Strategi Pemerintah Indonesia dalam Mengurangi Crowding Out Effect
*Strategi Pemerintah Indonesia dalam Mengurangi Crowding Out Effect*
Crowding out effect merupakan fenomena ekonomi di mana aktivitas pendanaan pemerintah menyedot likuiditas dari pasar keuangan, sehingga menyulitkan sektor swasta untuk mendapatkan akses pendanaan atau kredit. Dalam konteks Indonesia, pemerintah telah mengimplementasikan berbagai strategi untuk mengurangi efek ini sambil tetap memenuhi kebutuhan pendanaan APBN yang terus meningkat. Pendekatan multidimensi ini bertujuan menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembiayaan negara dan kondisi sektor keuangan domestik.
## Kombinasi Penerbitan SBN Domestik dan Global
Strategi utama pemerintah Indonesia dalam mengurangi crowding out effect adalah melalui pengaturan proporsi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Kementerian Keuangan memprioritaskan penerbitan SBN dalam mata uang domestik, namun tetap menjaga porsi tertentu untuk penerbitan di pasar global. Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan menjelaskan, "Jadi crowding out effect itu dimana pasar keuangan uangnya habis tersedot oleh pemerintah atau pihak publik sehingga private company sulit dapat kredit, jadi cegah crowding out kami kombinasi penerbitan [SBN] di dalam dan luar negeri"[5].
Dalam implementasinya, pemerintah membatasi penerbitan surat utang untuk pasar global hanya berkisar 15%-20% dari total penerbitan[5]. Proporsi ini dirancang secara hati-hati untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pendanaan domestik dan internasional. Portofolio utang Indonesia saat ini terdiri dari 72% dalam mata uang rupiah dan 28% dalam mata uang asing seperti dolar Amerika Serikat, euro, dan yen[5]. Strategi ini memungkinkan pemerintah untuk mengurangi tekanan pada pasar keuangan domestik, yang pada gilirannya memungkinkan sektor swasta untuk tetap memiliki akses ke pendanaan.
## Penguatan Koordinasi Fiskal dan Moneter
Strategi kedua yang diterapkan pemerintah adalah memperkuat koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya koordinasi yang kuat antara pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga agar penerbitan instrumen SBN dan kebijakan moneter tidak menimbulkan crowding out effect[7]. Koordinasi ini menjadi sangat penting di tengah ketidakpastian global yang menyebabkan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lama (higher for longer).
"Koordinasi kuat antara pemerintah dan Bank Indonesia juga dilakukan untuk menjaga agar penerbitan instrumen SBN dan kebijakan moneter Bank Indonesia tidak menimbulkan crowding out effect," kata Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR RI[7]. Koordinasi ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi crowding out effect, tetapi juga untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan yield SBN di tengah risiko higher for longer yang diperkirakan terus berlanjut.
## Pemanfaatan Utang Luar Negeri sebagai Pelengkap
Pemerintah Indonesia juga memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap untuk menghindari crowding out effect dan sebagai upaya natural hedging[6]. Strategi ini memungkinkan pemerintah untuk memperoleh pendanaan tanpa menyedot likuiditas dari pasar domestik. Selain itu, penggunaan utang luar negeri juga dapat berfungsi sebagai natural hedging terhadap risiko nilai tukar.
Namun, pemerintah juga sangat berhati-hati dalam mengelola utang luar negeri mengingat pengalaman krisis ekonomi 1997-1998. Seperti yang dijelaskan oleh Direktur Surat Utang Negara Deni Ridwan, "Pada tahun 1997-1998 yang membuat ekonomi kita hancur karena terlalu tingginya utang dalam valas sehingga pergerakan rupiah dari Rp 12.000 ke Rp 15.000 ini banyak korporasi yang ngak bisa bayar utangnya hingga collapse (ambruk)"[4]. Oleh karena itu, pemerintah berusaha mencari keseimbangan yang tepat dalam memanfaatkan utang luar negeri.
## Pengelolaan Portofolio Utang
Selain strategi-strategi di atas, pemerintah juga secara konsisten melakukan pengelolaan portofolio utang (liability management) melalui berbagai metode. Ini termasuk reprofiling utang, debt swap, konversi pinjaman, debt switch, dan buyback sebagai langkah mitigasi risiko pembiayaan[6]. Pengelolaan portofolio utang ini bertujuan untuk mengoptimalkan struktur utang pemerintah dan mengurangi beban pembayaran bunga utang yang terus meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pembayaran bunga utang pemerintah pada tahun 2023 mencapai Rp 441,4 triliun atau setara 2,10% dari PDB[6]. Nilai ini terus meningkat dari tahun ke tahun, yang menunjukkan pentingnya strategi pengelolaan portofolio utang yang efektif untuk mengurangi beban fiskal dan potensi crowding out effect.
## Tantangan yang Dihadapi
Meskipun pemerintah telah menerapkan berbagai strategi untuk mengurangi crowding out effect, tantangan tetap ada, terutama dengan terus meningkatnya utang pemerintah. Per 31 Januari 2025, total utang pemerintah pusat mencapai Rp 8.909,14 triliun, meningkat 1,21% dari posisi pada Desember 2024 yang mencapai Rp 8.801,09 triliun, dan meningkat 8,07% dibandingkan akhir 2023[8].
