Sang Hyang Antaboga
Sang Hyang Antaboga adalah naga agung dalam mitologi Jawa dan cerita pewayangan yang dipercaya sebagai raja dari segala jenis naga dan ular, serta penjaga bumi yang tinggal di Saptapratala. Ia juga memiliki kemampuan menghidupkan orang mati menggunakan air kehidupan (Tirta Amerta) dan mampu menjelma menjadi berbagai bentuk, termasuk manusia atau hewan seperti garangan.
Karakter dan Kemampuan.
- Raja Naga.
Antaboga adalah penguasa dunia naga dan ular, sering disebut sebagai Raja Naga.
- Penjaga Bumi.
Masyarakat Jawa percaya bahwa Antaboga menopang bumi, dan keberadaannya penting untuk kesuburan alam dan kelancaran pertanian.
- Pemberi Kehidupan.
Ia memiliki kekuatan untuk menghidupkan kembali orang mati menggunakan Tirta Amerta, air suci yang juga membantunya dalam beberapa cerita.
- Kemampuan Menjelma.
Antaboga bisa berganti wujud menjadi berbagai makhluk sesuai kehendaknya, seperti manusia, garangan, atau naga.
Peran dalam Pewayangan:
- Keluarga Pandawa.
Ia adalah kakek dari Antareja (yang lahir dari putrinya Dewi Nagagini dan Bima).
- Peristiwa Penting.
Antaboga pernah menjelma menjadi garangan putih untuk menyelamatkan Pandawa dan Kunti dari amukan api.
Hubungan dengan Kepercayaan Lokal
- Gua Antaboga.
Di sekitar Gunung Arjuna, terdapat kepercayaan masyarakat Jawa terhadap gua yang dipercaya sebagai petilasan Sang Hyang Antaboga.
- Simbol dalam Seni.
Sosok naga Antaboga dijumpai pada ukiran dan ornamen di berbagai benda kuno, seperti keris dan patung di Bali, yang menandakan keberadaan dan kekuasaannya.
Antaboga atau Sang Hyang Antaboga
Sang Hyang Antaboga, atau Sang Hyang Nagasesa atau Sang Hyang Anantaboga atau Sang Hyang Basuki adalah dewa penguasa dasar bumi.
Dewa itu beristana di Kahyangan Saptapratala, atau lapisan ke tujuh dasar bumi. Dari istrinya yang bernama Dewi Supreti, ia mempunyai dua anak, yaitu Dewi Nagagini dan Naga Tatmala.
Dalam pewayangan disebutkan, walaupun terletak di dasar bumi, keadaan di Saptapratala tidak jauh berbeda dengan di kahyangan lainnya.
Sang Hyang Antaboga adalah putra Anantanaga. Ibunya bernama Dewi Wasu, putri Anantaswara. Walaupun dalam keadaan biasa Sang Hyang Antaboga serupa dengan ujud manusia, tetapi dalam keadaan triwikrama, tubuhnya berubah menjadi ular naga besar.
Selain itu, setiap 1000 tahun sekali, Sang Hyang Antaboga berganti kulit (mlung-sungi).
Dalam pewayangan, dalang menceritakan bahwa Sang Hyang Antaboga memiliki Aji Kawastrawam, yang membuatnya dapat menjelma menjadi apa saja, sesuai dengan yang dikehendakinya.
Antara lain ia pernah menjelma menjadi garangan putih (semacam musang hutan atau cerpelai) yang menyelamatkan Pandawa dan Kunti dari amukan api pada peristiwa Bale Sigala-gala.
Putrinya, Dewi Nagagini, menikah dengan Bima, orang kedua dalam keluarga Pandawa. Cucunya yang lahir dari Dewi Nagagini bernama Antareja atau Anantaraja.
Sang Hyang Antaboga mempunyai kemampuan menghidupkan orang mati yang kematiannya belum digariskan, karena ia memiliki air suci Tirta Amerta.
Air sakti itu kemudian diberikan kepada cucunya Antareja dan pernah dimanfaatkan untuk menghidupkan Dewi Wara Subadra yang mati karena dibunuh Burisrawa dalam lakon Subadra Larung
POINT Consultant


