Ekspresi GMPK 2025
Sowan Pada Rais Am PBNU
***
Dalam sela aktivitas, berkesempatan sowan pada Rais Am PBNU Kiai Miftachul Akhyar di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat.*** (AA)
MENYAMBUT PUI JATIM
***
Firma Hukum PROGRESIF LAW kedatangan Kiai Muhammad Syahruddin Abbas, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Ummat Islam (PUI) Jawa Timur, Selasa (18/11) malam. Kiai Abbas-- demikian saya sapa--datang bersama Ki Khusnu Kamerun (Humas PUI Jatim) dan Joko Kusmarhenoto (Sekretaris PUI Jatim). Membincang isu kebangsaan seputar bagaimana menguatkan persatuan dan membangun Indonesia (yang) berkemajuan. Teologi keislaman yang demikian beragam tafsirnya, tak luput dari pembahasan. Sambil meneguk kopi hitam rasa rempah, diskusi kian gayeng saat menyinggung sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Sosok bersahaja ini, juga membahas agenda Pelantikan Pengurus PUI Jatim dan Milad Jam'iyah Persatuan Ummat Islam yang ke-108 (21 Desember 1917-21 Desember 2025). Karena malam kian larut, diskusi pun disudahi. Tak lupa, Kiai Abbas memimpin doa kesembuhan untuk Kanjeng Ummi yang terbaring sakit. Munajat yang disemogakan pulih tanpa menimbulkan kekambuhan di kemudian hari. Semoga PUI mampu berkontribusi pada kemajuan umat. Terima kasih atas rawuh dan doanya. Sampai bersua kembali dalam suasana yang lebih hangat dan mencerahkan. Maafkan atas khilaf yang terselip.*** (AA)
Bersua Sosok Ideolog PDI Perjuangan
***
Pasca berbincang dengan Mas Hasto, Sekjen PDI Perjuangan, yang hari-hari ini tengah melakukan pengawasan dalam penyusunan struktur kepengurusan Partai besutan Ibu Megawati Soekarno Putri setelah Kongres di Bali Agustus 2025 lalu. Mulai dari penjaringan calon Ketua DPD dan DPC, hingga pelaksanaan fit and proper test yang fokus pada rekam jejak, loyalitas, ideologi, dan integritas kader. Sosok ideolog Partai ini, biasa melempar senyum kala bersua kolega. Saat berbincang isu kebangsaan, tampak serius, sesekali berkelakar pelan. Kini, pria berkacamata dengan stelan batik coklat ini, berjibaku dalam menempuh Program Studi Ilmu Hukum di kampus swasta, Jakarta. Di sela-sela melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai orang nomor 2 di Partai, juga sedang menulis 5 buku bertema hukum dan penegakannya. Jujur, saya tak bisa membayangkan kesibukan yang tersemat di pundaknya. Tentu, doa yang terbaik untuknya. Selalu dianugerahi kesehatan yang prima.*** (AA)
BERSUA IBU MEGAWATI
***
Sekadar mem-bersamai istri bersua dengan Ibu Megawati Sooekarno Putri. Ibu Mega--biasa disapa--darah juang sang proklamator mengalir dalam dirinya. Semangatnya berkobar tiap bicara negara-bangsa. Indonesia. Sebagai Ketua Umum Partai Politik, insting politiknya tak diragukan. Tak heran, jika sosok lembut seorang Ibu, yang juga mantan Presiden ke-5 Republik Indonesia, ini kerap dinanti pendapat dan keputusan politiknya. Itulah karakter yang melekat pada tokoh perempuan, yang wibawanya sangat kental ini. Sebagai sesama perempuan, Mbak Lika bangga pada Ibu berikut keteguhan prinsip yang dimiliki. Sehat selalu, Bu Mega. (*)
MEMBINCANG ISU HUKUM
***
Pasca berbincang isu hukum dengan sahabat Carman Ansari Ear Latief, Staf Khusus Menteri Hukum Bidang Isu-Isu Strategis di kawasan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Banyak hal didiskusikan, antara lain soal kelembagaan organisasi dan perannya, juga bagaimana ikut berkontribusi pada Negeri di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Sesekali menyinggung politik nasional dengan segala isu yang mengitarinya. Sosok Stafsus ini, supel dalam bergaul dan biasa melempar senyum. Tak ayal, suasana kian gayeng dengan gelak tawa yang lepas. Kopi hitam tanpa gula yang tersaji, dan jamu bakar produk Tani Madjoe, menemani perjumpaan sesama sahabat. Semoga selalu dianugerahi kesehatan yang prima dalam menjalankan tugas-kewajibannya. Terima kasih atas atensinya sehinga terjadi diskursus persahabatan. Paradigma yang sempat digarisbawi bersama adalah, PB IKA PMII harus dibesarkan dengan prinsip persatuan. Sampai bersua kembali dalam suasana yang lebih hangat dan mencerahkan.*** (AA)
