Copywriter Dan Content Writer
Saat ini, keahlian menulis menjadi salah satu hard skill yang sangat penting dan akan sangat menjanjikan untuk prospek karir. Terkhusus pada content writer dan copywriter yang menjadi profesi yang akan selalu dibutuhkan oleh perusahaan di era digital saat ini.
Pertanyaannya adalah ?
1. Mengenai perbedaan, antara copywriter dan content writer apa bedanya ?
2. Kenapa Profesi Penulis Dibutuhkan oleh Perusahaan ?
Profesi content writer dan copywriter berperan dalam pengembangan materi tulisan perusahaan untuk keperluan bisnis dan pemasaran. Bisa dikatakan jika kedua profesi ini menjadi ujung tombak dari bertahannya sebuah perusahaan. Kedua profesi tersebut memiliki peran penting dalam mengkomunikasikan pesan perusahaan melalui penulisan agar menarik dan sampai kepada target audiens yang dituju.
Era digital membuat informasi dengan mudah dikonsumsi melalui media sosial. Dalam hal ini, content writer tentu akan terus dibutuhkan agar konten yang dihasilkan oleh perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.
Jika content writer fokus kepada penulisan konten, copywriter lebih mengerucut kepada penulisan iklan maupun publisitas. Keduanya membutuhkan keahlian menulis yang baik dan tentu harus disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan.
Peran content writer dan copywriter akan memberikan dampak yang baik terhadap perusahaan yang tentunya akan memiliki image yang positif atau bahkan menjadi top of mind audiens.
Perbedaan Content Writer dan Copywriter
Sekilas, kedua profesi ini terlihat sama yaa karena keduanya perlu memiliki kemampuan menulis. Tapi, mereka adalah ‘saudara kembar’ dengan beberapa perbedaan.
Content writer merupakan profesi yang fokus untuk menulis konten yang menarik dan menghasilkan konten yang berkualitas. Singkatnya, content writer bertujuan untuk meningkatkan engagement dan interaksi pembaca terhadap konten yang dibuat. Pada umumnya content writer menulis konten yang lebih general dan membangun citra sebuah produk atau perusahaan. Jika kamu pernah membaca sebuah konten perusahaan yang berupa artikel, jurnal, berita, e-book, naskah, atau caption di media sosial. Yes, itu adalah hasil dari pekerjaan seorang content writer.
Seorang content writer biasanya tidak jauh dari Search Engine Optimization atau SEO. Content writer akan bertanggung jawab terhadap produksi artikel website perusahaan. Selain itu, content writer juga berhubungan dengan tim kreatif untuk menyesuaikan grafis dengan caption yang harus diunggah di media sosial perusahaan. Last but not least, content writer bertugas untuk melakukan riset mengenai perkembangan tren untuk disesuaikan dengan konten informatif dan publikasi suatu perusahaan.
Selanjutnya, copywriter merupakan profesi yang memiliki tanggung jawab untuk membuat penulisan untuk kebutuhan komersial iklan sebuah produk atau jasa sebuah perusahaan maupun branding. Singkatnya, copywriter bertujuan untuk mendorong penjualan dan fokus pada materi iklan.
Jika content writer membuat tulisan yang lebih general, copywriting adalah sebaliknya karena harus membuat tulisan sesuai dengan target penjualan yang lebih objektif.
Copywriter akan membuat tulisan to the point menjual produk dan mengajak target konsumen untuk membeli produk ataupun jasa.
Jika kamu pernah melihat headline dalam sebuah iklan, atau slogan dalam sebuah campaign, push notification, jingle, email blast promosi produk, atau display ads di sebuah website maupun sosial media.
Hal demikian itu adalah output pekerjaan seorang copywriter.
Seorang copywriter tugasnya tidak jauh berbeda dengan content writer.
Tetapi, karena copywriter lebih fokus pada penjualan maka tulisan yang dihasilkan harus lebih unik dan mudah diingat sesuai dengan kebutuhan komersil.
Copywriter harus menyesuaikan tulisan yang relevan dengan platform yang dituju. Misalnya, tulisan dalam email blast tentu harus berbeda dengan headline iklan.
Proses penulisan tentu tidak singkat, harus ada creative brief, riset, preview sampai tahap approval akhir yang sesuai dengan iklan dan platform tujuannya.
Pada intinya, copywriter bertugas untuk menarik perhatian konsumen untuk meningkatkan penjualan.
Perbedaan Profesi Jurnalis dan Content Writer
Dalam dunia SEO, dan publikasi online, content writer kerap dianggap sebagai “jurnalisme”. Namun content writer dan jurnalis adalah hal yang berbeda. Artikel jurnalistik harus memiliki tingkat objektivitas. Reporter menghilangkan pendapat mereka sendiri dari subjek mereka dan hanya melaporkan kejadian tersebut sebagaimana adanya.
Artikel jurnalistik bisa jadi argumentatif. Mereka harus dapat menyajikan satu sisi cerita, atau membuat kasus untuk sudut pandang tertentu. Proses pemeriksaan sumber seringkali lebih terlibat dalam jurnalisme daripada dalam penulisan konten.
Reporter atau jurnalis hanyalah wahana untuk menyampaikan cerita sedangkan content writer adalah arsitek cerita dan mengarahkan bagaimana subjek akan dieksplorasi. Ada lebih banyak kreativitas pada apa yang dapat ditulis oleh content writer, bagaimana penulis harus menulis ceritanya, dan sumber apa yang dapat digunakan penulis konten.
Jurnalis dibatasi oleh perusahaan atau publikasi online tempat mereka bekerja untuk mematuhi pedoman editorial tertentu yang membuat mereka tetap “objektif” dalam artikel yang mereka sampaikan.
Dalam dunia jurnalistik online, kita mendapatkan berita clickbait dan SEO yang dioptimalkan yang akan mendorong kita untuk membaca artikel tersebut. Jurnalisme daring seringkali pasti sering berubah menjadi penulisan konten.
Perbedaan sebenarnya terletak pada objektivitas wawancara, sumber, dan cara cerita diceritakan. Sebagai jurnalis, Anda dibayar untuk menjadi kendaraan yang akan menemukan cerita, melakukan penelitian, dan menyusun cerita yang perlu diceritakan.
Content Writer
Content writer sering kali bekerja sebagai bagian dari tim pemasaran perusahaan. Penulis konten dibayar lebih untuk pemikiran dan ide orisinal mereka di balik artikel mereka. Mereka juga dapat menyusun strategi dengan klien tentang SEO, branding, pemasaran, dan publisitas. Penulis konten bukan hanya penulis. Mereka juga spesialis media sosial dan pendongeng kreatif. Terkadang, penulis konten juga akan menulis salinan tergantung pada tujuan pemasaran.
Semakin banyak konten yang dikonsumsi secara online, kita akan melihat lebih banyak tumpang tindih antara jurnalisme dan penulisan konten. Namun, bukan berarti yang satu menggantikan yang lain. Karena topik yang kita tulis menjadi lebih kompleks, kemungkinan besar Anda akan membutuhkan penulis yang berbeda untuk meliput topik yang sama dari sudut pandang yang berbeda.
POINT Consultant