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menghitung, rasio utang pemerintah bisa melonjak hingga 49,5% dari PDB pada 2029. Pada tahun 2025 saja, utang jatuh tempo pemerintah mencapai Rp 800,33 triliun, atau 22,10% dari anggaran belanja negara 2025, sebesar Rp 3.621,3 triliun[2]. Bhima menyebut, tingkat utang yang tinggi bisa berdampak pada crowding out dan menyedot likuiditas domestik melalui penerbitan SBN[2].
## Kesimpulan
Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai strategi untuk mengurangi crowding out effect, termasuk kombinasi penerbitan SBN domestik dan global, penguatan koordinasi fiskal dan moneter, pemanfaatan utang luar negeri sebagai pelengkap, dan pengelolaan portofolio utang. Strategi-strategi ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembiayaan negara dan kondisi sektor keuangan domestik.
Namun, dengan terus meningkatnya utang pemerintah, tantangan untuk mengurangi crowding out effect juga semakin besar. Oleh karena itu, pemerintah perlu terus mengembangkan dan mengimplementasikan strategi yang lebih efektif untuk mengelola utang dan mengurangi dampaknya terhadap ekonomi. Hal ini termasuk meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintah, meningkatkan penerimaan pajak, dan memastikan bahwa utang yang diambil digunakan untuk kegiatan yang produktif dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Citations :
[1] Crowding Out Effect - Pluang https://pluang.com/blog/glossary/crowding-out-effect-adalah
[2] Beban Bertambah, Rasio Utang Pemerintah Makin Tambun https://insight.kontan.co.id/news/beban-bertambah-rasio-utang-pemerintah-makin-tambun
[3] [PDF] ALTERNATIF KEBIJAKAN PENGENTASAN UTANG LUAR NEGERI https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/info_singkat/Info%20Singkat-VI-12-II-P3DI-Juni-2014-61.pdf
[4] Cegah Crowding Out Effect, Kemenkeu Prioritaskan Penerbitan ... https://nasional.kontan.co.id/news/cegah-crowding-out-effect-kemenkeu-prioritaskan-penerbitan-sbn-domestik
[5] Kemenkeu Terbitkan SBN Domestik untuk Cegah Crowding Out Effect https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/40462/kemenkeu-terbitkan-sbn-domestik-untuk-cegah-crowding-out-effect
[6] Begini Arah Kebijakan Pengelolaan Bunga Utang Pemerintah Pada ... https://nasional.kontan.co.id/news/begini-arah-kebijakan-pengelolaan-bunga-utang-pemerintah-pada-tahun-depan
[7] Ekonomi Global Bergejolak, Menkeu Waspada 'Crowding Out Effect' https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/39873/ekonomi-global-bergejolak-menkeu-waspada-crowding-out-effect
[8] Utang Pemerintah Kian Menggunung, Bisa Menghambat ... - YouTube https://www.youtube.com/watch?v=qbOvJ_fCw0Y
[9] Hindari Crowding Out Effect, Pemerintah Terbitkan SBN Valas di ... https://nasional.kontan.co.id/news/hindari-crowding-out-effect-pemerintah-terbitkan-sbn-valas-di-awal-tahun
[10] Crowding Out Effect dan Contohnya di Indonesia - Pintu Blog https://pintu.co.id/blog/crowding-out-effect-adalah
[11] [PDF] STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2023 https://api-djppr.kemenkeu.go.id/web/api/v1/media/FD86F709-C5D2-4294-BBA3-E26216063B5A
[12] [PDF] Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun ... https://berkas.dpr.go.id/setjen/dokumen/persipar-PandanganPendapatKeteranganSambutan-Kerangka-Ekonomi-Makro-dan-Pokok-Pokok-Kebijakan-Fiskal-Tahun-2025-1716187492.pdf
[13] [PDF] WARTA FISKAL | EDISI #4/2017 - Badan Kebijakan Fiskal https://fiskal.kemenkeu.go.id/files/warta-fiskal/file/edisi_iv_2017.pdf
[14] Pembiayaan APBN Masa Pandemi https://pen.kemenkeu.go.id/in/post/pembiayaan-apbn-masa-pandemi
[15] [PDF] 113 - ANALISIS CROWDING OUT EFFECT PENERBITAN OBLIGASI ... https://media.neliti.com/media/publications/84261-ID-analisis-crowding-out-effect-penerbitan.pdf
[16] Apa Itu Crowding Out Effect dan Apa Dampaknya? - Reku https://reku.id/campus/apa-itu-crowding-out-effect
[17] [PDF] 113 - ANALISIS CROWDING OUT EFFECT PENERBITAN OBLIGASI ... https://journals.ums.ac.id/JEP/article/download/3994/2564
[18] Pengertian Crowding Out Effect | HSB Investasi https://www.hsb.co.id/glosarium/c/crowding-out-effect
[19] [PDF] Kebijakan Pengeluaran Pemerintah: Antara Pertumbuhan Ekonomi ... https://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/viewFile/342/315
[20] [PDF] Analisis Crowding Out Effect dan Public Choice dalam Penentuan ... https://media.neliti.com/media/publications/78435-ID-analisis-crowding-out-efiect-dan-public.pdf
Ditulis ulang oleh POINT Consultant