Jika kau tidak punya musuh, berarti kau tidak pernah berjuang untuk sesuatu
Tidak semua perlawanan datang dari kebencian. Kadang, keberanian untuk berdiri tegak demi prinsip akan secara alami menimbulkan penolakan.
Musuh bukan selalu berarti kebencian personal, tapi bisa muncul sebagai konsekuensi dari pilihan yang menantang kenyamanan banyak orang.
Ketika seseorang benar-benar memperjuangkan sesuatu—kebenaran, keadilan, integritas—maka cepat atau lambat akan ada pihak yang merasa terganggu.
Hidup yang netral dan aman memang jarang menimbulkan konflik. Namun, itu juga berarti tidak ada gesekan yang memunculkan perubahan.
Mereka yang berjuang untuk sesuatu yang lebih besar dari dirinya akan menghadapi tekanan, kritik, bahkan permusuhan.
Tetapi justru dari sanalah perjuangan menemukan bobotnya—karena ia diuji oleh kenyataan, bukan hanya wacana.
Memiliki musuh bukan tanda kegagalan, melainkan bukti bahwa kita pernah berani mengatakan “tidak” ketika mayoritas memilih diam.
Ia adalah jejak bahwa kita pernah menyuarakan yang perlu disuarakan, walau tidak semua orang senang mendengarnya.
POINT Consultant

