7120. Diakses tanggal 2024-05-16.
- Osterfeld, David (1986-11-01). "Socialism and Incentives". Foundation of Economic Education. Diakses tanggal 2024-05-16.
POINT Consultant