BERSUA MENDES EKO PUTRO
***
Pasca berbincang dengan kolega Putro Sandjojo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (2016-2019) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat (2/11) siang. Pak Eko--biasa saya sapa--saat menjabat Menteri, Ketua Umum DPP Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) menjabat Ketua Satgas Dana Desa. "Betul. Pak Bibit yang membantu kami agar dana desa tepat guna, tepat sasaran," ungkapnya mengawali pertemuan. "Jadi, sekarang DPP GMPK dipimpin Pak Aziz?" tanyanya pelan. "Berlaga di Munas 2025 sekadar menggenapi calon tunggal. Niatnya jadi 'kembang'. Celakanya, terpilih sebagai Ketua Umum Periode 2025-2029, menggantikan Pak Bibit Samad," urai saya padanya. "Wah, selamat dan sukses, ya. Saya percaya, integritas tak diragukan! Wong sebelumnya jabat Sekjen. Teruslah berkontribusi pada dunia pencegahan dan pemberantasan korupsi," katanya berkelakar sekaligus berikan semangat. Akhirnya, waktu jua yang menjeda perbincangan. Kemudian, masing-masing balik kanan.*** (AA)
BERBINCANG SOAL KEBERPIHAKAN
***
Berbincang tentang keberpihakan pada publik dengan legislator DPR Slamet Ariyadi, yang juga Ketua Umum PB IKA PMII di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Minggu (2/11) sore. Substansi perbincangan bertumpu pada kapitalisasi keberpihakan pada kaum tak berpunya di pedesaan. Muaranya, mereka mendapatkan kemudahan dalam mengakses program-program Pemerintah. "Masyarakat harus kita bersamai dalam kehidupan yang kini kian membutuhkan kepedulian wakil rakyat," ungkapnya meyakinkan. Saya menghela napas panjang. "Benar, Mas. Eksistensi seorang pemimpin itu, ditentukan oleh kontribusinya dalam membantu kebutuhan masyarakat," ujar saya pelan. Problem hukum pun, tak lepas dari pembahasan, utamanya probono publico (bantuan hukum cuma-cuma) untuk warga tak mampu. Saya coba sharing pengalaman advokasi sebagai renungan bersama ke depan. Sesekali meneguk minuman yang tersaji di meja, dan menikmati aneka snack. Terima kasih atas jamuan malamnya, Mas Ketum. Sampai jumpa, sahabat.*** (AA)
Bersama Advokat Senior Maqdir Ismail
***
Tak jarang diskusi melalui sambungan telepon. Gayeng sekali. Kerap janjian di darat, selalu batal. Akhirnya, bertemu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Bang Maqdir--biasa saya sapa--, 45th. berkelindan dalam dunia advokasi. Sosok bersahaja ini, tahun 1980, sudah bergiat di LBH Jakarta. Bergaul lama dengan pengacara papan atas, Adnan Buyung Nasution. Jujur, tahun itu, saya baru lahir. Lawyer kawakan ini, biasa menghargai orang, termasuk pada saya, yang bukan siapa-siapa. Tokoh bidang hukum ini, dikenal luwes. Sesekali, bikin lawan bicara tertawa lepas. Menyenangkan sekaligus mencerahkan. Bersyukur, bisa diskusi sekira satu setengah jaman. Juga, berterima kasih atas jamuan siangnya. Banyak hal baru, yang menjadi kegelisahannya. Reformasi hukum, salah satu idenya dalam mewujudkan Indonesia yang adil dan ber-kemakmuran.Untuk Bang Maqdir, semoga selalu dianugerahi kesehatan yang prima. Tak berhenti, menyalakan api optimisme untuk negeri yang lebih progresif.*** (AA)
GMPK Dorong Pemerintah Tuntaskan Proyek Strategis, dan Beri Perhatian Serius pada Pesantren!
Berikut dokumentasi kegiatan moment penting :






















































